Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Dirjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Departemen Dalam Negeri,
300 JBMI
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Wilayah Ubud berlokasi di daerah Bali bagian tengah memiliki kelebihan tersendiri dari wilayah-wi|ayah yang lainnya yang ada di daerah Bali. Wilayah ubud ini terdapat beberapa desa kerajinan dan kesenian dengan seniman-seniman tabuh dan tarinya begitu juga dengan kesenian lukisnya yang bermotif tradisional dan modem. Dengan demikian wilayah Ubud sendiri sangat terkenal sebagai pusat perkembangan seni lukis dan kesenian lainnya di Bali. Berkembangnya kepariwisataan di daerah Ubud sudah tentu akan mempengamhi keberadaan kesenian tradisional di daerah tersebut. Modernisasi telah mengakibatkan terjadinya perubahan yang membawa dampak dalam kehidupan masyarakat Ubud khususnya dalam bidang kesenian diantaranya seni lukis, seni tari, seni labuh, seni patung dan berbagai jenis kesenian lainnya . Aktivitas seni yang dilakukan oleh masyarakat daerah Ubud merupakan kesenian tradisional yang mencerminkan kepribadian masyarakat yang bernafaskan “ Agama Hindu “.
JPSNT 20:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Paramita Winny Hapsari
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai budaya penggemar, yang dilihat dari perilaku konsumsi, pola produksi dan motivasi para penggemar khususnya kepada penggemar musik VOCALOID di Jepang. VOCALOID merupakan sebuah fenomena saat ini di Jepang, yang dimulai sejak merebaknya peranti lunak yang disebut Desktop Music. Para penggemar VOCALOID ini telah membentuk komunitas besar yang bisa disebut sebagai fandom. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa perilaku konsumsi dan pola produksi yang dilakukan oleh komunitas penggemar musik VOCALOID serta motivasi mereka dalam menggemari musik-musik VOCALOID sebagai budaya penggemar. Komunitas penggemar musik VOCALOID ini melakukan proses konsumsi seperti penggemar lainnya, seperti membeli benda-benda kecil kegemaran mereka. Mereka juga melakukan kegiatan produksi yang membuktikan bahwa mereka merupakan penggemar aktif yang mampu menghasilkan nilai ekonomis tersendiri. Motivasi mereka dalam menggemari musik VOCALOID ternyata juga dipengaruhi oleh keadaan sosial masyarakatnya. Motivasi para penggemar inilah yang membuat mereka bersatu. Sesuai dengan konsep yang diungkapkan oleh Henry Jenkins, bahwa mayoritas dari penggemar tersebut tertarik pada hal-hal kecil dari objek fandom mereka dan menghabiskan sebagian besar waktu dan energi mereka dengan terlibat dalam kegiatan –kegiatan tertentu yang biasa dilakukan oleh fandom. Kegiatan yang dilakukan oleh individu-individu dalam fandom inilah yang bisa dikatakan sebagai budaya penggemar. ...... This thesis discusses about fan culture, as seen from the behavior of consumption, production patterns and fans motivations, especially from the VOCALOID music fans in Japan. VOCALOID is a current phenomenon in Japan, which started since the outbreak of software called Desktop Music. VOCALOID fans have formed large communities that can be called a fandom. The purpose of this study is to analyze the behavior of consumption and production patterns made by community of VOCALOID music fans as well as their motivation to like the music as a fan culture. This VOCALOID music fans are different from the consumption process as other fans. They are doing some production activities which differ them from other fans. This means that they are an active fans. They are capable of generating the economic value of its own. Their motivation for liking VOCALOID music was influenced by their society circumstances. The motivation of the fans is what brought them together. In accordance with the concept expressed by Henry Jenkins, that the majority of the fans are interested in the minutiae of the object of their fandom and spend most of their time and energy to engage in certain activities commonly conducted by the fandom. Activities undertaken by individuals in this fandom that can be regarded as fan culture.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melissa Astrid Wulan Ruru
Abstrak :
Skripsi ini mengeksplorasi bagaimana dampak demam pendidikan terlukiskan melalui pengambilan keputusan dalam pendidikan dan kehidupan pendidikan pelajar sekolah tingkat menengah. Skripsi ini juga membahas lebih dalam mengenai apa yang dimaksud dengan demam pendidikan, bagaimana demam pendidikan muncul di dalam masyarakat Korea Selatan dan pengaruh seperti apakah yang diberikan terhadap pendidikan Korea Selatan. Berdasarkan wawancara terhadap pelajar sekolah tingkat menengah di daerah Gangnam, skripsi ini mendalami kisah mereka, minat, pandangan dan perasaan mereka terhadap kehidupan sekolah mereka setiap harinya. Penelitian ini menemukan bahwa demam pendidikan menyebabkan dampak negatif terhadap pelajar yang lebih banyak dibandingkan dampak positif. Skripsi ini juga membantu pembaca untuk mengerti lebih dalam mengenai pengaruh seperti apakah yang diberikan terhadap pelajar sekolah tingkat menengah. ......This thesis explores how education fever reflected in or influence educational decision and the academic life of South Korean secondary school students. This paper also explains what education fever is, how it emerged in South Korean society and what kind of influenced did it gave to South Korean education. Based on interviews with secondary school students attending different schools in Gangnam territory, this thesis explores their personal stories of activities, interests, point of views and feelings about their daily school life. The findings revealed that education fever brings much more of a negative influenced towards students rather than positive influences. This paper will help to understand what kind influenced that education fever brought towards students in the secondary school.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Adella
Abstrak :
Skripsi ini membahas bentuk pengekspresian cinta melalui puisi-puisi karya dua penyair Korea, Won Tae-yeon dan Kim So-yeop. Penelitian dilakukan dengan menganalisis unsur-unsur pembangun puisi untuk menemukan ciri khas dari setiap penyair dalam menuangkan pengalaman jiwanya tentang cinta ke dalam puisi. Metode yang digunakan adalah metode close reading dengan mengabaikan faktor di luar puisi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan dan persamaan dalam cara pengungkapan cinta melalui puisi oleh kedua penyair. Puisi karya Won Tae-yeon memiliki keteraturan jumlah bait dan larik serta cenderung menggunakan bahasa sehari-hari. Sedangkan puisi karya Kim So-yeop banyak menggunakan konotasi dan cenderung tidak terikat jumlah bait dan larik. Secara batin puisi Won Tae-yeon menyampaikan cinta yang menggebu-gebu langsung kepada lawan bicara sedangkan puisi Kim So-yeop mengutarakan cinta sebagai anugrah yang ditujukan kepada objek anonim yang lebih universal. ......The focus of the thesis is a love expression in love poems which are produced by two Korean Poet, Won Tae-yeon and Kim So-yeop. This study is done by analyzing the elements of the poems in order to find the characteristic of each poet about describing their love devotion into a poem. The method used in this study is close reading method by ignoring the external elements of the poetry. The result of the study shows some similarities and dissimilarities in showing their love through poetry written by both poets. Poetry written by Won Tae-yeon has a wellordered number of couplet and line and also tends to use a basic-daily words. While Kim So-yeop use a lot of connotation words in her poetry which has no reguler number of couplet and line. On the inner side, Won Tae-yeon’s tends to shows his enthusiastic love directly to his lover while Kim So-yeop states her grateful love to the anonym universal object.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liska Dharma Kusuma
Abstrak :
ABSTRAK
Person-organization fit (P-O fit) dapat memrediksi performa kerja, intensi turnover, dan kepuasan kerja (Edward, 1991, dalam Farooqui & Nagendra, 2014; Bowen, Ledford, & Nathan, 1991, Kristof, 1996, dalam Sekiguchi, 2004). Dalam penelitian ini akan dilihat hubungan antara values set dan perceived cultural values di wilayah Jakarta. Desain penelitian ini ialah korelasi dan teknik multiple regression untuk menganalisis data. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur values set dan perceived cultural values ialah PVQ-RR (Schwartz dkk, 2012). Data dari 117 responden, ditemukan bahwa perceived cultural values memengaruhi secara signifikan (p<0,01) terhadap selftranscendence dengan lebih dari 20,6% proporsi varians dapat dijelaskan oleh setiap dimensi perceived cultural values. Ditemukan juga bahwa conservation dipengaruhi secara signifikan (p<0,01) dengan lebih dari 7,8% proporsi varians dapat dijelaskan oleh setiap dimensi perceived cultural values. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan nilai setiap dimensi perceived cultural values akan meningkatkan nilai pada self-transcendence dan conservation dengan proporsi varians berbeda. Lalu, self-enhancement tidak dipengaruhi secara signifikan (p>0,05) oleh dimensi perceived cultural values apapun. Pada openness to change ditemukan bahwa 6 dimensi perceived cultural values memengaruhi secara signifikan (p<0,05) dengan minimal 2,6% proporsi varians yang dapat dijelaskan dan tidak dipengaruhi dimensi harmony (p>0,05). Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam penyusunan rancangan intervensi agar hubungan values set dan perceived cultural values dapat semakin ditingkatkan kecocokannya dalam diri karyawan di Jakarta
ABSTRACT
Person-organization fit (P-O fit) could predict job performance, intention to turnover, and job satisfaction on employees. (Edward, 1991, dalam Farooqui & Nagendra, 2014; Bowen, Ledford, & Nathan, 1991, Kristof, 1996, dalam Sekiguchi, 2004). This research will be examined the relationship between values set and perceived cultural values on employees in Jakarta. Research design will be correlational and data will analyzed with multiple regression. PVQ-RR will be used for measured values set and perceived cultural values (Schwartz dkk, 2012). Data from 117 respondents, found self-transcendence significantly influenced by perceived cultural values (p<0,01) with minimal 20,6% proportions of varians could explained by dimensions of perceived cultural values. Research also found that conservation significantly influenced by perceived cultural values (p<0,01) with minimal 7,8% proportions of varians could explained by dimensions of perceived cultural values. This found also explained that if dimensions of perceived cultural values?s scores increased, self-transcendence and conservation?s scores would be increased too with different proportions of varians. All dimensions of perceived cultural values didn?t influenced self-enhancement significantly (p>0,05). Except harmony dimension (p>0,05), all dimensions of perceived cultural values influenced openness to change significantly (p<0,05) with minimal 2,6% proportions of varians could explained by dimensions of perceived cultural values. This research could be useful for providing material for prepare the intervention to increase the match of values set and perceived cultural values on employees in Jakarta
2016
S64907
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrew Imanuel Ramschie
Abstrak :
Manusia sebagai makhluk sosial cenderung akan berkelompok dengan manusia lain yang sepaham dan sejalan dengan dirinya lalu membentuk organisasi. Begitu juga dengan Abang dan None Jakarta yang memiliki kesadaran dan kebutuhan akan suatu wadah mereka bernaung dalam sebuah organisasi yang diberi nama Ikatan Abang None Jakarta. Kehadiran organisasi ini sebagai tempat bertemunya para Abang dan None Jakarta dari berbagai wilayah dan angkatan agar potensi yang mereka punya bisa disalurkan. Keinginan mereka untuk membentuk organisasi ini dilandasi pada keinginan untuk mencapai tujuan yang ingin mereka raih sesuai kesepakatan bersama. Untuk mencapai itu semua, dibutuhkan suatu organisasi dengan budaya organisasi di dalamnya untuk menyatukan mereka yang datang dari latar belakang yang beragam. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan fungsi budaya organisasi di Ikatan Abang None Jakarta dalam proses integrasi anggotanya. Penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Budaya organisasi ini dibentuk untuk menjadi panduan dalam proses adaptasi dan integrasi anggotanya. Dalam pelaksanaannya, organisasi ini sering mendapatkan hambatan baik dari dalam dan luar. Apabila budaya organisasi sudah dijalankan dengan baik untuk menguatkan organisasi serta meredam hambatan-hambatan yang ada, maka tujuan organisasinya bisa tercapai dan kesempatan-kesempatan yang didapat Ikatan Abang None Jakarta bisa maksimal. ...... Humans as social creatures tend to be grouped with other human beings who are in line with himself and then formed an organization. It is also happened with Abang and None Jakarta who have the awareness and the need to grouped and formed an organization named Ikatan Abang None Jakarta. The presence of this organization as a meeting place of Abang and None Jakarta from various regions and batches to channel their passion and express their talents. Their desire to form this organization based on the desire to achieve goals they want to achieve according to mutual agreement. To achieve that, it takes an organizational culture to bring together those who come from diverse backgrounds. The purpose of this writing is to illustrates the function of organizational culture at Ikatan Abang None Jakarta in the integration process of its members. This study was carried out based on qualitative research methods and also applying techniques of participant observation and depth interviews. This organizational culture is formed to guide the adaptation and integration process of its members. In practice, the organization often faces both internal and external barriers. If the organizational culture is well executed to strengthen the organization and reduce the existing barriers, then the organizational goals can be achieved and the opportunities obtained by Ikatan Abang None Jakarta can be maximized.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfia Sashi Kirana
Abstrak :
Studi ini bertujuan mengeksplorasi narasi dalam boys’ love yang diproduksi oleh lelaki gay dan bagaimana representasi gay yang dibuat oleh mereka digunakan untuk membongkar mitos homoseksualitas yang dibentuk oleh perempuan. Boys’ love merupakan genre dalam media populer dengan narasi yang berfokus pada hubungan romantis dan seksual antarlelaki. Sejak awal, genre ini dibuat oleh dan ditujukan kepada perempuan yang diasumsikan heteroseksual. Para perempuan mengembangkan mitos mengenai homoseksualitas lelaki dalam boys’ love, yang mendorong lelaki gay mengembangkan cerita sendiri dalam genre tersebut yang sesuai dengan pengalaman mereka. Dengan menggunakan model semiotika Barthes, studi menganalisis lima adegan dalam serial I Told Sunset About You yang dibuat oleh lelaki gay. Temuan penelitian menunjukkan bahwa lelaki gay membentuk mitos dalam boys’ love sebagai upaya membongkar mitos homosekualitas buatan perempuan, sekaligus untuk mengkritik struktur heteronormatif. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa boys’ love, sebagai salah satu bentuk komersialisasi budaya queer, memiliki potensi aktivisme bagi komunitas LGBTQ. ......This study aims to explore the narrative in boys' love produced by gay men and how the gay representations made by them are used to dismantle myths of homosexuality formed by women. Boys' love is a genre in popular media with a narrative that focuses on romantic and sexual relationships between men. From the very beginning, this genre was created by and aimed at presumably heterosexual women. Women develop myths about male homosexuality in boys' love, which pushed gay men to develop their own stories within the genre that are relevant to their experiences. Using Barthes' semiotic model, this study analyzes five scenes from a series made by gay man called I Told Sunset About You. Research findings show that gay men form myths in boys' love to dismantle the myth of homosexuality made by women, as well as to criticize heteronormative structures. In addition, results also show that boys' love as a form of commercialization of queer culture has the potential for LGBTQ activism.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robertson, James
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1990
303.4 ROB a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bohannan, Paul
New York: Free Press, 1995
306 BOH h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>