Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Mohamad Arief Achdiar Adiwinata
Abstrak :
ABSTRAK Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) termasuk masalah kesehatan yang serius karena sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental manusia, yang dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia. Kabupaten DT.II Purwakarta salah satu Kabupaten di Jawa Barat yang termasuk daerah endemis GAKI Daerah endemis GAKI di Kabupaten Purwakarta pada tahun 1996, tersebar pada desa-desa di wilayah kecamatan, yaitu : 1. Kecamatan Bojong, dengan angka prevalensi GAKI, sebesar 36,80 %. 2. Kecamatan Pasawahan, dengan angka prevalensi GAKI sebesar 26,00 %. 3. Kecamatan Wanayasa, dengan angka prevalensi GAKI sebesar 13,70 %. 4. Kecamatan Darangdan, dengan angka prevalensi GAKI sebesar 10,70 %. Dalam rangka penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium ( GAKI) di Kabupaten Purwakarta, telah dikeluarkan Surat Keputusan Bupati KDII Tingkat II Purwakarta Nomor : 501/SK.208-Perek/1996 tentang Pembentukan Tim Komite Nasional Garam (KNG ) Kabupaten DT.II Purwakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengorganisasian Tim Komite Nasional Garam ( KNG) Kabupaten Purwakarta dengan pendekatan sistem, yaitu : Input : Struktur Organisasi, Tenaga, Sarana dan Biaya. Proses : Pembagian Tugas, Perincian Pekerjaan, Pendelegasian Wewenang, Koordinasi, Rencana Kerja, Monitoring dan Evaluasi. Sehingga diharapkan Out put nya yaitu dapat berfungsinya organisasi Tim KNG dalam penanggulangan GAKI di Kabupaten DT.II Purwakarta. Penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu menggambarkan pengorganisasian dari Tim KNG Kabupaten DT.II Purwakarta. Data di dapat dari hasil wawancara dengan responden yaitu anggota Tim Teknis KNG Kabupaten Purwakarta. Dan selanjutnya diolah dengan melakukan analisis isi yaitu dengan menganalisa hasil penelitian dan membandingkannya dengan teori-teori pada tinjauan kepustakaan. Hasil penelitian dari seluruh variabel menunjukan bahwa Tim KNG Kabupaten Purwakarta belum berfungsi secara optimal sebagai organisasi bila dilihat dari input, proses dan out put. Dari basil penelitian yang telah dilakukan, maka dengan ini disarankan agar Tim KNG, dapat menyusun struktur/bagan organisasi, pembagian tugas, perincian pekerjaan, rencana kerja, mengupayakan anggaran biaya, monitoring dan mengevaluasi hasil kegiatan yang dilaksanakan serta meningkatkan frekuensi pertemuan terutama lebih menekankan kepada proses koordinasi anggota Tim KNG. Daftar Pustaka : 121 1984 -1997
ABSTRACT Organizing The Salt National Committee Team ( KNG = Komite Nasional Garam) to Solve The Problems due to Iodine Deficiency ( GAKI = Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) in Purwakarta Regency in The Year 1997Disease due to Iodium Deficiency (GAKI = Gangguan Akibat Kekurangan Iodium) is one of serious health problems because it can interfere the human mental development and decrease the quality of human resources. The regency of Purwakarta is one of the regencies in West Java Province which is still an endemic area of GAKI. The endemic areas of GAKI in Purwakarta in 1996 are spread in villages of the subdistricts as follow : - Bojong subdistricts with 36.80 % of GAKI prevalence. - Pasaahan subdistricts with 26.00 % of GAKI prevalence. - Wanayasa subdistricts with 13.70 % of GAKI prevelence. - Darangdan subdistricts with 10.70 % of GAKJ prevelence. In order to solve the problem of the disease due to Iodium deficiency, Purwakarta has issued a Decision Letter of Purwakarta's Regent No. 501/SK.208-Perek/1996 about forming The Team of The Salt National Committee ( KNG = Komite Nasional Garam) of Purwakarta. This study is aimed to study the organization of The Salt National Committee Team of Purwakarta. The system approaches used are : - Input : Organization structure, manpower, facilities and finance. - Proses : Job distribution, job description, authority delegation, coordination, plan of action, monitoring and evaluation. - The expected out put is a proper function of KNG team in overcoming sodium related disease in Purwakarta. This study is qualitative. It describes the organizing aspect of KNG team in Purwakarta. Data were collected from interviews with respondents i.e members of technical team of KNG of Purwakarta. They were , then, analyzed by analyzing the study result and compare it with the theories from the references. The result from all variables shows that Purwakarta KNG team does not optimally function as an organization which can be seen from input, process and output aspects. From this result, it is advised that the KNG team should form the organization structure, job distribution, job description, plan of action, increase the frequency of meetings, pursue for budget, monitor and evaluate result that have been done so far and give more stressing for better coordination among KNG team. Reference : 12 (1984 -1997 )
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Fahmida
Abstrak :
This two month iron supplementation was a community trial study conducted in Sambelia village in Sambelia subdistrict, East Lombok district, West Nusa Tenggara province during October-December 1996. The main objective of the study was to investigate religious leader or toga as distribution channel of iron tablets for women in child-bearing age. There were 187 women involved in this study, 94 received the tablets through religious leaders (Toga group) and 93 from cadre (Cadre group). Both groups of women received 8 tablets of 60 mg elemental iron (combined with 250 pg folic acid, 2500 IU vitamin A and 60 mg vitamin C) to be taken once weekly for two months. Coverage was defined as percentage of women in child-bearing age who received the tablets. The women's compliance was assessed by interview and stool test. Other methods of assessment included anthropometry measurements (weight, height, MUAC) and biochemical test (hemoglobin test with cyanmethemoglobin method). In addition, Focus Group Discussion on some women and personal interview with the distribution channels (toga and cadre) using Semi Structured Interview were also conducted. The women were comparable in socioeconomic condition and hemoglobin status. The distribution through toga and cadre could cover respectively 87.1% and 86.2% of the women. Compliance was better among women in toga group who in average took 6.8 tablets compared to 5.9 among women in cadre group (p < 0.10). There was however no difference in improvement of hemoglobin (after controlling for some confounders) nor in decrease of anemia prevalence between the two groups after 2 months period The Hb increased by 0.14 g/dL and 0.30 g/dL and anemia prevalence decreased by 13.9 % and 16.2 % respectively in toga group and cadre group. In the cadre group, predictors of non full compliers were social factors (ie. age, family income, education level) and frequency of contact with the cadre, whereas in the toga group, only side effects were predictive of non-full compliers. Combining both groups, 31% of non full compliers were identified by social factors (ie. age less than 20 and living in permanent house) and provider-user dynamics (iefrequency of contact with the distribution channels). Results suggest that toga was a potential channel of iron tablet for women in child-bearing age. With different nature of toga and cadre, their cooperation has potential for better achievement of iron supplementation program.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leginem
Abstrak :
Anemia gizi merupakan masalah gizi yang besar dan Iuas diderita oleh penduduk Indonesia. Anemia gizi biasanya disebabkan jumlah zat besi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Di samping itu berbagai faktor juga dapat mempengaruhi terjadinya anemia gizi yaitu, kurangnya konsumsi zat gizi antara lain protein, besi, vitamin C, energi, infeksi, menstruasi, sanitasi Iingkungan, status gizi, pengetahuan dan sosial ekonomi. Konsekuensi yang timbul akibat terjadinya anemia gizi adalah menurunnya aktifitas, produktivitas rendah, terhambatnya perkembangan mental dan kecerdasan (penurunan prestasi belajar), menurunnya kekebalan terhadap penyakit infeksi dan meningkatnya kesakitan. Prevalensi anemia gizi remaja putri berdasarkan beberapa hasil penelitian ternyata cukup tinggi. Hasil SKRT tahun 1995 sebesar 57,1% bahkan studi terhadap siswi SMU Padang tahun 1995 diketahui prevalensi anemia sebesar 80%. Prevalensi ini tergolong dalam masalah kesehatan masyarakat berat, sementara upaya penanggulangan anemia belum mengarah kepada sasaran remaja/mahasiswi ini. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran prevalensi anemia dan faktor-faktor yang berhubungan serta faktor yang paling berhubungan dengan status anemia mahasiswi Akademi Kebidanan (Akbid) di Banda Aceh tahun 2002. Desain penelitian menggunakan crossectional. Populasi adalah seluruh mahasiswi Akbid di Banda Aceh sebanyak 836 orang dan yang menjadi sampel sebanyak 198 orang. Penelitian dilakukan pada 3 Akbid yaitu Akbid Depkes Banda Aceh, Akbid Mona dan Akbid Muhammadiyah pads tingkat I, II dan III dari bulan Juli - Agustus 2002. Penetapan besar sampel berdasarkan alokasi sama rata yaitu 66 orang tiap akademi dan 22 orang pada tiap tingkat. Pengambilan sampel pada masing-masing tingkat dengan sistematic random sampling. Data dikumpulkan dengan beberapa cara yaitu status anemia dengan pemeriksaan kadar Hemoglobin (Hb) menggunakan metoda cyanmethemoglobin, wawancara untuk kebiasaan minum teh, frekuensi haid, lama haid, pengetahuan tentang anemia, tingkat pendidikan ibu dan status tempat tinggal, food recall 2x24 jam untuk konsumsi zat gizi, pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk Indeks Masa Tubuh (IMT) dan pengukuran LILA. Variabel dependen penelitian ini adalah status anemia mahasiswi sedangkan variabel independen meliputi konsumsi zat gizi (energi, protein, besi dan vitamin C), status gizi (IMT dan LILA), kebiasaan minum teh, pola haid (frekuensi haid dan lama haid), pengetahuan tentang anemia, tingkat pendidikan ibu dan status tempat tinggal. Analisa data meliputi : univariat dengan distribusi frekuensi (semua variabel), mean, median, standart deviasi, minimum dan maksimum (variabel yang memiliki data numerik), analisis bivariat dengan chi square dan analisis multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil penelitian diketahui prevalensi anemia sebesar 88,9% (anemia ringan 57,1%, anemia sedang 29,8% dan 2% anemia berat). Pada analisis bivariat diperoleh variabel yang bermakna secara statistik (p<0.05) dengan status anemia adalah konsumsi besi, konsumsi vitamin C, kebiasaan minum teh, tingkat pendidikan ibu dan status tempat tinggal dan dalam analisis multivariat variabel yang berhubungan adalah konsumsi besi, konsumsi vitamin C, kebiasaan minum teh dan status ternpat tinggal, selanjutnya variabel yang berhubungan paling dominan dengan status anemia adalah konsumsi zat besi (OR = 6,565). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan agar penanggulangan anemia gizi mahasiswi/remaja putri; sudah harus diprioritaskan. Memasyarakatkan Gerakan membuat taman gizi dengan menanam pohon buah-buahan dan sayur-sayuran sumber vitamin C dan zat besi. Penyuluhan kepada mahasisiwi/remaja putri dan ibu-ibu serta memotivasi mahasiswi untuk mengkonsumsi tablet tambah darah harga murah secara mandiri. Pemeriksaan kadar Hb pada mahasiswi secara berkala yang dimulai sejak mahasiswa baru dan pengobatan bagi penderita anemia terutama anemia berat dan sedang serta memasukkan bahasan anemia pada mata ajaran tertentu. Penyuluhan kepada para pengelola makanan asrama tentang pentingnya variasi makanan terutama makanan sumber vitamin C dan zat besi yang murah dan mudah diperoleh disekitarnya serta cara pengoaahan makanan yang baik. Pada penelitian selanjutnya agar menggunakan desain yang lebih baik, variabel yang berbeda dan sampel pada kelompok rawan anemia lainnya.
Nutritional anemia is a wide and huge nutrition problem suffered by many Indonesian people. Nutritional anemia usually caused by inadequate amount of iron consumption. Besides, other factors could influence the occurrence of nutritional anemia including inadequate nutrient consumption such as protein, vitamin C, energy, infections, menstruation, poor environmental sanitation, poor nutritional status, lack of knowledge, and poor socioeconomic conditions. As consequences, there is a decrease in activity, low productivity, occurrence of mental retardation, and Iow intelligence, decrease in immunity, and increase in morbidity. According to several studies, prevalence of anemia among teenage girls was high. SKRT result in 1995 showed prevalence of 57.1%. One study among high school girl student in Padang in 1995 showed prevalence as high as 80%. The problem could be categorized as severe public health problem, while the current existing intervention on anemia was not targeted to this segment of population. The aim of this study is to obtain a description on anemia prevalence and its related factors as well as the most associated factors on anemia status among female students of Midwife Academies in Banda Aceh in the year of 2002. The design of the study was cross sectional. Population was all female students in Midwife Academies in Banda Aceh (836 students), with 198 subjects as sample. There were 3 academies, that is, Midwife Academy of Depkes Banda Aceh, Mona Midwife Academy, and Muhammadiyah Midwife Academy including students of all grades in the period of July-August 2002. Sampling was equally distributed among three academies, resulted in 66 students for each academy and 22 students for each grade. Sample in each level was obtained through systematic random sampling. Data was collected using several methods including cyanmethemoglobin to examine Hb level as to determine anemia status, face-to-face interview to know the habit of drinking tea, frequency of menstruation, duration of menstruation, knowledge, mother's educational background and living condition status, 2 X 24 hours recall to predict nutrient consumption, weight and height measurements to calculate body mass index (BMI) and mid upper arm circumference (MUAC) measurement. Dependent variable in this study was anemia status while the independent variables included nutrient consumption (energy, protein, iron, and vitamin C), nutritional status (BMI and MUAC), habit of drinking tea, menstruation pattern (frequency and duration), knowledge, mother's education level and living conditions status. Data analyses included univariate with frequency distribution (for all variables), mean, median, standard deviation, minimum and maximum (for numeric variables), bivariate using chi square, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The result showed that prevalence of anemia was 89.4% (mild anemia 47.5%, moderate anemia 40.4%, and severe anemia 1.5%). Bivariate analysis showed that variables that statistically significantly (p
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T4030
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erison
Abstrak :
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah kesehatan yang perlu ditangani secara serius di Indonesia, karena sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental dan dapat menurunkan kualitas sumber daya manusia. Propinsi Sumatera Barat adalah salah satu daerah endemik "sedang" di Indonesia dengan prevalensi gondok/ Total Goiter Rate (TGR) sebesar 20,5%. Angka ini sangat tinggi bila dibandingkan dengan angka Nasional sebesar 9,8%. Sementara target yang hendak dicapai adalah kurang dari 5% pada tahun 2010. Dalam rangka penanggulangan dampak GARY, pemerintah Propinsi Sumatera Barat melalui Kepala Bappeda telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor:414/8/0811/PKSDMPK/Bappeda-2003 tentang Tim Penanggulangan GAKY di Propinsi Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang gambaran dan faktor-faktor yang mendukung kinerja tim penanggulangan GAKY di Propinsi Sumatera Barat tahun 2003, dengan pendekatan sistem meliputi: Input struktur organisasi, aspek hukum dan kebijakan, tenaga, sarana pendukung dan biaya), Proses (koordinasi tim, pembagian tugas dan kewenangan, rencana kerja tim, pembinaan, monitoring dan evaluasi) dan Output (dokumen koordinasi, notulen pertemuan, dokumen pembagian tugas dan kewenangan, dokumen rencana kerja, dokumen pembinaan dan dokumen evaluasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tim penanggulangan GAKY Propinsi Sumatera Barat tahun 2005 belum berfungsi secara optimal sebagai organisasi. Berdasarkan hasil peneliuan yang dilakukan maka disarankan kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota agar melakukan pembenahan internal dengan pembinaan personil, melakukan manajemen secara transparans, melakukan advokasi. Terhadap Tim GAKY disarankan agar menterjemahkan Surat keputusan tentang Tim GAKY sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan, membuat rencana kerja dan melakukan rakor secara berkala, merumuskan indikator dan kriteria masing-masing komponen tim, melakukan kajian dan evaluasi terhadap komponen dan proses koordinasi serta memberikan umpan balik kepada masing-masing unsur yang terlibat dalam upaya penanggulangan dampak GAKY di Propinsi Sumatera Barat tahun 2003. Selanjutnya Kepada Pemda dan DPRD Propinsi Sumatera Barat diharapkan dapat memberikan dukungan sehingga upaya penanggulangan GAKY di Propinsi Sumatera Barat dapat terlaksana dengan baik.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13178
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramita Gayatri Dwipoerwantoro
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
D1745
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Serat yang diperolen dari kulit buan nanas berpotensi untuk menjadi salan satu sumber dietan/ Hber baru, selain itu mengandung beberapa senyavva bioaktif yang dapat berfungsi sebagai antioksidan yang dapat mencegan terjadinya penyakit-penyakit kronis seperti penyakit jantung, kanker, diabetes, Alzneimer, dan Parkinson’s_ Penelitian ini bertujuan untuk mengetanui kadar total dietan/ Hber yang diperolen dari kulit buan nanas dan nilai aktivitas antioksidannya Kadar dietary Hber dinyatakan dalam bentuk karbonidrat dengan metode Total carbohydrate by difference. Sedangkan, aktivitas antioksidan ditentukan dengan metode Oven Test dan DPPH dengan menggunakan BHA sebagai pembanding Hasil penelitian menunjukkan banvva bubuk kulit nanas berpotensi sebagai salan satu sumber dietary Hber karena kadar total dietan/ Hber-nya cukup tinggi yaitu 82,26 g%. Namun, aktivitas antioksidan senyavva-senyavva bioaktif yang terdapat di dalamnya rendan (|C50=9,96 mg/ml DPPH) bila dibandingkan dengan nilai aktivitas antioksidan BHA (|C50=0,0097 mg/ml DPPH). Sedangkan, dengan metode Oven test vvaktu inkubasi yang dibutunkan untuk mencapai pertambanan berat i2% dengan konsentrasi sampel 0,02%; 0,03%; dan 0,07% adalan 5 nari, 5 nari, dan 10 nari_ Lebin cepat dibandingkan BHA yang memerlukan vvaktu inkubasi 17 nari, 18 nari, dan 20 nari untuk konsentrasi 0,005%; 0,025%; dan 0,05%. Hasil identifikasi senyavva yang dilakukan dengan metode kromatografi gas dan spektroskopi massa menunjukkan adanya beberapa senyavva yang memiliki gugus hidroksi seperti 5-hidroksi metilfurfural, asam 2-hidroksi-3-metil suksinat, dan g|iserin.
Universitas Indonesia, 2007
S30444
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pusparini Kusumajati
Abstrak :
Fanatisme terhadap sebuah produk tidak selalu berawal dari tingginya kualitas produk, Dari berbagai temuan riset maupun kajian terdahulu, terdapat temuan bahwa relasi antar konsumen dan produk yang dikonsumsinya, lebih sering membangun fanatisme terhadap brand. Salah satu bentuk relasinya terwujud sebagai komunitas brand online. Xiaomi dengan komunitas brand online, Mi Community Indonesia, merupakan salah satu contoh dari produk low-end market yang memiliki pengikut sangat loyal terhadap brandnya. Kesetiaan para fans Xiaomi ini telah terbukti di berbagai negara salah satunya adalah Indonesia. Mi Community Indonesia telah berdiri sejak 2017 dengan puluhan Mi Fans regional yang telah terbentuk secara organik semenjak Xiaomi masuk ke Indonesia. Untuk mendalami yang terjadi pada fenomena Xiaomi itulah, tesis ini bertujuan untuk mengkategorikan jenis keanggotaan yang terdapat pada Mi Community Indonesia dan bentuk prilaku pengkultusan brand dari setiap jenis anggota komunitas. Untuk mencapai tujuan dari penelitian, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan metode studi netnografi melalui observasi netnografi dan wawancara mendalam dengan informan kunci. Penelitian ini menggunakan konsep komunitas brand online, termasuk didalamnya interaksi dan jenis keanggotaan komunitas brand dan pengkultusan brand. Jenis keanggotaan dan perilaku pengkultusan brand dianalisis melalui post, thread dan hasil wawancara dengan informan kunci. Dari hasil penelitian, ditemukan adanya enam jenis keanggotaan dalam Mi Community Indonesia yang terbagi menjadi the Learner, the Pragmatist, the Opinion Leader, the Activist, the Evangelist dan the Blindfold Cult. Bentuk perilaku pengkultusan brand ditemukan pada jenis keanggotaan the Evangelist dan the Blindfold Cult. Penelitian ini juga menemukan adanya bentuk pengkultusan brand yang dilakukan oleh anggota Mi Community Indonesia, dimana perilaku pengkultusan brand ini banyak terjadi pada interaksi yang didasarkan pada jenis impressions management dan community engagement. Pengkultusan brand yang terjadi pada anggota Mi Community Indonesia merupakan suatu bentuk unjuk diri kepada dunia luar menutupi realitas semu mereka terhadap produk Xiaomi itu sendiri. ......Fanaticism about a product does not always start from the high quality of the product itself. Based on previous research and studies, found out that there are a special relationship between consumers and the products they consume, more often builds fanaticism towards the brand. One form if its relationship is reflected as an online brand community. Xiaomi, with its well-known online brand community, Mi Community Indonesia, is the example of a low-end market product that have a very loyal brand followers. Their loyalty is proven in various country of Xiaomi target market in which Indonesia is one of them. Mi Community Indonesia formed since 2017 with dozens of regional Mi Fans that already formed organically since Xiaomi enter Indonesia smartphone’s market. This thesis objective is to determine the type of membership in Mi Community Indonesia and their form of brand cult towards Xiaomi as a brand of each type of membership in Mi Community Indonesia. This research is using qualitative approach with netnography study as its method. This research is using both netnography observations and in-depth interview with key informant. This research is using online brand community including the interaction within brand community and type of membership in brand community and brand cult as its concepts. In this research, type of membership and behaviour of brand cults are analysed by post, thread and online data system given by Mi Community Indonesia and interview result with key informant. The results of this research show that there are six types of membership in Mi Community Indonesia which divided into the Learner, the Pragmatist, the Opinion Leader, the Activist, and the Blindfold Cult. The brand cult behaviour is found in the Evangelist and the Blindfold Cult type of membership. This research also found behaviour of brand cult of members in Mi Community Indonesia, in which happens in interaction that based on impressions management and community engagement kind of interactions within the community. Brand cult behaviour that happens in Mi Community Indonesia is a form of rally to cover their false reality towards Xiaomi’s product.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Sudargo
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 2015
641.302 TOT d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siallagan, Herdiani
Abstrak :
Kebutuhan akan energi dan zat gizi lainnya meningkat pada masa kehamilan terutama pada kehamilan trimester III. Kurang gizi bukan hanya sekedar kekurangan makanan melainkan berupa kombinasi dari beberapa faktor seperti konsumsi protein, energi dan gizi mikro yang tidak mencukupi, adanya penyakit infeksi, pelayanan kesehatan yang tidak memadai, air dan sanitasi yang buruk. Ibu hamil dengan status gizi yang kurang akan mengalami masalah gizi seperti kurang energi kronis (KEK). Ibu hamil memiliki risiko KEK jika memiliki lingkar lengan atas (LILA) < 23,5 cm. Ibu hamil dengan risiko KEK diperkirakan akan melahirkan bayi BBLR. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko KEK pada ibu hamil di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain Cross-sectional dengan menggunakan data sekunder dari riset kesehatan dasar tahun 2018. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil trimester III berjumlah 3.341 responden. Data dianalisis menggunakan Regresi Cox untuk mengetahui prevalen rasio (PR) faktor-faktor yang behubungan dengan risiko KEK dengan Confident Interval (CI) 95% untuk melihat signifikansi. Prevalensi risiko KEK pada ibu hamil di Indonesia sebesar 14,9%. Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko KEK yaitu jumlah anggota keluarga > 4 orang (PR 1,388; CI95% 1,161-1,661), tempat tinggal di pedesaan (PR 1,337; CI95% 1,111-1,608), multigravida (PR 0,604; CI95% 0,503-0,726) dan grandemultigravida (PR 0,722; CI95% 0,515-1,011). Disarankan agar pemerintah menyediakan layanan konsultasi gizi pada puskesmas, melakukan penyuluhan oleh bidan desa, pembatasan jumlah anak pada masyarakat dimulai dari tenaga kerja dan Pemberdayaan masyarakat terutama di pedesaan. ......Energy and other nutrients need are increase during pregnancy, especially in the third trimester of pregnancy. Malnutrition is not just a lack of food but also a combination of several factors such as inadequate consumption of protein, energy and micronutrients, the presence of infectious diseases, inadequate health services, poor water and sanitation. Pregnant women with poor nutritional status will experience nutritional problems such as chronic energy deficiency (CED). Pregnant women who have a risk of CED are having mid upper arm circumference (MUAC) < 23.5 cm. Pregnant women who are at risk of CED are expected to have LBW babies. The purpose of this study was to determine the related factors of chronic energy deficiency risk on pregnant women in Indonesia. This study used a cross-sectional design using secondary data from basic health research in 2018. The sample of this study was 3,341 respondents of third trimester pregnant women. Data were analyzed using Cox Regression to determine the prevalence ratio (PR) the related factors of chronic energy deficiency with a Confident Interval (CI95%) to see significance. The prevalence of CED risk on pregnant women in Indonesia is 14.9%. The results of multivariat analysis showed that the related factors of CED risk were number of family members > 4 peoples ( PR 1.388; CI95% 1.161-1.661), rural residance (PR 1.337; CI95% 1.111-1.608), multigravida (PR 0.604; CI95% 0.503-0.726) and grandemultigravida (PR 0.722; CI95% 0.515-1.011). It is recomendet that the goverment provide nutrition consultasy services at the public health center, counseling by midwives in village, limiting the number of children in the community started with labor and empowering communities especially in rural areas.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triana Hardianti Gunardi
Abstrak :
Latar belakang: Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas GPPH disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik dan lingkungan. Zat besi berperan sebagai kofaktor enzim tirosin-hidroksilase dalam proses modulasi produksi dopamin dan epinefrin, yang berpengaruh pada kontrol perilaku motorik normal. Tujuan: Mengetahui hubungan antara risiko tinggi defisiensi besi dengan GPPH. Metode: Studi kasus kontrol menggunakan kuesioner untuk uji tapis pertama GPPH dan defisiensi besi, melibatkan 376 siswa SD 01, 03, dan 05 Kenari, Jakarta periode 2015/2016. Hasil: Melalui uji Chi-square, ditemukan hubungan bermakna secara statistik antara risiko tinggi defisiensi besi dengan GPPH pada siswa dengan odds ratio 2,447 1,354 ndash; 4,422, IK 95 , p = 0,002. Kesimpulan: Risiko tinggi defisiensi zat besi merupakan salah satu faktor risiko GPPH pada siswa sekolah dasar di Jakarta. Kecukupan asupan zat besi pada anak perlu dijaga sejak dini. ...... Background: Attention Deficit Hyperactivity Disorder ADHD is caused by many factors, including genetics and environmental factor, e.g. iron. Iron acts as a cofactor in the modulation of dopamine and epinephrine production, affecting control in motoric behavior. Aim: of study To find the association between the high risk of iron deficiency and ADHD. Method: A case control study using questionnaire to screen ADHD and iron deficiency in 376 elementary students in SD Kenari Jakarta. Results: Positive correlation between the high risk of iron deficiency and ADHD, using Chi square method with odds ratio 2.447 1.354 ndash 4.422, IK 95 , p 0.002. Conclusion: High risk of iron deficiency is a risk factor of ADHD in elementary school students in Jakarta. Children should maintain adequate iron intake since early hood.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>