Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christian Yongky Jayadi
"Pengembangan pelarut ramah lingkungan baru merupakan salah satu subjek kunci dalam kajian kimia ramah lingkungan. Cairan ionik dan pelarut eutektik dalam, telah mendapatkan perhatian besar untuk menggantikan pelarut organik keras yang sekarang digunakan dan telah diterapkan pada banyak proses seperti ekstraksi dan sintesis. Pada penelitian ini, digunakan senyawa betain dan gliserol. Penelitian secara langsung di laboratorium tanpa studi awalan (in silico) akan menghabiskan banyak waktu, tenaga dan biaya, oleh karena itu, dalam rangka untuk mempersingkat waktu eksperimen di laboratorium, dilakukan suatu percobaan melalui simulasi dinamika molekuler dengan menggunakan komputer berspesifikasi tinggi dan perangkat lunak Amber.
Simulasi dilakukan dengan tujuan untuk menemukan komposisi terbaik dari pelarut dan mencari interaksi asam palmitat dengan pelarut. Simulasi dilakukan dengan mencampur betain dan gliserol dengan perbandingan tertentu (1:1, 1:2 dan 2:3) pada suhu kamar (298 K) dan waktu simulasi selama 40 ns, kemudian membuat simulasi campuran antara betain, gliserol dan asam palmitat.
Setelah dilakukan beberapa simulasi didapatkan hasil bahwa antara betain dan gliserol dapat terbentuk ikatan hidrogen bercabang dua. Komposisi terbaik berada pada komposisi betain:gliserol 1:2 atau 2:3. Campuran pelarut ini (terutama betain) juga terbukti mampu mengikat asam Palmitat dengan adanya ikatan hidrogen bercabang dua yang terbentuk.

Developing new green solvents is one of the key subjects in green chemistry. Ionic Liquid and Deep Eutectic Solvents, have been paid great attention to replace current harsh organic solvents and have been applied to many chemical processing such as extraction and synthesis. In this research, Betaine and Glycerol are being used. Direct research at laboratory without simulation (in silico) studies will expensed many time, effort and money, so in the hope of reducing the time used to research at laboratory, the molecular dynamic simulation is used with the tools of supercomputer and Amber Molecular Dynamic software.
The simulation is aimed at finding the best ingredients of the solvents and find the interaction between solvents and palmitic acid. Simulation is conditioned with some composition of betaine and glycerol (1:1, 1:2, and 2:3) being run at 298K temperature and for 40 ns time. Simulations with composition of betaine, glycerol and palmitic acid are also performed.
After some simulations being done, the results gives indication that betaine and glycerol can make bifurcated hydrogen bonds. The best results came from betaine:glycerol composition of 1:2 and 2:3. This mixed solvent is also gives indication that it (especially betaine) can make bifurcated hydrogen bonds with Palmitic Acid.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S59909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inas Tahani Muntaz
"Aktivitas antioksidan, antikanker, dan antiinflamasi adalah beberapa manfaat farmasi yang dimiliki oleh polifenol alami seperti α-mangostin dan asam ferulat. Namun, sifat hidrofobik senyawa ini membuatnya sulit larut dalam air, sehingga ekstraksinya harus dilakukan dengan pelarut khusus. Seringkali, pelarut organik tradisional menimbulkan masalah lingkungan dan risiko kesehatan. Hydrophobic Deep Eutectic Solvent (HDES), yang terdiri dari asam dekanoat dan asam dodekanoat, menawarkan alternatif yang ramah lingkungan dengan tekanan uap rendah dan efisiensi ekstraksi tinggi terhadap senyawa lipofilik. Metode ekstraksi ultrasound-assisted extraction (UAE) meningkatkan efisiensi dengan waktu optimal dua jam. DES stabi pada rasio molar 1:2, 1:3, dan 1:4. Kandungan airnya antara 0,81 dan 0,95%, dan viskositasnya antara 10,27 dan 12,31 cSt. Kandungan α-mangostin dan asam ferulat yaitu 7,99 mg/ml dan 0,04 mg/ml. Yield α-mangostin dan asam ferulat yaitu 239,68 mg/g dan 1,33 mg/g. Kandungan fenolik total ekstrak manggis adalah 19,6 mg GAE/g simplisia dan 2,57 mg GAE/g simplisia. Selama dua belas bulan, emulsi tetap stabil dengan ukuran droplet 0,319–0,42 μm dan zeta potensial negatif tinggi -49,5 dan -52,5 mV. uji disolusi pada medium SIF menghasilkan konsentrasi yang lebih rendah daripada di air. Formulasi obat lipid yang dihasilkan cukup baik dan berpotensi sebagai suplemen.

Antioxidant, anticancer, and anti-inflammatory activities are some of the pharmaceutical benefits possessed by natural polyphenols such as α-mangostin and ferulic acid. However, the hydrophobic nature of these compounds makes them poorly soluble in water, so their extraction must be done with specialized solvents. Often, traditional organic solvents pose environmental concerns and health risks. Hydrophobic Deep Eutectic Solvent (HDES), which consists of decanoic acid and dodecanoic acid, offers an environmentally friendly alternative with low vapor pressure and high extraction efficiency towards lipophilic compounds. The ultrasound-assisted extraction (UAE) method increases the efficiency with an optimal time of two hours. DES was stable at molar ratios of 1:2, 1:3, and 1:4. Its water content was between 0.81 and 0.95%, and its viscosity was between 10.27 and 12.31 cSt. The content of α-mangostin and ferulic acid were 7.99 mg/ml and 0.04 mg/ml. The yields of α-mangostin and ferulic acid were 239.68 mg/g and 1,33 mg/g. The total phenolic content of mangosteen extract was 19.6 mg GAE/g simplistic and 2.57 mg GAE/g simplistic. For twelve months, the emulsion remained stable with a droplet size of 0.319-0.42 μm and a high negative zeta potential of -49.5 and -52.5 mV. Dissolution tests on SIF medium resulted in lower concentrations than in water. The resulting lipid drug formulation is quite good and has potential as a supplement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kayla Shazia Falisha
"Sektor industri merupakan penyumbang utama emisi karbon dioksida (CO₂), yang mempercepat perubahan iklim dan krisis lingkungan global. Untuk mengatasinya, diperlukan teknologi penangkapan karbon yang efisien dan ramah lingkungan. Deep Eutectic Solvents (DES) berbasis asam lemak menjadi alternatif menjanjikan karena sifatnya yang biodegradable, stabil secara termal, mudah disintesis, dan berasal dari sumber terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja tiga formulasi DES berbasis asam lemak dalam proses penyerapan CO₂ pada suhu 35°C dan tekanan 2–8 bar, , diikuti dengan proses desorpsi pada suhu 80°C. Parameter utama yang dianalisis meliputi kelarutan CO₂, laju absorpsi, dan laju desorpsi. Hasil menunjukkan bahwa DES campuran asam oktanoat:asam dekanoat (2:1) memiliki performa terbaik, dengan kelarutan CO₂ mencapai 0,1968 gram/gram DES, laju absorpsi hingga 0,8653 gram/mL DES/jam, dan laju desorpsi mencapai 11,0947 gram/mL DES/jam. Selain itu, efisiensi penangkapan dan pelepasan CO₂ juga tergolong tinggi, dengan kapasitas absorpsi mencapai 20% dan desorpsi mendekati 99%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem dapat dioperasikan secara siiklus tanpa kehilangan performa secara signifikan. Temuan ini memperkuat potensi asam lemak sebagai komponen dalam DES yang efisien, ekonomis, dan berkelanjutan untuk aplikasi penangkapan karbon jangka panjang.

The industrial sector is one of the major contributors to carbon dioxide (CO₂) emissions, accelerating climate change and triggering a global environmental crisis. To address this issue, efficient and environmentally friendly carbon capture technologies are urgently needed. Fatty acid-based Deep Eutectic Solvents (DES) offer a promising alternative due to their biodegradable nature, thermal stability, ease of synthesis, and derivation from renewable resources. This study aims to evaluate the performance of three fatty acid-based DES formulations in CO₂ absorption at 35°C and varying pressures (2–8 bar), followed by a desorption process conducted at 80°C. The key performance parameters analyzed include CO₂ solubility, absorption rate, and desorption rate. The results show that the DES formulated from octanoic acid:decanoic acid (2:1) demonstrated the best performance, with a CO₂ solubility of 0.1968 grams per gram of DES, an absorption rate of 0.8653 grams/mL DES/hour, and a desorption rate of 11.0947 grams/mL DES/hour. Additionally, the system exhibited high CO₂ capture and release efficiency, with absorption capacities reaching up to 20% and desorption efficiencies approaching 99%. These findings indicate that the system can operate in cyclic processes without significant performance loss. This study reinforces the potential of fatty acids as sustainable and efficient components in DES formulations, offering a viable and cost-effective alternative for long-term carbon capture applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Shaffa Rizky Chandra
"Kurkumin, polifenol hidrofobik yang diekstrak dari rimpang suku temu-temuan telah terbukti dalam banyak studi farmakologi memiliki potensi terapeutik yang beragam, termasuk sifat anti-inflamasi, antioksidan, antikanker, dan antivirus. Oleh karena itu, kurkumin berpotensi untuk dijadikan bahan baku obat herbal. Metode ekstraksi kurkumin yang saat ini paling sering digunakan adalah sokletasi karena menghasilkan yield yang tinggi. Akan tetapi, metode ini memerlukan waktu ekstrak yang lama, penggunaan pelarut organik dalam jumlah banyak, dan melibatkan proses pemanasan yang dapat merusak fitokimia. Ultrasound-assisted extraction (UAE) merupakan salah satu metode alternatif yang dapat dipilih karena metode ini mampu meningkatkan permeabilitas sel sehingga ekstraksi dapat dilakukan dengan waktu yang lebih singkat dalam suhu ruang. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimasi metode UAE dengan menggunakan natural deep eutectic solvents (NADES) berbasis kolin klorida dan asam laktat sebagai pelarut ramah lingkungan dan memiliki biokompabilitas yang lebih baik dibanding pelarut organik. Pengaruh parameter ekstraksi seperti kandungan air dalam pelarut, % (b/v) solid loading, suhu, dan waktu ekstraksi akan diuji. Yield tertinggi yang diperoleh dari ekstraksi kunyit adalah 79,635 mg/g dengan kondisi 20% kandungan air dalam pelarut, 4% solid loading, suhu ekstraksi 350C, dan waktu ekstraksi 60 menit. Kinetika dari optimasi UAE ini kemudian dijelaskan dengan model Peleg dan transfer massa di mana hasilnya sudah kompatibel dengan data eksperimen. Kondisi optimum yang diperoleh dari ekstraksi kunyit selanjutnya digunakan untuk ekstraksi temu mangga dan temu ireng yang memperoleh yield berturut-turut sebesar 31,322 mg/g dan 19,730 mg/g. Berdasarkan yield yang diperoleh, penggunaan pelarut, suhu, dan waktu ekstraksi, metode UAE hasil optimasi dapat dipilih menjadi alternatif metode sokletasi. Selanjutnya, heksana sebagai antipelarut digunakan dalam separasi kurkuminoid dari oleoresin pada kunyit, temu mangga, dan temu ireng yang memberikan recovery kurkuminoid berturut-turut sebesar 39%, 27%, 7%. Solidifikasi kurkuminoid juga dilakukan dengan metode kristalisasi menggunakan pelarut n-heksana dan isopropil alkohol. Akan tetapi, kurkuminoid tidak bisa disolidifikasi dikarenakan masih adanya NADES dalam larutan ekstrak
Curcumin, a hydrophobic polyphenol derived from the plant of ginger family (Zingiberaceae) has been shown in many pharmacological studies to have diverse therapeutic potential, including anti-inflammatory, antioxidant, anticancer, and antiviral properties. Therefore, curcumin has the potential to be used as a raw material for herbal medicines. The most frequently used method to extract curcumin is Soxhlet since it gives high yields. However, this method requires a long extraction time, the use of large amounts of organic solvents, and involves a heating process that can damage the phytochemicals. Ultrasound-assisted extraction (UAE) is an alternative method that can be chosen because this method causes an increase in cell membrane permeability so that extraction can be carried out in a shorter time at room temperature. This study aims to optimize the UAE method, which is a modern extraction method using natural deep eutectic solvents (NADES) based on choline chloride and lactic acid as environmentally friendly solvents and have better biocompatibility than organic solvents. The impact of various process parameters such as solvent water content, % (w/v) solid loading, temperature, and extraction time were investigated. The maximum curcuminoid yields of 79.635 mg/g was achieved based on extraction in 20% water content NADES with 4% solid loading in 350C temperature for 1 hour. Peleg’s model and mass transfer model was used to describes the kinetics of the optimized UAE method, and the results were found to be compatible with experimental data. The optimum conditions obtained from turmeric extraction were then used for the extraction of mango ginger and black turmeric which gives yields of 31.322 mg/g and 19.730 mg/g, respectively. Based on the yield obtained, the use of solvents, temperature, and extraction time, the optimized UAE method can be chosen as an alternative Soxhlet method. Furthermore, hexane as an anti-solvent was utilized in the separation process of curcuminoids from oleoresin in turmeric, mango ginger, and black turmeric which gave curcuminoid recovery of 39%, 27%, 7%, respectively. Solidification of curcuminoids was also carried out by crystallization method using n-hexane and isopropyl alcohol as solvent. However, curcuminoids could not be solidified due to the presence of NADES in the extract solution."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library