Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mardhana Ksatrya
Abstrak :
Gempa Bumi Besar Jepang Timur (bencana 3/11) menyebabkan kerusakan, namun juga memunculkan potensi untuk memanfaatkan lokasi yang terpengaruh bencana untuk pariwisata melalui dark tourism. Pro dan kontra muncul terutama pada keberadaan kapal Kyotokumaru 18 yang terbawa ke daratan kota Kesennuma pasca bencana. Penelitian ini membahas bagaimana pengunjung dan juga masyarakat setempat kota Kesennuma memaknai dark tourism di kota tersebut. Penelitian ini menemukan bahwa meskipun keberadaan kapal sebagai objek dark tourism di Kesennuma dapat menjadi mediator kematian bagi pengunjung dan masyarakat, namun hal tersebut tidak terjadi setelah penolakan dari masyarakat membuatnya harus dihancurkan. ......Great East Japan Earthquake (3/11 disaster) brings destruction, but also bring a potential to harness the location affected by disaster for tourism through dark tourism. There are pro and contra especially in the existence of Kyotokumaru 18, a ship stranded in the city of Kesennuma because of the disaster. This research discusses how visitor and the local interpret dark tourism in Kesennuma city. This research finds that although Kyotokumaru 18 existence can be a mediator of mortality for both the visitor and locals, the rejection from locals that resulted in the scrapping of the ship shows that it didn't happen.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Benedicta
Abstrak :
Pariwisata budaya merupakan salah satu bentuk pariwisata yang selalu menampilkan keunikan dan keeksotisan suatu kebudayaan melalui warisan budaya yang disajikan dengan narasi indah yang melengkapinya. Sedangkan pariwisata kelam menawarkan sisi lain dari warisan budaya dengan mengekspos narasi yang kelam. Meskipun nampak berlawanan, pariwisata budaya dan pariwisata kelam memiliki hubungan yang tumpang tindih. Ada anggapan bahwa tidak semua pariwisata budaya memiliki sisi kelam, akan tetapi tetapi semua wisata kelam merupakan bagian dari pariwisata budaya. Di sisi lain juga muncul anggapan bahwa warisan budaya memiliki signifikansi yang berbeda bagi kelompok yang berbeda sehingga setiap warisan budaya pasti memiliki sisi kelamnya masing-masing. Pada tulisan ini saya akan menyajikan bibliografi beranotasi dari artikel-artikel yang terkait dengan pariwisata budaya dan pariwisata kelam dan mencoba melihat hubungan keduanya antara satu dengan yang lain dan keterkaitannya dengan kebudayaan yang mendasari pembentukan nilai narasi mengenai warisan tersebut. ......Cultural tourism is a form of tourism that always displays the uniqueness and exoticism of a culture through cultural heritage presented with a beautiful narrative that complements it. Meanwhile, dark tourism offers another side of cultural heritage by exposing dark narratives. Despite their apparent contradictions, they have an overlapping relationship. There is an assumption that not all cultural tourism has a dark side, but all dark tourism is part of cultural tourism. On the other hand, there is also an assumption that cultural heritage has different significance for different groups so that each cultural heritage must have its own dark side. In this paper I will present an annotated bibliography of articles related to dark tourism and tourism and examine the relationships between one another and their relationship with culture that underlies the formation of value and narrative of this heritage.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The book examines the extent to which Coser's (1956) 16 propositions can apply to tourism impact studies and, where possible, to enhance, deepen and challenge the original theory, using evidence from communities in China that differ from the context used by Coser. The combination of ethnographic description and sociologically-oriented analysis, drawing upon both Chinese and western paradigms that are, at times very different in their underlying value system, challenges several of Coser's suppositions. The book will also draw upon subsequent publications by the authors, both severally and separately. These publications have utilised different concepts and paradigms, including for example the use of Valene Smith's concept of the "culture broker" and Turner's concepts of marginalised peoples, and the paradigms of constructionism and interpretive research work used in other studies by the authors. The sum of the work, it is suggested,adds to our canon of knowledge about social conflict in tourismdevelopment as well as impacts of tourism on disadvantaged ethniccommunities in China.
United Kingdom: Emerald, 2016
e20469405
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Reggina Diah Ayuningtyas
Abstrak :
Dark tourism merupakan wisata dengan berkunjung ke tempat terjadinya kekejaman dan pembunuhan yang berhasil menarik minat wisatawan. Hal ini dikarenakan oleh keunikannya yang tidak didapatkan oleh wisatawan jika berkunjung ke jenis wisata lain. Oleh karena itu, wisata ini berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut, terlebih lagi Indonesia memiliki banyak daya tarik wisata dark tourism, salah satunya yaitu Kawasan Kota Tua Jakarta, seperti Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Sejarah Jakarta, dan Toko Merah. Adapun tujuan penelitian ini yaitu mengetahui tingkat kekelaman dark tourism sebagai daya tarik utama, potensi wisata, serta upaya pengembangan wisata di Kawasan Kota Tua Jakarta. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode skoring pada penilaian tingkat kekelaman dan potensi wisata. Sementara itu, pengumpulan data diperoleh melalui wawancara, observasi lapangan, dan studi pustaka. Selanjutnya data dianalisis menggunakan analisis deskriptif keruangan dan analisis spasial komparatif. Berdasarkan hasil penilaian spektrum dark tourism, diketahui bahwa Pelabuhan Sunda Kelapa tergolong ke dalam tingkatan light-dark, sedangkan Museum Sejarah Jakarta dan Toko Merah tergolong ke dalam tingkatan dark. Sementara itu, berdasarkan penilaian potensi wisata, Toko Merah tergolong ke dalam potensi sedang, sedangkan Museum Sejarah Jakarta dan Pelabuhan Sunda Kelapa memiliki potensi yang tinggi. ......Dark Tourism is a tour by visiting places of atrocities to murders that have succeeded in attracting tourism, because of its uniqueness that tourists will not get when visiting other types of tourism. Therefore, dark tourism has the potential to be developed further, especially Indonesia has a lot of dark tourism attractions, in the Kota Tua Jakarta, such as Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Sejarah Jakarta, and Toko Merah. The purpose of this study is to determine the dark level of dark tourism as the main attraction, tourism potential, and tourism development efforts. The approach used in this study is a qualitative using the scoring method in assessing the dark level of dark tourism and assessing tourism potential. Meanwhile, data collection was obtained through interviews, field observations, and literature studies. Furthermore, the data analysis in this study is descriptive analysis with a spatial approach, and comparative spatial analysis. Based on the results of the dark tourism spectrum assessment, it is known that Pelabuhan Sunda Kelapa belongs to the light-dark level, while the Museum Sejarah Jakarta and Toko Merah belong to the dark level. Meanwhile, based on the assessment of tourism potential, Toko Merah dan is classified as a medium potential to be developed, while the Museum Sejarah Jakarta and Pelabuhan Sunda Kelapa have high potential value.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library