Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andri Pramesyanti
Abstrak :
Virus dengue merupakan virus RNA positif rantai tunggal yang memiliki bentuk antigenik yang kompleks diantara Famili Flaviviridae. Virus dengue merupakan penyebab demam berdarah yang telah banyak menyebabkan kematian di daerah tropik seperti di Indonesia, Thailand, Amerika Tengah dan Amerika Latin. Faktor virus merupakan salah satu penyebab terjadinya keparahan dengue. Dengue tipe 3 merupakan tipe yang dominan di Indonesia dan memiliki keterkaitan dengan kasus serangan dengue yang lebih berat. Sekuens lengkap nukleotida genom virus dengue tipe 3 masih sangat terbatas. Data yang cukup banyak diperlukan untuk lebih memahami penyakit ini terutama pada virus dengue tipe 3. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sekuens lengkap genom RNA genom virus dengue tipe 3 strain 00331/94 Thailand. Penelitian merupakan bagian dari penelitian kloning sekuens utuh nukleotida genom virus dengue tipe 3. Genom strain CO331/94 diamplifikasi langsung dari plasma penderita DHF dengan PCR. Produk PCR disekuensing untuk mendapatkan sekuens lengkap, kemudian dibandingkan dengan virus dengue tipe 3 yang lain (C0360/94, CH53489, H87, 80-2/Guangxi) untuk melihat perbedaan nukleotida dan asam amino diantara virus dengue tipe 3. Strain CO331/94 terdiri dari 10.707 nukleotida. Pengelompokan nukleotida berdasar protein yang dibuatnya dibagi menjadi C, PreM, M, E (struktural) dan NSI, NS2A, NS2B1 NS3, NS4A, NS413, NS5 (non-struktural). Dari perbandingan nukleotida dan asam amino didapat perbedaan dibeberapa daerah genom maupun asam amino sepanjang nukleotida. Kodon AUG pertama strain CO331/94 Thailand berada di posisi nukleotida ke 95. Penelitian ini penting karena dapat menjadi data awal penelitian dengue selanjutnya. Penelitian-penelitian mengenai genom dan ekspresi protein serta fungsi-fungsinya dapat diperkirakan dengan bantuan komputer. Diharapkan perbandingan hasil penelitian dari virus dengue tipe 3 ini dapat digunakan untuk memandu arah penelitian selanjutnya dan memberikan kontribusi untuk memecahkan permasalahan penyakit dengue pada umumnya.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T11294
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cucunawangsih
Abstrak :
Demam dengue atau demam berdarah dengue masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia, karena angka kesakitan yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun terutama pada saat kejadian luar biasa. Meskipun demikian angka kematian telah turun di bawah 3% yaitu 1,1% pada tahun 2004. Terdapat beberapa penyakit yang memberikan gejala klinis menyerupai DBD sehingga menyulitkan dalam mendiagnosa, untuk itu diperiukan uji laboratorium sebagai konfirmasi untuk diagnosis klinis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan.64 spesimen yang berasal dan penderita tersangka demam dengue dan demam berdarah dengue yang dirawat di rumah sakit untuk kemudian dilakukan uji RT-PCR, hambatan hemaglutinasi dan IgM-IgG rapid immunochromatagraphy. Diagnosis klinis DBD menggunakan kriteria WHO 1997. Hasil yang didapat adalah bahwa keempat serotipe virus dengue ( DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 ) beredar di Jakarta, tempat dimana penelitian ini dilakukan dengan DEN-3 sebagai predominannya. IgM-IgG rapid immunochromatography dapat digunakan untuk membedakan infeksi virus dengue dengan yang bukan infeksi virus dengue karena sensitif, di samping itu mudah dan cepat untuk dikerjakan. Nilai sensitifitasnya adalah 95,8% dan spesifisitasnya adalah 65%. Dengan menggunakan tiga macam antigen ( DI, D2 dan D3 ), hasil uji hambatan hemaglutinasi memberikan hasil yang positif sebesar 60,9% dari kasus tersangka demam berdarah dengue. Meskipun pengerjaannya tidak sederhana dan memerlukan spesimen ganda, uji ini merupakan Baku emas bagi diagnosis infeksi dengue.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2005
T58393
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satya Anindita
Abstrak :
ABSTRAK
Demam dengue adalah penyakit menular yang ditransmisikan oleh nyamuk Aedes aegypti. WHO melaporkan bahwa wilayah Asia tenggara dan daerah Pasifik barat menanggung hampir 75% penyakit dengue secara global. Virus dengue menimbulkan ancaman global yang mempengaruhi 3,9 milyar orang di 128 negara dengan perkiraan 2,1 juta kasus demam berdarah dengue dan 21.000 kematian per tahun di seluruh dunia. Pada tahun 2015 tercatat terdapat 126.675 kasus DBD di 34 provinsi di Indonesia, dengan 1.229 orang di antaranya meninggal dunia. Enzim alfa-glukosidase merupakan target antiviral yang valid untuk enveloped virus. Inhibisi enzim RE alfa-glukosidase akan mengganggu proses pematangan dan fungsi glikoprotein envelop pada virus. Hal ini  menghambat proses perakitan partikel virus dan sekresinya. Hasil penelitian membuktikan bahwa inhibisi enzim alfa-glukosidase II  cukup dalam aktivitas antiviral sel inang  melawan demam dengue secara in vitro dan in vivo. Penemuan obat berbasis fragmen telah menjadi metode untuk menemukan kandidat obat baru. Pendekatan metode ini pertama-tama adalah mengidentifikasi fragmen yaitu molekul sangat kecil yang memiliki ukuran setengah dari ukuran obat-obatan secara umum. Fragmen-fragmen kemudian ditautkan bersama untuk membentuk obat baru. Pada penelitian ini digunakan enzim RE alfa-glukosidase II dengan kode 5IED. Sebanyak 281 senyawa baru berhasil diciptakan secara komputasi berdasarkan struktur 3D protein 5IED. Setelah dilakukan simulasi penambatan molekuler, uji toksisitas, uji druglikeness, uji farmakokinetika dan analisis interaksi protein-ligan, dipilih tiga senyawa terbaik yaitu LB.5 G2D, LO.1 G2D dan LX.23 G2D. Studi dinamika molekuler menunjukkan tiga residu asam amino yang berperan penting dalam pengikatan ligan LX.23 G2D dengan protein 5IED yaitu Asp451, Met565 dan Asp640.


Dengue fever is a contagious disease transmitted by Aedes aegypti mosquitoes. WHO reported that south east Asia and the western Pacific region bear nearly 75% of global dengue diseases. The dengue virus poses a global threat affecting 3.9 billion people in 128 countries with an estimated 2.1 million cases of DHF / DSS and 21,000 deaths per year worldwide. In 2015 there were 126,675 dengue cases recorded in 34 provinces in Indonesia, with 1,229 of them dying. The alpha-glucosidase enzyme is a valid antiviral target for enveloped viruses. Inhibition of ER alpha-glucosidase enzyme will interfere the maturation process and function of viral envelope glycoproteins. This inhibits the process of assembling virus particles and their secretions. Inhibition of ER alpha-glucosidase II enzyme is sufficient in antiviral activity of host cells against dengue fever in vitro and in vivo. Fragment-based drug discovery (FBDD) has become a tool for discovering drug leads. The approach first identifies fragments, tiny molecules, which are about half size of common drugs. The fragments are then linked together to generate drug leads. This research used ER alpha-glucosidase II enzyme with PDB ID 5IED. As much as 281 new compounds were developed computationally based on 3D structure of 5IED protein. After molecular docking simulations, toxicity tests, druglikeness tests, pharmacokinetic tests and protein-ligand interactions analyses, three best ligands were chosen namely LB.5 G2D, LO.1 G2D and LX.23 G2D. An LX.23 G2D molecular dynamics simulation showed that three amino acid residues played a very important role in ligand binding to 5IED protein. The amino acid residues were Asp451, Met565 and Asp640.     

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T52414
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Yulia
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit Dengue adalah penyakit infeksi akibat virus dengue yang memiliki manifestasi klinis mulai dari demam ringan hingga berat seperti demam berdarah dan sindrom renjatan dengue. Patogenesis dengue sampai saat ini belum sepenuhnya diketahui. Ada dua faktor utama yang mempengaruhi manifestasi klinis, yaitu adanya variasi serotipe virus dengue (DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4) dan faktor pejamu, yaitu peranan imunitas yang diantaranya diperantarai oleh sel fagosit mononuklear. Pada penelitian ini kemampuan empat serotipe virus dengue untuk menginduksi respon imun dilihat dengan memaparkan ke empat serotipe virus dengue dengan sel imun yang berasal dari manusia sehat berupa makrofag yang berasal dari monosit (monocyte derived macrophages atau MDM) dan peripheral blood mononuclear cells (PBMC) dan kemudian diukur ekspresi delapan macam sitokin/kemokin. Penelitian diawali dengan isolasi PBMC dari darah vena dengan menggunakan metode sentrifugasi gradien menggunakan Ficoll. MDM dideferensiasi dari monosit menggunakan faktor pertumbuhan MCSF. MDM dan PBMC yang diperoleh kemudian dipaparkan berbagai serotipe virus dengue. Replikasi virus diukur dengan metode plaque assay dan pengukuran kadar NS1 dengan cara ELISA. Ekspresi sitokin/kemokin dianalisa menggunakan LuminexTM microbead assay. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pola ekspresi sitokin/kemokin akibat paparan ke empat serotipe virus pada MDM, di mana DEN-1 menunjukkan kecenderungan untuk menginduksi ekspresi sitokin/kemokin lebih cepat dan lebih tinggi dibandingakan serotipe lain. Analisa statistik pada PBMC menunjukkan adanya perbedaan kinetika ekspresi yang signifikan pada sitokin IL-10 pada 24 jam pasca infeksi dan kemokin IP-10 pada 36 dan 60 jam pasca infeksi. Sebagai kesimpulan, pada penelitian ini diperlihatkan adanya perbedaan pola kinetik ekspresi sitokin/kemokin keempat serotipe virus dengue baik pada MDM dan PBMC.
ABSTRACT
Dengue is a disease caused by dengue virus infection, which has clinical manifestations ranging from mild fever to severe forms such as the dengue haemorrhagic fever and dengue shock syndrome. The pathogenesis of dengue infection is not fully known. There are two main factors that influence clinical manifestations. The first is the virus factor which represented by the variation of dengue virus serotypes (DEN-1, DEN-2, DEN-3, and DEN-4) and the second factor is the host factors, which mainly involved the host’s immunity mediated by immune cells such as the mononuclear phagocytic cells. In this study, the ability of the four serotypes of dengue virus to induce immune response was studied by infecting the four serotypes of dengue virus into healthy human macrophages derived from monocytes (monocyte-derived macrophages or MDM ) and peripheral blood mononuclear cells (PBMC). The expressions of eight cytokines/chemokines were measured. Isolation of PBMCs was performed using Ficoll gradient centrifugation. MDMs were differentiated from monocytes using the growth factor M-CSF. MDM and PBMCs obtained were infected with various serotypes of dengue virus. Viral replication was measured by plaque assay methods and NS1 ELISA. Expressions of cytokines/chemokines were analyzed using LuminexTM microbead assay. The results showed differences in the expression patterns of cytokines/chemokines into four serotypes of the virus in MDM, in which DEN-1 induced the expression of cytokine/chemokines faster and at higher levels compared to other serotypes. While virus infection in PBMCs showed significant differences in the kinetics of expression of cytokines IL-10 at 24 hours post-infection and the chemokine IP-10 at 36 and 60 hours post infection. In conclusion, this study observed different patterns of cytokine/chemokines expression in response to four serotypes of dengue virus both in MDM and PBMCs.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Tegar Adriansyah Putra
Abstrak :
Infeksi yang disebabkan oleh virus dengue (DENV) menimbulkan spektrum luas penyakit dari sindrom virus ringan, demam dengue klasik dan penyakit perdarahan berat yaitu demam berdarah dengue (DBD) hingga Dengue Shock Syndrom (DSS). Antibodi terhadap protein struktural E dari serotipe DENV yang heterolog pada infeksi primer dan sekunder tidak dapat menetralkan virus, sehingga walaupun kompleks antibodi-virus difagositosis oleh monosit, DENV tetap dapat bereplikasi di dalam monosit. Kondisi meningkatnya infeksi virus pada sel target diperantarai antibodi ini dikenali sebagai antibody-dependent enhancement (ADE). Protein NS3 merupakan protein terbesar kedua yang dikode oleh genom DENV dan sekuens asam amino primernya merupakan yang paling lestari diantara serotipe DENV yang berguna menghindari ADE. Protein NS3 ditemukan menginduksi respon antibodi dan respon sel T CD4+ dan CD8+, kebanyakan sel T tersebut bereaksi silang antar serotipe. Dilakukan analisis pada epitop sel T dan sel B protein NS3 DENV4 081 yang selanjutnya dilakukan pengklonaan dan ekspresi gen NS3 DENV4 081. Ditemukan posisi epitop sel B 537-544 NS3 DENV4 081 identik dan lestari dengan 124 strain DENV4 di dunia dan dengan keempat serotipe strain Indonesia. Gen NS3 DENV4 081 berhasil diamplifikasi dengan teknik PCR dan berhasil diinsersikan kedalam vektor pQE80L dengan orientasi yang benar. Plasmid rekombinan yang mengandung gen NS3 DENV4 081 ditransformasikan ke dalam E. coli BL21 dan diekspresikan dengan induksi IPTG. Hasil ekspresi protein NS3 DENV4 081 yang ditunjukkan dengan terlihatnya dot yang berwarna lebih pekat pada Dot Blot yang dideteksi dengan detektor anti-His merupakan protein rekombinan NS3 DENV4 081. Hasil Western Blot menunjukkan ekspresi protein rekombinan NS3 yang rendah, sehingga masih perlu penelitian lebih lanjut untuk mengoptimalkan ekspresi protein rekombinan NS3 pada vektor pQE80L.
Infections caused by dengue virus (DENV) cause a broad spectrum of disease from mild viral syndrome, classic dengue fever to severe hemorrhagic diseases which are dengue hemorrhagic fever (DHF) and Dengue Shock Syndrome (DSS). Antibodies against E protein of heterologous DENV serotypes in primary and secondary infections can not neutralize the virus, although the antibody-virus complexes were phagocytes by monocytes, DENV still replicate inside monocytes. A condition increasing antibody-mediated viral infection on target cell was identified as antibody-dependent enhancement (ADE). NS3 protein is the second largest protein encoded by the genome of DENV and the primary amino acid sequence is the most conserved among DENV serotypes. NS3 protein was found to induce antibody, CD4+ and CD 8+ T cell responses, most of the T cells were cross-reactive between serotypes. Analysis was performed on the T and B cell epitope of NS3 DENV4 081 protein then continue with gene cloning and expression of NS3 DENV4 081. Position of B cell epitope 537-544 NS3 DENV4 081 protein was found identical and conserved to NS3 protein of 124 DENV4 strains around the world and all four serotypes of Indonesia strain. NS3 DENV4 081 gene was successfully amplified by PCR and successfully inserted into the vector pQE80L with the correct orientation. Recombinant plasmid containing NS3 DENV4 081 gene was transformed into E. coli BL21 and expressed by IPTG induction. Results of NS3 DENV4 081 protein expression was indicated by the colored dot produced on Dot Blot detected with anti-His detector. Western Blot result show low NS3 recombinant protein expression, so further research is needed to optimize the NS3 expression in vector pQE80L.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cita Christine Mayorita
Abstrak :
Saat ini, demam berdarah sudah menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. Penyakit ini makin sering terjadi bahkan seringkali menyebabkan kematian khususnya di beberapa negara Asia termasuk Indonesia. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui genotipe virus dengue serotype 1 di Indonesia sebagai dasar untuk turut ambil bagian dalam pengembangan diagnostik dan vaksin dari virus dengue. Riset ini terdiri dari 100 responden yang terdiri dari pria dan wanita berusia antara 14-60 tahun. Semua sampel dipilih secara konsekutif dan virus dengue yang digunakan dalam riset ini dipilih secara acak pada bulan Maret 2010- Desember 2010. Kemudian dilanjutkan dengan proses sequencing pada bulan Januari 2011 sampai bulan Oktober 2011 yang bertempat di Departemen Mikrobiologi dengan metode cross sectional. Hasil dari penelitian ini adalah virus dengue serotype 1 yang berasal dari strain Indonesia termasuk dalam golongan genotype 4. Saran yang dapat diberikan untuk riset selanjutnya adalah datanya harus lebih dilengkapi terlebih untuk data yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Currently, dengue fever has become a worldwide health problem. This disease occurs more and more frequently and often cause death, especially in some Asian countries including Indonesia. The purpose of this study was to determine the genotype of dengue virus serotype 1 in Indonesia as a base to take part in the development of diagnostics and vaccines of the dengue virus. This research consisted of 100 respondents consisting of men and women aged between 14 to 60 years. All samples were selected by consecutive and dengue viruses used in this study were randomly selected in March 2010 to December 2010. Afterwards, the next step was sequencing process in January 2011 to October 2011 in the Department of Microbiology by using cross sectional method. The result of this study was dengue virus serotype 1 strains originating from Indonesia belonged to genotype 4. The suggestion for further research is the quantity of data should be increased especially for data collected from various provinces in Indonesia.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Dewi Andini
Abstrak :
ABSTRAK
Kecamatan Turen di Kabupaten Malang merupakan kecamatan dengan jumlah rata-rata penderita Demam Berdarah yang paling tinggi dibanding kecamatan lainnya dalam 5 tahun terakhir. Tingginya jumlah penderita Demam Berdarah ini ditentukan oleh faktor fisik (curah hujan, kemiringan lereng, dan kerapatan vegetasi) dan non-fisik (kepadatan bangunan, sumber air, mobilitas penderita, dan Angka Bebas Jentik) daerah bersangkutan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola keruangan dan mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh tinggi terhadap jumlah penderita Demam Berdarah. Dengan menggunakan analisis temporal, spasial, dan analisis deskriptif dapat ditunjukkan bahwa penderita cenderung terkonsentrasi pada daerah dengan kepadatan bangunan sedang dan jumlah penderitanya meningkat saat peralihan musim. Uji statistik menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara variabel kerapatan vegetasi dan kepadatan bangunan dengan jumlah penderita demam berdarah di Kecamatan Turen.
ABSTRACT
Turen District in Malang Regency has big amount of Dengue Fever’s patient in this last 5 years. This is caused by physical factors (rainfall, slope, and vegetation index) and non-physical factors (building density, water source, patient’s mobility, and larva-free number) in that concerned area. The purpose of this research is to identify spatial pattern of Dengue Fever’s patient and also to find out which variable that affects patients the most in one area. By using temporal analysis, spatial analysis, descriptive analysis, and statistic analysis, readers will know that Dengue Fever’s patient is concentrate in area which has moderate building density and the number of patients will be increased during weather transition. Furthermore, statistic test shows the correlation between vegetation index, building density, and number of Dengue Fever’s patient in Turen District.
Universitas Indonesia, 2014
S56290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trusty Ayu Hapsari
Abstrak :
Demam Berdarah Dengue (DBD adalah salah satu masalah kesehatan di dunia. Penggunaan Non Structural-1 (NS-1) antigen dari virus dengue untuk deteksi awal telah terbukti sebagai salah satu solusi dari penentu infeksi dengue. Salah satu alat diagnosik yang tersedia di Indonesia adalah Bio-Rad NS1 Ag strip. Penelitian ini berjalan selama18 bulan di mulai dari tanggal November 2010 sampai dengan Mei 2012. Seratus dua pasien dengan demam kurang dari 2 hari terlibat dalam studi ini. Peneliti menggunakan Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), Virus isolation di sel C6/36, atau IgG and IgM titer ELISA sebagai standard emas dalam mendeteksi infeksi dengue. Dalam riset ini, kami menggunakan Bio-Rad NS1 antigen untuk mendeteksi keberadaan antigen NS1 dalam serum darah pasien yang terduga terkena demam berdarah. SPSS 16.0 digunakan untuk menganalisa data. Hasil yang diperoleh adalah dari 102 pasien yang terduga terkena demam berdarah, terdapat 68(68.3%) positf terkena demam berdarah dan 34(31.7%) negatif. Serotype virus juga dipeoleh mellaui RT PCR. Dari 68 pasien yang positif demam berdarah, ada 17 terkena DENV-1, 21 terinfeksi DENV-2, 16 terinfeksiDENV-3, 4 terinfeksi DENV-4, 8 terinfeksi campuran, dan 2 tidak diketahui serotypenya. Nilai sensitivitas dan specifisitas Bio-Rad NS1 Ag Strip dalam mendeteksi infeksi demam berdarah dengan nilai 86.2% dan 96.3%. Dalam mendeteksi infeksi DENV-1, sensitivitas and spesifisitas Bio-Rad NS1 Ag strip adalah 94.12dan 94.44% (95% CI, 80.5% to 97.7%). Sedangkan untuk mendeteksi DENV-3, alat ini mempunyai sensitivitas 75% dan spesifisitas 94.44% (95% CI, 69.3% to 93.5%). Bedasarkan hasil ini, Bio-Rad NS1 Ag Strip dapat dipergunakan sebagai alat untuk menegakan diagnosis dari infeksi demam berdarah DENV-1 dan DENV-3 pada awal demam. ...... Dengue infection has been one of the health issues in worldwide. The utilization of Non Structural-1 (NS1) antigen in order to detect early dengue infection has been proven to be one of the solutions. Diagnostic kit named Bio-Rad NS1Ag Strip is one of the kit that uses antigen which is available in Indonesia. The purpose of this study is to evaluate the sensitivity, specificity, PPV, and NPV value of the kit. This study was held in 18 months duration from November 2010 until Mei 2012. One hundred and two subjects with fever less than 48 hours were included in the study. RT-PCR or virus isolation C6/36 or ELISA antibody titer were used as the gold standard of this research. Bio-Rad NS1 Ag Strip was used to determine the presence of NS1 antigen in the patient. Data analysis and statistics uses SPSS 16.0.In the result, there were 68 (68.3%) positive and 34 (31.7%) negative. RT PCR also determined the virus’s stereotypes. There were 17 of DENV-1, 21 of DENV-2, 16 of DENV-3, 4 of DENV-4, 8 of mixed infection and 2 unknown serotypes. Bio-Rad NS1 Ag has 86.2% of sensitivity and 96.35 of specificity to detect all stereotypes. In for detecting DENV-1, the kit has 94.12% sensitivity and 94.44% (95% CI, 80.5% to 97.7%). Meanwhile, in detecting DENV-3, the kit has 75%sensitivity and 94.44% specificity (95% CI, 69.3% to 93.5%). According to these findings, Bio-Rad NS1 Ag strip is suitable as a diagnostic kit to make early diagnosis of dengue fever DENV-1 and DENV-3.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Shabrina
Abstrak :
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit endemik yang dapat menyebabkan kematian. Tahun 2013 jumlah kasus DBD tertinggi di Kecamatan Tebet berada di Kelurahan Kebon Baru yakni 67 kasus. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden tinggi, perilaku pencegahan DBD cukup baik, dan paparan sumber informasi cukup. Dari analisa bivariat tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan (P=0,144), sikap (P=1,000), dan jenis kelamin (P=1,000) dengan perilaku pencegahan DBD. Ada hubungan yang signifikan antara paparan sumber informasi (P=0,001) dengan perilaku pencegahan DBD. Dari hasil penelitian, perlu dilakukan upaya promosi kesehatan pada siswa SD dengan melibatkan guru serta orang tua.
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an endemic diseases that can cause death. In 2013 the highest number of dengue cases in Tebet is in Kebon Baru was 67 cases. This research is a quantitative study with cross-sectional design. The results showed that the respondents belong to the high knowledge, preventive behavior quite well, and exposure to information resources. From the bivariate analysis no significant relationship between knowledge (P = 0.144), attitude (P = 1.000), and gender (P = 1.000) with dengue prevention behavior. There is a significant relationship between exposure to sources of information (P = 0.001) with the behavior of dengue prevention. Health promotion efforts should be made to the elementary students with the involvement of teachers and parents.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Gisella Zahrany
Abstrak :
Tingginya insiden infeksi demam berdarah yang terjadi dan tidak adanya vaksin efektif menyebabkan banyak peneliti mencoba ekstrak tumbuhan sebagai pengobatan alternatif pada virus Dengue (DENV). Curcumin merupakan salah satu ekstrak tumbuhan yang telah dibuktikan memiliki efek antiviral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah curcumin memiliki efek antiviral pada virus dengue. Oleh karena itu dilakukan tes untuk mengetahui persen hambatan curcumin pada replikasi DENV dan efek cytotoxic curcumin pada sel mamalia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan di Departemen Mikrobiologi FKUI. Pada penelitian ini terdapat enam kelompok yaitu perlakuan oleh curcumin dengan empat konsentrasi yang berbeda kontrol negatif dan juga Dimethil Sulfoxide (DMSO). Data yang didapatkan dari eksperimen ini akan dianalisis dengan metode T-test. Dari hasil penelitian terlihat bahwa curcumin terbukti dapat menghambat replikasi virus dengue. Pemberian dosis yang lebih tinggi dapat menghambat 100% replikasi virus. Pada saat konsentrasi curcumin diturunkan, maka penghambatan replikasi DENV secara dratis menurun. Dari data tersebut IC50 dari curcumin diperoleh yaitu kurang dari 0.1 µg/ml. Hasil data menunjukkan bahwa efek cytotoxic curcumin pada sel sangat signifikan pada kosentrasi yang tinggi. Pada konsentrasi yang lebih rendah, viabilitas sel terhitung lebih tinggi. Dari data tersebut dapat dihitung nilai CC50 yaitu 3,46 µg/ml. Dengan membandingkan nilai CC50 dan IC50 dari curcumin, didapatkan nilai selectivity index yaitu lebih dari 34. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa curcumin dapat digunakan sebagai antiviral virus dengue di masa mendatang.
The high incidence of dengue virus infection and also the absence of effective vaccine cause researchers to look up to use the natural extract as the alternative remedy against the dengue virus (DENV). Curcumin is one of the natural extracts that has already proven to have antiviral effect. The objective of this study experiment aimed to see whether curcumin can be used as the antiviral against dengue virus. Several experiments were conducted to obtain the percentage of inhibition of DENV replication and also to determine the cytotoxic effect of curcumin to mammalian cells. This study was an experimental study that had been conducted at Microbiology Departement of Faculty Medicine of Universitas Indonesia. In this experiment, there were six treatment groups such as four different concentrations of curcumin, negative control and Dimethyl sulfoxide (DMSO). The data from this study were analyzed using T-test method. From this study, the curcumin had been proven to successfully inhibit the replication of dengue virus. The treatment with higher dose of curcumin could totally inhibit the replication of DENV. When we gave less dose of curcumin, the percentage inhibition dropped significantly. This showed that inhibition by curcumin was in dose-dependent manner. Furthermore, from these data we determined the IC50 of curcumin which was less than 0.1 µg/ml. The CC50 of curcumin was 3,46µg/ml. By comparing the result of CC50 and IC50, we found the selectivity index value was more than 34. From this study, it can be concluded that Curcumin can be used as antiviral against dengue virus in the future.
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>