Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Wijayanto
Depok: Kepik, 2013
123 EKO m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Wijayanto
Depok: Kepik, 2013
123 EKO m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Takwin
"Dalil penelusuran pemikiran tentang rasio dan kesadaran dari para filsut ada lima hal yang dapat ditarik berkaitan dengan masalah dan tesis dalam penelitian ini:
1) Rasio atau (dalam istilah pasca cartesian) kesadaran manusia haruslah terbuka, tidak tertutup seperti yang dikemukakan Plato, Descartes dan Leibniz;
2) Kesadaran juga tidak mengharuskan dirinya merujuk pada satu titik mutlak seperti yang dikemukakan Aristoteles, Kant, Hegel dan Husserl;
3) Juga tidak hanya mencari persamaan saja seperti dalam pandangan Aristoteles dan Kant melainkan juga memahami perbedaan;
4) Kesadaran memiliki kemampuan memahami pada dirinya sendiri tidak tergantung pada hal di luarnya seperti yang dikemukakan para filsuf empirisme;
5) Kesadaran juga memiliki kesatuan organisasi untuk memahami dan mengolah berbagai hal, tidak seperti yang dikemukakan oleh Hume yang menolak adanya ego atau diri sebagai pusat kesadaran.
Untuk menemukan satu konsep kesadaran yang dapat menjelaskan kondisi pluralistik manusia dilakukan konstruksi konsep kesadaran dengan metode konstruktif, kritis-reflektif, induktif dan deduktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesadaran manusia selain memiliki kemampuan memahami juga memiliki Kehendak bebas yang memungkinkan adanya berbagai penafsiran tentang realitas. Dengan kata lain kesadaran manusia memiliki rasionalitas dan kehendak bebas. Rasionalitas berfungsi untuk memahami berbagai kenyataan dengan segala persamaan dan perbedaannnya. Kehendak bebas memungkinkan kesadaran manusia untuk memilih kenyataan-kenyataan tertentu saja untuk dipahami. Sejauh kesadaran menghendaki, kenyataan apapun dapat dipahami oleh kesadaran tetapi kesadaran sendiri yang menentukan mana yang hendak dipahami dan mana yang tidak. Kehendak bebas ini yang menyebabkan manusia memiliki pendapat yang berbeda-beda dan memilih jalan hidup yang berbeda-beda pula. Dengan kesadaran yang demikian, pada dasarnya manusia mampu terbuka terhadap beragam hal yang berbeda tanpa harus saling bertikai."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T10838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oxford: Oxford University Press, 2008
123.5 ARE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ernas Aziz
"[ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang isu determinisme teknologi di dalam Anime Stand By Me. Isu tersebut
menyebabkan timbulnya ketergantungan manusia terhadap teknologi di dalam kehidupan. Manusia yang hidup
berdampingan dengan teknologi di dalam kesehariannya mendapatkan pengaruh dari teknologi tersebut.
Teknologi yang pada awalnya diciptakan untuk memudahkan manusia akhirnya mendominasi manusia dan
membuat manusia bergantung terhadap teknologi tersebut. Teknologi tersebut juga memberikan pengaruh
terhadap perilaku dan sifat manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan penggambaran
determinisme teknologi yang ada di dalam Anime Stand By Me. Penggambaran tersebut ditunjukkan pada tokoh
Nobita yang di dalam kesehariannya tidak dapat lepas dari alat-alat canggih milik Doraemon. Masalah yang akan
dibahas adalah bagaimana isu determinisme teknologi digambarkan dalam Anime Stand By Me. Penelitian ini
menggunakan metode studi pustaka. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa determinisme teknologi
digambarkan pada tokoh Nobita sebagai sebuah artefak yang bersandar pada teknologi. Representasi manusia
yang bergantung kepada teknologi di dalam kehidupan.ABSTRACT This study discusses the issue of technology determinism within the Anime of Stand By Me. This particular issue
causes the need of human dependent with technology in the life. Humans who has been living with technology in
his daily basis can gain influences from the technology itself. Technology from the start is created in order to
facilitate humans that leads to dominate and make them dependent to it. Technology also could give influences
towards human's behaviour. The purpose of this study is to show the depiction of technology determinism within
the anime of stand by me. That depiction is demonstrated by character of Nobita whom can not get out of
Doraemon's sophisticated devices in his daily life. The Problem which will be discussed is how the issue about
determinism of technology depicted within the Anime Stand By Me. This research uses the literature review
method. The result of this research will prove that determinsm of technology is depicted by the character of
Nobita as the artifact which leant to technology. In other words, this research will show about representation of
humans who are dependable with technology in the life., This study discusses the issue of technology determinism within the Anime of Stand By Me. This particular issue
causes the need of human dependent with technology in the life. Humans who has been living with technology in
his daily basis can gain influences from the technology itself. Technology from the start is created in order to
facilitate humans that leads to dominate and make them dependent to it. Technology also could give influences
towards human's behaviour. The purpose of this study is to show the depiction of technology determinism within
the anime of stand by me. That depiction is demonstrated by character of Nobita whom can not get out of
Doraemon's sophisticated devices in his daily life. The Problem which will be discussed is how the issue about
determinism of technology depicted within the Anime Stand By Me. This research uses the literature review
method. The result of this research will prove that determinsm of technology is depicted by the character of
Nobita as the artifact which leant to technology. In other words, this research will show about representation of
humans who are dependable with technology in the life.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Malika Havishta
"Konsep Inyeon dalam filosofi Korea mencerminkan hubungan spiritual yang melibatkan sebab- akibat antara individu, baik di kehidupan saat ini maupun kehidupan sebelumnya. Penelitian ini menganalisis representasi konsep Inyeon sebagai wujud determinisme dalam film Past Lives (2023) karya Celine Song, dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teori determinisme Jonathan Edwards. Temuan penelitian mengidentifikasi dua bentuk determinisme: determinisme kausal dan determinisme teologis. Determinisme kausal mengidentifikasi hubungan sebab-akibat yang dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis: meneruskan, memutuskan, dan pergeseran Inyeon. Sementara itu, determinisme teologis menggambarkan keyakinan pada takdir yang telah ditentukan, yang dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis: menerima, melawan, menghargai, dan menyesali Inyeon. Hasil menunjukkan bahwa determinisme teologis lebih dominan, menggarisbawahi fokus narasi film pada penerimaan takdir dan refleksi hubungan manusia. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang relevansi konsep Inyeon dalam budaya Korea dan media modern.

The concept of Inyeon in Korean philosophy reflects a spiritual connection involving causality between individuals, spanning both current and past lives. This study analyzes the representation of the Inyeon concept as a form of determinism in the film Past Lives (2023) by Celine Song, using a qualitative descriptive method and Jonathan Edwards' theory of determinism. The results identify two forms of determinism: causal determinism and theological determinism. Causal determinism highlights causal relationships grouped into three types: continuing, detaching, and shifting Inyeon. Meanwhile, theological determinism reflects a belief in predestined fate, classified into four types: accepting, resisting, appreciating, and regretting Inyeon. The results show that theological determinism is more dominant, emphasizing the film's narrative focus on belief in fate and reflections on human relationships. This study offers new insights into the relevance of the Inyeon concept in Korean culture and modern media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Steiner, Rudolf
New York: Rudolf Steiner, 1963
123 STE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Putranto Wahyudi
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk memahami pengaruh cinta bergairah pada kepercayaan terhadap kehendak bebas dan kepercayaan terhadap determinisme. Cinta bergairah dalam penelitian ini didefinisikan sebagai sebuah kerinduan yang intens untuk bersatu dengan pasangannya di mana kerinduan tersebut termanifestasi sebagai fungsi keseluruhan yang kompleks termasuk penilaian atau apresiasi, perasaan subjektif, ekspresi, proses fisiologis yang berpola, tendensi aksi, dan perilaku instrumental Hatfield, E., Bensman, L., Rapson, R. L., 2011 . Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur Passionate Love Scale Hatfield Sprecher, 1986 , alat ukur FAD-Plus Paulhus Carrey, 2011 dan alat ukur kehendak tingkat-dua yang dikonstruksikan sendiri oleh penulis.
Penelitian ini juga ingin melihat bagaimana kehendak tingkat-dua berperan dalam pengaruh cinta bergairah dengan kepercayaan terhadap kehendak bebas dan determinisme. Partisipan penelitian ini adalah 118 mahasiswa S1 Universitas Indonesia. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa cinta bergairah tidak memberikan pengaruh pada kepercayaan terhadap kehendak bebas serta determinisme. Pengolahan data menggunakan process makro Hayes, 2013 dengan analisis moderasi tidak menemukan adanya efek moderasi dari kehendak tingkat-dua pada hubungan antara cinta bergairah dengan kepercayaan terhadap kehendak bebas serta determinisme.

The present study have the purpose of understanding the effect of passionate love on belief in free will and belief in determinism. Passionate love in this study defined as A state of intense longing for union with another which manifested into a complex functional whole including appraisals or appreciations, subjective feelings, expressions, patterned physiological processes, action tendencies, and instrumental behaviors Hatfield, E., Bensman, L., Rapson, R. L., 2011 . This following study used these instruments to measure the variables, The Passionate Love Scale Hatfield Sprecher, 1986 , Free Will and Determinism Scale PLUS Paulhus Carrey, 2011 and Second order Volition Test which constructed by the researcher himself.
This study also have the purpose to observe the interaction effect of second order volition in moderating the relationship between passionate love with belief in free will and belief in determinism. 118 undergraduate students of University Indonesia were chosen as participants. The results of this study found passionate love have no significant effect on belief in free will and belief in determinism. Data analysis using process makro Hayes, 2013 found no interaction effect of second order volition in moderating the relationship of passionate love, belief in free will and belief in determinism.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S68994
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library