Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sembiring, Kevin Xaverius Bastanta
"Perkembangan anak di Indonesia masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang belum terselesaikan. Padahal, perkembangan anak yang optimal menentukan kualitas sumber daya manusia nantinya. Faktor yang memengaruhi perkembangan seorang anak dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara faktor sosiodemografi yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, status ekonomi, dan besar keluarga dengan perkembangan anak usia 6 sampai 36 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anak dengan perkembangan meragukan adalah 40% sedangkan perkembangan menyimpang sebesar 4,8%. Karakteristik anak berdasarkan faktor sosiodemografi adalah sebagai berikut: 44,8% berusia 6-18 bulan; 48% adalah perempuan; 28,8% memiliki ayah dengan pekerjaan formal; 93,6% memiliki ibu dengan pekerjaan informal; 71,2% memiliki ayah dengan pendidikan menengah ? tinggi; 34,4% memiliki ibu dengan pendidikan rendah; 77,6% berada di atas garis kemiskinan; dan 32% tergolong keluraga extended. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pendidikan ayah dan status ekonomi memiliki hubungan yang bermakna secara statistik (p-value < 0,05) dengan perkembangan anak. Faktor sosiodemografi lainnya tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara statistik (p-value > 0,05).

Child development remains one of many unsolved health problems in Indonesia. Eventually, optimal child development determines the quality of human resources in one country. Factors that influence the child development can be divided into two, genetic and environment. This research aims to look for the association between sociodemographic factors such as age, gender, parents? occupation, parents? educational background, economic status, and family structures with development on children aged 6 to 36 months old.
Results show prevalence of doubted development was 40% and deviated development was 4,8%. Characteristics of subjects by sociodemographic factors were as follows: 44,8% aged 6-18 months old; 48% were female; 28,8% had father with formal job; 93,6% had mother with informal job; 71,2% had father with intermediate ? high education; 34,4% had mother with low education; 77,6% were below the poverty line; and 32% classified as extended family. Bivariate analysis test shows father?s educational background and economic status have statistically relevant relation with child development. Other sociodemographic factors show no statistically relevant relation with child development.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berk, Laura E.
Boston: Allyn and Bacon, 1997
305.231 BER c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Annisya Dwi Rianthi
"Latar belakang: Identifikasi dan deteksi dini keterlambatan perkembangan anak sampai usia 3 tahun membutuhkan alat uji penapisan yang sahih dan andal serta mudah diaplikasikan orangtua. Kesahihan dan keandalan ASQ-3 belum teruji di Indonesia sehingga ASQ-3 belum digunakan secara luas sebagai alat uji penapisan perkembangan anak.
Tujuan: Mengetahui kesahihan dan keandalan ASQ-3 bahasa Indonesia sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak usia 24-36 bulan.
Metode: Penelitian potong lintang ini dibagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama yaitu adaptasi transkultural, modifikasi dan tranlasi kuesioner ASQ-3 versi orginal ke bahasa Indonesia. Tahap kedua, kuesioner bahasa Indonesia yang sudah final, diuji ke 30 subyek dari 5 kelompok umur (24,27,30,33,36 bulan). Uji kesahihan dengan menggunakan koefisien korelasi, uji keandalan dengan konsistensi internal dan keandalan inter-rater.
Hasil: Uji kesahihan dengan koefisien korelasi kuat di domain komunikasi usia 24 bulan (0,908), domain motor kasar usia 24 bulan (0,860), domain motor kasar usia 36 bulan (0,865). Uji keandalan dengan Alpha Cronbach ialah baik (0,673-0,825) dengan keandalan inter-rater yang sangat baik (0,916).
Kesimpulan: ASQ-3 bahasa Indonesia sahih dan andal sebagai alat uji penapisan keterlambatan perkembangan anak usia 24-36 bulan.

Background: Identification of children with developmental disabilities is critical step in providing early intervention services. Ages and Stages Questionnaires third edition (ASQ-3), a parent-report questionnaires has been proven to be a valid and reliable screening test and good psychometric properties. This test has not been validated and standardized before in Indonesia.
Aim: To provide the validated and reliability form of the Indonesian version of the Ages and Stages Questionnaires as an appropriate developmental screening tool for evaluation of 24-36 months Indonesian children's development.
Method: Cross sectional study divided into two parts. First part included the adaptation, transcultural, and translation ASQ-3 original version to Indonesian version. Second part, final form of Indonesian ASQ-3 was performed for 30 children from 5 age groups (24,27,30,33,36 months). In order to determine validity of the questionnaires using correlation coefficient, and reliability was measured using internal consistency and intraclass correlation coefficient.
Results: The validity determined by correlation coefficient was very good in communication area at 24 months age (0.908), gross motor at 24 months age (0.860), and gross motor at 36 months age (0.865). The reliability, determined by cronbach's alpha ranged from 0.673-0.825 and the inter-rater reliability was 0.916.
Conclusion: The Indonesian version of the ASQ has appropriate validity and reliability for screening developmental disorders in 24 -36 months children in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T55526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
McCandless, Boyd R
New York: Holt Reinhard and Winston, 1967
612.65 MCC c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Valencia
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rhiza Caesari Kristata
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda Handayani
"Seribu hari pertama kehidupan merupakan momentum kritis yang akan menentukan kualitas generasi masa depan suatu bangsa. Hal ini karena perlunya gizi terbaik berupa asupan gizi selama kehamilan, serta ASI dan makanan yang tepat sesuai umur untuk perkembangan otak anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Analisis penelitian ini yaitu analisis prediksi dan analisis spasial. Sampel penelitian ini berjumlah 2.232 individu dan 25 kabupaten/kota di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel suplementasi besi folat ibu, suplementasi vitamin A baduta usia 7-23 bulan, menyusui bayi usia 0-6 bulan dan pemberian MP-ASI baduta usia 7-23 bulan membentuk model prediksi. Variabel persalinan tidak dibantu tenaga kesehatan menjadi model global spasial, sedangkan variabel ibu hamil yang tidak suplementasi besi folat, baduta usia 7-23 bulan yang tidak mendapatkan MP-ASI, bayi usia 0-6 bulan yang tidak ASI Eksklusif dan bayi yang tidak mendapatkan pelayanan kesehatan membentuk model lokal spasial yang dapat memicu 58% kejadian stunting di 3 Provinsi Sulawesi. Variabel ibu hamil yang tidak mendapatkan suplementasi besi folat berhubungan secara statistik di 8 kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah, sehingga diperlukan intervensi tambahan berupa suplementasi besi folat ibu hamil selain intervensi persalinan dibantu tenaga kesehatan.

The first thousand days of life are critical moments that will determine the quality of the future generations of the nation. This is because of the need for the best nutrition including nutritional intake during pregnancy, as well as breast milk and foods that are age-appropriate for childrens brain development. This research uses quantitative with cross sectional study design. The analysis of this study is prediction analysis and spatial analysis. The study sample was an experiment of 2,232 individuals and 25 districts/cities in Central Sulawesi, Southeast Sulawesi and West Sulawesi. The results showed variable maternal folate supplementation, supplementation of vitamin A toddlers aged 7-23 months, breastfeeding infants aged 0-6 months and complementary food toddlers aged 7-23 months making predictive models. Variable of the labor does not involve health workers to be a global spatial model, while the variables of pregnant women who are not iron folate supplementation, those aged 7-23 months who do not get complementary food, infants aged 0-6 months who are not exclusive breastfeeding and infants who do not receive care health draws spatial local models that can be handled 58% of stunting occurrences in 3 Sulawesi Provinces. Variables of pregnant women who did not receive supplementation were related to statistics in 8 districts/cities of Central Sulawesi Province, so additional interventions including supplementation of pregnant women were needed in addition to labor interventions to assist health workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54699
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Indrastuty
"Stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya melampaui defisit -2 standar deviasi di bawah median panjang atau tinggi badan. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting pada balita mulai dari faktor gizi sampai faktor sosial ekonomi. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, praktik pemberian air susu ibu, umur kepala rumah tangga, usia ibu pertama kali melahirkan, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, pendapatan rumah tangga, daerah tempat tinggal, dan juga sarana sanitasi. Multi dimensi faktor yang menyebabkan stunting memiliki dampak bagi kehidupan balita dan mempengaruhi perekonomian bangsa akibat meningkatnya pembiayaan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak stunting terhadap sosial ekonomi rumah tangga di Indonesia, menggunakan data panel Indonesia Family Life Survey (IFLS) tahun 1993 dan IFLS 2014. Unit analisis penelitian ini adalah individu bayi usia 0-59 bulan (balita) dengan jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 1.295 individu. Analisis multivariat pada data dilakukan dengan pendekatan Propensity Score Matching (PSM) untuk melihat pencocokan nilaikedekatan antar dua kelompok. Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, tempat tinggal, sanitasi pembuangan kotoran manusia dan pendapatan rumah tangga memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian balita stunting. Dampak stunting terhadap pendidikan anak ketika dewasa sebesar 2,3%, dampak stunting terhadap status pekerjaan sebesar 3,7% dan dampak stunting terhadap status ekonomi sebesar 8,3%.

Stunting is a problem of growth and development in children under five who are malnoutrished because children lack -2 deviation standart below the median length or height. Many factors improve nutrition in toddlers ranging from nutrition to socio-economic factors. Malnutrition occurs from the womb baby and at the beginning of life after birth, the practice of giving mothers milk, the age of the housewife, the age of the mothers first childbirth, the mothers education level, mothers employment status, household income, housing, and sanitation facilities. Multi-dimensional factors that cause stunting have an impact on the lives of toddlers and have an impact on improving state finances to improve publi finances. This study aims to analyze the impact of stunting on household socioeconomics in Indonesia, using a panel data of Indonesian Family Life Survey IFLS) in 1993 and 2014. The unit of analysis of this study was individuals aged 0-59 months with a number of samples fulfilled the inclusion and exclusion criteria of 1,295 individuals. Multivariate analysis of the data was carried out with the aim of Propensity Score Matching (PSM) to see the value of proximity between two groups. The results of research obtained from maternal education factors, maternal employment status, place of residence, sanitation of human waste and household income have a significant relationship to the incidence of stunting in children under five. Stunting effect the education of adult is 2.3%, stunting effect on employment status is 3.7% and stunting effect on economic status is 8.3%."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54211
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kelvin Halim
"Prevalensi stunting pada balita di Indonesia, khususnya Kabupaten Bogor masih tergolong tinggi. Keragaman konsumsi pangan, salah satu penilaian pada praktik pemberian makan bayi dan anak, merupakan salah satu determinan utama dalam kejadian stunting. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan keragaman konsumsi pangan dan faktor lainnya dengan kejadian stunting pada balita. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah sampel 149 anak usia 6-35 bulan di Kecamatan Babakan Madang selama bulan April-Juni 2019. Skor keragaman konsumsi pangan diambil dari 1x24hr food recall berdasarkan 7 kelompok pangan dan dikategorikan berdasarkan beragam (<4 kelompok pangan) dan tidak beragam (≥4 kelompok). Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting pada anak sebesar 32.2%. 31.5% anak mengonsumsi pangan tidak beragam. Hasil uji chi-square menunjukkan adanya hubungan bermakna antara keragaman konsumsi pangan (p=0.033), minimum acceptable diet (p=0.013), dan konsumsi sayur dan buah sumber vitamin A (p=0.015). Maka dari itu, upaya intervensi perlu dilakukan dengan meningkatkan keragaman pangan dan kualitas makan bayi dan anak dalam menurunkan risiko kejadian stunting di tingkat keluarga dan masyarakat.

Prevalence of stunting among under children in Indonesia, particularly in Bogor, East Java, is still considered high. Dietary diversity, one of the important assessments in infant and child feeding practice, is one of important determinants of stunting. This study is aimed to examine associations between dietary diversity with other factors with prevalence of stunting among children. A cross-sectional design study involving 149 children aged 6-35 months in Babakan Madang District from April-June 2019 was performed in this study. Dietary diversity scores were collected from 1x24hr food recall based on 7 food groups and categorized as low (<4 food groups) and high (≥4 food groups). Results showed the prevalence of stunting in this study is 32.2%. 31.5% of the children had low dietary diversity. Using chi-square analysis, there was significant associations in prevalence of stunting in children in dietary diversity (p=0.033), minimum acceptable diet (p=0.013), and consumption of vitamin A-rich fruits and vegetables (p=0.015). Interventions should be taken by improving dietary diversity to reduce the burden and prevalence of stunting in both household and community level."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Rahmani Fitri
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor terkait dan dominan faktor dalam kejadian stunting pada anak-anak antara 24-30 bulan dalam dua yang dipilih desa-desa di Kecamatan Cakung pada tahun 2019. Metode penelitian ini adalah cross sectional Desain. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 221 anak-anak dan mereka diperoleh oleh pengambilan sampel cluster. Penelitian ini dilakukan pada Mei 2019 di Jatinegara dan Pulogebang Kecamatan. Database dikumpulkan dengan mengukur tinggi badan, wawancara pada kuesioner, dan penarikan makanan 2x24 jam. Hasil analisis menunjukkan Proporsi anak usia 24-30 bulan yang mengalami stunting adalah 20,4%. Mann Whitneys Tes menunjukkan bahwa asupan makronutrien, asupan mikronutrien seperti vitamin C dan seng menunjukkan hubungan yang signifikan dengan stunting. Uji chi square menunjukkan hal itu makronutrien, asupan mikronutrien seperti vitamin A, usia minum susu, frekuensi konsumsi susu, pendidikan ibu, dan pengetahuan ibu tentang gizi menunjukkan a hubungan yang signifikan dengan stunting. Hasil analisis multivariat diperoleh usia minum susu sebagai faktor dominan dalam kejadian stunting pada anak usia 24- 30 bulan di dua kecamatan terpilih di Kecamatan Cakung.

The purpose of this study was to determine the related factors and dominant factors in the incidence of stunting in children between 24-30 months in the two selected villages in Cakung District in 2019. The method of this study was cross sectional design. The number of samples in this study were 221 children and they were obtained by cluster sampling. This research was conducted in May 2019 in Jatinegara and Pulogebang Districts. The database was collected by measuring height, interview on
questionnaire, and 2x24 hour food withdrawal. The analysis showed that the proportion of children aged 24-30 months who experienced stunting was 20.4%. The Mann Whitney Test shows that macronutrient intake, micronutrient intake such as vitamin C and zinc
show a significant relationship with stunting. Chi square test showed that macronutrients, micronutrient intake such as vitamin A, age of drinking milk, frequency of milk consumption, mothers education, and mothers knowledge about nutrition showed a significant relationship with stunting. Multivariate analysis results obtained by age drinking milk as a dominant factor in the incidence of stunting in children aged 24-30 months in two sub-districts selected in the District of Cakung."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>