Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
Paramita Winny Hapsari
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai budaya penggemar, yang dilihat dari perilaku konsumsi, pola produksi dan motivasi para penggemar khususnya kepada penggemar musik VOCALOID di Jepang. VOCALOID merupakan sebuah fenomena saat ini di Jepang, yang dimulai sejak merebaknya peranti lunak yang disebut Desktop Music. Para penggemar VOCALOID ini telah membentuk komunitas besar yang bisa disebut sebagai fandom. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa perilaku konsumsi dan pola produksi yang dilakukan oleh komunitas penggemar musik VOCALOID serta motivasi mereka dalam menggemari musik-musik VOCALOID sebagai budaya penggemar. Komunitas penggemar musik VOCALOID ini melakukan proses konsumsi seperti penggemar lainnya, seperti membeli benda-benda kecil kegemaran mereka. Mereka juga melakukan kegiatan produksi yang membuktikan bahwa mereka merupakan penggemar aktif yang mampu menghasilkan nilai ekonomis tersendiri. Motivasi mereka dalam menggemari musik VOCALOID ternyata juga dipengaruhi oleh keadaan sosial masyarakatnya. Motivasi para penggemar inilah yang membuat mereka bersatu. Sesuai dengan konsep yang diungkapkan oleh Henry Jenkins, bahwa mayoritas dari penggemar tersebut tertarik pada hal-hal kecil dari objek fandom mereka dan menghabiskan sebagian besar waktu dan energi mereka dengan terlibat dalam kegiatan –kegiatan tertentu yang biasa dilakukan oleh fandom. Kegiatan yang dilakukan oleh individu-individu dalam fandom inilah yang bisa dikatakan sebagai budaya penggemar.
......
This thesis discusses about fan culture, as seen from the behavior of consumption, production patterns and fans motivations, especially from the VOCALOID music fans in Japan. VOCALOID is a current phenomenon in Japan, which started since the outbreak of software called Desktop Music. VOCALOID fans have formed large communities that can be called a fandom. The purpose of this study is to analyze the behavior of consumption and production patterns made by community of VOCALOID music fans as well as their motivation to like the music as a fan culture. This VOCALOID music fans are different from the consumption process as other fans. They are doing some production activities which differ them from other fans. This means that they are an active fans. They are capable of generating the economic value of its own. Their motivation for liking VOCALOID music was influenced by their society circumstances. The motivation of the fans is what brought them together. In accordance with the concept expressed by Henry Jenkins, that the majority of the fans are interested in the minutiae of the object of their fandom and spend most of their time and energy to engage in certain activities commonly conducted by the fandom. Activities undertaken by individuals in this fandom that can be regarded as fan culture.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Melissa Astrid Wulan Ruru
Abstrak :
Skripsi ini mengeksplorasi bagaimana dampak demam pendidikan terlukiskan melalui pengambilan keputusan dalam pendidikan dan kehidupan pendidikan pelajar sekolah tingkat menengah. Skripsi ini juga membahas lebih dalam mengenai apa yang dimaksud dengan demam pendidikan, bagaimana demam pendidikan muncul di dalam masyarakat Korea Selatan dan pengaruh seperti apakah yang diberikan terhadap pendidikan Korea Selatan.
Berdasarkan wawancara terhadap pelajar sekolah tingkat menengah di daerah Gangnam, skripsi ini mendalami kisah mereka, minat, pandangan dan perasaan mereka terhadap kehidupan sekolah mereka setiap harinya. Penelitian ini menemukan bahwa demam pendidikan menyebabkan dampak negatif terhadap pelajar yang lebih banyak dibandingkan dampak positif. Skripsi ini juga membantu pembaca untuk mengerti lebih dalam mengenai pengaruh seperti apakah yang diberikan terhadap pelajar sekolah tingkat menengah.
......This thesis explores how education fever reflected in or influence educational decision and the academic life of South Korean secondary school students. This paper also explains what education fever is, how it emerged in South Korean society and what kind of influenced did it gave to South Korean education.
Based on interviews with secondary school students attending different schools in Gangnam territory, this thesis explores their personal stories of activities, interests, point of views and feelings about their daily school life. The findings revealed that education fever brings much more of a negative influenced towards students rather than positive influences. This paper will help to understand what kind influenced that education fever brought towards students in the secondary school.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46187
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sekar Adella
Abstrak :
Skripsi ini membahas bentuk pengekspresian cinta melalui puisi-puisi karya dua penyair Korea, Won Tae-yeon dan Kim So-yeop. Penelitian dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur pembangun puisi untuk menemukan ciri khas dari setiap penyair dalam menuangkan pengalaman jiwanya tentang cinta ke dalam puisi. Metode yang digunakan adalah metode close reading dengan mengabaikan faktor di luar puisi.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan dan persamaan dalam cara pengungkapan cinta melalui puisi oleh kedua penyair. Puisi karya Won Tae-yeon memiliki keteraturan jumlah bait dan larik serta cenderung menggunakan bahasa sehari-hari. Sedangkan puisi karya Kim So-yeop banyak menggunakan konotasi dan cenderung tidak terikat jumlah bait dan larik. Secara batin puisi Won Tae-yeon menyampaikan cinta yang menggebu-gebu langsung kepada lawan bicara sedangkan puisi Kim So-yeop mengutarakan cinta sebagai anugrah yang ditujukan kepada objek anonim yang lebih universal.
......The focus of the thesis is a love expression in love poems which are produced by two Korean Poet, Won Tae-yeon and Kim So-yeop. This study is done by analyzing the elements of the poems in order to find the characteristic of each poet about describing their love devotion into a poem. The method used in this study is close reading method by ignoring the external elements of the poetry.
The result of the study shows some similarities and dissimilarities in showing their love through poetry written by both poets. Poetry written by Won Tae-yeon has a wellordered number of couplet and line and also tends to use a basic-daily words. While Kim So-yeop use a lot of connotation words in her poetry which has no reguler number of couplet and line. On the inner side, Won Tae-yeon’s tends to shows his enthusiastic love directly to his lover while Kim So-yeop states her grateful love to the anonym universal object.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47144
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lutfia Sashi Kirana
Abstrak :
Studi ini bertujuan mengeksplorasi narasi dalam boys’ love yang diproduksi oleh lelaki gay dan bagaimana representasi gay yang dibuat oleh mereka digunakan untuk membongkar mitos homoseksualitas yang dibentuk oleh perempuan. Boys’ love merupakan genre dalam media populer dengan narasi yang berfokus pada hubungan romantis dan seksual antarlelaki. Sejak awal, genre ini dibuat oleh dan ditujukan kepada perempuan yang diasumsikan heteroseksual. Para perempuan mengembangkan mitos mengenai homoseksualitas lelaki dalam boys’ love, yang mendorong lelaki gay mengembangkan cerita sendiri dalam genre tersebut yang sesuai dengan pengalaman mereka. Dengan menggunakan model semiotika Barthes, studi menganalisis lima adegan dalam serial I Told Sunset About You yang dibuat oleh lelaki gay. Temuan penelitian menunjukkan bahwa lelaki gay membentuk mitos dalam boys’ love sebagai upaya membongkar mitos homosekualitas buatan perempuan, sekaligus untuk mengkritik struktur heteronormatif. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa boys’ love, sebagai salah satu bentuk komersialisasi budaya queer, memiliki potensi aktivisme bagi komunitas LGBTQ.
......This study aims to explore the narrative in boys' love produced by gay men and how the gay representations made by them are used to dismantle myths of homosexuality formed by women. Boys' love is a genre in popular media with a narrative that focuses on romantic and sexual relationships between men. From the very beginning, this genre was created by and aimed at presumably heterosexual women. Women develop myths about male homosexuality in boys' love, which pushed gay men to develop their own stories within the genre that are relevant to their experiences. Using Barthes' semiotic model, this study analyzes five scenes from a series made by gay man called I Told Sunset About You. Research findings show that gay men form myths in boys' love to dismantle the myth of homosexuality made by women, as well as to criticize heteronormative structures. In addition, results also show that boys' love as a form of commercialization of queer culture has the potential for LGBTQ activism.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Roseldo, Renato
London: Routledge, 1993
306 ROS c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Soedjito Sosrodihardjo
Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001
306 Soe a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Soedjito Sosrodihardjo
Yogyakarta: Tiara Wacana, 1987
307.72 SOE a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Kahn, Joel S. author
London: SAGE Publications, 1995
306.446 KAH c
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Yang, Seung-Yun
Seoul: Korea University of Fereign Studies, 1997
KOR 959.8 YAN i
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Abstrak :
Agama Buda lokasi penelitian ditulis (tanpa huruf h) untuk kepercayaan ini, dan Bhuda (pakai ”h”) untuk ajaran Bhuda Gautama. Agama Buda atau lebih tepat untuk disebut sebagai kepercayaan Buda, Agama Buda merupakan kepercayaan asli Lombok sebelum adanya agama lain masuk ke Lombok. Buda menuntut orang Sasak juga disebut dengan Bude artinya orang yang sudah Islam tetapi belum melaksanakan syariat Islamnya. Buda ini juga mengaku memang dari dulu betul-betul sebagai seorang Buda dari ajaran Siwa- Buda yang dibawa oleh orang-orang Majapahit atau Hinayana sejak sebelumnya. Penelitian menggunakan teori ekologi budaya relegi dibantu pula dengan studi kepusatakaan dan metode wawancara. Selama ini yang terjadi di lokasi penelitian bahwa ada beberapa penganut Buda yang sudah pada ajaran Bhuda dewasa ini, namun masih banyak yang masih taat dengan tradisi Buda yang diwarisi oleh nenek moyangnya.
JPSNT 20:2 (2013)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library