Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Figel Ilham
"Inflamasi merupakan respon fisiologis terhadap cedera jaringan dan infeksi. Inflamasi dapat ditangani dengan sejumlah obat seperti obat anti-inflamasi nonsteroida inhibitor selektif COX-2. Benzimidazol merupakan senyawa penuntun yang memiliki berbagai aktivitas farmakologis, salah satunya sebagai anti-inflamasi. Penelitian ini dilakukan secara in silico dengan metode penambatan molekuler senyawa turunan benzimidazol Mannich terhadap COX-1 dan COX-2 untuk mengetahui potensi anti-inflamasi senyawa menggunakan Autodock 4 dan Autodock Vina. Hasil validasi menunjukkan bahwa nilai RMSD Autodock 4 dan Autodock Vina dibawah 2 Å sehingga penambatan molekuler dilakukan pada kedua perangkat lunak. Pada penambatan molekuler menggunakan Autodock 4, turunan benzimidazol substituen vanilin 2,6-dimetilmorfolin diprediksi paling selektif terhadap COX-2 yaitu rasio Ki COX-1/2 senilai 162,79. Pada penambatan molekuler menggunakan Autodock Vina, turunan benzimidazol substituen vanilin dietilamina diprediksi paling selektif terhadap COX-2 yaitu rasio Ki COX-1/2 senilai 112,88. Visualisasi interaksi pada Autodock 4 dan Autodock Vina juga menunjukkan hasil yang sedikit berbeda. Dengan demikian terdapat dua buah kesimpulan yang diperoleh: senyawa turunan benzimidazol Mannich memiliki potensi anti-inflamasi inhibitor selektif COX-2, dan terdapat perbedaan interaksi yang muncul di antara penambatan molekuler terhadap Autodock 4 dan Autodock Vina.

Inflammation is a physiological response occurred by tissue injury and infection. Inflammation can be treated with drugs such as COX-2 selective NSAID. Benzimidazole is a leading compound that has many pharmacological activities such as anti-inflammation. In this study, in silico testing is carried out with molecular docking into Mannich benzimidazole derivatives against COX-1 and COX-2 using Autodock 4 and Autodock Vina to determine the anti-inflammatory potential of the test compounds. Validation result shows that both the RMSD value of both Autodock 4 and Autodock Vina are below 2 Å. Hence, molecular docking is conducted with both programs. Autodock 4 result shows that benzimidazole derivative with vanillin 2,6-dimethylmorpholine substitution is predicted to be the most selective against COX-2 with the Ki COX-1/2 ratio of 162.79. Autodock Vina result shows that benzimidazole derivative with vanillin diethylamine substitution is predicted to be the most selective against COX-2 with the Ki COX1/2 ratio of 112.88. Interaction visualization of Autodock 4 and Autodock Vina also shows few differences, yielding two conclusions from the study: Mannich benzimidazole derivatives have anti-inflammatory potential selective to COX-2 and there are few differences appeared in molecular docking with Autodock 4 and Autodock Vina."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Sakinatun Khalidah
"Obat Antiinflamasi Nonsteroid (AINS) merupakan salah satu obat anti-inflamasi yang dipakai secara luas oleh pasien tertentu. Mekanisme kerja AINS umumnya adalah menginhibisi sintesis prostaglandin dengan menginhibisi aktivitas COX secara tidak selektif. Adanya inhibisi COX-1 dapat menyebabkan timbulnya efek samping pada saluran gastrointestinal. Walaupun begitu, AINS masih tetap menjadi obat pilihan untuk terapi inflamasi. Karena itu, sampai saat ini pengembangan baru obat AINS masih dilakukan, khususnya untuk memperoleh inhibitor selektif COX-2 dengan profil keamanan yang baik, terlebih dengan munculnya fakta bahwa inhibitor selektif COX-2 dapat menyebabkan risiko kardiovaskular. Beberapa penelitian pengembangan inhibitor selektif COX-2 telah dilakukan menggunakan derivat-derivat tertentu dengan memperhatikan hubungan antara struktur dan aktivitas. Dari hasil penelitian-penelitian tersebut diketahui bahwa gugus aminosulfonil dan metansulfonil merupakan bagian terpenting dalam menghasilkan selektivitas terhadap COX-2 dan efikasinya. Ulasan ini membahas lebih lanjut perkembangan pengembangan inhibitor selektif COX-2 berdasarkan pengaruh modifikasi struktur terhadap tingkat selektivitasnya sehingga dapat menghasilkan senyawa dengan risiko kardiovaskular yang rendah.

Nonsteroidal Anti-inflammation Drugs (NSAID) is one of anti-inflammation drug that is used extensively by certain patients. The mechanism of action of NSAID is by inhibiting prostaglandins synthesis by inhibiting COX activity. Inhibition of COX-1 activity can lead to some side effects in the gastrointestinal tract. However, NSAID is still a drug of choice. Therefore, until now, new drug NSAID development is still being carried out, primarily to obtain COX-2 selective inhibitors with a good safety profile, especially with the emergence of the fact that COX-2 selective inhibitors can cause cardiovascular risk. Some research for developing COX-2 selective inhibitor has been done using certain derivatives by considering the relationship between its structure and activity. The results of these studies are known that the aminosulfonyl and methanesulfonyl groups are the most important part of producing selectivity to COX-2 and its efficacy. This review further discusses the development of COX-2 selective inhibitors based on the effect of structural modification on its level of selectivity to produce compounds with low cardiovascular risk.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S70479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wijiasih
"ABSTRAK
Berbagai laporan menunjukkan terjadinya kenaikan kasus kanker kolon yang dipicu oleh perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, konsumsi tinggi lemak dan rendah serat serta konsumsi makanan yang dibakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas ekstrak biji dan bungkil kedelai terhadap ekspresi COX-2, ?-katenin dan iNOS pada kolitis kolon mencit yang diinduksi dengan azoksimetan AOM dan dekstran sodium sulfat DSS . Mencit Swiss Webster diberi dosis tunggal AOM 10 mg/kg BB secara intraperitoneal dan setelah 7 hari diberikan DSS 2 melalui air minumnya selama satu minggu. Ekstrak biji dan bungkil kedelai diberikan secara peroral dengan dosis masing-masing 75 mg/20 g BB, 150 mg/kg BB dan 200 mg/kg BB selama 4 minggu. Pemeriksaan imunohistokimia dilakukan terhadap kolon mencit untuk melihat ekspresi COX-2, ?-katenin dan iNOS. Sel epitel yang positif mengekspresikan COX-2, ?-katenin atau iNOS dihitung/1000 sel epitel. Hasil menunjukkan kedua ekstrak mampu menurunkan ekspresi COX-2, ?-katenin dan iNOS secara signifikan dibandingkan kontrol negatif. Ekstrak menurunkan ekspresi COX-2 dengan kecenderungan dose-dependent, sedangkan terhadap ?-catenin dan iNOS menunjukkan kecenderungan dose-independent. Pemeriksaan HPLC menunjukkan kandungan lunasin pada ekstrak biji dan bungkil kedelai masing-masing adalah 0,823 mg/g ekstrak dan 0,623 mg/g ekstrak.

ABSTRACT
Several studies shows an increase in colon cancer case which is triggered by lifestyle changes in society such as smoking, obesity, high fat diet, consumption of burned food and lack of fiber consumption. This study objective is to evaluate the inhibition activities of soybean seed extract and soybean meal extract on COX 2, catenin and iNOS expressions in mice colon colitis induced by azoxymethane and dextran sodium sulfate. Swiss Webster mice are injected intraperitoneally by single dose of 10 mg kgBW azoxymethane and after 7 days followed by administration of 2 dextran sodium sulfate in their drinking for a week. Both extracts are administered orally in three different doses 75 mg 20 gBW, 150 mg 20 gBW and 200 mg 20 gBW daily for 4 weeks. Immunohistochemical examination is conducted to see the cells with the expression of COX 2, catenin and iNOS in every 1000 epithelial cells. The result shows both the extracts decreases the expression of COX 2, catenin and iNOS at all three doses significantly with P "
2017
T47323
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norman Emil Ramadhan
"Inflamasi adalah respon dari sistem imun tubuh terhadap hal yang dapat membahayakan tubuh, seperti patogen, sel yang rusak, zat beracun, atau radiasi. Proses inflamasi yang berlebihan dapat menimbulkan beberapa penyakit kronis, seperti inflammatory bowel disease, diabetes melitus tipe I, artritis, dan kanker. Beberapa terapi inflamasi menargetkan untuk menghambat metabolisme asam arakidonat jalur siklooksigenase (COX-1 dan COX-2) dan 5-lipoksigenase (5-LOX). Kurkumin merupakan senyawa alami yang memiliki beberapa aktivitas antiinflamasi dan antiproliferasi. Namun, kurkumin memiliki kestabilan dan kelarutan yang buruk. Untuk memperbaiki kekurangan tersebut beberapa modifikasi struktur telah dilakukan, antara lain siklisasi gugus 1,3-dikarbonil membentuk cincin pirazol dan substitusi gugus basa Mannich. Pada penelitian ini dilakukan pengujian in silico dengan penambatan molekuler senyawa turunan kurkumin pirazol Mannich terhadap COX-1, COX-2, dan 5-LOX untuk memprediksi potensi aktivitas antiinflamasi senyawa tersebut. Proses validasi dilakukan dengan program AutoDock dan AutoDock Vina. Hasil validasi menunjukkan bahwa program AutoDock mempunyai nilai Root Mean Square Deviation (RMSD) yang lebih baik dibandingkan dengan AutoDock Vina. Hasil penambatan molekuler menunjukan bahwa seluruh senyawa turunan kurkumin pirazol Mannich memiliki selektivitas terhadap COX-2 dibandingkan terhadap COX-1. Senyawa yang memiliki energi bebas ikatan terendah berturut-turut pada COX-1, COX-2, dan 5-LOX adalah kurkumin pirazol tersubstitusi basa Mannich metilpiperazin  (-7,47 kkal/mol), dimetilmorfolin (-11,01 kkal/mol), dan morfolin (-6,55 kkal/mol). Senyawa yang memiliki nilai selektivitas tertinggi adalah kurkumin pirazol tersubstitusi basa Mannich dibutilamin dan morfolin dengan nilai S 0,0001. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa senyawa kurkumin pirazol Mannich diprediksi memiliki potensi anti-inflamasi melalui penghambatan COX-2 selektif.

Inflammation is the response of the body's immune system to things that can harm the body, such as pathogens, damaged cells, toxic substances, or radiation. Excessive inflammatory processes can cause several chronic diseases, such as inflammatory bowel disease, type I diabetes mellitus, arthritis, and cancer. Some inflammatory therapies target to inhibit the arachidonic acid metabolism of the cyclooxygenase pathway (COX-1 and COX-2) and 5-lipoxygenase (5-LOX). Curcumin is a natural compound having several biological activities such as anti-inflammatory and antiproliferation. However, curcumin has poor stability and solubility. To improve these deficiencies several structural modifications have been done, such as cyclization of the 1,3-dicarbonyl moiety to form pyrazole ring and the substitution of Mannich base group. In this study, an in silico test was carried out by molecular docking of curcumin pyrazole Mannich derivatives against COX-1, COX-2, and 5-LOX to predict the anti-inflammatory activity potential of the compounds. The validation process was performed using the AutoDock and AutoDock Vina programs. The validation results indicated that the AutoDock program showed a better value of Root Mean Square Deviation (RMSD) compared to AutoDock Vina. The results of the molecular docking study showed that all pyrazole curcumin Mannich derivatives have selectivity to COX-2 compared to COX-1. Compounds having the lowest free binding energy against COX-1, COX-2, and 5-LOX respectively were curcumin pyrazole substituted Mannich base of methylpiperazine (-7.47 kcal/mol), dimethylmorpholine (-11.01 kcal/mol), and morpholine (-6.55 kcal/mol). The compounds having the highest selectivity value are curcumin pyrazole substituted Mannich base of dibutylamine and morpholine with a value of S 0.0001. Therefore, it can be concluded that curcumin pyrazole Mannich derivatives were predicted to have anti-inflammatory potential by selective inhibitory to COX-2.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library