Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Woodland, Les
Great Britain: Pavilion Books Limited , 1988
796.6 WOO f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Rachmawaty
Abstrak :
Sepeda sebagai pilihan moda transportasi tidak bermotor (non-motorized), memiliki berbagai kelebihan dan jika diimplementasikan secara konsisten akan memberikan dampak positif bagi lingkungan perkotaan. Sebuah tantangan tersendiri untuk memperluas jangkauan fasilitas sepeda hingga ke lingkungan perumahan untuk mendorong peningkatan penggunaan sepeda harian oleh warga untuk berbagai aktivitas. Kebiasaan bersepeda perlu diperkenalkan dan dipromosikan sejak dini untuk mengurangi tingkat ketergantungan masyarakat pada kendaraan bermotor di masa yang akan datang. Anak-anak usia sekolah merupakan kelompok demografi penting yang dapat mempengaruhi masa depan budaya bersepeda di kota Jakarta. Penelitian terdahulu membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sepeda oleh anak-anak dalam perjalanan sekolah. Adapun faktor-faktor tersebut adalah jenis kelamin, sosioekonomi rumah tangga, jarak, lingkungan sosial yang terkait dengan lalu lintas dan keselamatan pribadi serta ketersediaan sarana dan fasilitas pendukung bersepeda menjadi faktor yang diujikan dalam penelitian ini. Perencana kota perlu memahami hambatan-hambatan, karakteristik pelaku dan pola perjalanan anak-anak usia sekolah agar dapat menyusun strategi untuk membuat bersepeda lebih aman dan menarik sehingga dapat meningkatkan minat bersepeda ke sekolah di Jakarta. Pendekatan kuantitatif melalui teknik analisis analisis deskriptif dan analisis inferensial regresi logistik biner digunakan untuk mengetahui tingkat kemauan bersepeda dan karakteristik yang mempengaruhi kemauan bersepeda peserta didik dalam perjalanan ke sekolah. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang melibatkan para peserta didik SMP Negeri 40 Jakarta dan peserta didik selain SMP Negeri 40 di Jakarta. Hasil pengujian menunjukkan bahwa para peserta didik SMP, memiliki kemauan bersepeda dalam perjalanan ke sekolah. ......Bicycles as a non-motorized mode of transportation have various advantages and if implemented consistently will have a positive impact on the urban environment. A challenge in itself is to expand the range of bicycle facilities to residential areas to encourage an increase in the daily use of bicycles by residents for various activities. The habit of cycling needs to be introduced and promoted from an early age to reduce the level of community dependence on motorized vehicles in the future. School-age children are an important demographic group that can influence the future of cycling culture in the city of Jakarta. Previous research discussed the factors that influence the choice of mode of transportation and the factors that influence the use of bicycles by children on school trips. These factors are gender, household socioeconomic, distance, social environment related to traffic and personal safety as well as the availability of facilities and facilities to support cycling are the factors tested in this study. Urban planners need to understand the constraints, characteristics and the travel patterns of school-age children in order to develop strategies to make cycling safer and more attractive to increase interest in cycling to school in Jakarta. This study used a quantitative approach through descriptive analysis and binary logistic regression to determine the level of willingness to cycling and how the available variables affect students’ willingness to cycling in travel to school. Data was collected through a questionnaire involving students of SMP Negeri 40 Jakarta and other SMP students in Jakarta. The test results show that junior high school students in Jakarta, have willingness to cycling on their way to school.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Harun
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Kelompok atlet yang melakukan latihan berat dan intensif lebih senng terkena infeksi terutama infeksi saluran pemafasan dibandingkan populasi umum. Dengan demikian diperlukan penilaian yang dapat mencerminkan kemampuan tubuh untuk mempertahankan kondisi tubuh yang sehat. TgA sekretorik salah satu dan sistem imun yang penting dan merupakan mekanisme pertahanan tubuh pertama dapat ditemukan dalam cairan saliva. Penilaian terhadap IgA saliva dapat memberikan gambaran tentang perubahan sistem imun akibat latihan. Selain itu pemeriksaan IgA saliva mudah dikerjakan dan tidak menyakiti ( noninvasif ), sehingga lebih berdaya guna untuk kepentingan kegiatan dilapangan. Oleh karena itu perlu diteliti perubahan kadar IgA saliva pasca latihan. Untuk itu telah dilakukan penelitian pada 14 orang subyek laki - laki atlet balap sepeda nasional berusia 18 - 28 tahun yang sedang mengikuti pemusatan latihan nasional di Jakarta. Subyek menjalani pemeriksaan V02max umur, indeks massa tubuh serta pemeriksaan kadar IgA saliva sebelum latihan, segera sesudah latihan, 1 jam sesudah latihan dan 24 jam sesudah latihan. Pemeriksaan kadar IgA saliva dilakukan dengan metoda imunodifusi radial. Dosis latihan yang ditetapkan yaitu menempuh jarak 180 km dengan kecepatan 35 - 40 km/jam dan intensitas latihan 80 - 85 % denyut nadi maksimal. Latihan dilakukan di alam terbuka daerah Subang - Jawa Barat. Hasil dan Kesimpulan : Pada 14 subyek yang diteliti terdapat penurunan kadar TgA saliva ( 28,46 % ) yang bermakna segera sesudah latihan ( p < 0,05 ) dan 1 jam sesudah latihan kadar TgA saliva masih tetap lebih rendah (20,96 % ) dibandingkan kadar 19A saliva sebelum latihan dan pada uji t berpasangan perbedaan tersebut bermakna ( p< 0,05 ). Kad~ 19A saliva 24 jam sesudah latihan dibandingkan kadar IgA saliva sebelum latihan tidak terdapat perbedaan yang bermakna ( p > 0,05 ). Hasil analisis uji korelasi antara V02max, umur, indeks massa tubuh dengan pola perubahan kadar 19A tidak terlihat hubungan yang bermakna ( p > 0,05 ). Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa latihan daya tahan menyebabkan penekanan pada IgA saliva, namun penekanan tersebut bersifat sementara. Hubungan antara faktor V02max, umur dan indeks massa tubuh dengan pola perubahan kadar 19A saliva sesudah latihan tidak dapat disimpulkan oleh karena populasi subyek penelitian yang sangat homogen.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T59005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frichetta Karen Victoria
Abstrak :

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor penentu pemilihan perlengkapan keselamatan bersepeda (safety equipment), menganalisis prioritas pemilihan perlengkapan keselamatan bersepeda (safety equipment) saat bersepeda di jalan raya, dan mengevaluasi faktor pengaruh perilaku (behavior) menyimpang pengendara sepeda terhadap tingkat keselamatan bersepeda di jalan raya. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner dengan dua metode, yaitu cycling experiment dan menggunakan Bicycle Rider Behavior Questionnaire (BRBQ). Berdasarkan hasil penelitian, prioritas pemilihan penggunaan perlengkapan keselamatan bersepeda (safety equipment) adalah Lampu Sepeda, Helm, Pakaian Reflektif, Sepatu, dan Sarung Tangan. Faktor penentu pemilihan perlengkapan keselamatan bersepeda yang utama adalah Compliance (Kesesuaian dengan standar keamanan), Protection (Keamanan), dan Comfort (Kenyamanan). Selain itu, Terdapat sembilan pengelompokkan dimensi baru pada BRBQ, yaitu Notice Failures, Cycling Aggressive Action, Intention of Violation, Stunts, Distractions, Signaling Violation, Cycling Rage, Infrastructural Problem, dan Action of Violation. ......This study was conducted to analyze the determining factors in the selection of cycling safety equipment, assess the prioritization of cycling safety equipment when cycling on the road, and evaluate the influence of cyclist’s behavior on the level of cycling safety on the road. Data collection was carried out using a questionnaire with two methods, cycling experiment and the Bicycle Rider Behavior Questionnaire (BRBQ). Based on the research findings, the prioritization of cycling safety equipment usage are Bicycle Lights, Helmets, Reflective Clothing, Shoes, and Gloves. The main determining factors in the selection of cycling safety equipment are Compliance, Protection, and Comfort. Additionally, there are nine new dimensions in the BRBQ, namely Notice Failures, Cycling Aggressive Action, Intention of Violation, Stunts, Distractions, Signaling Violation, Cycling Rage, Infrastructural Problem, and Action of Violation.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktivia Andarani
Abstrak :
ABSTRAK Laporan magang ini bertujuan untuk mengevaluasi siklus pendapatan di FZ Indonesia dan pengendalian internal untuk siklus pendapatan tersebut. FZ Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa profesional akuntan. Secara keseluruhan, FZ Indonesia telah melaksanakan siklus pendapatannya dan pengendalian dalam siklus tersebut sesuai dengan teori sistem informasi akuntansi. Meskipun sudah memiliki pengendalian yang cukup memadai, namun masih terdapat kelalaian yang dapat menghambat jalannya operasional tim yang terlibat di siklus pendapatan FZ Indonesia.
ABSTRACT This report aims to evaluate the revenue cycle performed in FZ Indonesia and the internal control of the cycle. FZ Indonesia is a service company which provides audit and consulting service. Overall, FZ Indonesia has performed its revenue cycle and internal control for the cycle in accordance with the accounting information system theory. Even though FZ Indonesia already have sufficient internal control, there is negligence which can hinder the operation of the teams involved in the FZ Indonesia revenue cycle.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pita Asih Bekti Cahyanti
Abstrak :
Bersepeda merupakan transportasi hemat energi, bebas emisi karbon, dan merupakan active transportation sebagai perwujudan dari healthy lifestyle. Tujuan dari penelitian ini adalah memahami proses terjadinya place attachment pada destinasi tertentu dalam jalur bersepeda. Sasaran dari penelitian ini adalah panduan perancangan jalur sepeda baru yang atraktif, meningkatkan minat bersepeda warga kota, dan menuju penurunan emisi karbon di ruang kota. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan pendekatan teori place attachment dan analisis naratif deskriptif. Penemuan faktor-faktor pembentuk place attachment pada ruang dan destinasi bersepeda diharapkan mampu berkontribusi dalam studi mengenai kemampuan ruang dalam mengakomodir pesepeda atau bikeability di perkotaan. Penerapan konsep tersebut juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat dari sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan. ......Cycling is energy-efficient transportation, free of carbon emissions, and is an active transportation embodiment of a healthy lifestyle. This study aims to understand the process of place attachment in cycling spaces. The objective of this research is to guide the design of attractive new bicycle point destinations and paths, increase the interest in cycling among city residents, and contribute to reducing carbon emissions in urban spaces. The research was conducted using a qualitative method with a place attachment theory approach and descriptive narrative analysis. Primary data collection was carried out by observing cyclists, cyclists' destinations, and interviews with cyclists & other actors. In addition, we do active participation as cyclists to get hands-on experience. This study reveals aspects of interaction, activity, memory, and experience as elements that play a role in place attachment at destination points and cycling routes in Yogyakarta.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febi Fajrianti
Abstrak :

Berdasarkan pengamatan ITDP pada Juni 2020, jumlah pengendara sepeda meningkat hingga 10 kali lipat dibandingkan Oktober 2019. Peningkatan jumlah pengendara sepeda sejalan dengan peningkatan jumlah kecelakaan sepeda berdasarkan data dari Polda Metro Jaya dan komunitas Bike to Work. Pengendara sepeda memiliki risiko 55% lebih tinggi terlibat dalam kecelakaan pada malam hari dibandingkan siang hari. Lampu berkedip dapat meningkatkan conspicuity pengendara sepeda dan menjadi solusi untuk masalah keterlihatan pengendara sepeda yang merupakan penyebab utama kecelakaan. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui pengaruh pola kedipan lampu sepeda terhadap conspicuity pengendara sepeda dan mengevaluasi faktor kognitif pengemudi terhadap pola kedipan lampu sepeda. Penelitian ini melibatkan 12 responden (6 laki-laki dan 6 perempuan) untuk membandingkan conspicuity pengendara sepeda yang dihasilkan dari setiap pola kedipan. Hasil menunjukkan bahwa pattern full blink lebih meningkatkan conspicuity pengendara sepeda dengan jarak deteksi sejauh 80,25 meter, dibandingkan pattern partial blink dengan jarak deteksi sejauh 76,09 meter. Selain itu, kondisi pedal sepeda yang berkaitan dengan adanya biological motion dan jarak deteksi yang lebih jauh memberikan indikasi mengenai proses kognitif responden dalam mengenali pesepeda. ......Based on ITDP's observation in June 2020, the number of cyclists increased up to 10 times compared to October 2019. The increase in the number of cyclists is in line with the increase in the number of bicycle accidents, based on data from Polda Metro Jaya and the Bike to Work community. Cyclists have a 55% higher risk of being involved in an accident at night than during the day. Flashing lights can increase the conspicuity of cyclists and provide a solution to the problem of cyclist visibility, which is a major cause of accidents. This study aimed to determine the effect of bicycle light flashing patterns on cyclist conspicuity and to evaluate driver cognitive factors in relation to bicycle light flashing patterns. The study involved 12 respondents (6 males and 6 females) to compare the cyclist conspicuity resulting from each blink pattern. The results showed that the full blink pattern increased cyclists’ conspicuity more, with a detection distance of 80.25 meters, compared to the partial blink pattern with a detection distance of 76.09 meters. In addition, the condition of the bicycle pedals associated with biological motion and longer detection distances provides an indication of the respondents' cognitive process in recognizing cyclists.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Lita
Abstrak :
Kegiatan bersepeda di ibukota Jakarta merupakan tantangan yang berat karena masih minimnya fasilitas untuk pesepeda, kriminalitas dan juga perilaku kendaraan bermotor masih belum bisa toleran dengan pengguna sepeda. Namun semua hambatan untuk bersepeda adalah infrastruktur. Tantangan berat itu bertambah untuk perempuan, selain belum terjaminnya keselamatan pesepeda, perempuan menghadapi tantangan yang lebih mengerikan yakni tantangan rentannya posisi perempuan pesepeda terpapar dan menderita pelecehan seksual.  Penelitian ini berusaha menjelaskan pengalaman perempuan pesepeda di pengaruhi konstruksi gender mengenai seksualitas dan bagaimana perempuan pesepeda berstrategi mewujudkan rasa aman dan dianalisis dengan teori Ketakutan dari Gill Valentine dan Gender dan Mobilitas dari Susan Hanson. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi dan wawancara.  Data diperoleh melalui wawancara kepada 5 subjek dan observasi tidak terstruktur peneliti. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan berperspektif feminis untuk menggali lebih dalam pengalaman perempuan pesepeda. Hasilnya menjadi perempuan pesepeda di ruang publik urban sangatlah sulit. Perempuan yang memilih bersepeda sebagai alat transportasi, harus menerima pembatasan dari keluarga dan orang terdekatnya karena ia seorang perempuan. Pembatasan tersebut berdasarkan konstruksi gender yang masih sangat melekat dalam masyarakat Indonesia. Selain itu, perempuan pesepeda juga harus menghadapi hambatan yang lebih berat di ruang publik urban Jakarta, yaitu berupa beragam bentuk kekerasan seksual dari pengguna ruang publik lainnya.  Pengguna jalan lain khususnya laki-laki melihat perempuan pesepeda masih sebagai objek di ruang publik urban, bukan sebagai subjek. Implikasinya membuat perempuan pesepeda semakin minim di jalanan ibukota. Ini membuat perempuan pesepeda harus menyusun strategi untuk mengatasi rasa takut dan membuat mereka merasa aman untuk bersepeda di ruang publik jalanan ibukota yang didominasi oleh pengguna laki-laki. ......due to the lack of facilities and infrastructure for cyclists. It doesn’t stop there, the threat of crime and the behavior of motorized vehicles that are still unable to tolerate bicycle users. The formidable challenge increases for women. Apart from not ensuring the safety of cyclists, women face a more dire challenge, namely the vulnerability of the position of women cyclists to being exposed to sexual harassment. This study seeks to explain the experiences of women cyclists influenced by gender construction regarding sexuality, as well as how women cyclists have strategies to create a sense of security. The specific theory used is the 'theory of fear' from Gill Valentine and 'gender and mobility' from Susan Hanson. This study uses a qualitative approach with data collection methods of observation and interviews. Data were obtained through interviews with 5 subjects and unstructured observations. This study also uses a feminist perspective approach to dig deeper into the experiences of women cyclists. The results of the study show that the activities of women cyclists in urban public spaces face many challenges. Women who choose cycling as a means of transportation, do not get support from the closest people and get restrictions based on gender construction which is still very much embedded in Indonesian society. In addition, female cyclists also face more severe obstacles in Jakarta's urban public spaces, namely in the form of various forms of sexual violence from other public space users. Other road users, especially men, see female cyclists as objects in urban public spaces, not as subjects. The implication is that there are fewer women cyclists on the streets of the capital. Policy actors need to present policies and their implementation that can fulfill a sense of security for women cyclists in public spaces.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Melisa
Abstrak :
Perilaku berkendara aman(safety riding) merupakan bagian dari budaya keselamatan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku aman berkendara (safety riding), yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan yang meliputi pengetahuan, motivasi, dan sikap sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan yang meliputi penggunaan alat pelindung diri, kondisi kendaraan, kondisi jalan, dan fasilitas rambu dan marka jalan. Desain peneltian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian ini ingin menunjukkan gambaran perilaku aman berkendara pada pengandara ojek di Universitas Indonesia, sedangkan hasil yang didapat untuk melihat adakah hubungan antara faktor internal dengan perilaku dan faktor eksternal dengan perilaku adalah terdapatnya hubungan antara pengetahuan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku aman berkendara, terdapatnya hubungan yang bermakna antara motivasi dengan perilaku aman berkendara, terdapatnya hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku aman berkendara, terdapatnya hubungan yang bermakna antara penggunaan alat pelindung diri dengan perilaku aman berkendara, dan terdapatnya hubungan yang bermakna antara kondisi kendaran dengan perilaku berkendara aman. ......Safe riding behavior is a part of the culture of safety. There are two factors that affect safey riding behavior, the internal factors and external factors. Internal factors are those characteristics that are innate in question includes the use of knowledge, motivation, and attitude while the external factors is the environment such as use of personal protective equipment, vehicle condition, road conditions, and facility signs and road markings. The design of this research using quantitave research with cross sectional design. The result of this study to demonstrate safe riding behavior pictures of ojek at the University of Indonesia, while the result obtained to see is there a relationship between internal factors and external factors to the behavior with the behavior is the presence of a significant relationship between knowledge of safe riding behavior, motivation of safe riding behavior, attitude of safe riding behavior, personal protective equipment of safe riding behavior, vehicle condition of safe riding bahavior, road condition of safe riding behavior, and facility signs and road markings of safe riding behavior.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45401
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Van der Plas, Rob
San Fransisco: Bicycle Books, 1993
629.227 2 VAN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>