Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Rahayu
Abstrak :
Ekspor harus dibuktikan dengan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan Nota Pelayanan Ekspor (NPE), sedangkan Faktur Pajak merupakan bukti adanya penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) atau Jasa Kena Pajak (JKP) di Dalam Daerah Pabean. Tidak dimilikinya PEB dan NPE karena ekspor dilakukan secara tidak langsung, mengakibatkan penjualan ke luar negeri tidak dapat diakui sebagai ekspor, melainkan harus diperlakukan sebagai penyerahan BKP/JKP di Dalam Paerah Pabean sehingga harus diterbitkan Faktur Pajak, dapat dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dan dilaporkan pada Formulir 1111 A2 SPT Masa PPN. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis sehubungan dengan implementasi destination principle baik pada Undang-Undang PPN (UU PPN), peraturan pelaksanaannya maupun penerapan administrasi perpajakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mencari tahu akar permasalahan sehubungan dengan kesulitan di dalam melaporkan ekspor yang dilakukan secara tidak langsung di dalam SPT Masa PPN. Temuan dari penelitian ini adalah Faktur Pajak harus diterbitkan baik oleh karena permintaan petugas bea dan cukai sehubungan dengan ijin pemasukan atau pengeluaran barang di Kawasan Berikat ataupun karena permintaan dari otoritas pajak. Di sisi lain, interpretasi yang beragam sehubungan dengan perlakuan PPN untuk ekspor yang dilakukan secara tidak langsung mengakibatkan beragamnya pengisian Faktur Pajak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah UU PPN telah secara konsisten menganut destination principle. Namun, ketiadaan definisi “penyerahan” di dalam UU PPN mengakibatkan interpretasi dan pelaksanaan UU PPN seringkali tidak dikaitkan dengan kelaziman usaha dan sifat transaksional PPN. Akibatnya, aturan pelaksanaan UU PPN dan administrasi perpajakan tidak memfasilitasi pelaporan ekspor yang dilakukan secara tidak langsung di dalam SPT Masa PPN. ......Export must be proven by Notification for Export of Goods (PEB) and Note for Export Service (NPE), while the Tax Invoice is evidence for supply of Taxable Goods (BKP) or Taxable Services (JKP) within the Customs Area. The absence of PEB and NPE for indirect exports, resulting in overseas sales cannot be recognized as exports, but must be treated as supply of BKP/JKP in the Customs Area so that a Tax Invoice must be issued, can be subject to Value Added Tax (VAT) of 10% and reported on Form 1111 A2 of the monthly VAT Return. This study aims to analyse the implementation of the destination principle in the VAT Law, its implementing regulations and the application of tax administration. This study uses a qualitative approach to find out the root causes of difficulties in reporting indirect exports in the monthly VAT Return. The findings of this study are that the Tax Invoice must be issued either because of the request of the customs and excise officer in connection with the permit for entering or releasing of goods in the Bonded Zone or because of the request of the taxation authority. On the other hand, various interpretations regarding the treatment of VAT for indirect exports result in various fillings of Tax Invoices. The conclusion of this research is that the VAT Law has consistently adhered to the destination principle. However, the absence of a definition of “supply” in the VAT Law has resulted in the interpretation and implementation of the VAT Law often not being related to the business practices and the transactional nature of VAT. As a result, the implementing regulations of the VAT Law and tax administration do not facilitate reporting indirect export in the monthly VAT Return.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inda Susanti
Abstrak :
Indonesia memiliki banyak bangunan tua bernilai sejarah yang sebagian mangkrak. Dengan inovasi dan kreativitas, salah satu bangunan tua bekas pabrik gula di Banjaratma, Brebes, Jawa Tengah, berhasil direnovasi dan difungsikan sebagai rest area jalan tol sekaligus destinasi wisata dan sentra UKM. Diresmikan pada Maret 2019, Rest Area Km 260B Heritage Banjaratma saat ini menjadi satu-satunya rest area berkonsep heritage di Indonesia. Rest area ini dibangun dengan mempertahankan bentuk asli fisik dari pabrik gula yang dibangun pada jaman Hindia Belanda sekitar tahun 1908. Keunikannya menjadikan rest area di tol Trans Jawa ini viral di media sosial. Penelitian ini bertujuan melihat aspek pemasaran viral dan komunikasi media sosial dalam mempromosikan dan membangun awareness sekaligus masyarakat tentang suatu destinasi wisata. Jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Data diperoleh dari wawancara dengan pengelola dan pengunjung rest area, observasi lapangan, dokumentasi, studi pustaka dan data internet. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi dengan analisis yang bersifat induktif. Kesimpulannya, sesuatu yang unik dan berbeda akan mudah menjadi viral di media sosial. Penelitian ini memiliki implikasi praktis yaitu sebagai kisah sukses pemasaran viral dalam mempromosikan destinasi heritage. Selain itu juga menjadi percontohan untuk pengembangan rest area berkonsep destinasi wisata heritage ke depannya. ......Indonesia has many old buildings of historical value that are partially stalled. With innovation and creativity, one of the old buildings formerly a sugar factory in Banjaratma, Brebes, Central Java, was successfully renovated and functioned as a toll road rest area as well as a tourist destination and Small and Medium-sized Enterprises (SMEs) center. Inaugurated in March 2019, Banjaratma Heritage Rest Area 260B is currently the only rest area with a heritage concept in Indonesia. This rest area was built by maintaining the original structure of a sugar factory that was built in the Dutch colonial era, precisely in 1908. Its uniqueness makes the rest area in Trans Java toll road viral on social media. This study aims to look at aspects of viral marketing and social media communication in promoting and building public awareness about rest area as a tourist destination using descriptive qualitative research with the case study method. Data obtained from interviews with manager and visitors to the rest area, visitors, field observations, documentation, library research, and internet data. Data collection techniques were carried out by triangulation with inductive analysis. In conclusion, something unique and different will quickly become viral on social media. This research has practical implications as a viral marketing success story in promoting heritage destinations. Besides, it also became a model for the development of rest areas with the concept of heritage tourism destinations in the future.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Surya Dinata
Abstrak :
[Membangun keterikatan destinasi adalah kunci dalam pemasaran kepariwisataan saat ini Sebuah studi menjelaskan bahwa secara teori model untuk membangun kepuasan dalam berwisata dapat didasari oleh rasa keterikatan pada destinasi yang rasa keterikatan tersebut dapat diciptakan dari kredibilitas suatu informasi dan citra destinasi itu sendiri. Hubungan keempat variabel tersebut diuji pada 187 responden yang mengunjungi Pulau Tidung Hasil olahan data dengan SEM mengindikasikan bahwa kredibilitas informasi dan citra suatu destinasi dengan melalui mediasi keterikatan destinasi dapat mempengaruhi kepuasan berwisata. Studi ini dapat memberikan implikasi manajerial terhadap praktek kepariwisataan. ......Building emotional destination attachment is a key tourism destination branding issue in todays tourism market. The current study aims to develop and test a comprehensive theoretical model for destination branding are destination source credibility destination image and destination attachment as antecedents of destination satisfaction. These relationships are examined for a sample of 187 tourists visiting Tidung Island Indonesia The SEM indicates that destination source credibility and destination image could indeed affect tourist perceptions of destination satisfaction with regard to destination attachment. The findings offer important implications for tourism management and practice., Building emotional destination attachment is a key tourism destination branding issue in today rsquo s tourism market The current study aims to develop and test a comprehensive theoretical model for destination branding are destination source credibility destination image and destination attachment as antecedents of destination satisfaction These relationships are examined for a sample of 187 tourists visiting Tidung Island Indonesia The SEM indicates that destination source credibility and destination image could indeed affect tourist perceptions of destination satisfaction with regard to destination attachment The findings offer important implications for tourism management and practice ]
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S61330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nimeesha Sanya Atika
Abstrak :
Pulau Bintan merupakan sebuah destinasi wisata yang menghadirkan wisata dengan kekayaan wisata alam bahari. Untuk mendatangkan wisatawan, maka strategi pemasaran loyalitas tercipta akibat adanya kepuasan wisatawan akibat pengalaman perjalanan di sebuah destinasi pulau. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh travel experience terhadap destination loyalty melalui tourist satisfaction dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara travel experience terhadap destination loyalty, melalui mediasi tourist satisfaction. Hasil lain menunjukan bahwa tourist satisfaction menjadi faktor yang memiliki pengaruh langsung yang signifikan dalam menciptakan destination loyalty. Terdapat saran dari penelitian ini yaitu perlunya peningkatan untuk pembangunan daerah dalam menyediakan pelayanan dan fasilitas Pulau Bintan untuk meningkatkan pengalaman perjalanan wisata. ......intan Island is destination that presents with natural landscape of marine tourism. To increase tourist visit, destination loyalty is marketing strategy to created tourist satisfaction with the travel experience in an island destination. This research was conducted to analyze the effect of travel experience on destination loyalty with mediation tourist satisfaction with a quantitative approach. The results showed that there was an effect between travel experience on destination loyalty, through the mediation of tourist satisfaction. Other results show that tourist satisfaction is a factor that has a significant direct effect in creating destination loyalty. There are suggestions from this research, namely need for improvement in regional development in providing services and facilities for Bintan Island to improve travel experience in destination.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library