Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Marsudi
"Sejalan dengan perubahan lingkungan yang terjadi, BPPT sebagai lembaga penelitian pemerintah dituntut untuk terus meningkatkan produktivitas penelitinya. Produktivitas peneliti yang diukur dari jumlah angka kredit yang di peroleh, dipngaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah faktor diklat, motivasi kerja, dan faktor budaya organisasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan diklat, motivasi kerja dan budaya organisasi dengan produktivitas peneliti di BPPT. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan 120 orang peneliti sebagai sampel penelitian. Teknik pemilihannya menggunakan stratified random sampling dengan 9 jenjang jabatan peneliti sebagai dasar stratifikasi. Untuk pengumpulan data primer digunakan kuesioner tertutup dengan memakai skala Likert. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi dan analisis faktor/komponen.
Hasil penelitian penelitian menunjukkan bahwa: (1) untuk tujuh kelompok jenjang penelitian terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara diklat dengan produktivitas peneliti; (2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja penelitl dengan tingkat produktivitasnya; (3) untuk enam kelompok jenjang penelitian, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel budaya organisasi dengan produktivitas peneliti; (4) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel diklat, motivasi kerja, dan budaya organisasi dengan produktivitas peneliti.
Dari hasil analisis faktor diketahui bahwa terdapat 17 (tujuh belas) faktor dominan dari hubungan diklat, motivasi kerja dan budaya organisasi, yang mempengaruhi produktivitas peneliti.
Untuk lebih meningkatkan produktivitas peneliti, maka kepada pimpinan BPPT disarankan untuk: (1) melakukan training needs analisys yang lebih mendalam, sehingga program diklat yang disusun akan lebih sesuai dengan kebutuhan peneliti maupun dengan kebutuhan organisasi; (2) memberikan penghargaan dan imbalan yang Iebih menarik bagi peneliti yang berprestasi; (3) Pimpinan harus memberikan toleransi dan mendorong para peneliti untuk berani mengambil risiko dalam melakukan penelitiannya, sehingga bisa diperoleh hasil penelitian yang Iebih inovatif; (4) Organisasi harus membuat sistem rewards & punishment yang adil dan transparan, sesuai dengan hak dan kewajiban serta kinerja yang dimiliki."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mudjijono
"Social media has been rapidly developing. It can be used in various fields, such as government, education, and traditional performing art. This study looks at how social media is utilized to support ketoprak a traditional play that is still living in the society. The data were collected from library research and from interviews with resource persons who know about the past history of ketoprak. The analysis was based on the concept of tradition by Shil and collective conscience by Durkheim."
Yogyakarta: BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA D.I. YOGYAKARTA, 2017
400 JANTRA 12:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andesit Krisna Aditya
"Dari fakta-fakta yang diperoleh pada salah satu kontraktor BUMN
Nasional, didapat kinerja waktu proyek yang dikerjakan secara mandiri lebih
buruk dibandingkan dengan proyek yang dikerjakan secara joint operation dengan
kontraktor Jepang. Dalam penelitian ini, akan dianalisis pengaruh faktor nilai
budaya, kepemimpinan, dan etos kerja terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek
yang dikerjakan secara joint operation dengan kontraktor Jepang. Metode yang
akan digunakan adalah metode kuantitatif dengan validasi pakar dan kuisioner
responden. Analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini meliputi
korelasi, regresi, dan uji model, serta akan dilakukan observasi lapangan dengan
wawancara terstruktur. Hasil analisis akan digunakan untuk memperbaiki kinerja
waktu proyek Non JO = From the facts obtained from the one of the Indonesian Contractors, the time performance in the non-joint operation project was not better than in a joint operation with the Japanese contractor. In this study, the factors that affect the performance of the projects were done in a joint operation with the Japanese contractor will be studied, and how its influence. The quantitative method with validation from the expert and the respondents questionnaire will be applied on this study. Analysis of the data will be used in the study include correlation, regression, and test models, and field observations will be made with a structured interview. The Analysis result will be used as recommendation to improve the project time performance on the Non JO project."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T42075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Ayu Anantha Putri
"ABSTRACT
Anak Agung Gede Oka Dalem seniman tari kelahiran 3 Mei 1954, Oka Dalem disebut sebagai tokoh penggerak karena beliau mampu berkreativitas, mengkoordinir para seniman, serta terus berinovasi menjadikan pertunjukan pariwisata yang maju dan eksis. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai bintang panggung, seoarang guru yang mampu memberi contoh dan pengelola seni yang baik bagi kelima sekaa yang benaung, sehingga dengan manajemen seni yang professional Oka Dalem dapat mendatangkan banyak manfaat bagi para masyarakat yang tergabung dalam lima sekaa yang secara bergantian pentas regular di wadah seninya. Sangat jarang terdapat seniman tari yang mampu menjadikan seni sebagai mata pencaharian utama, seperti yang dilakukan Oka Dalem yang mampu hidup sejahtera berkat sebuah pertunjukan pariwisata yang beliau kelola.
Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan sebuah karya tulis yang mampu digunakan sebagai informasi tentang tokoh seniman yang mampu memanajemen dan menggerakkan seni pertunjukan wisata, khususnya. di Desa Peliatan Ubud. Terdapat tiga pokok permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini. Pertama yaitu bagaimana riwayat kehidupan dari Oka Dalem yang menggiring dirinya untuk menjadi seoarang seniman dan tokoh yang berpengaruh di Desa Peliatan, kedua yaitu bagaimana motivasi Oka Dalem dalam mengelola seni pertunjukan pariwisata di Desa Peliatan, Ubud, Gianyar, Ketiga yaitu apa saja kontribusi A.A Gede Oka Dalem sebagai tokoh penggerak seni pertunjukan pariwisata di Desa Peliatan, Ubud ,Gianyar. Adapun teori yang digunakan untuk membedah ketiga rumusan masalah tersebut adalah teori tokoh egoistik, teori motivasi kerja, teori professional dan teori estetika.
Sebagai tokoh penggerak, Oka Dalem juga mampu berkreativitas dan berinovasi dengan memberikan ruang dan kesempatan bagi semua anggota sekaa melalui wadah seni yang benama Balerung Mandera Srinertya Waditra. Wadah seni ini merupakan bukti nyata seoarang tokoh penggerak yang mampu menjadi fasilitator yang hebat, karena beliau tidak hanya mampu mendirikan wadah seni, melainkan mampu mengelola sekaa yang bernaung di dalamnya serta menjadikan wadah seni tersebut terkenal sampai menjadi sumber mata pencaharian tambahan bagi masyarakat pendukungnya."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Nyoman Ayu Kunti Aryani
"ABSTRACT
Leko merupakan salah satu kesenian yang terdapat pada beberapa wilayah di Bali, salah satunya di Kabupaten Jembrana. Leko yang ada di Jembrana merupakan sebuah tari balih-balihan (hiburan) yang memiliki kekhasan tersendiri yakni penari dijaga oleh seorang pecalang yang membawa klewang (pedang) serta tidak memperkenankan pengibing untuk menyentuh penari.
Penelitian ini merupakan salah satu upaya pelestarian tari Leko di Pendem Jembrana, melalui pendokumentasian secara tertulis yang membahas secara rinci mengenai tari Leko dari sudut pandang tari. Fokus bahasan dalam penelitian ini yakni tari Leko di Pendem Jembrana yang dianalisis melalui kajian tekstual. Analisis tekstual merupakan suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis informasi dalam riset akademik. Dalam hal ini, tari Leko dipandang sebagai sebuah teks yang dapat dibaca layaknya sebuah tulisan. Kajian tekstual dalam tari Leko dibahas melalui tiga pokok bahasan yang meliputi koreografis, struktural, dan simbolik.
Koreografis membahas mengenai gerak tarinya, teknik gerak, gaya gerak, jumlah penari, jenis kelamin dan postur tubuh, ruang dalam tari Leko, waktu, musik iringan tari, analisis dramatik, serta tata teknik pentas (tata cahaya, tata rias, dan tata busana). Struktural pembahasannya meliputi struktur gerak dan struktur pementasan tari Leko. Sedangkan pada bagian simbolik membahas mengenai simbol pada gerak, kostum, dan tata riasnya. Penulisan ini berdasarkan pengamatan melalui video tari Leko yang dipentaskan pada Pesta Kesenian Bali tahun 2009. Metode yang digunakan dalam tulisan ini, yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan uraian pembahasan mengenai koreografis, struktural, dan simbolik, dapat disimpulkan bahwa tari Leko Jembrana memiliki koreografi, struktur dan simbol dalam tari Bali yang masih bersifat tradisi Bali dan belum mendapat pengaruh perkembangan gerak seperti yang berkembang saat ini."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Juli Artiningsih
"ABSTRACT
Gandrung merupakan sebuah tari pergaulan yang sejenis dengan tari Joged Bumbung. Tari dibawakan oleh penari laki-laki yang berpakaian perempuan. Dari beberapa tari Gandrung yang masih ada salah satunya adalah tari Gandrung di Banjar Suwung Batan Kendal, Kelurahan Sesetan, Kota Denpasar.
Penelitian ini dipandang urgen untuk dilakukan karena dari serkian banyak penelitian dan laporan hasil penelitian yang dapat dibaca dan diamati, belum banyak ditemukan kajian ilmiah yang membahas mengenai tari Gandrung yang ada di Banjar Suwung Batan Kendal. Tulisan ini bertujuan untuk melengkapi sebagai referensi bagi kalangan akademik maupun non-akademik dalam rangka mempelajari pertunjukan tari Gandrung di Banjar Suwung Batan Kendal.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan seni pertunjukan. Ada tiga pokok permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu (1) bagaimana bentuk tari Gandrung di Bandar Suwung Batan Kendal?; (2) bagaimana fungsi tari Gandrung di Banjar Suwung Batan Kendal?, dan (3) bagaimana estetika tari Gandrung di Banjar Suwung Batan Kendal?. Sebagai pisau analisis digunakan tiga teori yaitu teori Bentuk, teori Fungsional-Struktural, dan teori Estetika. Seluruh data penelitian ini, baik data primer maupun data sekunder diperoleh melalui teknik observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan studi dokumentasi.
Dari hasil kajian diperoleh jawaban seperti berikut. (1) Tari Gandrung di Banjar Suwung Baton Kendal tersebut disajikan dalam bentuk tunggal dan ditarikan oleh seorang penari laki-laki yang belum menginjak dewasa atau mengalami masa akil baliq. Hal ini dapat dilihat dari komponen struktur pertunjukan, gerak tari, penari, tata rias dan busana, musik iringan serta tcmpat pertunjukannya. (2) Berdasarkan fungsinya, seni pertunjukan Gandrung di Banjar Suwung Batan Kendal memiliki tiga fungsi yaitu berfungsi sebagai seni pertunjukan yang bersifat ritual, hiburan, dan solidaritas. (3) Estetika pads tari Gandrung di Banjar Suwung Batan Kendal, nampak terlihat pada pementasannya yang dapat diamati dari ragm gerak tari, musik iringan, tata rias an busana yang digunakannya."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Rupiani
"Bali merupakan pulau Dewata yang banyak memiliki kisah atau legenda maupun silsilah kawitan atau garis keturunan laki-laki (purus). Legenda tersebut masih diyakini dan disakralkan, sepertl yang tersimpan di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung, yaitu sebuah Prasasti Ujara Kanda yang menjelaskan tentang kisah Ki Mantri Tutuan dan seketurunannya. Ki Mantri Tutuan berasal dari keturunan Raja Kelingga Jawa Timur yang beman Dalem Mangori, mempunyai anak bernama Pangeran Satriawangsa menjalani hukuman dan kutukandi tarah Bali bernama Pura Bukit Buluh di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung.
Berdasarkan fenomena di atas diciptakanlah sebuah karya tari inovatif yang berjudul Ki Mantri Tutuan. Adapun alasannya adalah ingin menggali nilai-nilai keyakinan yang bersifat religious dan erat hubungannya dengan alam gaib, serta memperoleh pengetahuan tentang sejarah,etika,moral dan sopan santun terhadap orang yang pantas dihormati, dan ingin mensosialisasikan terhadap keturunan Ki Mantri Tutuan melalui sajian dalam bentuk karya tari inovatif.
Prinsip-prinsip angripta sesolahan dipilih untuk proses penciptaan karya tari Ki Mantri Tutuan dan dalam perwujudannya menggunakan teori transpormasi yang merupakan suatu proses pemindahan kisah dari aslinya menjadi karya sent tari yang bersifat inovatif. Ki Mantri Tutuan dalam bentuk karya tari inovatif adalah sebuah karya tari kekinian, yang berorientasi pada standar tari Bali yaitu agem, tandang, tangkis dan tangkep dikemas menjadi karya baru yang menyesuaikan dengan perkembangan jaman."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Sustiawati
"ABSTRAK
Pencatuman seni dalam program-program pendidikan dapat difungsikan untuk membantu pendidikan, khususnya dalam usahanya untuk menumbuhkembangkan peserta didik agar menjadi utuh, dalam arti cerdas nalar serta rasa, sadar rasa kepribadian serta rasa sosial, dan cinta budaya bangsa sendiri maupun bangsa lain. Localgenius knowledge atau pengetahuan kearifan lokal Bali sebagai identitas/kepribadian budaya bangsa wajib dilestarikan dan ditransformasikan sejak pendidikan usia dini melalui pengalaman belajar seni untuk menjadikan siswa mampu mewarisi dan mempertahankan nilai-nilai luhur kearifan lokal budaya Bali sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Tujuan penelitian ini teridentifikasinya potensi localgenius Bali sesuai dengan topik dan tema kurikulum sekolah dasar sebagai sumber pengembangan desain pembelajaran seni tari di sekolah dasar berpendekatan Integrated Learning. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan pendekatan Research and Development (R&D). Penelitian tahun pertama ini diawali dengan research melalui beberapa tahapan yaitu (1) analisis kebutuhan; (2) analisis kurikulum di sekolah dasar; (3) analisis potensi localgenius Bali; (4) analisis komparasi antara hasil analisi kebutuhan, kurikulum sekolah dasar dan potensi localgenius Bali. Teknik pengumpulan data digunakan studi pustaka, wawancara, observasi, dokumentasi dan diskusi terarah, serta analisis datanya digunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan, hasil analisis kebutuhan bahwa adanya fenomena rasa nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air semakin menipis, maka hasil analisis kurikulum dipilihlah tema 3 yaitu Hidup Rukun dan tema 5 yaitu Bangga Sebagai Bangsa Indonesia di kelas 5 sekolah dasar. Hasil analisis Localgenius Bali, dipilih seni tradisi Bali yang masih lestari dan sarat dengan nilai-nilai luhur religius, etika, estetika, bela negara dan kepahlawanan, yaitu (1) Gebug Seraye (mewakili Bali Timur/Kabupaten Karangasem); (2) Med-medan (mewakili Bali Selatan/Kota Denpasar); (3) Megoak-goakan (mewakili Bali Utara/Kabupaten Buleleng); dan (4) Makepung (mewakili Bali Barat/Kabupaten Jembrana)."
Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rustiyanti
"ABSTRAK
Pertunjukan tari adakalanya dibawakan oleh penari tunggal atau penari kelompok. Tari tunggal dilakukan oleh seorang penari memerankan seorang karakter atau tokoh. Bentuk tariannya berdiri sendiri dan tidak ada kaitannya dengan penampilan tari sebelumnya. Pertunjukan penari tunggal dituntut untuk tampil matang dan terampil, kemampuan virtuositas karena fokus perhatian yang terpusat pada satu orang saja, tentu saja berbeda dengan penari kelompok yang dituntut kerampakkan baik dalam garak (bentuk gerak) maupun garik (rasa gerak). Sifat tari tunggal menjadikan seseorang sebagai subjek sekaligus objek tarian yang dibawakannya. Adapun tari kelompok merupakan bentuk karya tari yang memerlukan kerja sama antarpe- nari, karena diperagakan lebih dari satu penari. Gerak penari satu dan penari lain saling berkaitan dan tidak dapat berdiri sendiri. Keseragaman untuk mencapai keindahan bentuk tari kelompok bukan hal yang mudah. Adapun hasil penelitian ini, dalam penyajian tari kelompok tando tabalah (identitas pribadi) harus lebur ditinggalkan dan ditanggalkan egoisme masing-masing pribadi penari."
Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Purna
"ABSTRAK
Kearifan lokal yang diwadahi Tari Sanghyang di Banjar Jangu, Desa Duda, Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem, Bali mengandung nilai-nilai budaya nilai kemanusiaan, kebersamaan, persaudaraan, kearifan terhadap lingkungan, ketauladan. Karena itu tidak mengherankan oleh pendukungnya Tari Sanghyang telah difungsikan sebagai tari yang memiliki fungsi religiusmagis, fungsi sosial, keharmonisan terhadap lingkungan alam, serta memiliki makna moral yang sederhana baik gending maupun pakaiannya yang sangat tergantung pada alam. Rumusan masalah yang dibahas dalam tulisan ini, antara lain, 1) kenapa tari Sanghyang di Banjar Jangu diberdayakan; 2) apa usaha pemberdayaan yang sudah dan yang akan dilakukan oleh masyarakat pendukungnya. Tujuan penulisan ini yaitu, 1) menghidupkan kembali Tari Sanghyang sebagai warisan budaya lokal; 2) membangkitkan suasana magisreligius; 3) Mempertahankan Tari Sanghyang sebagai salah satu Tari Wali yang harus tetap hidup ikut menunjang pelaksanaan upacara agama Hindu. Agar pemberdayaan Tari Sanghyang dapat optimal, dan bertaksu, maka model pemberdayaannya perlu dilakukan melaluicara structural dan kultural."
Denpasar: Pusat Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
300 MUDRA 32:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>