Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Setyawan
"Penelitian ini mencoba menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam memilih penolong persalinan. Faktor-faktor yang akan diteliti adalah tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi sebagai variabel utama dan sebagai variabel penjelas lainnya adalah umur ibu, kunjungan pemeriksaan kehamilan, pekerjaan, dukungan suami, asuransi, jarak ke fasilitas kesehatan, tempat tinggal dan jumlah anak. Idealnya, persalinan haruslah dilakukan oleh tenaga kesehatan modern. Persalinan yang aman akan menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi.
Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis regresi logistik model logit. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 12.703 dari Demographic and Health Survey Program tahun 2012. Penelitian dibatasi pada responden yang mempunyai anak balita dan merupakan kelahiran terakhir saat survey dilakukan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku ibu dalam memilih penolong persalinan. Responden dengan tingkat pendidikan minimal SLTA mempunyai kemungkinan 3 kali untuk memilih tenaga kesehatan modern dibandingkan dengan responden yang tingkat pendidikan tertingginya SLTP. Responden yang termasuk golongan kaya mempunyai kemungkinan 2,7 kali memilih tenaga kesehatan modern dibandingkan responden yang masuk golongan miskin.

This research attempts to analyze factors that influence maternal behavior in choosing birth attendants. As question of interest, we choose education and socioeconomic level, and as additional questions are age, antenatal care, occupation, husband?s support, insurance, distance to health facilities, residence and number of child. Ideally, delivery should be helped by modern health personnel. Safe delivery would reduce maternal mortality and infant mortality.
This research used logistic regression analysis, logit model method. The number of samples included was 12.703 samples by using DHS 2012 data. The study is limited to respondents who have children under five years and the last born when the survey was conducted.
The results of this study indicate that education and socioeconomic levels have a significant impact on maternal behavior in choosing birth attendants. Respondents with education level at least senior high school have 3 times possibility to choose modern health personnel compared with respondents with the highest education were junior high school. The rich respondents have possibility at around 2.7 times to choose modern health personnel compared with poor respondents.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T42887
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyanti
"

Abstrak

 

Unmet need KB merupakan kondisi perempuan aktif seksual yang ingin menunda atau membatasi kehamilan tetapi tidak menggunakan kontrasepsi. Penelitian ini mengkaji determinan sosiodemografik unmet need di Indonesia. Pengukuran unmet need menggunakan data SDKI 2017 dengan cara non-kalender yang mendasarkan pada status penggunaan kontrasepsi saat survei (11,7%), sedangkan cara kalender mendasarkan status penggunaan kontrasepsi dalam kurun waktu 69 bulan jelang survei (14,7%). Perbedaan sekitar 3% ini menyangkut tambahan hampir 1,6 juta perempuan berisiko kehamilan tidak diinginkan. Indonesia dengan konteks angka putus pakai kontrasepsi relatif tinggi, pengukuran unmet need KB cara kalender lebih sesuai dibanding cara non-kalender. Penguatan konseling oleh tenaga kesehatan, penataan pola pelayanan KB yang lebih sesuai diperkotaan, pemerataan pelayanan KB di seluruh wilayah Indonesia dan menjangkau masyarakat miskin diharapkan dapat menurunkan unmet need KB.

 


Abstract

 

Unmet need for family planning is a condition of sexually active women who want to delay or limit pregnancy but do not use contraception. This study examines the unmet need for sociodemographic determinants in Indonesia. Unmet need measurement uses IDHS 2017 by the non-calendar method which is based on the contraceptive use status during the survey (11.7%), while the calendar method is based on the status of contraceptive use within 69 months prior to the survey (14.7%). This difference of around 3% concerns the addition of nearly 1.6 million women at risk of unwanted pregnancy. In Indonesia with relatively high contraceptive discontinuation rate, the unmet need for family planning in the calendar method is more appropriate than the non-calendar method. Strengthening counseling by health workers, structuring patern family planning services that are more appropriate in urban areas, equitable distribution of family planning services throughout Indonesia, and reaching the poor are expected to reduce unmet need for family planning. 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library