Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monica Andalusia
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Gejala dan gangguan depresi merupakan salah satu penyebab terjadinya hendaya dan kecacatan pada remaja, terutama remaja yang menjalani perawatan di rumah sakit. Untuk itu, diperlukan alat ukur uji tapis yang digunakan pada populasi remaja yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

Metode: Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada kuesioner CESD-R versi bahasa Indonesia. Instrumen ini sudah terbukti sahih dan andal untuk digunakan pada populasi remaja di komunitas. Sebanyak 100 pasien remaja yang menjalani perawatan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo berpartisipasi dalam penelitian ini dan mengisi kuesioner secara mandiri. Selain itu, mereka juga diwawancara dengan MINI Kid untuk menentukan diagnosis gangguan depresi. Uji validitas kriteria dan uji reliabilitas dengan menilai konsistensi internal dan test-retest dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20.00. Uji reliabilitas test-retest dilakukan dengan melibatkan 20 remaja setelah 2-4 minggu setelah pengisian kuesioner pertama.

Hasil: Subjek penelitian memiliki nilai tengah usia 13,50 tahun dengan usia tertinggi 18 tahun. Mereka memiliki latar belakang pendidikan, SD (30%), SMP (39%), dan SMA/SMK (31%). Sebanyak 68% memiliki kondisi medis umum dengan komorbiditas tertinggi adalah systemic lupus erithematosus (12%). CESD-R dalam studi ini memiliki nilai tengah 13,5 tahun. Nilai Cut-off optimal yang diperoleh adalah ≥9 dengan nilai Youden's index 0,671. Berdasarkan kurva AUC 0,92 (95%CI: 0.86-0.97), instrumen ini memberikan sensitivitas 93,9%, spesifisitas 73,1%, positive likelihood ratio 3,5, dan negative likelihood ratio 0,08. CESD-R memiliki Cronbach's Alpha 0,88 (95%CI: 0,84-0,91) dan hasil test-retest adalah 0,91.

Kesimpulan: CESD-R versi bahasa Indonesia memiliki validitas dan reliabilitas yang baik untuk populasi remaja yang dirawat di RSCM dalam mendeteksi depresi. CESD-R pada populasi remaja di rumah sakit memiliki nilai cut-off yang lebih rendah daripada populasi umum.
ABSTRACT
Background: Symptoms and diagnosis depression is one of the causes of many impairment and disability among adolescents. Adolescents in inpatient care may be consulted for psychiatric problems, including depression. A screening instrument should be used upon a specific population to detect expected disorders. Currently, there is no screening instruments to early detect depression among adolescence that could be used by other departments in a hospital.

Method: Validity and reliability test were done to CESD-R, Indonesian version. This instrument has been tested upon the general population, resulting in good validity and reliability. A hundred adolescent patients in RSUPNCM were recruited in the study to self-rate the questionnaire. Interview using MINI Kid was done to test criterion validity. Internal consistency and test-retest reliability were assessed to determine the instrument's reliability with using SPSS 20.00 version. Twenty people were re-tested in the next 2-4 weeks to assess reliability.

Result: The median age of this study's subject was 13.5 years old, the oldest age was 18 years old. The sample had a varied education, elementary school (30%), junior high school (39%), and senior high school (31%). 68% of the sample had general medical comorbidity, with systemic lupus erythematosus as the most prevalent comorbidity. CESD-R in this study had a median score of 11.71. The optimal cut-off was ≥9 with the Youden's indexes of 0.671. With the AUC curve of 0.92 (95%CI: 0.86-0.97), this instrument had a sensitivity of 93.9%, specificity 73.1%, positive likelihood ratio 3.5, and negative likelihood ratio 0.08. CESD-R had a Cronbach's Alpha of 0.88 (95%CI: 0,84-0,91) and test-retest result of 0.91.

Conclusion: The Indonesian version of CESD-R showed satisfactory validity and reliability to detect depression among adolescence that was treated in RSCM. CESD-R in adolescence had a lower cut-off than a general population.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T55544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Amelia
Abstrak :
Pendahuluan: Remaja merupakan masa peralihan yang kompleks. Pada masa ini, terdapat perubahan fisik dan psikologis yang besar dalam hidup seseorang. Masa peralihan ini membuat remaja rentan mengalami depresi yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya orang tua sebagai orang yang memiliki peran penting dalam perkembangan kesehatan jiwa anak hingga remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu hubungan antara pola asuh orang tua dengan depresi pada remaja di Depok, Jawa Barat. Metode: Penelitian dengan metode studi potong lintang pada 96 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Dian Didaktika Depok yang berusia 14 sampai 17 tahun ini menggunakan kuesioner skrining depresi, Centre for Edpidemiologic Studies Depression Scale-revised (CESD-R) dan Kuesioner Pola Asuh Anak (KPAA) sebagai instrumennya. Data yang terpilih menggunakan teknik pengambilan acak dianalisis dengan uji Fisher. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 30,2% remaja yang memiliki gejala depresi. Mayoritas pola asuh yang ditemukan pada ayah (96,9%) dan ibu (96,9%) adalah pola asuh yang tidak diharapkan (pola asuh permisif, otoriter, dan mengabaikan). Sebagian besar dari pola asuh yang tidak diharapkan tersebut adalah pola asuh permisif. Setelah dianalisis, tidak ditemukan adanya perbedaan bermakna secara statistik antara pola asuh permisif dengan depresi pada remaja sebagai pola asuh orang tua terbanyak pada subjek penelitian ini. ......Introduction: Adolescence is a complex transitional period. During this period, there are great physical and psychological changes that occur in someone’s life. This transitional period causes adolescents to be more likely to develop depression which is affected by several factors, one of them is parent as someone who plays an important role in children to adolescents’ mental health development. Therefore, the purpose of this study is to find the relationship between parenting styles and depression among adolescents in Depok, Jawa Barat. Methods: This cross-sectional study of 96 students ages 14 to 17 from Dian Didaktika High School in Depok used depression screening questionare, Centre for Edpidemiologic Studies Depression Scale-revised (CESD-R) and Kuesioner Pola Asuh Anak (KPAA) as its instruments. Data that has been picked by random sampling was analyzed by Fisher’s test. Results: The result of this study revealed that there are 30,2% adolescents who have depression symptoms. The majority of parenting styles found in father (98,6%) and mother (98,6%) are undesirable parenting styles (permissive, authoritarian, and neglectful parenting style). Most of those undesirable parenting styles are permissive parenting style. After being analyzed, there is no statistically significant difference between permissive parenting styles and depression in adolescents as it is the most common parenting style in these reasearch subjects.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Fajriati
Abstrak :
Perkembangan penggunaan internet di Indonesia terus berkembang pesat membawa berbagai dampak bagi kehidupan remaja, baik dampak positif maupun dampak negatif seperti perundungan di dunia maya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dari kejadian perundungan maya dan tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang terjadi pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan mengambil sampel 296 siswa SMA Negeri 7 Kota Cirebon. Hasilnya 42% responden pernah mengalami kejadian perundungan maya, baik sebagai pengamat, korban, maupun sebagai pelaku dengan 58% responden pernah menjadi pengamat (bystander) dalam kejadian perundungan maya, 31% responden pernah menjadi korban perundungan maya, dan 7% responden lainnya pernah menjadi pelaku kejadian perundungan maya. Selain itu, hasil pengukuran depresi, kecemasan, dan stres didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang normal. Namun, terdapat pula responden berada pada tingkat depresi sangat parah sebanyak 5 orang (1,7%), tingkat kecemasan sangat parah sebanyak 23 orang (7,8%), dan tingkat stres sangat parah sebanyak 4 orang (1,3%). Penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk melihat hubungan antara kejadian perundungan maya dengan tingkat depresi, kecemasan, dan stres dan juga dilakukan dalam populasi yang lebih besar. ......The development of internet use in Indonesia continues to grow rapidly, bringing various impacts on the lives of adolescents, both positive and negative impacts such as bullying in cyberspace. This study aims to see an overview of the incidence of cyberbullying and the levels of depression, anxiety, and stress that occur in adolescents. This study used a cross-sectional research design by taking a sample of 296 students of SMA Negeri 7 Cirebon. The result is that 42% of respondents have experienced cyberbullying, both as bystander, victims, and as cyber bullies with 58% of respondents having been bystanders in cyberbullying, 31% of respondents have been victims of cyberbullying, and 7% of other respondents have been cyber bullies. In addition, the results of measuring depression, anxiety, and stress showed that most respondents had normal levels of depression, anxiety, and stress. However, there were also 5 respondents (1.7%) with very severe depression, 23 (7.8%) very severe anxiety levels, and 4 (1.3%) very severe stress levels. For the next study, it is recommended to look at the relationship between the incidence of cyberbullying and levels of depression, anxiety, and stress as well as in larger populations
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library