Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurcahyanti Wahyuningtyas
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian : Cisplatin merupakan obat golongan platinum yang sering dipakai pada terapi kanker, seperti kanker testis, kepala, leher, kandung kemih dll. Sayangnya, efek samping berupa gagal ginjal akut atau kronis seringkali membatasi pemberian dosis cisplatin. Sejauh ini, mekanisme nefrotoksisitas cisplatin belum sepenuhnya diketahui. Radikal bebas diperkirakan berperan penting dalam terjadinya nefrotoksisitas cisplatin. Hal ini ditandai dengan peningkatan peroksidasi lipid dan penurunan enzim-enzim antioksidan setelah pemberian cisplatin. Kurkumin telah banyak diteliti sebagai antioksidan dan bersifat protektif terhadap kerusakan di beberapa organ atau sel yang terkena paparan radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek proteksi kurkumin terhadap nefrotoksisitas cisplatin pada tikus dan mengetahui apakah efek proteksi ini diperantarai oleh efek antioksidan kurkumin. Untuk melihat peranan antoksidan, efeknya dibandingkan dengan N-asetil sistein (NAC). Tiga puluh ekor tikus jantan galur Sprague Dawley dibagi secara acak menjadi 5 kelompok. Kelompok cisplatin (Csp) diberi pelarut kurkumin (CMC 1%) per oral selama 7 hari berturut-turut dan pada hari ke-5 diberi injeksi cisplatin 5 mg/kg BB intraperitoneal. Kelompok Csp-Curl0 dan Csp-Cur50 masing-masing diberikan kurkumin 10 mg/kg BB dan 50 mg/kg BB per oral selama 7 hari berturut-turut dan pada hari ke-5 diberi injeksi cisplatin 5 mg/kg B13 intraperitoneal. Kelompok Csp-NAC mendapatkan NAC 500 mg/kg BB per oral selama 7 hari berturut-turut dan pada hari ke-5 diberi injeksi cisplatin 5 mg/kg BB intraperitoneal. Kelompok kantrol diberi CMC 1% per oral selama 7 hari berturut-turut dan pada hari ke-5 diberi injeksi salin 0,9% intraperitoneal. Pada hari ke-8, fungsi ginjal diukur dengan parameter ureum dan kreatinin serum, sedangkan adanya peroksidasi lipid diukur dengan parameter kadar malondialdehid (MDA) dalam plasma dan ginjal. Hasil dan Kesimpulan : Kadar ureum dan kreatinin serum meningkat berturut-turut sebesar 318% dan 275% dibandingkan kelompok kontrol negatif. Hal ini menunjukkan bahwa cisplatin menyebabkan gangguan fungsi ginjal yang bermakna. Pemberian cisplatin juga menyebabkan peningkatan kadar MDA plasma (165%) dan ginjal (146%), meskipun tidak mencapai kemaknaan statistik. Pemberian kurkumin 10 mg/kg BB sedikit menurunkan kadar ureum, kreatinin dan MDA plasma dibandingkan kelompok Csp namun tidak bermakna secara statistik, sedangkan kadar MDA ginjal menurun secara bermakna sampai kadar normal. Peningkatan dosis kurkumin menjadi 50 mg/kg BB tidak menurunkan kadar ureum dan kreatinin dibandingkan kelompok Csp. Kadar MDA plasma menurun secara bermakna (p<0,05) sampai kadar normal dan kadar MDA ginjal sedikit menurun dibandingkan kelompok Csp tetapi secara statistik tidak berbeda bermakna. Pemberian NAC 500 mg/kg BB sedikit menurunkan kadar ureum, kreatinin dan MDA, namun secara statistik tidak bermakna. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemberian kurkumin sebelum dan sesudah pemakaian cisplatin tidak mengurangi nefrotoksisitas cisplatin secara bermakna. Pengurangan stres oksidatif oleh kurkumin tidak mampu mencegah nefrotoksisitas cisplatin. ......Scope of Study and Methods: Cisplatin is a platinum group of chemotherapeutic agent, frequently used for treatment of testicular, head, neck, bladder cancer, etc. Unfortunately, the use of cisplatin is limited by the high rate of acute or chronic renal failure. The mechanism of cisplatin-induced nephrotoxicity is not fully understood. However, free radicals are suggested to play an important role in cisplatin nephrotoxicity. Administration of cisplatin increases lipid peroxidation and reduces the activity of antioxidant enzymes. Curcumin has been reported to be a potent antioxidant agent and has protective effects on several organs or cells from free radical-induced injury. The present study was aimed to investigate the protective effects of curcumin on cisplatin-induced nephrotoxicity in rats and to find out whether these protective effects were mediated by the antioxidant effects of curcumin. The antioxidant effects of curcumin were compared to N-acetyl cysteine (NAC). Thirty male Sprague Dawley rats were randomly devided into 5 groups of 6 rats. Cisplatin group (Csp) received solvent of curcumin (CMC 1%) by gavage for 7 consecutive days, and on day 5, intra peritoneal injection of cisplatin 5 mg/kg BW was given. Csp-Cur10 and Csp-Cur50 groups received curcumin 10 mg/kg BW and 50 mg/kg BW, respectively, by gavages for 7 consecutive days, and on day 5, intra peritoneal injection of cisplatin 5 mg/kg BW was given. The NAC group received NAC 500 mg/kg BW by gavage for 7 consecutive days, and on day 5, intra peritoneal injection of cisplatin 5 mg/kg BW was given. The control group received the solvent of curcumin (CMC 1%) by gavage for 7 consecutive days, and on day 5, intra peritoneal injection of saline 0,9% was given. On day 8, serum ureum and creatinin were measured as parameters of renal function. MDA was assayed from plasma and renal homogenate and taken as the parameter of oxidative stress. Results and Conclusion: Serum ureum and creatinin were increased by 318% and 275%, respectively in the cisplatin treated animals compared to the negative control. Administration of cisplatin increased MDA levels in plasma (165%) and kidney (146%), although it was not statistically significant. Curcumin administration at the dose of 10 mg/kg BW slightly, but not significantly reduced ureum, creatinin and plasma MDA levels compared to the Csp group. Whereas the renal MDA level was significantly reduced approaching normal level. The increase of curcumin dose to 50 mg/kg BW did not decrease ureum and creatinin levels compared to the Csp group. In contrast to renal MDA level, the administration of curcumin 50 mg/kg BW significantly decreased MDA level in plasma. Administration of NAC 500 mg/kg 13W slightly reduced ureum, creatinin, and NIDA levels; however, no statistical significance was observed. From this study we concluded that curcumin administration before and after cisplatin injection did not significantly decrease the nephrotoxicity effects of cisplatin. The reduced oxidative stress by curcumin may not prevent cisplatininduced nephrotoxicity.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16207
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annesya Shafira Amartya
Abstrak :
Rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) merupakan tanaman obat yang bermanfaat sebagai antioksidan karena mengandung kurkuminoid dan xantorizol. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kombinasi NADES terbaik dan kondisi ekstraksi yang optimum serta membandingkan hasil kadar ekstraksi NADES-UAE dengan hasil kadar ekstraksi etanol-maserasi. Penggunaan NADES berpotensi mengekstraksi senyawa hidrofobik sehingga dilakukan optimasi kondisi ekstraksi agar mendapatkan kondisi optimal untuk mengekstraksi senyawa kurkuminoid dan xantorizol. Komponen NADES yang digunakan adalah kolin klorida dengan gula sederhana (glukosa, fruktosa, dan sukrosa). Optimasi kondisi ekstraksi ditentukan dengan metode Response Surface Methodology menggunakan tiga variabel bebas, yaitu penambahan air pada NADES (10–30%), rasio pelarut dan serbuk (15–25 mL/g), dan waktu ekstraksi (10–30 menit). Penetapan kadar kurkuminoid dan xantorizol dilakukan dengan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi kolin klorida dan sukrosa mendapatkan hasil yang paling tinggi. Kondisi yang optimum untuk mengekstraksi senyawa kurkuminoid dan xantorizol adalah penambahan air pada NADES 10%, rasio pelarut terhadap serbuk 25 mL/g, dan waktu ekstraksi 20 menit. Hasil ekstraksi maserasi-etanol 96% didapatkan dengan hasil kadar kurkuminoid dan xantorizol yang lebih tinggi dibandingkan NADES-UAE. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan NADES berbasis kolin klorida-sukrosa dapat digunakan sebagai alternatif pelarut organik untuk mengekstraksi senyawa kurkuminoid dan xantorizol. ......Javanese turmeric rhizome (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) is a medicinal plant used as an antioxidative agent because it contains curcuminoid dan xanthorrhizol. This research aimed to find the best combination of NADES and the optimal extraction condition and compare the extract level of NADES-UAE with the extract level of ethanol-maceration. NADES has a potential to extract hydrophobic compound, optimization of extraction condition conducted to find an optimal condition for extract curcuminoid and xanthorrhizol. NADES components used are choline chloride and sugar (glucose, fructose, and sucrose). The optimization of extraction condition was conducted using Response Surface Methodology with three variables, namely water percentage (10–30%), ratio of solvent to powder (15–25 mg/L), and extraction time (10–30 minutes). The analysis of curcuminoid and xanthorrhizol was performed using High-Performance Liquid Chromatography. Choline chloride-sucrose showed the highest result for extraction. The optimal conditions were obtained at 10% of water percentage, 25 mL/g ratio of solvent to powder, and 20 minutes of extraction time. The extraction results obtained in the maceration methods with 96% ethanol extract showed the curcuminoid and xanthorrhizol level is higher than NADES-UAE. Based on the result, it can be concluded that choline chloride-sucrose based NADES can be used as an alternative to organic solvent to extract curcuminoid and xanthorrhizol.

Depok: Fakultas Farmas Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basmah Nadia
Abstrak :
Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) memiliki kandungan utama kurkuminoid dan xanthorrhizol yang dapat memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh. NADES merupakan green solvent yang banyak diuji coba untuk mengekstraksi senyawa pada temulawak. NADES diketahui dapat meningkatkan solubilitas dan bioavailabilitas senyawa tidak larut air seperti kurkumin. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kombinasi pelarut terbaik, menetapkan kondisi optimum ekstraksi dengan NADES menggunakan Ultrasound-Assisted Extractionuntuk senyawa kurkuminoid total (CUR) dan xanthorrhizol (XNT) pada rimpang temulawak, dan membandingkan hasilnya dengan ekstraksi konvensionalmaserasi-etanol. Variabel yang digunakan untuk optimasiberupa persentase penambahan air pada NADES (%), waktu ekstraksi (menit), dan rasio serbuk dengan pelarut (S/L). Semua variabel dimodelkan dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Penetapan kadar dianalisis menggunakan KLT densitometri yang parameternya telah divalidasi, fase gerak diklorometana-kloroform (4:6), dan dideteksi pada panjang gelombang 425 nm (CUR) dan 224 nm (XNT). Dari hasil analisis ekstraksi, NADES terbaik yaitu kolin klorida dengan asam malat (ChCl-MA) dengan rasio 1:1. Ditemukan kondisi optimum dari hasil rekomendasi RSM, yaitu pada penambahan air 27,7%, waktu ekstraksi 17,5 menit, dan rasio serbuk pelarut 1:18,5 dengan hasil kadar 4,76 mg/g total CUR dan 12,98 mg/g XNT, sedangkan maserasi-etanol 96% menghasilkan kadar 1,88 mg/g total CUR dan 9,80 mg/g XNT. NADES-UAE lebih efektif menarik senyawa CUR dan XNT dibandingkan maserasi-etanol 96%. Data pada penelitian ini berguna untuk pengembangan metode ekstraksi hijau lebih lanjut untuk mengekstrak kurkuminoid dan xanthorrhizol menggunakan NADES. ......The Javanese turmeric (Curcuma xanthorriza Roxb) contains curcuminoids (CUR) and xanthorrhizol (XNT) as a main compounds that can provide health benefits. NADES is one of the green solvent that has been tested for extracting temulawak. This study aims to obtain the optimum condition to extract total CUR and XNT from Curcuma xanthorriza Roxb. using organic acid-based NADES with Ultrasound-Assisted Extraction. The variables used were water addition (%), extraction time (min), and solid-to-liquid ratio (S/L). All variables were modelled by using Response Surface Methodology (RSM). Determination of marker content was analysed using TLC Densitometry that was validated, dichloromethane-chloroform (4:6) as mobile phase, was detected at a wavelength of 425 nm for total CUR and 224 nm for XNT. Three organic acid-based NADESs were screened to find one NADES combination that gives the highest content of CUR and XNT. It resulted in choline chloride and malic acid DES (ChCl-MA) at a 1:1 M ratio. The result showed the optimal extraction conditions with ChCl-MA (1:1) is 25% water addition, 15 minutes of extraction time, and a 1:20 S/L ratio. These conditions produce total CUR levels of 4.58 mg/g and XNT of 12.93 mg/g; the ethanol 96%-maceration produces 1.88 mg/g total CUR levels and 9.80 mg/g XNT. The most influential variable observed for the extraction was the solid-to-liquid ratio (S/L) and the addition of water (%) (p<0,05). Based on the result, NADES-UAE is more effective than ethanol maceration. The data reported herein are useful for further developments of green extraction methods to extract curcuminoids and xanthorrhizol.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chinthia Rahadi Putri
Abstrak :
Temulawak atau Curcuma xanthorrhiza Roxb. merupakan tanaman Indonesia yang memiliki beragam manfaat salah satunya sebagai peningkat nafsu makan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimasi suatu ekstraksi hijau menggunakan NADES berbasis glukosa-asam organik (1:3) dengan metode Ultrasonic Assisted Extraction (UAE) terhadap senyawa kurkuminoid dan xantorizol yang terkandung pada tanaman temulawak. Berdasarkan hasil skrining kombinasi asam laktat dan glukosa mampu menarik senyawa kurkuminoid dan xantorizol lebih tinggi dibandingkan kombinasi lainnya. Proses optimasi ini menggunakan variabel-variabel berupa persentase penambahan air pada NADES (10%, 20%, dan 30%), waktu ekstraksi (10 menit, 20 menit, dan 30 menit), serta rasio serbuk-pelarut (5 mL/g, 10 mL/g, dan 15 mL/g). Kombinasi kondisi optimasi pada tiap levelnya menggunakan metode Response Surface Methodology dengan aplikasi Design Expert 13. Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan instrumen KLT Densitometri dengan eluen yang digunakan adalah kloroform dan diklorometan (6:4) dengan panjang gelombang yang digunakan adalah 224 nm serta 425 nm. Kondisi paling optimum dalam ekstraksi ini adalah pada saat persentase penambahan air 30%, lama waktu ekstraksi 20 menit, dan rasio serbuk dengan pelarut 1:15 mL. Pada ekstrak NADES-UAE diperoleh senyawa kurkuminoid 6,64 ± 0,054 mg/g serbuk dan senyawa xantorizol 17,62 ± 0,203 mg/g serbuk. Hasil dari optimasi ini diperbandingkan dengan metode konvensional berupa maserasi-etanol 96%. Kadar senyawa kurkuminoid pada ekstrak maserasi yang diperoleh adalah 2,37 ± 0,015 mg/g serbuk dan senyawa xantorizol yang diperoleh adalah 9,14 ± 0,011 mg/g serbuk. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode ekstraksi UAE-NADES ini lebih efektif untuk menarik senyawa kurkuminoid dan xantorizol dibandingkan metode maserasi-etanol 96%. ......Javanese Turmeric or Curcuma xanthorrhiza Roxb. is an Indonesian plant and one of its benefit is for an appetite enhancer. The aim of this study was to optimize a green extraction using glucose-organic acid (1:3) based NADES-Ultrasonic Assisted Extraction (UAE) method of curcuminoids and xanthorizol compounds contained in javanese turmeric. This optimization process used variables such as water content of NADES (10%, 20%, and 30%), extraction time (10 minutes, 20 minutes, and 30 minutes), and solid-liquid ratio (5 mL/g, 10 mL/g, and 15 mL/g). The combination of optimization conditions at each level used Response Surface Methodology method with the Design Expert 13 application. The determination of the levels was carried out using a TLC Densitometry instrument with the eluents used were chloroform and dichloromethane (6:4) with the wavelengths used were 224 nm and 425 nm. The most optimal condition in this extraction was when the water content of NADES was 30%, with 20 minutes extraction time, and 1:15 mL of the solid-liquid ratio. The NADES-UAE extract obtained curcuminoid compounds of 6.64 ± 0.054 mg/g powder and xantorizol compounds 17.62 ± 0.203 mg/g powder. The results of this optimization were compared with the conventional method of maceration-ethanol 96%. The content of curcuminoid compounds in the maceration extract obtained was 2.37 ± 0.015 mg/g powder and the xanthorizol compound obtained was 9.14 ± 0.011 mg/g powder. Thus, it can be concluded that the UAE-NADES extraction method was more effective for extracting curcuminoids and xanthorizol compounds than the 96% ethanol-maceration method.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: PDII-LIPI, 1997
584.39 SRI t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rerin Santiana
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S31586
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Senyawa organik yang terdapat di dalam rimpang kunyit (Curcuma longa) mempunyai akttvitas antioksidan, Isolasi senyawa dilakukan dengan ekstraksi menggunakan dua pelarut berbeda yaitu n-heksana dan etano]. Senyawa dari kedua diuji aktivitasnya menggunakan metode radikal scavenger, Senyawa Fraksi n-heksana, mempunyai nilai aktivitas ICSo=264,392 figfail, Sedangkan senyawa fraksi etanol mempunyai nilai aktivitas = ICso 9,878 ug/ml. Senyawa fraksi etanol diidentifikasi kualitatif dengan KLT, titik leleh UV-Vis dan FT-1R.. Hasil identifikasi kualitatif menunjukkan bahwa fraksi etanot adalah senyawa kurkumin.
2006
SAIN-11-1-2006-24
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Widiastuti
Abstrak :
Suku zingiberaceae adalah tanaman tradisional yang dikenal masyarakat dan merupakan sumber bahan alami peningkatan daya tahan tubuh. salah satu dari family zingiberaceae adalah Curcuma aeruginosa Roxb. Bahan uji yang dipakai adalah ekstrak etanol temu hitam yang diekstraksi dengan maserasi. Tujuan: Mengetahui aktivitas temu hitam melalui histologi limpa dan sitokin IL-2 pada tikus yang diinduksi DMBA. Parameter uji yaitu histologi limpa (pengukuran makroskopis dan mikroskopis) serta perhitungan kadar sitokin IL-2. Metode: Rancangan acak lengkap. Perhitungan statistik dengan menggunakan uji non parametrik Kruskal Wallis (α=0,05) untuk berat dan volume limpa, uji Anova untuk mikroskopis limpa dan sitokin IL-2. Hasil: Pembuatan model hewan kanker dengan DMBA memberikan nilai insidensi kanker 100%. Untuk berat dan volume limpa berdasarkan uji statistik DMBA berbeda bermakna (α=0,05) dengan kelompok normal, diameter centrum germinativum dan pulpa putih tidak berbeda bermakna (α=0,05), zona marginalis kelompok DMBA dan AD berbeda bermakna (α=0,05) dengan kelompok normal, sedangkan kenaikan kadar sitokin IL-2 kelompok AD3 berbeda bermakna dengan kelompok normal dan DMBA. Kesimpulan: EETH kelompok KD dan AD (dosis 1, 2 dan 3) dapat menurunkan pertumbuhan dan perkembangan kanker, dapat mengurangi inflamasi pada limpa dan AD3 dapat meningkatkan sitokin IL-2.
Family Zingiberaceae is traditionally known as plant which has source of natural ingredients for increasing body immunity, one of the family Zingiberaceae is Curcuma aeruginosa Roxb. On this research, testing material used is Extract Ethanol of Rhizoma Curcuma aeruginosa which extracted by mean of maseration. Objective: To determine the activity of Curcuma aeruginosa through the spleen histology and cytokines IL-2 in mice induced by DMBA. Testing parameter are macroscopical measurement of spleen which are spleen weight (gr) and spleen volume (ml), and microscopical measurement which are centrum germinativum diameter, white pulp diameter and spleen marginal zone, and also calculation of cytokin IL-2. Methods: A completely randomized design. Statistic calculation using Kruskal Wallis Non Parametric Test (α=0,05) for weight and volume of spleen, Anova Test for microscopical spleen and cytokin IL-2. Results: creation of animal models of cancer with DMBA gives cancer incidence value 100%. For weight and volume spleen based on DMBA Statistic test mean of difference (α=0,05) with normal group, centrum germinativum diameter and white pulp no difference (α=0,05), marginal zone of DMBA group and AD mean of difference (α=0,05) with normal group, on the other hand the increment of cytokin value IL-2, AD3 group mean of difference with normal group and DMBA. Conclusion: EETH KD and AD group (dose 1, 2 and 3) have the ability to lower the cancer growth and development, also reduce inflammation on spleen and AD3 can enhance cytokin IL-2.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43384
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
Abstrak :
Penelitian dilakukan untuk mengetahui aktivitas ekstrak rimpang temu hitam (Curcuma aeruginosaRoxb.) terhadap makrofag, sitokin TNF dan IFN pada tikus Spraque-Dawley betina yang diinduksi dengan7,12-dimetilbenz-()antrasen (DMBA). Ekstrak etanol 96% dibuat secara maserasi. Pengukuran kadar NO makrofag, jumlah sitokin TNF, IFN menggunakan metode ELISA pada panjang gelombang 450nm. Hewan uji dibagi dalam 10 kelompok yaitu kontrol normal, kontrol DMBA, kontrol doksorubisin, kontrol bahan alam (ST), kelompok perlakuan kuratif dan kelompok perlakuan ajuvan. Setiap tikus kecuali kontrol normal diinduksi dengan DMBA 4mg/200gBB, 5 kali diberikan 2x/minggu. Masa inkubasi tumor 8 minggu dengan palpasi seminggu sekali. Delapan minggu berikutnya kelompok perlakuan diberikan ekstrak dalam 3 variasi dosis yaitu 40mg/200gBB, 80mg/200gBB, 160mg/200gBB. Pengambilan darah dilakukan sebelum dan sesudah perlakuan. Perhitungan statistic menggunakan Kruskal Wallis (=0,05) untuk makrofag, dan ANOVA (=0,05) untuk TNF dan IFN. Hasil menunjukkan bahwa ada pengaruh temu hitam terhadap makrofag pada kelompok kuratif dan ajuvan, meski tidak sebesar ST. Terjadi penurunan kadar TNF sebelum dan sesudah pemberian sampel temu hitam, demikian juga pada sitokin IFN. Penurunan kadar TNF dan IFN tidak berbeda bermakna, dapat disebabkan oleh penurunan imunitas non spesifik tikus akibat tingkat keparahan penyakit tumor. Disimpulkan bahwa temu hitam meningkatkan produksi NO makrofag, namun tidak meningkatkan jumlah sitokin TNF dan IFN.
The objectives of these research are to find out the activity of Curcuma aeruginosarhizome extracts on macrophage, TNF and IFNcytokinesforfemale Spraque-Dawley ratsinduced by dimethylbenz()anthracen (DMBA).Extract yielded from C. aeruginosa rhizomes maceration using 96% ethanol. The amount of NO production ofmacrophage, TNF and IFN concentration counts by ELISA reader on 450 nm. Rats devided into 10 groups of Normal, control of DMBA, control of doxorubicin, control of herbal, curative groups and adjuvant groups. All rats except Normal group induced by DMBA 4 mg/200gBB, 5x for 2x/weeks. Incubation phases were 8 weeks with palpation every week. The next 8 weeks were extracts treatment in 3 dose variation, 40mg/200gBB, 80mg/200gBB, 160mg/200gBB. The first bloods take before extract treatments, and the second after treatments. Statistical analysis for macrophage using Krukal Wallis (=0,05), and ANOVA(=0,05) for TNF and IFN. On macrophage studies, the NO yields onDMBA group and ST group significantly different from KD groups and AD groups. The amounts of TNF after Curcuma aeruginosaextracts treatments lower than the amounts before treatments. Also with IFN, the IFN amounts decreased after treatments. The descendent among all groups are not significantly different. The conclusions areCurcuma aeruginosaincreaseNO production of macrophage, but can?t increased the amounts ofTNF and IFN in serum.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T43007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hamamah Gustiani
Abstrak :
Kurkumin merupakan senyawa polifenol yang terkandung dalam tanaman rimpang kunyit dan menentukan aktivitas farmakologisnya. Beberapa penelitian telah mengungkap bioaktivitas kurkumin sebagai antioksidan, antibakteri, antifungi, anti-inflammatory, anti tumor, dan anti kanker. Meskipun kurkumin memiliki bioaktivitas yang luas, kurkumin memiliki bioavailabilitas yang rendah terkait dengan kelarutan kurkumin dalam tubuh yang rendah dan cepatnya metabolisme eksresi kurkumin dari dalam tubuh. Modifikasi struktur kurkumin dilakukan untuk meningkatkan lipofilitas senyawa kurkumin sehingga diharapkan dapat meningkatkan bioaktivitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi gugus hidroksi pada senyawa kurkumin melalui reaksi O-etilasi dengan dietil karbonat yang ramah lingkungan. Senyawa kurkumin diisolasi dari hasil sokhletasi rimpang kunyit dengan metode kromatografi kolom gravitasi (KKG) berupa silika gel. Isolat kurkumin diperoleh sebesar 20 % kemudian dikarakterisasikan. Isolat kurkumin ini dimodifikasi menjadi dietil kurkumin dengan katalis basa K2CO3 pada kondisi refluks selama 5 jam dengan persen hasil 21 %. Katalis transfer fasa TBAB ditambahkan pada sistem reaksi ini dan terbukti meningkatkan persentase produk sintesis. Produk sintesis telah diperoleh ketika reaksi berlangsung selama 1 jam dan terus mengalami kenaikan sampai waktu optimum selama 4 jam diperoleh persen hasil sebesar 89,15 %. Kurkumin dan senyawa turunannya ini dimurnikan dengan metode KKG dan dikarakterisasi dengan KLT, UV-Vis, FTIR, dan MS. Kemudian dilakukan pengujian antibakteri dengan metode difusi terhadap bakteri Gram positif Staphylococcus aureus dan bakteri Gram negatif Escherichia coli. Dietil kurkumin dan kurkumin dalam penelitian ini memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Gram negatif Escherichia coli, namun tidak memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Gram positif Staphylococcus aureus. 
Curcumin is a polyphenol compound contained in turmeric rhizome plants, and determines its pharmacological activity. Several studies have revealed the bioactivity of curcumin as an antioxidant, antibacterial, antifungal, anti-inflammatory, anti-tumor, and anti-cancer. Although curcumin has extensive bioactivity, curcumin has a low bioavailability associated with rapid metabolism of its excretion from the body. Modification of curcumin structural have been explored to increase the lipofility of the curcumin compound so that it is expected to enhance its bioactivity. This study aims to modify hydroxyl groups in curcumin by O-ethylation with diethyl carbonate that is environmentally friendly. Curcumin was isolated by soxhletation of turmeric rhizome followed by column chromatography (CC) on silica gel. It was resulted in pure curcumin 20 %. Curcumin was modified into diethyl curcumin with a K2CO3 base catalyst under reflux conditions at 130 oC for 5 hours with a yield of 21%. TBAB, as a Phase Transfer Catalyst (PTC), is added to this reaction system and has been shown to improve the synthesis results. The products have been obtained when the reaction lasts for 1 hour and continues to increase, until the optimum time for 4 hours has obtained percent yield of 89.15%. Diethyl curcumin was also purified by CC method on silica gel. Curcumin and diethyl curcumin were characterized by TLC, UV-Vis, FTIR, and MS. Antibacterial testing was then carried out using the diffusion method against Gram positive Staphylococcus aureus and Gram negative Escherichia coli bacteria. Curcumin and diethyl curcumin had inhibitory zone against E.coli, but did not have inhibitory zone against S.aureus
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
T53938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>