Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maya Amiarny Rusady
Abstrak :
Pembiayaan kesehatan di Indonesia semakin hari semakin berat. Hal ini diperberat lagi dengan adanya krisis ekonomi. Data LitBangKes (1996) menunjukkan bahwa pengeluaran biaya kesehatan di Indonesia meningkat lebih dari 3 kali lipat dalam kurun walctu 10 tahun yaitu dari Rp. 1,89 trilyun di tahun |984/1985 menjadj Rp. 7,03 trilyun pada tahun 1994/1995. Berbagai bentuk pembayaran pra upaya telah dilakukan sepcrti sistcm kapitasi unluk mengendalikan biaya dengan sistcm pcmbayaxan sebelumnya dengan sistem ?Fee for Services?, tetapi dari sudul pandang asuransi tumbuh pemikiran tcntang pcrlunya pengendalian biaya dengan mengembangkan sistem pembayaran pra upaya dengan cara lain sepcrti Diagnosis Related Groups (DRGs). Sistem ini terbukti dapat melakukan penghematan biaya yang Signifikan di Amerika dan semakin banyak digunakan scbagai dasar perhitungan biaya rawat inap oleh banyak rumah sakit dan perusahaan asuransi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan cross sectional untuk mcngclompokkan diagnosa terkait Abortus dan melakukan analisa biaya untuk masing-masing jenis diagnosa tcrkait. Hasil dari penelitian yang dilakukan dalam mengelompokkan diagnosa terkait Abonus di Rumah Sakit Fatmawati pada tahun 2000 terhadap 330 sampel penelilian menunjukkan bahwa pcngclornpokkan diagnosa terkait dapat diterapkan di Rumah Sakit Fatmawati. Diagnose. Abonus yang diteliti dapat dibagi ke daiam 2 kelompok diagnosa yaitu kelompok diagnosa Abortus dengan tindakan (DRG 381) dan kelompok diagnosa Abortus tanpa tindakan (380). Adapun djagnosa abortus terbanyak adalah Abortus Inkomplit sebesar 78,2%. Ditemukan rata-rata biaya pada kasus Abortus dengan tindakan operasi besar sebesar Rp_l_125_37l,-, sedangkan rata-rata biaya abortus dengan operasi scdang adalah Rp_l.072. !?76,. Pada abortus dengan tindakan curet rata-rata biayanya Rp.334.243,- dan rata-rata biaya tanpa tindakan adalah 200.600,-. Diketahui rata-rata lama hari rawat pada kasus diagnosa Abortus dengan tindakan operasi besar 6 hari, dengan tindakan operasi sedang 2,13 hari , dengan tindakan curet 1,92 hari dan pada kasus tanpa tindakan adalah 3,07 hari. Tindakan yang terbanyak ditemukan adaiah tindakan curet sebanyak 83%. Diketahui pada kelompok umur 25-45 tahun lebih besar resiko untuk mendapatkan penyakit sekunder, tindakan operasi Sena biaya rawat inap yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok umur kurang dari 25 tahun. Ditemukan bahwa biaya rawat inap menjadi lebih tinggi bila disertai dengan adanya penyakit penyerta atau pemberat. Untuk mengetahui apal-:ah biaya rawat inap berdasarkan pengelompokkan diagnosa terkait dapat digunakan sebagai dasar pembayaran kepada rumah sakit, perlu dilalcukan penelitian Iebih lanjut lagi terhadap jenis diagnosa lain serta bcbcrapa rumah sakit yang lain. ...... Financing the health care for Indonesian people has been increasingly difiicult It is even worse during the economic crisis. Health care cost increases by three times in ten years, from 1,89 trillion rupiahs in 1984/1985 to 7.03 trillion rupiahs in |994/|995 in nominal terms (Litbangkes, 1996). Several methods of Prospective Payment System are available such as capitation therefore to control the Prospective Payment system such as "Fee For Services" However, fiom an insurance perspsective there is a growing world vdde concem on the efficiency of the health care cost by developing another Prospective Payment System such as Diagnosis Related Groups (DRGs). This system proved the significant cost efiicientcy in Amerika and can be used as a cost basic of hospitalization by the hospital and the insurance company. This research is an analitical descriptive research with cross sectional design to grouping the related abortus diagnosis and to analysis each cost. The results of this research that had been done at Fatmawati Hospital in year 2000 against 330 samples showed that grouping related diagnosis can be implemented in Fatmawati Hospital. In this research abortion can be devided into two group of diagnosis as Abortion with operational procedures (DRG 381) and Abortion without operational procedures (DRG 380). Incomplete abortion is the most common diagnose that gain 78,2% of the samples. The research showed that the average cost of abortion with main operational procedures is I.l25.37l IDR, where the midle operational procedures is 1.072.176 IDR and the average cost of abortion with curetage is 200.600 IDR. The reseacrh showed that the average length of stay of inpatient abortion with main operational procedures is 6 days, for patients middle operational procedures about 2,13 days and , for patient with euretage is 1,92 days and in the case of without operational procedures is 3.07 days. The most common procedures that found is curetage which about 83%. The research found that the group of age beetwen 25-45 years old have more risk to had a secunder disease, an operational procedures and a higher cost compared with the group under 25 years old. It showed that the inpateint cost increased if the comorbidity and complication diseases were found. There is need another rcascarch have to be conducted if we want to see wether the hospitalization cost based on DRG can be used as a basic payment to the hospital in diEerent kind of diagnose and hospitals.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T6416
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library