Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kaligis, Otto Cornelis, 1942-
Bandung: Alumni, 2010
332.645 7 KAL a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Romli
Abstrak :
Tesis ini mempelajari nature atau faktor-faktor determinan yang mempengaruhi sovereign credit risk Indonesia dan 5 peers-nya dengan menggunakan ekstensif data Credit Default Swaps (CDS). Sovereign CDS spreads masa kontrak 5 tahun dijadikan proxy dari sovereign credit risk di masing-masing negara. Karena sovereign credit risk hanya direpresentasikan oleh satu variabel yaitu sovereign CDS spreads dan mekanisme perdagangan CDS ini dilakukan oleh bank-bank investasi (investment banks), maka penelitian ini cenderung menggambarkan persepsi pelaku pasar finansial terhadap sovereign credit risk di Indonesia dan 5 peers-nya dan tidak dimaksudkan untuk merefleksikan risiko fundamental ekonomi secara keseluruhan dalam negara tersebut. Saya menemukan bahwa pergerakan sovereign credit risk Indonesia dalam periode Desember 2004 hingga September 2012 lebih dipengaruhi oleh sentimen global seperti US stock market returns dan VIX index dibandingkan faktor domestik sendiri. Dari sisi domestik, ada 2 variabel determinan yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan laju inflasi. Selain itu, juga ditemukan bahwa bobot variabel global (risk premia) dalam sovereign credit spreads Indonesia hampir dua kali lebih besar dibandingkan bobot variabel domestik (default risk). Saya juga menemukan bahwa tingkat comovement di pasar CDS Indonesia jauh lebih kuat dibandingkan pasar saham dan terjadi secara konsisten baik dalam masa krisis maupun masa normal. ...... This research studies the nature or determinant factors of Indonesia sovereign credit risk and 5 peers using an extensive dataset of sovereign Credit Default Swaps (CDS). A 5-year maturity sovereign CDS spread has been used as proxy of sovereign credit risk in each country. Due to sovereign credit risk is represented and proxied by a single variable which is a 5-year maturity sovereign CDS spreads in which principally this instrument traded by investment banks, the research tends to portray the market participants perception on Indonesia sovereign credit risk and 5 peers and is not meant to reflect the overall economic fundamental risk in a particular country. I find that Indonesia sovereign credit risk during December 2004-September 2012 is more driven by global factors such as US stock market returns and VIX index rather than domestic instruments. From domestic side, Jakarta composite index and inflation are becoming determinant variables for explaining Indonesia sovereign credit spreads. I also find that the weight of global variables (risk premia) is larger by nearly two times than local variables (default risk). In addition, I find that comovement of Indonesia CDS market is consistently higher than stock market either in crises or normal moment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Santiastuti
Abstrak :
Kondisi perekonomian dunia yang tidak stabil serta berlakunya perjanjan perdagangan bebas di beberapa regional telah membuat masing-masing negara di dunia ini untuk cenderung melakukan tindakan yang dapat melindungi keberlangsungan industri di dalam negeri. Usaha yang dilakukan tersebut berupa pemberlakuan hambatan perdagangan. Meskipun WTO pada dasarnya hanya memperbolehkan pemberlakuan hambatan tarif namun WTO juga memberikan pengecualian yang bersifat umum sebagaimana diatur dalam Pasal XX GATT yang memberikan kemungkinkan pemerintah bertindak atas perdagangan untuk melindungi manusia, hewan dan tanaman, kehidupan atau kesehatan dengan ketentuan tidak menyebabkan timbulnya hambatan perdagangan yang tidak perlu. Proteksi yang dilakukan berdasarkan ketentuan pengecualian dalam GATT mengarah pada pemberlakuan hambatan non tarif. Selain ketentuan dalam WTO yang telah meminimalisir penggunaan hambatan tarif sebagai jalan proteksi industri dalam negeri, penggunaan standar dan pemberlakuannya secara wajib akan meningkatkan kemampuan produsen menghasilkan produk yang mampu memasuki pasar internasional. Menurut Michael E. Porter sektor industri yang memiliki peran penting dalam mendorong daya saing nasional karena di dalam sektor industri sumberdaya manusia, modal dan kekayaan alam dikelola dan dimanfaatkan untuk memproduksi barang/jasa pada tingkat biaya yang efisien dan menjualnya kepasar secara kompetitive. Keunikan Indonesia (National differencess) merupakan faktor pembeda yang dapat menjadi komponen unggulan bagi produk-produk impor. Keunikan-keunikan ini dapat diakomodir dalam bentuk standar produk. Salah satu usah untuk memulihkan kondisi industri Baja yang terkena guncangan hebat pemerintah telah memberlakukan Standar nasional Indonesia (SNI) Baja Lembaran, Pelat dan Gulungan Canai Panas secara wajib. Pemberlakukan ini diharapkan akan memberikan perbaikan pada kondisi industri baja dalam negeri. Namun dikarenakan kurangya kajian resiko sebelum diberlakukannya telah menimbulkan banyak permasalahan baru yang merugikan produsen dalam negeri, sehingga perlu p ......Conditions of an unstable world economy and the entry into force of the Free Trade Agreement on several regional have made each country in the world to tend to perform actions that can protect the sustainability of the industry in their country. The work done in the form of imposition of trade barriers. Although the WTO is basically only allows the application of WTO tariff barriers but it also provides a general exception under Article XX of GATT which provides possibility of government to act on trade to protect human, animal and plant life or health of the provisions do not cause barriers to trade are not necessary. Protection conducted pursuant to the provisions in the GATT exception leads to the application of non-tariff barriers. In addition to provisions in the WTO which has been to minimize the use of tariff barriers as a way of protection of domestic industry, the use of mandatory standards and enforcement will improve the ability of manufacturers producing products that are capable of entering the international market. According to Michael E. Porter's industrial sector has an important role in boosting national competitiveness in the industrial sector for human resources, capital and natural resources are managed and utilized to produce the goods / services at efficient cost levels and sell them to the market is competative. The uniqueness of Indonesia (National differencess) is a differentiating factor that can be superior components for imported products. Uniqueness of this uniqueness can be accommodated in the form of product standards. One need to restore the condition of the steel industry hit by huge shock to the national government has implemented Standar Nasional Indonesia (SNI) steel sheets, plates and hot rolled coils are mandatory. Enforcement is expected to provide improvements to the condition of the domestic steel industry. But due to lack of risk assessment prior to the enactment of new issues has given rise to many adverse domestic manufacturers, so it needs to review so as not to harm the domestic industry
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T29446
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Produk keuangan derivatif adalah produk yang didasarkan pada produk keuangan lain yang sifatnya Iebih elementer, seperti bond, stock, atau valuta asing. Nilai produk derivatif tersebut tergantung pada, atau diturunkan dan, produk keuangan yang mendasarinya.

Karya akhir ini membahas produk derivatif yang didasarkan pada valuta asing dan suku bunga, yaitu forward exchange contract, currency option, dan interest rate serta currency swaps. Meningkatnya volatilitas nilai tukar dan suku bunga sejak dekade 1970-an mengakibatkan kebutuhan akan produk-produk keuangan yang dapat digunakan untuk pengelolaan resiko terhadap meningkatnya volatilitas tersebut semakin besar. Produk-produk keuangan derivatif diatas dirancang untuk dapat mernenuhi kebutuhan pengelolaan resiko tersebut. Selain digunakan sebagai instruinen pengelolaan resiko, produk derivatif ini juga dapat digunanakan untuk tujuan tujuan spekulasi dan perdagangan.

Bagi lembaga-lembaga keuangan seperti bank, produk derivatif memberikan peluang untuk dapat meningkatkan pendapatan diluar aktivitas tradisional perhankan dalam menghirnpun dan menyalurkan dana masyarakat. Dengan kelebihan yang dimiliki dalam akses ke pasar keuangan dan keahlian dalam pengelolaan resiko, bank menawarkan produk-produk derivatif nasabah yang memerlukan pengelolaan resiko keuangannya. Dalam transaksi derivati I tersehut. bank mengambil aIih resiko keuangan nasahahnya untuk memperoeh keuntungtn. Selain itu, bank juga menggunakari produk derivatif ini untuk pengelolaan resiko sendiri dan resiko yang timbul dan transaksi dengan nasabahnya tersebut.

Bank ?X? adalah salah satu bank devisa swasta nasional di Jakarta yang dikenal cukup aktif dalam melakukan transaksi derivatif. Karya akhr ini memberikan gambaran mengeriai bagaimana bank ?X? melakukan pengelolaan transaksi derivatif yang dilakukan dengan nasabahnya dalam usaha untuk nieningkatkan pendapatan. Beberapa data transaksi derivatif yang dilakukan Bank ?X? disusun dalam beberapa kasus kecil yang digunakan sebagai bahan pembahasan.

Forward exchange contract adalah kontrak antara dua pihak untuk membeli atau menjual sejumlah tertentu mata uang asing dengan nilai tukar (forward rate) yang telah ditentukan pada saat awal kontrak, tetapi dengan pembayaran dan penyerahan pada suatu waktu tertentu di masa yang akan datang, yang telah disepakati kedua belah pihak. Forward exchange contract diperdagangkan di over-the-counter market dimana bank merupakan partisipan utamanya.

Forward rate tidak ditetapkan secara spekulatif, tetapi ditetapkan dengan memberikan premium atau discount pada nilai tukar yang berlaku pada saat awal kontrak (spot rate). Rate tersebut dihitung berdasarkan perbedaan tingkat suku bunga yang berlaku untuk masing-masing mata uang yang dipertukarkan dan lamanya waktu maturity.

Currency option contract memberikan hak, tanpa kewajiban, kepada pembelinya untuk menjual atau membeli suatu mata uang (underlying currency) dalam jumlah dan harga (strike price) tertentu pada suatu waktu tertentu di masa yang akan datang atau pada suatu waktu dalam periode tertentu di masa yang akan datang. Option untuk membeli underlying currency disebut call option, sedangkan untuk menjual disebut put option hanya dapat di exercise pada saat maturity, sedangkan american option dapat di-exercise setiap saat sampai saat maturity.

Berbeda dengan forward exchange contract, untuk memperoleh hak dalam transaksi option, pembeli option pertu membayar premium kepada penjual. Dengan kontrak option ini, pembeli dapat membatasi resiko akibat peruhahan nilai tukar sebatas premium yang dibayarkan sekaligus tetap dapat memiliki kcmungkinan untuk memperoleh unlimited profit dengan meng exercise option jika pergerakan harga underlying currency menguntungkan. Penjual option memberikan hak kepada pembeli, dan dengan menanggung unlimied risk tersebut, penjual option menerima premium.

Currency option diperdagangkan balk di organized exchange maupun di OTC. Di organized exchange?, option yang diperdagangkan dikenal dengan nama traded option, yang dapat dijual kembali scbelum maturity. Currency option yang dijual disini umumnya merupakan kontrak standar, baik strike price, size, maturity, maupun underlying currency-nya. Currency option yang diperdagangkan di organized exchange terbatas hanya pada beberapa mata uang kuat dunia.

Currency option di OTC diperdagangkan melalui bank yang dalam hal ini bertindak sebagai penjual. Option di OTC ini tidak tradable, Walaupun demikian kontrak option di OTC ini dapat dibuat sesuai kebutuhan, balk .strike, price, maturity, maupun underlying currency. interest rate dan currency swaps dapat dikatakan tebih bersifat sebagai suatu teknik daripada suatu produk. Swaps ¡ni banyak digunakan perusahaan sebagai alat liability management untuk mengurangi biaya pinjaman.Transaksi swap dapat terjadi jika masing-masing pihak dapat memiliki akses ke pasar keuangan tertentu (baik dalam interest basis maupun currency) dengan terms yang secara komparatif lebih baik dibandingkan pìhak yang lain. Masing-masing pihak akan melakukan pinjaman dimana mereka masing-masing memiliki keungguan komparatif dan setuju untuk sating menukar (swap) cash flows pinjamannya sehingga dapat memperoleh terms yang lebih baik di pasar yang lebih mereka sukai dibandingkan jika masing-masing pihak melakukan pinjamannya sendiri secara lansung. Umumnya transaksi swap dilakukan melalui bank yang bertindak sebagai intermediary.

Bank dapat meningkatkan pendapatannya dengan bertindak sebagai intermediary dalam transaksi swap tersebut. Selain itu, bank juga menggunakan transaksi swap untuk kebutuhannya sendiri dalam mengelola liability-nya.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviani
Abstrak :
Senyawa trifeniltimah asetat merupakan senyawa golongan trifeniltimah karboksilat yang mempunyai kegunaan antara lain sebagai insektisida, dengan mekanismenya sebagai antifeedant. Senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai antifeedant karena kemampuannya untuk mempengaruhi indera perasa dari serangga, sehingga keinginan untuk makan dari serangga tersebut akan menurun. Sintesis trifeniltimah asetat ini dilakukan dengan menggunakan material awal trifeniltimah klorida dalam pelarut aseton dan dengan penambahan natrium asetat berlebih. Produk yang dihasilkan berupa kristal yang berwarna putih, yaitu sebanyak 0,6327 g dengan kemurnian yang cukup baik, jika dilihat dari kromatogram yang dihasilkan dari GC, yaitu dengan luas area 100 %, persentase yield dari produk yang dihasilkan adalah 30,9 %. Karakterisasi juga dilakukan dengan menggunakan uji titik leleh, nilai kisaran titik leleh yang terbaik adalah 120,6 ? 124,6 0C, nilai tersebut didapatkan jika produk direfluks selama 3 jam. Begitu juga dengan serapan pada daerah infra merah, menunjukkan hasil yang mendekati dengan standar jika produk tersebut direfluks selama 3 jam, yaitu sudah tidak terdapat serapan pada daerah 300-400 cm-1, yang merupakan daerah serapan Sn-Cl. Identifikasi dengan GC yang menghasilkan satu puncak, kemudian dengan menggunakan detektor spektrometri massa, didapatkan fragmentasi dari senyawa trifeniltimah asetat hasil sintesis adalah adalah m/z 351 m/z 274 m/z 197 m/z 120. Selanjutnya senyawa trifeniltimah asetat tersebut diuji efektivitasnya sebagai antifeedant bagi ulat grayak. Hasilnya menunjukkan, bahwa dengan kenaikan konsentrasi, maka terjadi penurunan keinginan untuk makan dan karena konsumsi makanan berkurangl, maka ulat tersebut akan mati. Banyaknya ulat yang mati semakin besar jumlahnya, dengan kenaikan konsentrasi trifeniltimah asetat yang diberikan pada makanannya.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selvia Marsentiani
Abstrak :
Pada penelitian ini telah dilakukan sintesis dan karakterisasi kopolimer grafting radiasi asam akrilat (AA) dan campuran asam akrilat dengan akrilamid (AmAA) sebagai penukar ion logam berat. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengamh gugus amida terhadap sifat-sifat pertukaran ion serat rayon yang dimodifikasi dengan gugus karboksilat. Parameter yang dipelajari adalah kapasitas pertukaran, selektivitas pertukaran dan kinetika pertukaran. Dari data yang diperoleh juga didapatkan informasi panas adsorpsi serat P-g-AA dan P-gf AmAA terhadap logam Cu (II). Penentuan kapasitas dilakukan dengan metode kolom dan titrasi asambasa. Selektivitas pertukaran dilakukan terhadap logam Cu (II), Co (II), Cd (II), Cr (III), Ni (II), Pb (II), Zn (II) dan Fe (III) dengan sistem batch dan larutan yang tidak diserap oleh serat diukur menggunakan AAS. Kinetika pertukarfn dan pai^^s^^ adsorpsi ditentukan dengan variasi waktu kontak dan suhu antara serat P-g-AA (jan p.g-AmAA terhadap logam Cu (II). Hasil yang diperoleh menunjukkan hubungan linear antara kapasitas tukar Ion (mek/g) dengan % grafting maslng-masing serat. Makin tinggi % grafting, kemampuan serat untuk menukarkan ionnya akan semakin tinggi pula. Pada pH asam (3,0), urutan keselektifan logam adalah Cu > Pb > Cr > Zn > Co > Ni > Cd > Fe untuk serat P-g-AA dan Cu > Cr> Pb > Fe > Ni > Co > Zn > Cd untuk serat P-g-AmAA. Sedangkan pada pFI basa (8,0) adalah Pb > Cu > Cr > Zn > Cd > Ni > Co > Fe untuk serat P-g-AA , dan Fe > Zn > Co > Pb > Ni > Cr > Cd > Cu untuk serat P-g-AmAA. Pada kedua serat, penyerapan terlihat melalui mekanisme pertukaran ion dan mekanisme koordinasi antara serat dengan ion-ion logam. Kedua serat tidak selektif untuk digunakan pada pH asam, sehingga baik sebagai penyerap ion-ion logam yang berasal dari limbah industri. Dengan mengetahui harga Kd masing-masing logam, maka dapat dilakukan pemisahan antara logam yang satu dengan yang lain, Pengujian sifat kecepatan penyerapan menunjukkan bahwa waktu kontak 10 detik , serat belum mencapai kejenuhan. Jumlah ion Cu (II) yang diserap akan semakin besar sesuai dengan kenaikan suhu. Reaksi antara serat P-g-AA dan f P-g-AmAA adalah reaksi endoterm, yang berarti menyerap panas untuk melangsungkan reaksinya dengan logam Cu (II).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitma Linneke Puteri
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis secara empiris pengaruh dari penggunaan lindung nilai dengan menggunakan instrument derivatif terhadap risiko dan nilai perusahaan dari tahun 2010-2015. Peneliti membagi perusahaan kedalam 2 kelompok yaitu perusahaan pengguna dan perusahaan bukan pengguna. Penelitian ini berusaha mengkontrol selection bias yang muncul dengan mencocokkan perusahaan pengguna dan bukan pengguna berdasarkan propensity score. Propensity score ditentukan berdasarkan nilai estimasi variabel-variabel yang diasumsikan memiliki pengaruh terhadap keputusan perusahaan dalam menggunakan lindung nilai. Pencocokkan dilakukan dengan menggunakan teknik nearest neighbor dan membandingkan volatilitas arus kas, volatilitas pengembalian saham, dan nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan perusahaan yang menggunakan lindung nilai memiliki volatilitas arus kan yang rendah. Namun, tidak mempengaruhi volatilitas pengembalian saham dan nilai perusahaan. ......Using 274 firm which listed in Indonesia Stock Exchange, this study empirically analyze the effect of derivatives on firm risk and value from 2010 2015. The firm are divided into 2 categories, hedgers user and nonhedgers nonuser. This study control for selection bias by matching users and nonusers on the basis of their propensity score. Propensity score was estimated from variables which expected influencing firm to use derivatives. After the propensity score are estimated, we match a user to the nonuser group using nearest neighbor technique and compare the standard deviation of cashflow, standard deviation of stock return, and firm value from both sample group. The result of the study finds strong evidence that hedging reduces cashflow volatility. However, hedging does not effect stock return volatility and firm value.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S66271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Digna Anggita
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai pengaturan transaksi domestic non-deliverable forward di Indonesia, khususnya terkait pengaturannya yang diatur melalui berbagai pengaturan serta permasalahan hukum yang ada terkait penerapan pengaturan transaksi domestic non-deliverable forward ini sendiri. Berdasarkan hal tersebut, Penulis mengajukan pokok permasalahan yaitu bagaimana pengaturan dan pelaksanaan transaksi domestic non-deliverable forward di Indonesia serta bagaimana permasalahan hukum yang ada terkait dengan penerapan pengaturan transaksi domestic non-deliverable forward>di Indonesia. Bentuk penelitian ini bersifat yuridis normatif dan tipologi penelitian deskriptif-analitis. Kesimpulan yang didapatkan adalah 1) pengaturan mengenai transaksi domestic non-deliverable forward di Indonesia diatur melalui PBI No.20/10/PBI/2018 tentang Transaksi Domestic Non- Deliverable Forward yang kemudian disempurnakan melalui Peraturan Bank Indonesia No. 21/7/PBI/2019; 2) dalam penerapannya, terdapat beberapa permasalahan yang menjadi fokus Bank Indonesia yaitu terkait supply dalam transaksi, adanya kekosongan hukum bagi bank yang terafiliasi dengan Amerika Serikat, serta seringnya terjadi ketidakselarasan antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam mengeluarkan aturan. Saran yang diberikan adalah: 1) Bank Indonesia harus menghadirkan lembaga Central Counterparty untuk pendalaman pasar keuangan; 2) Harus dilakukan harmonisasi dalam membuat dan mengeluarkan peraturan antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan. ...... This thesis discusses the regulation of  domestic non-deliverable forward transaction in Indonesia, specifically related to the arrangements that are regulated through various regulations as well as existing legal issues related to the application of domestic non-deliverable forward transaction arrangements themselves. Based on this, the author proposes the main issue regarding how are the regulation and implementation of domestic non-deliverable forward transaction. The method of this research is normative juridical and descriptive-analytical research typology supported by data collection tools in the form of literature and interviews. The conclusions obtained are 1) The arrangement regarding domestic non-deliverable forward transaction in Indonesia is regulated through PBI No. 20/10/PBI/2018 concerning Domestic Non-Deliverable Forward Transaction which are then refined through Bank Indonesia Regulation No. 21/7/PBI/2019; 2) in its implementation, there are several problems that is being Bank Indonesia’s focused, which are related to the supply in transactions, the existence of a legal vacuum for banks that are affiliated to the United States, as well as frequent discrepancies between Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan in issuing regulations. Moreover, suggestions given are: 1) Bank Indonesia have to immediately present a Central Counterparty Institution for a financial market deepening ; 2) Harmonization must be applied in making and issuing regulations between Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitriana Lupitaningrum
Abstrak :
Tuberkulosis merupakan penyakit yang membutuhkan pengobatan dengan durasi lama dan tidak boleh terputus. Salah satu obat yang telah umum digunakan pada pasien tuberkulosis adalah isoniazid. Isoniazid umumnya diberikan dalam bentuk sediaan tablet konvensional, namun sediaan ini sulit ditelan terutama oleh anak-anak, dan berakibat pada kepatuhan anak. Oleh karena itu dikembangkan sediaan film cepat hancur yang mengandung isoniazid sebagai alternatif terapi. Penelitian ini bertujuan untuk membuat film cepat hancur isoniazid dengan metode solvent casting serta menganalisis pengaruh perbandingan konsentrasi poli(vinil alkohol) (PVA) dan poli(vinil pirolidon) (PVP) sebagai polimer pembentuk film terhadap film yang dihasilkan. Pada penelitian dilakukan perbandingan tujuh formula dengan variasi konsentrasi PVA dan PVP yakni F1 (20:80); F2 (40:60); F3 (45:55); F4 (50:50); F5 (55:45); F6 (60:40); F7 (80:20). Evaluasi yang dilakukan diantaranya uji organoleptis, ketebalan, keragaman bobot, kelengketan, daya tahan lipat, keseragaman kandungan, waktu hancur, disolusi, dan stabilitas selama 6 minggu. Pengujian menunjukkan F1, F2, F3, dan F4 tidak memenuhi syarat untuk uji kelengketan sedangkan formula lainnya memenuhi persyaratan di seluruh pengujian. Formula terpilih adalah F5 karena memiliki waktu hancur tercepat (12,33 ± 0,58 detik) serta jumlah obat terdisolusi terbesar (98,47 ± 0,71 %) dalam waktu 3 menit. F5 juga menunjukkan stabilitas yang baik selama penyimpanan 6 minggu pada suhu 30 ± 2˚C maupun 40 ± 2˚C. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa film cepat hancur F5 yang diperoleh menggunakan metode solvent casting merupakan film cepat hancur paling baik. ......Tuberculosis is a disease that requires a long duration treatment and must not be stopped during therapy. One anti-TB that has been commonly used in tuberculosis patients is isoniazid. Isoniazid is generally given as conventional tablet dosage form, but this system is difficult to swallow especially by children, thus affect children’s compliance. Therefore, fast disintegrating film dosage form containing isoniazid were developed as an alternative therapy. The aims of this study were to obtain fast disintegrating isoniazid-containing fast disintegrating films using solvent casting method and to analyze the effect of the concentration ratio of PVA and PVP as film-forming polymers on the resulting films. In this study, a comparison of seven film formulations with variations of poli(vinyl alcohol) (PVA) and poly(vinyl pyrrolidone) (PVP) concentrations was carried out, namely F1 (20:80); F2 (40:60); F3 (45:55); F4 (50:50); F5 (55:45); F6 (60:40); F7 (80:20). Evaluations carried out included the organoleptic tests, thickness, weight variations, tackiness, folding endurance, content uniformity, disintegration time, dissolution, and stability test for 6 weeks. The study showed that F1, F2, F3, and F4 were not qualified for the tackiness test while the other formula met the requirements for all tests. The chosen formula was F5 since it demonstrated the fastest disintegration time (12.33 ± 0.58 seconds) and the highest amount of drug dissolved (98,47 ± 0,71 % within 3 minutes) during the dissolution. F5 also showed good stability during 6 weeks of storage at 30 ± 2˚C and 40 ± 2˚C. Thus, it can be concluded that the F5 fast disintegrating film obtained using the solvent casting method is the most promising fast disintegrating film
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafael
Abstrak :
Asam ferulat digunakan sebagai zat aktif penghambat penuaan kulit karena memiliki aktivitas inhibitor tirosinase dan antioksidan. Namun, penggunaannya dibatasi oleh sifat fisikokimianya yang kurang menguntungkan. Substitusi basa Mannich dapat mengubah sifat fisikokimia, termasuk stabilitas senyawa, di samping aktivitas biologisnya. Tujuan penelitian ini adalah mensintesis senyawa turunan basa Mannich pirolidin asam ferulat. Sintesis dilakukan dalam dua tahap. Pertama, sintesis senyawa 4‐hidroksi‐3‐metoksi‐5‐ [(pirolidin‐1‐il)metil]benzaldehid dilakukan melalui reaksi Mannich antara vanilin, amin sekunder pirolidin, dan paraformaldehid menggunakan refluks selama 4 jam. Reaksi dimonitor dengan KLT fase diam silika gel F254 dan fase gerak campuran heksana dan etil asetat (7:3). Selanjutnya, sintesis asam (2E)‐3‐{4‐hidroksi‐3‐metoksi‐5‐[(pirolidin‐1‐ il)metil]fenil}prop‐2‐enoat dilakukan melalui kondensasi Knoevenagel antara senyawa tahap 1, asam malonat, dan katalis amonium bikarbonat. Reaksi dimonitor dengan KLT fase diam silika gel F254 dan fase gerak campuran kloroform dan metanol (5:5). Kemurnian kedua senyawa hasil sintesis diuji menggunakan KLT dan uji titik lebur kemudian elusidasi struktur kedua senyawa dilakukan menggunakan spektrofotometri FTIR dan spektroskopi 1H-NMR, ditambah spektroskopi 13C-NMR untuk senyawa tahap 2. Jarak lebur yang diperoleh untuk hasil sintesis tahap 1 adalah 130-132oC dan untuk hasil sintesis tahap 2 156-158oC. Hasil elusidasi struktur menunjukkan senyawa tahap 1 adalah 4‐hidroksi‐3‐metoksi‐5‐[(pirolidin‐1‐il)metil]benzaldehid dan senyawa tahap 2 adalah asam (2E)‐3‐{4‐hidroksi‐3‐metoksi‐5‐[(pirolidin‐1‐il)metil]fenil}prop‐2‐enoat. Nilai rendemen senyawa murni yang diperoleh dari hasil sintesis tahap 1 sebesar 61,34% dan tahap 2 sebesar 26,64%. ......Ferulic acid is used as a skin anti-aging agent because of its tyrosinase inhibition and antioxidant activities. However, its use is limited due to the poor physicochemical properties. Mannich base substitution can alter physicochemical properties of a compound, including its stability and biological activity. Thus, the synthesis of a pyrrolidine Mannich base derived from ferulic acid was the purpose of this study. Synthetic process was carried out in two steps. First, 4‐hydroxy‐3‐methoxy‐5‐ [(pyrrolidin‐1‐yl)methyl]benzaldehyde was synthesized via Mannich substitution of vanillin, secondary amine pyrrolidine, and paraformaldehyde by reflux for 4 hours. TLC with stationary phase of silica gel F254 and mobile phase of hexane-ethyl acetate (7:3) was used to monitor the reaction. Next, (2E)‐3‐{4‐hydroxy‐3‐methoxy‐5‐[(pyrrolidin‐1‐ yl)methyl]phenyl}prop‐2‐enoic acid was synthesized via Knoevenagel condensation of step 1 product, malonic acid, and ammonium bicarbonate as catalyst. TLC with stationary phase of silica gel F254 and mobile phase of chloroform-methanol (5:5) was used to monitor the reaction. The purity of both synthetic products was tested with TLC and melting point test. The structure elucidation of the products were carried out using FTIR spectrophotometry and 1H-NMR spectroscopy, with the addition of 13C-NMR spectroscopy for step 2 product. Melting point obtained from step 1 product is 130-132oC and from step 2 product 156-158oC. Structure elucidation showed step 1 product is 4‐ hydroxy‐3‐methoxy‐5‐[(pyrrolidin‐1‐yl)methyl]benzaldehyde and step 2 product is (2E)‐ 3‐{4‐hydroxy‐3‐methoxy‐5‐[(pyrrolidin‐1‐yl)methyl]phenyl}prop‐2‐enoic acid. The yield of pure step 1 dan step 2 products was 61,34% and 26,64% respectively.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>