Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Rohmah Soekarba
Abstrak :
Dewasa ini kajian Islam mengalami perkembangan yang pesat. Di pelbagai universitas di Barat, banyak yang telah membuka semacam departemen yang secara khusus mengkaji Islam (Islamic Studies). Fenomena ini salah satunya adalah disebabkan maraknya intelektual muslim yang memiliki kemmpuan handal. Di antara mereka adalah Mohammed Arkoun. Mohammed Arkoun yang lahir di Aljazair, sebuah negeri jajahan Perancis, beberapa tahun yang lalu sempat meramaikan wacana intelektual Islam di negeri kita. Ia disebut-sebut sebagai seorang intelektual muslim yang memiliki tradisi yang cukup luas yaitu: Berber, mewakili sinkretisme Islam dan budaya setempat Timur Tengah, kemudian Arab, mewakili tradisi Islam secara umum, dan Barat, dalam hal ini yang sangat dominan mempengaruhinya adalah Perancis. Keluasan inilah yang menyebabkan pandangan keislaman Arkoun kaya akan nuansa teori. Sebagai seorang intelektual Islam, Arkoun memiliki keperdulian yang tinggi untuk menghidupkan khazanah keilmuan Islam dengan cara membaca (memikirkan) kembali Islam. Ia mengemukakan alasan-alasan mengapa perlu memikirkan kembali Islam, di antaranya adalah Islam pada masa kini yang sudah diwarnai oleh ketertutupan ijtihad. Akibatnya, Islam tidak mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Salah satu metode yang digunakan Arkoun dalam memikirkan kembali Islam adalah melalui dekonstruksi wacana Islam. Dekonstruksi adalah sebuah teori yang diperkenalkan Jacques Derrida, seorang filsuf Perancis yang beraliran post strukturalis. Dalam teori ini dikemukakan perlunya pembongkaran atas bangunan wacana ilmu pengetahuan yang telah menjadi mapan untuk mancari hal-hal yang tidak dipikirkan (1'impense) dan tak mungkin dipikirkan (1'impensable). Dalam pandangan teori ini wacana ilmu pengetahuan sudah mengalami pelapisan-pelapisan yang menyebabkan ilmu pengetahuan tersebut menjadi bangunan ortodoksi yang tidak bisa diganggu gugat. Akibatnya, di sana terjadi kemandegan dan dogmatisme ilmu pengetahuan. Sifat ilmu pengetahuan yang dinamis menjadi statis. Untuk membongkar dogmatisme wacana ilmu pengetahuan tersebut perlu dirumuskan sebuah metodologi pembongkaran yang mampu membedah lapisan-lapisan ortodoksi di atas atau dalam perspektif Derrida disebut dengan istilah dekonstruksi. Mohammed Arkoun memandang bahwa hal yang terjadi diatas juga terjadi dalam Islam. Menurutnya, semenjak proses pembentukan wacana pengetahuan Islam yang dimulai dari Allah disampaikan kepada Nabi Muhammad hingga sekarang mengalami pelapisan-pelapisan. Pelapisan-pelapisan tersebut adalah dari Allah disampaikan kepada Nabi Muhammad, dari Muhammad ditransmisikan kepada para sahabat, dan dari para sahabat kepada tabi'in, kemudian dari tabi'in kepada tabi'in hingga sampai kepada kita semua. Dalam proses transmisi wacana pengetahuan ini tidak mustahil terjadi distorsi, penambahan dan pembekuan ajaran. Akhirnya, kita sudah tidak dapat lagi membedakan apakah itu unsur Islam, budaya, atau politik. Baik budaya, politik, agama, dan bahkan ideologi bercampur baur menjadi satu semacam lapisan arkeologis Islam. Melihat kondisi demikian, maka Arkoun mengusulkan untuk memikirkan kembali Islam (rethinking Islam) dengan menggunakan metode dekonstruksi Derrida. Tetapi di sini terdapat perbedaan antara dekonstruksi Derrida dengan dekonstruksi yang diterapkan Arkoun. Apabila Derrida menggunakan dekonstruksi untuk membongkar wacana pengetahuan dan metafisika sehingga semuanya terbuka dan terbongkar secara bebas sehingga tidak ada lagi pihak yang menentukan (penanda transendental), maka Arkoun menggunakan dekonstruksi untuk membongkar lapisan-lapisan arkeologis Islam dan masih mengakui adanya penanda transendental (Tuhan). Dengan menggunakan teori dekonstruksi teks ini diharapkan akan terkuak dan terbongkar kerangka Islam. Setelah terlihat kerangka Islam, kita dapat melihat dan membedakan mana yang Islam dan mana yang bukan unsur Islam. Selain itu, dengan dekonstruksi teks kita juga dapat memasukkan hal-hal yang belum dipikirkan dan hal-hal yang tidak mungkin atau dilarang dipikirkan ke dalam Islam.
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
London: Academy Group Ltd, 1994
720 ARC
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
Abstrak :
Genre Western telah terbukti sebagai genre film yang sangat berpengaruh sepanjang sejarah Hollywood, meninggalkan bekasnya di industri perfilman selama bertahun-tahun sejak awal kemunculannya. Akan tetapi, seiring berjalannya zaman genre tersebut mengalami penurunan pamor sehingga tidak lagi memegang posisi di industri perfilman seperti dahulu kala. Kini, berbagai bentuk baru dari genre tersebut telah lahir sebagai perwujudan refleksi untuk mengkilas balik ke masa-masa keemasan-nya dan untuk mengomentari akar perwujudannya. Riset ini membahas bagaimana metode-metode storytelling baru tersebut bertingkah sebagai dasar bagi film-film kontemporer untuk mengomentari genre Western, terutama Western klasik dan Western Revisionis, melalui beberapa perspektif yang terkandung di dalam lingkup sinematik. Analisis ini mengargumenkan bahwa sangat memungkinkan untuk menggali interpretasi-interpretasi yang terdapat di dalam cara pembuat-pembuat film memberi opini mereka tentang kondisi genre Western di masa kini dengan menganalisa utilisasi konsep Western Pasca-Kejayaan di dalam film No Country for Old Men (2007) dan Logan (2017), juga bagaimana konsep tersebut berhubungan dengan diskusi tematik mengenai tema penuaan. ......The Western has proven itself to be a massively influential film genre within the history of Hollywood, leaving its mark on the industry for decades since its first arrival. However, the genre has found itself to be in such a declining state over the years that it no longer holds a position in the industry. Nowadays, new forms of this genre have introduced themselves as a reflective vessel to look back upon the golden years and to comment on its original roots. This research examines the way these new storytelling approaches serve as the foundation for contemporary films to make remarks on the Western, primarily Classic and Revisionist Western, from several perspectives found within the cinematic frame. Through this analysis, it is argued that it is possible to obtain interpretations on how different filmmakers voice their opinion on the state of the genre in contemporary times by analyzing their utilization of the Post-Heyday Western concept in No Country for Old Men (2007) and Logan (2017), as well as how it correlates to certain thematic discussions revolving around aging.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Celine Abigail Batumali
Abstrak :
Selain sebagai sarana industri yang berkaitan dengan masyarakat, media massa seperti iklan sering menjadi wadah yang digunakan untuk menunjukkan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat secara mendunia. Penelitian ini menganalisis dua iklan Amazon Prime Jerman yang berjudul Rapunzel braucht keinen Prinzen dan Kleopatra hat einen Sinneswandel yang menggunakan cerita berdasarkan dongeng legendaris Grimm bersaudara dan profil Ratu Mesir, Cleopatra. Kedua iklan ini memperlihatkan isu feminisme yang dilihat melalui pergeseran penggambaran tokoh Rapunzel dan Cleopatra. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis tekstual dengan pendekatan semiotika Peirce untuk menganalisis bentuk konstruksi dari cerita ditampilkan dalam kedua iklan tersebut. Selain itu, penulis menggunakan teori dekonstruksi Derrida untuk memahami dekonstruksi citra tokoh perempuan yang ditampilkan dalam kedua iklan tersebut, serta menunjukkan bagaimana pemaknaan kedua tokoh dalam iklan dapat memengaruhi citra perempuan dalam kehidupan nyata. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kedua iklan tersebut membuktikan citra perempuan dalam media adalah sebuah konstruksi yang bersifat kontekstual. ......Besides being a means of industry related to society, mass media, such as advertisements, are often used to show events that occur in society worldwide. This research analyzes two advertisements from German Amazon Prime entitled Rapunzel braucht keinen Prinzen and Kleopatra hat einen Sinneswandel, which are based on the legendary fairy tales of the Grimm brothers and the historical story of the Queen of Egypt. These two advertisements portrayed deconstructive images of the characters Rapunzel and Cleopatra. This research uses textual analyses and semiotics methods to analyze how Prime’s advertisements deconstruct the image of Rapunzel and Cleopatra. This research finding shows that the women’s images constructed by the media are contextual.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Mohammed Arkoun is one of international modern Islamic thinkers that his thought comes into Islamic thinking discourses in Indonesia recently. His Islamic thought was influenced by the modern philosophical concepts such as ‘myths’ of Ricouer, postmodern concepts like ‘discourse’ and ‘episteme’, which were developed by Foucault as well as ‘deconstruction’ of Derrida. If Derrida focused on deconstruction as a final concept, on the other hand Arkoun insisted that ‘deconstruction’ must be followed by ‘reconstruction’ of a discourse. Arkoun’s reconstruction leaves the limitation, the rigidity and deviation from the past. Arkoun proposes two ways: firstly it is ‘ijtihad’ and subsequently it is Islamic critical reason with the whole of critical meaning. In this research I used the method of library investigation. Based on the result I came into the conclusion that Arkoun loss the communication with the scholars in the Islamic world, particularly in the Middle East tradition. Since, he applied the method of deconstruction that Islamic world percept it was going too far.
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2006
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
David Rici Ricardo
Abstrak :
Penelitian ini berjudul “Dekonstruksi dalam Novel Dadaisme Karya Dewi Sartika”. Penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dekonstruksi yang terdapat di dalam novel Dadaisme dan menginformasikan tokoh-tokoh di dalam novel Dadaisme yang memunculkan adanya bentuk dekonstruksi. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekonstruksi. Dekonstruksi menjelaskan bentuk penyimpangan cara pandang yang dilakukan tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel Dadaisme. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode heuristik dan hermeneutik. Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah benar bahwa di dalam novel Dadaisme menunjukkan adanya bentuk-bentuk dekonstruksi. Bentuk dekonstruksi Nedena terdiri atasdekonstruksi warna langit, dekonstruksi warna matahari, dekonstruksi melindungi, dekonstruksi gambaran surga, dekonstruksi gambaran neraka, dan dekonstruksi warna air laut. Bentuk dekonstruksi dr. Aleda terdiri atasdekonstruksi alat pernapasan manusia, dekonstruksi perasaan romantis, dan dekonstruksi suara. Bentuk dekonstruksi Isabella adalah dekonstruksi malam pertama. Bentuk dekonstruksi Rendi adalah dekonstruksi tawa anak-anak. Bentuk dekonstruki Jo adalah dekonstruksi pakaian iblis. Bentuk dekonstruksi Flo adalah dekonstruksi membunuh. Bentuk dekonstruksi Michail adalah dekonstruksi malaikat, dekonstruksi malaikat terdiri atasdekonstruksi warna sayap dan dekonstruksi jumlah sayap
ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2020
400 JIKKT 8:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dodo Widarda
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini terkait dengan kredo Anarkisme Epistemologis dari PaulFeyerabend. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1 Apapengertian dari Anarkisme Epistemologis Paul Feyerabend sekaligus bagaimanaperbedaannnya dengan bentuk-bentuk anarkisme yang lain. Dalam kerangkadekonstruksi pengetahuan secara lebih luas, apa-apa saja konsep kunci darianarkisme epistemologis Paul Feyerabend? 2 Bagaimana implikasi filosofissekaligus praktis dari gerakan Anti Metode dengan kredo AnarkismeEpistemologis Paul Feyerabend? 3 Bagaimana bentuk-bentuk kritik terhadapAnarkisme Epistemologis Feyerabend dari kelompok yang masihmempertahankan nilai-nilai obyektivitas ilmu pengetahuan?Penulisan tesis ini, memilih bentuk penelitian komparatif; membandingkandua atau lebih filsuf atau aliran. Itu berarti: merupakan visi-visi mengenai hakikatmanusia, dunia dan Tuhan, yang pembahasan ketiganya, merupakan hal yanginheren, di dalam diskursus Filsafat Ilmu Pengetahuan. Tentu dengan beragampenyikapan para filosof menyangkut pembahasan ketiga isu itu. Untuk membahassecara lebih mendalam pemikiran Feyerebend berikut perbandingan lewat kritikdari para filosof lain, maka memerlukan penelitian kepustakaan yang berusahamengungkap makna teks lewat metode hermeneutika secara analitis, sintetis sertakritis sekaligus.Hasil dari penelitian ini menunjukkan 1 Pengertian dari AnarkismeEpistemologis Feyerabend ini adalah wujud dekonstruksi terhadap metodologiilmiah untuk memecahkan kemandegan dari teori klasik yang telah sampai padasituasi krisis yang dalam. Teori Feyerabend ini adalah kritik telak terhadappositivism yang sangat berbeda dengan anarkisme politik serta religius. 2 Konsep-konsep Kunci dari Anarkisme Epistemologis adalah: Kontra Induksi,Ketergantungan Observasi pada Teori, Ketergantungan Teori pada Bahasa,Prinsip Ketidaksepadanan, Apa Saja Boleh. Anarkisme Epistemologis PaulFeyerabend juga ternyata membawa Implikasi Filosofis dan Praktis: DemokrasiIlmiah, Demokrasi Sosial, bahkan sampai Reposisi Peran Ilmuwan terkait risetilmiah serta tanggung jawab sosial mereka. 3 Anarkisme EpistemologisFeyerabend juga, di samping memiliki para para penyokong, tidak luput daripihak-pihak yang memberi kritik dari pihak-pihak yang masih mempertahankanadanya nilai-nilai obyektivitas ilmu pengetahuan seperti yang disampaikan olehFrederick Suppe serta pihak-pihak yang masih mempertahankan adanyarasionalitas sains seperti Imre Lakatos, Stephen Toulmin, serta Dudley Saphere.
ABSTRACT
problems which taken in this research are 1 Definition ofEpistemology Anarchism by Paul Feyerabend and what is differentof the typeswith others anarchism. In the deconstruction framework of knowledge widely,what is the key of the concept from epistemology anarchism by PaulFeyerabend 2 How to implicate and practicethe philosophy from Anti Methodmovement with Epistemology Anarchism Credo 3 What are the types ofcriticism to Epistemology Anarchism by Feyerabend from the group who stillmaintains the values of the science object.In writing thesis, the writer has chosen the comparative research try tocompare two or more the philosopher or ideology. Those mean the vision aboutthe human being essence, world and God, the third working through is thesomething inherent, in discourses of science philosophy. Of course, in the varietyof the philosophers rsquo attitude about the third working through issues. To discuss amuch deeper about Feyerabend rsquo sthinking and the comparative through the criticfrom the philosopher to others, so it needs the literature research to try expressingthe contextual meaning in Hermeneutics method analytically, synthetically andcritically.The result of this research shows 1 the definition from EpistemologyAnarchism rsquo s Feyerabend is the configuration of deconstruction in scientificmethod and even can develop into his concepts about social democracy that rise tosolve the stagnation from the classic theory which had achieved to the criticsituation deeply. Feyerabend lsquo s theory is unequivocally critic to the positivism thatis very different between politic anarchism and religious. 2 The key of conceptfrom Epistemology Anarchism is Contra Induction, The Dependence Of TheObservation to The Theory, The Dependence Of The Theory To The Language,Incommensurability Principle, Anything Goes. Epistemology Anarchism rsquo s PaulFeyerabend brings philosophy implicating and practicing scientific democracy,social democracy or even to reposition of the scientists rsquo role play that concernsthe scientific research and their social responsible. 3 Epistemology Anarchism rsquo sfeyerabend also, besides he has the supporters, not rid of parties who gave criticthat still maintained the values of the science object who had conveyed byFrederick Suppe and the parties who still maintain of being rationality sciencesuchce as ImreLakatos, Stephen Toulmin, and Dudley Saphere.
2006
T49633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Culler, Jonathan
London : Routledge, 2001
808.001.41 CUL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lisnada Kusumawati
Abstrak :
Gender merupakan produksi konstruksi sosial dengan determinasi identitas antara perempuan dan laki laki. Hal ini menciptakan stereotip gender yang membentuk kategorisasi maskulin dan feminine dan mempengaruhi metafisika bahasa. Dalam hal ini, perempuan diketahui dalam stereotip yang ada membuat perbandingan dengan laki laki menjadikan stigma kuat-lemah, rasional-emosinal, publik-domestik dan seterusnya, mendatangkan berbagai isu ketidak adilan gender bermunculan sehingga perempuan masuk dalam simbolis laki-laki. Untuk itu, salah satu upaya seorang tokoh feminis bernama Helene Cixous mencetuskan Ecriture Feminine, suatu gerakan perempuan untuk mengungkap kepentingan tulisan perempuan melalui bahasa dan menulis. Upaya melahirkan makna baru berdasarkan pengalaman dan hasrat sebagai seorang perempuan. Di pengujung tahun 2015, seorang bintang acara reality show Keeping Up with the Kardashians, yang juga aktris, pengusaha sekaligus model ternama Kim Kardashian meluncurkan aplikasi Kimoji yang mengusung ketubuhannya. Data penelitian artikel menggunakan aplikasi Kimoji sebagai perspektif Ecriture Feminine dapat dianalogikan sebagai usaha untuk menuliskan, dalam hal ini menciptakan emoji khas bahasa tubuh perempuan yang tidak lagi-lagi mengikuti stereotip gender. Penulisan artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan melalui pendekatan poststrukturalis, dimana gambar juga merupakan teks dapat dimaknai seperti bahasa. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan Kimoji berguna untuk mendekonstruksi stereotip gender melalui makna teks, seperti bahasa visual didalam Kimoji tersebut. ...... Gender is the production of social construction with the determination of identity between women and men. This creates gender stereotypes that form masculine and feminine categorizations and influence language metaphysics. In this case, women are known in the existing stereotypes to make comparisons with men making the stigma of strong-weak, rationalemotional, public-domestic and so on, bringing various issues of gender injustice to appear so that women are included in male symbolism. For this reason, one of the efforts of a feminist figure named Helene Cixous sparked Ecriture Feminine, a womens movement to uncover the interests of womens writing through language and writing. Efforts to give birth to new meanings based on experience and desire as a woman. At the end of 2015, a starring actress of reality show Keeping Up with the Kardashians, who is also an actress, well-known business woman and model Kim Kardashian launched the Kimoji application that carries her body. Data from article research using the Kimoji application as a Ecriture Feminine perspective can be analogized as an attempt to write, in this case creating a typical emoji of female body language that no longer follows gender stereotypes. Writing this article uses qualitative methods through a poststructuralist approach, where images are also texts that can be interpreted as language. The results show that the use of Kimoji is useful for deconstructing gender stereotypes through the meaning of the text, such as visual language in the Kimoji.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>