Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Revina Fauziyyah
"Indonesia merupakan wilayah yang sering terjadi gempa bumi dikarenakan letaknya yang berada di antara beberapa lempeng tektonik yang aktif (Sungkawa, 2016). Gempabumi yang terjadi di bagian barat laut provinsi Sumatera Utara pada tanggal 1 Oktober 2022 dengan kekuatan 5.8 Mw merupakan bukti bahwa lempeng-lempeng bumi di wilayah tersebut bergerak aktif. Dari gempa tersebut dilakukan penelitian untuk mengetahui besar deformasi yang terjadi setelah gempa dikarenakan pada umumnya, gempabumi dapat menyebabkan terjadinya deformasi atau perubahan bentuk pada kerak bumi di sekitarnya. Deformasi coseismic merupakan deformasi yang terjadi pada kerak bumi akibat gempa utama dan gempa-gempa susulan yang memiliki magnitudo yang cukup besar. Untuk mendapatkan besar nilai dari deformasi coseismic dapat menggunakan teknologi remote sensing seperti Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) dengan 2 pasang citra Sentinel-1 yang diolah menggunakan aplikasi SNAP. Hasil pengolahan dari penelitian ini menunjukkan bahwa gempa yang terjadi di Tapanuli pada 1 Oktober 2022 menyebabkan terjadinya deformasi permukaan tanah berupa uplift pada sekitar daerah titik gempa dengan sebesar 0.32 m-0.47 m. Deformasi coseismic yang terjadi juga berhubungan erat dengan kondisi geologi dari daerah penelitian tersebut seperti litologi batuan berdasarkan formasinya, struktur geologi, bentuk lahan, serta kemiringan lereng.
Indonesia is an area where earthquakes frequently occur due to its location between several active tectonic plates (Sungkawa, 2016). The earthquake that occurred in the northwestern part of North Sumatra province on October 1 2022 with a magnitude of 5.8 Mw is evidence that the earth's plates in the region are actively moving. From the earthquake, research was carried out to determine the amount of deformation that occurred after the earthquake because in general, earthquakes can cause deformation or changes in the shape of the surrounding earth's crust. Coseismic deformation is deformation that occurs in the earth's crust due to the main earthquake and aftershocks that have a large enough magnitude. To get the value of coseismic deformation, remote sensing technology can be used, such as the Interferometric Synthetic Aperture Radar (InSAR) with 2 pairs of Sentinel-1 images processed using the SNAP application. The processing results of this study indicate that the earthquake that occurred in Tapanuli on October 1 2022 caused deformation of the ground surface in the form of an uplift around the earthquake point area of 0.32 m – 0.47 m. The coseismic deformation that occurs is also closely related to the geological conditions of the study area such as rock lithology based on its formation, geological structure, landform, and slope."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dian Nur Setiani
"Gempa tanggal 5 dan 19 Agustus 2018 di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, terjadi akibat aktivitas patahan aktif di utara Pulau Lombok. Deformasi coseismic akibat gempa diteliti menggunakan metode DInSAR dan pemodelan Okada. DInSAR digunakan untuk mencari nilai deformasi berdasarkan interferogram dari citra Sentinel 1 A dan metode Okada digunakan untuk menentukan besaran deformasi yang dihasilkan berdasarkan forward modeling dari parameter gempa. Hasil DInSAR menunjukkan gempa 5 dan 19 Agustus menyebakan deformasi vertikal naik masing – masing sebesar 0,178 m dan 0,058 m serta deformasi vertikal turun 0,324 m dan 0,092 m. Model deformasi Okada berdasarkan nilai relokasi untuk gempa 5 dan 19 Agustus masing – masing menghasilkan deformasi vertikal naik sebesar 0,174 m dan 0,054 m serta deformasi vertikal turun sebesar ,071 m dan 0,085 m. Deformasi hasil pemodelan dan deformasi hasil DInSAR, keduanya memperlihatkan sebaran deformasi yang sama namun hasil model dengan relokasi lebih sesuai dengan pengukuran DInSAR
The earthquakes that occurred on August 5th and 19th, 2018 in the Lombok region, West Nusa Tenggara due to active fault activity in the northern part of Lombok Island have caused co-seismic deformation in the earth’s crust. Differential Interferometric Synthetic Aperture Radar (DInSAR) elaborate with elastic deformation by Okada was applied to investigate the co-seismic deformation based on the unwrapped interferogram from Sentinel 1 A dan earthquake parameters. The DInSAR processing results show that the August 5th and 19th earthquake has caused uplift up to 0,178 m and 0,058 m, respectively, and subsidence to 0,324 m and 0,092 m. The Okada deformation model based on the relocation values indicates that the August 5th and 19th earthquakes, resulted in uplift up to 0,174 m and 0,054 m, and subsidence about 0,071 m and 0,085 m respectively. The result of the modeling deformation and the DInSAR, show the same deformation distribution. Still, the model results with relocation are more in line with the DInSAR measurements"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rizkia Afra Pratama Putri
"Dalam mengurangi aktivitas mengimpor aspal, saat ini Indonesia berusaha untuk mengoptimalkan penggunaan Asbuton yang berasal dari Sulawesi Tenggara, yaitu Teluk Lawele (Lawele Granular Asphalt). Asbuton sendiri memiliki harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan aspal minyak yang saat ini ketersediaannya mulai menipis. Bahan lain yang digunakan ialah nano silika. Nano silika digunakan karena sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Variasi kadar aspal aspal terhadap campuran yang digunakan ialah sebesar 6%, 6.5%, 7%, 7.5%, dan 8%. Dengan campuran nano silika dengan kadar 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, dan 10%. Aspal modifikasi yang dibuat ialah campuran aspal minyak, bitumen LGA, dan oli bekas yang bersifat sebagai pelunak sehingga meningkatkan nilai penetrasi. Campuran aspal yang digunakan untung mencari KAO ialah campuran panas (Hot Mix). Namun yang digunakan untuk mencari kadar nano silika terbaik ialah campuran hangat (Warm Mix). Pengujian yang dilakukan untuk mengetahui kinerja serta nilai deformasi alur dari campuran aspal modifikasi ialah dengan melakukan pengujian Marshall Standard, Marshall Immersion, dan uji Wheel Tracking Machine.
In reducing the activity of importing asphalt, Indonesia is currently trying to optimize the use of Asbuton originating from Southeast Sulawesi, namely Teluk Lawele (Lawele Granular Asphalt). Asbuton has a relatively cheaper price compared to oil asphalt, which is currently running low. Another material used is nano silica. Nano silica is used because we often encounter it in everyday life. Variations of asphalt content in the asphalt mixture, were 6%, 6.5%, 7%, 7.5%, and 8%. With a mixture of nano silica containing 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, and 10%. The modified asphalt made is a mixture of oil asphalt, LGA bitumen, and used oil which acts as a softener, to increase the penetration value. The asphalt mixture used to find optimum asphalt content is a hot mix. However, to find the best nano silica content is a warm mixture. This examination carried out to determine the performance and value of rutting deformation of the modified asphalt mixture were testing by Marshall Standard, Marshall Immersion, and the Wheel Tracking Machine test."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Dokumentasi Universitas Indonesia Library