Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christian Huygans
Abstrak :
Engineering merupakan ilmu yang mempelajari proses merekayasa pembuatan suatu produk sehingga mempunyai fungsi yang bermanfaat sesuai dengan desain yang dirancang. Dalam pembuatan suatu produk pasti menemukan kendala ? kendala tertentu sehingga harus dilakukan analisa kembali dalam menemukan jalan keluar untuk menyelesaikan kendala ? kendala yang ditemui. Salah satu kendala yang sering ditemui dalam proses pembuatan suatu produk adalah adanya efek secara fisik kepada benda kerja yang dilakukan proses permesinan seperti panas maupun tegangan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada benda kerja. Peneliti ? peneliti sebelumnya telah melakukan riset jangka panjang dan menemukan salah satu cara yang dapat dijadikan solusi dalam proses permesinan. Alternatif yang ditemukan adalah penggunaan bakteri yang digunakan sebagai cutting tool dalam proses permesinan. Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh proses biomachining adalah ramah lingkungan, tidak terjadi thermal damage pada permukaan benda kerja serta hemat energi. Dalam peneltian sebelumnya telah dilakukan proses kareakterisasi terhadap material nickel dimana terdapat pertambahan kedalaman permesinan seiring dengan bertambahnya waktu proses biomachining, sehingga pada penelitian kali ini peneliti akan melakukan variasi waktu yang lebih lama dan optimalisasi kondisi temperatur lingkungan proses biomachining pada suhu 330C, selain itu bentuk pola yang akan digunakan pada proses biomachining berbentuk lingkaran dengan tujuan untuk melakukan rekayasa dari bentuk microneedle, microneedle merupakakan jarum dalam bentuk micro yang biasa digunakan sebagai alat uji kesehatan dan proses pemberian vaksinasi pada manusia . Proses rekayasa microneedle bermula dari pembuatan pola lingkaran dengan ukuran 3mm hingga kecil 400μm dimana akan dilakukan perbandingan kontur dan sufrace roughness dari setiap hasil lingkaran yang terbentuk pada proses biomachining. ...... Engineering is a knowledge that studies about makings a product which has usefull function according to design . In makings a product must find some problem that has to be reviewed back by re-analysis to find a way out or find the solution. One of constraint which often been found when creating product is physicall effect when processing engineering machinery that create hot condition and also tension who can damage the object. Previous researcher have research in long time and they found several ways which can be the solution in engineering process. One of the famous alternative is biomachining which used bacteria that is utilized as cutting tool in machinery process. Some reason which had by biomachining process are environmentally-friendly, there were not happening thermal damage on object surface and energy saving. In previous the researcher did characterisation process to significant nickel characteristic where the result was the depth of material is increased proporsional to increased condition of biomachining time , so this time the researcher will increased time variation and optimalize the condition of temperature in biomachining process which is 33 0 C, on the other side researcher will make a new pattern form that will be used on biomachining process, that new form is a circle that will be used as a microneedle mask, microneedle is several needle which shaped in micro that is different to the ordinary one, microneedle was being utilized as tool for vaccination application on human .Microneedle enineering started from making several pattern with size 3mm until 400μm, until then researcher will do contour and surface roughness comparison of each model which is the result from biomachining process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henky Suskito Nugroho
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hakam Muzakki
Abstrak :
Proses penyambungan logam dengan proses pengelasan merupakan proses penyambungan permanen yang masih sangat diperlukan dan terus dikembangkan pada proses manufaktur. Dengan memanfaatkan kelebihan sifat mekanik yang dimiliki masing-masing logam menjadikan latar belakang pengembangan pengelasan logam berbeda tipe dan jenis dissimilar welding , Resistance spot welding RSW salah satu teknologi pengelasan yang bisa dipakai untuk mengelas logam berbeda. Konsep efesiensi energi menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam membuat konstruksi dengan konsep dimensi besar, mempunyai kekuatan yang dibutuhkan akan tetapi lebih ringan. Dengan demikian diperlukan pengembangan konstruksi ringan, konstruksi ringan sarang lebah honeycomb dari logam yang tipis dibuat dengan teknologi mikro RSW. Plat alumunium tebal 0,4 mm dapat disambung dengan sempurna menggunakan proses mikro RSW, parameter pengelasan yang paling optimal yaitu arus pengelasaan diatas 5 kV, waktu pengelasan 6 CT keatas, dan gaya elektrode lebih dari 343 N. Mikro RSW mampu menyambung plat baja tahan karat SS 301 ketebalan 0,2 mm dengan plat aluminium AA 1100 tebal 0,4 mm, akan tetapi sifat lebih rapuh. Mikro RSW mampu menyambung plat baja 0,2 mm, plat baja lapis seng 0,2 mm, dan plat alumunium 0,4 mm. Mikro RSW bisa dipergunakan untuk membuat konstruksi ringan dari plat-plat tipis, baja tebal 0,2 mm, baja lapis seng tebal 0,2 mm, dan aluminium tebal 0,4 mm. Konstruksi ini mampu menahan beban uji tarik lebih dari 5.000 N tanpa merusak sambungan lasan, konstruksi juga mampu menahan beban tekan mendekati 10.000 N, dengan 7 sambungan lasan robek, 9 sambungan retak. ......Metal joining process with welding technology is a permanent join which is still needed and is still developed in manufacturing industries. Advantage of mechanical properties from each metal can be joined together to get a great joint. RSW is one of some weld technologies used to weld dissimilar metals. An efficiency energy concept in a product design is a design concept to get a lightening product so a lightweight construction one of solution to reduce energy consume. A honeycomb construction in this study is a lightweight construction developed form stainless steel 0.2 mm of thin, galvanized zinc 0.2 mm, and aluminum 0.4 mm. Welding parameter optimized with welding current more than 5 kV, welding time more than 6 CT, and electrode force more than 343 N. Micro RSW could join SS 301 thin 0.2 mm with AA 1100 0.4 mm, however brittle weld nugget. Micro RSW can be used to join aluminum, zinc galvanized steel, and stainless steel in a honeycomb construction. Honeycomb has mechanical performance when withstand tensile load more than 5.000 N, weld nugget in the honeycomb was not failure moreover based metal or AA 1100 was tear. Honeycomb was joined by Micro RSW could hold compression load more 10.000 N, 7 tear and 9 crack of weld nugget.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2459
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devit Taslim
Abstrak :
Untuk mernenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan, suatu produk barus berkualitas, murab dan cepat didapat (on time delivery). Bila hal tersebut dipenuhi maka suatu produk mempunyai daya saing yang tinggi (competitive). Oleh sebab itu kondisi mesin dan peralatan yang andal (reliability) dan mudab diperbaiki (maintainability) serta ketersediaan mesin dan peralatan (availability) sangat diperlukan, Kondisi mesin dan peraiatan yang andal dan rnudah diperbaiki memerlukan manajernen pemeliharaan (maintenance management) yang baik. Manajemen pemeliharaan adalah suatu rangkaian aktivitas untuk meningkatkan produktivitas kelja dengan menggunakan seluruh aspek pada pabrik, dad survey, research, design, manufacturing dan penginstalan pada suatu pabrik. sampai pada operasi dan pemellharaan dan lalu mengakhirinya. Untuk mencapai usaha·usaha manajemen pemeliharaan diperlukan penanganan yang serius dan tercncana terhadap peralatan dan mesin. Usaha-usaba tersebut dapat dilakukan dengan productive maintenance. Kegiatan productive maintenance meliputi maintenance prevention preventive maintenance, breakdown maintenance dan corrective maintenance. Semuanya harus dijalankan karena mengarah kepada usaha pemeliharaan dan perbaikan. Disamping itu perlu adanya pengorganisasian yang baik dari sistem manajemen pemeliharaan. Dalam suatu organisasi pemeHharaan haruslah ditetapkan suatu bentuk organisasi yang cocok akan kebutuhan suatu pabrik. Hal ini untuk memudahkan pemeliharaan mesin dan koorrlinasi atasan terhadap bawahan. Penerapan sistem manajemen pemeHharan yang baik seperti penerapan standar-standar, perencanaan keija dan pencatatannya, serta penentuan biaya pemeliharaan mendorong terlaksananya suatu penanganan yang serius. Pada proses aulomatic cutting and soldering merupakan salah satu contoh penerapan manajemen pemeliharaan. Penanganan yang tidak serius dan terencana dapat dilihat dari kondisi mesin dan pera!atan serta basil produksi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S38715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso Wibowo
Abstrak :
Obsidian merupakan bahan batuan yang khas dan memiliki kelebihan dari bahan lain, kelebihan ini seperti terdapat pada bentuknya yang ringan serta memiliki ketajaman yang lebih dari bahan lain, sehingga batuan obsidian oleh manusia pada masa lalu dimanfaatkan sebagai alat untuk membantu dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sebuah batu dapat dikatakan sebagai alat apabila batu tersebut memiliki ciri-ciri alat batu yang berupa bentuk dan pola-pola peretusan akibat pembuatan ataupun akibat pemakaian. Salah satu tempat di Indonesia, dimana obsidian dimanfaatkan sebagai alat yaitu di daerah Leles, Garut Jawa Barat. Untuk mencapai tujuan penelitian dalam usaha rnenjelaskan Cara-cara pemakaian alat obsidian dari Leles, maka dilakukan beberapa tahapan. Pertama dilakukan pengamatan langsung terhadap obsidian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi data yang lebih detail. Pada tahap selanjutnya dilakukan analisis khusus terhadap obsidian yang hanya memiliki pangkasan tajamanan atau peretusan. Analisis peretusan meliputi variabel lokasi retus, sudut retus dan gambaran retus. Selanjutnya masing-masing variabel tersebut kemudian diintegrasikan sehingga dapat diketahui tipe-tipe dari alat obsidian Leles. Setelah mengetahui tipe-tipe alat tersebut selanjutnya menghubungkan dengan Cara pemakaian atau penggunaan alat sehingga dapat diketahui cara-cara pemakaian atau penggunaan alat yang terdapat pads tipe-tipe tersebut. Tujuan penelitian ini dapat dicapai dan kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa alat-alat batu yang terbuat dari bahan obsidian terutama alat serut, mendominasi alat-alat kehidupan sehari-hari di Leles Garut. Selain itu pula situs Leles ini meneerminkan situs pemukiman dengan kegiatan hidup sehari-hari seperti bercocok tanam, memasak, membuat dan merawat alat dan lain sebagainya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pollack, Herman W.
Reston, Virginia: Reston Publishing, 1976
621.93 POL t (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Roberts, George
Abstrak :
Combines a tutorial explanation with a listing of data on the various steels used to make tools. Introduces the various grades in each class of steel in tables on composition, processing, and performance. Then presents graphically the effects of composition and heat treatment processing variations, ....
Materials Park, Ohio: ASM International, 1998
e20442495
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Christiand
Abstrak :
Pemantauan keausan pahat pada proses pemesinan merupakan hal yang penting. Perambatan keausan pahat yang tidak normal maupun peristiwa rusaknya pahat sebelum masa pakai dapat mempengaruhi hasil pemesinan. Pada pemesinan micro-milling, keausan pahat terjadi jauh lebih cepat dibandingkan pada pemesinan macro-milling dikarenakan efek downsizing terhadap geometri pahat itu sendiri. Untuk hal tersebut, sebuah sistem pemantauan keausan pahat dapat memberikan informasi perambatan keausan pahat agar pengguna dapat mengantisipasi kejadian-kejadian yang destruktif serta dapat mengambil keputusan lebih lanjut atas proses pemesinan yang sedang berlangsung. Pada kerja penelitian ini telah dikembangkan sebuah sistem pemantauan keausan pahat untuk pemesinan micro-milling berbasis teknologi digital twin. Sistem yang dikembangkan mampu memberikan informasi estimasi keausan pahat serta informasi ketidakpastian estimasi itu sendiri dengan memanfaatkan simulasi real-time yang dijalankan dalam digital twin. Model virtual dikembangkan berdasarkan model mekanistik dari proses micro-milling yang merupakan bagian dari pendekatan berbasis hukum fisika (physics-based). Model virtual yang dikembangkan meliputi model motor spindle, model unit pengendali (controller) spindle, dan model torsi potong. Ketika simulasi digital twin berjalan, model virtual mensimulasikan variabel-variabel yang terkait proses pemesinan micro-milling serta berinteraksi dengan beberapa variabel lain yang diperbarui (di-update) berdasarkan data real-time sensor-sensor di mesin micro-milling. Variabel tersimulasi digital twin dijadikan informasi dasar untuk dibandingkan dengan variabel yang didapat secara real-time, khususnya variabel torsi motor spindle yang kemudian ditransformasi ke ruang keausan pahat. Extended Kalman filter (EKF) digunakan sebagai salah kerangka kerja untuk mengintegrasi informasi tersimulasi dan informasi real-time untuk menghasilkan sebuah estimasi keausan pahat. Proses pemantauan keausan pahat dilakukan dengan menggunakan diagram kendali (control chart) dan kategorisasi tingkat keausan pahat untuk mengevaluasi nilai estimasi keausan pahat dan ketidakpastian estimasi itu sendiri. Eksperimen pemesinan slot micro-milling dilakukan untuk benda kerja yang terbuat dari stainless steel SUS304 dengan menggunakan pahat mikro berbahan karbida berukuran diameter 1000 µm. Dengan menggunakan empat dataset yang dihasilkan dari eksperimen, sistem pemantauan yang dikembangkan mampu menunjukkan proses perambatan keausan pahat dengan rata-rata error estimasi terbesar adalah 0.052 mm dan nilai ketidakpastian estimasi σtruth terbesar adalah ±0.04 mm untuk dua mata pahat. Untuk implementasi menggunakan EKF, rata-rata error estimasi terbesar adalah 0.038 mm dengan standar deviasi terbesar adalah ±0.031 mm untuk dua mata pahat. Kerja penelitian ini juga telah menghasilkan sebuah alat pengukur keausan pahat yang disebut MicroEye dengan metode observasi langsung (direct observation) menggunakan kamera mikroskop dan lengan robot aktif 6-DOF (degree of freedom). Dalam hal kemampuan pengambilan gambar, MicroEye mampu membawa kamera ke posisi yang ditargetkan sehingga seluruh area keausan pahat yang ingin dideteksi berada dalam ROI (region of interest) dengan tingkat keberhasilan sebesar 86.66%. Dalam hal kemampuan mencapai posisi, MicroEye memiliki error posisi sudut maksimum sebesar 0.596◦ dan error posisi linear maksimum 0.0336 cm pada arah sumbu x dan 0.767 cm pada arah sumbu y. ......Tool wear monitoring is an essential aspect of the machining process. The tool breakage and the abnormality of tool wear progression affect the machining result. Due to the downsized tool’s geometry, the progression of tool wear in micro-milling is much faster than in macro-milling. A tool wear monitoring system helps to give information about the progression of tool wear so that the user can anticipate unwanted destructive events and make further decisions for the ongoing machining process. This dissertation presents the development of a tool wear monitoring system based on the digital twin technology for micro-milling applications. The developed system can provide the tool wear estimate and the estimation uncertainty altogether by running the real-time digital twin simulation. The virtual model was developed from the mechanistic model of the micro-milling process, which is part of a physics-based approach. The virtual model consists of the spindle motor, spindle controller, and cutting torque models. During the simulation, the virtual model simulates the variables of the micro-milling process and interacts with some of the real-time variables coming from the sensors in the micro-milling machine. The simulated variables (such as spindle motor torque) as the ground information are compared to the real-time variables in the wear space. Extended Kalman filter (EKF) is used as the framework to integrate the simulated and real-time information to estimate the wear growth. Then, the wear estimate and the estimation uncertainty are evaluated using a control chart and a categorization of wear level. The slot micro-milling experiment was conducted for SUS304 stainless steel workpiece with 1000 µm carbide micro-tool. The developed system can monitor the progression of tool wear with the largest mean of estimation error = 0.052 mm and the largest estimation uncertainty = ±0.04 mm. The implementation of EKF framework has improved the estimation accuracy with largest estimation error 0.038 mm with largest standard deviation ±0.031 mm for two cutting teeth. This dissertation also presents the result of a tool wear measurement device called MicroEye. The device uses a direct observation approach with a microscope camera as the primary sensor. The device has an active 6-DOF (degree of freedom) arm robot mechanism for motion flexibility. In terms of wear analysis, MicroEye can provide three metrics to analyze the difference between the fresh and the worn tools. In the aspect of image acquisition, MicroEye was able to bring the camera to the targeted position with the success rate 86.66% so that the ROI (region of interest) of the tool image is fully captured by the camera. In positioning, MicroEye achieved a maximum error of angular position 0.596◦, the maximum error of linear position 0.0336 cm in x-axis direction and 0.767 cm in y-axis direction.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library