Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghassani Shabrina Prabowo
Abstrak :
ABSTRAK
Aktivitas penggemar tidak lagi hanya sebatas mengkonsumsi produk budaya populer saja. Pada kenyataannya, penggemar juga menciptakan produknya sendiri, seperti yang dilakukan oleh penggemar K-Pop dengan menciptakan produk bernama fanfiction idol K-Pop. Tulisan ini berfokus kepada aktivitas yang dilakukan oleh penggemar K-Pop dalam proses menciptakan fanfiction idol K-Pop. Dengan menggunakan metode etnografi, penelitian ini menunjukkan bahwa penggemar K-Pop melakukan cultural translation untuk menciptakan fanfiction idol K-Pop. Penciptaan fanfiction idol K-Pop lalu dilihat sebagai mediated-fan practice, karena tanpa media aktivitas ini tidak dapat berlangsung. Penelitian ini juga menemukan bahwa aktivitas penggemar K-Pop dalam menciptakan fanfiction idol K-Pop tersebut dapat dilihat sebagai suatu bentuk free labor dan fan labor, dimana penggemar K-Pop tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah sebuah bentuk labor sebab mereka tidak mendapat kompensasi dari segi ekonomi, namun secara tidak langsung menguntungkan pihak-pihak kapital.
ABSTRACT
Fan activities are no longer limited to the consumption of popular culture products. In fact, fans also create their own products, like those K-pop fans do by created a product called K-Pop idol fanfiction. This research focuses on the activities carried out by K-Pop fans in the process of creating K-Pop idol fanfiction. The method used in this research is ethnography. The result of the study shows that K-Pop fans doing a cultural translation in creating K-Pop idol fanfiction. The creation of K-Pop idol fanfiction idol was then seen as mediated-fan practice, because without media, this activity cannot be held. This research also found that K-Pop fans activity in creating those K-Pop idol fanfiction can be seen as a free labor and fan labor, where the K-Pop fans are not aware that what they are doing is a form of 'labor' because they did not get compensation in terms of any economy, but indirectly they give profit to the capital parties.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asril Gunawan
Abstrak :
Musik pa'rawana dan sayyang pattudu merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional yang dimiliki oleh masyarakat suku mandar. Kesenian tersebut sangat digemari oleh masyarakat suku mandar sehingga selalu dihadirkan setiap tahun, khususnya pada upacara khataman alquran. Penyajian musik pa'rawana dan sayyang pattudu senantiasa disajikan berdasarkan pada kesesuaian sosio-kultural masyarakat Mandar yang tidak terlepas dengan sistem religinya. Hal ini ditandai dengan prosesi saat ada anak yang telah menamatkan hafalan Alquran. Mereka akan diarak keliling kampung dengan menggunakan musik pa'rawana dan sayyang pattuddu. Keseluruhan kegiatan prosesi khataman Alquran sangat kompleks. Selain prosesi upacara, seni pertunjukan juga turut dilibatkan, khususnya musik pa'rawana dan sayyang pattuddu merupakan penggabungan beberapa bentuk ksenian dalam setiap pertunjukannya. Adapun kesenian yang tergabung diantaranya terdiri atas musik pa'rawana dan sayyang pattuddu. Penyajian musik pa'rawana dan sayyang pattuddu merupakan penggabungan beberapa bentuk kesenian dalam setiap pertunjukannya. Adapun kesenian yang tergabung diantaranya terdiri atas musik pa'rawana, pa'denggo, sayyang pattuddu, dan pa'kalindagdag. Disamping itu, kelengkapan dari sayyang pattuddu diatas sangat penting karena memiliki fungsi untuk menjaga keselamatan bagi peserta khatam saat prosesi arak-arakan berlangsung. Oleh karena itu, kompleksitas yang terbentuk dalam prosesi tersebut akan dijadikan fokus kajian dalam pembahasan ini.
Samarinda: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Mulawarman, 2017
400 CLLS 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mangempis, Grace Monalisa
Abstrak :
ABSTRACT
Terinspirasi dari cicing kacang Bali yang tidak terawat dan terlindas ban kendaraan hingga gepeng di jalanan. Karya ini diwujudkan ke dalam sebuah pertunjukan musik dalam bentuk hybrid, yang merupakan penggabungan dua unsur budaya yaitu Bali dan Barat, sehingga rnenjadi sajian bentuk musik baru yang bersifat orisinil, kreatif, dan bermakna. Penciptaan karya musik ini mengangkat nilai-nilai kearifan lokal yang luhur, serta berdampingan dengan perkembangan budaya global. Tujuan dari penciptaan karya ini adalah untuk menggali potensi budaya lokal dengan hasil akhir karya sent kreatif dan berpedoman kepada kaidah, moral, dan etika ilmu pengetahuan.

Teori yang digunakan dalam proses penciptaan yaitu teori musik, teori semiotika, dan teori hermeneutika. Metode yang digunakan untuk penciptaan karya ini adalah metode penciptaan musik Roger Sessions yang meliputi inspirasi, konsepsi, dan eksekusi.

Hasil dari karya ini dibagi ke dalam tiga bagian. Bagian pertama menceritakan kesederhanaan cicing kacang Bali yang kalah saing dengan anjing ras, sehingga ditelantarkan dan dibuang ke pinggir jalan, jembatan, parntai bahkan ke tempat pembuangan sampah. Bagian kedua menceritakan cicing kacang Bali yang telah terbuang dan beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga cicing kacang tersebut melindungi lingkungannya dari penjahat. Bagian terakhir menceritakan kegigihan cicing kacang Bali dalam bertahan hidup di jalanan, dan pada akhirnya terlindas ban kendaraan. Gita Derita Cicing Kacang Bali adalah karya musik hybrid yang menggambarkan keadaan cicing kacang Bali dari kesederhanaan, pengorbanan, dan perjuangannya.
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Allan Dwi Amica
Abstrak :
ABSTRACT
"Hibriditas Musikal Pada Komposisi Ardawalika Karya Gustu Brahmanta", adalah sebuah usaha pcnelitian yang dilakukan penults untuk melihat dengan teliti dan komprehensif dari perspektif ilmu musik dan ilmu penunjang lainnya. Fenomena penciptaan komposisi berbasis dan budaya musik yang telah dipaparkan, komposisi musik Ardawalika memenuhi kritetia sebagai musik hasil campuran dua budaya musik. Upaya yang dllakukan Gustu Brahmanta dalam proses penciptaan karya musik Ardawalika memerlukan proses ekperimen baik secara konsep maupun secara musikalitas.

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi, yaitu 1) Bagaimana estetika hibriditas musikal pads komposisi Ardawalika karya Gusto Brahmanta, 2) Bagaimana bentuk keseimbangan antara idiom musikal tradisi Bali dengan idiom musik jazz dalam hibriditas musikal pada komposisi ardawalika karya Gustu Brahmanta, dan 3) Makna apakah yang ada dalam hibriditas musikal pada komposisi ardawalika karya Gustu Brahmanta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dimana metode kualitatif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Data diperoleh melalui observasi langsung, dokumentasi,dan wawancara.

Selanjutnya dengan melakukan kajlan yang mendalam penulis akhirnya menemukan kesimpulan bahwa hibriditas musikal pada komposisi ardawalika karya Gustu Brahmanta dibangun melalui beberapa unsur-unsur di dalamnya. Unsur-unsur musikal dalam komposisi Ardawalika, mengandung unsur estetika postmodern yaitu pastiche. Selaln 1tu juga menerapkan prinsip bricolage dimana adanya sebuah pencampuran yang bisa terlihat dari pengelompokan dan penggunaan instrumen dengan modal tangga nada yang berbeda satu sama lain. keseimbangan yang terdapat dalam idiom musikal komposisi ardawalika, dapat dicapai melalui keseimbangan yang simetris dan tidak simetris atau asimmetric balance. Dalam hal permaknaan signifikasi ditemukan suatu permaknaan denotative dan konotatif pada skor komposisi musik Ardawalika karya Gustu Brahmanta.
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Muhammad Chairul Haqq
Abstrak :
Musik merupakan sesuatu yang telah menjadi bagian dari sejarah manusia sejak lama. Hal tersebut membuat musik lekat kaitannya dengan beberapa fenomena internasional. Dengan begitu, posisi musik dalam Ilmu Hubungan Internasional mulai mendapatkan tempat. Dalam tulisan ini, penulis mencoba untuk mengidentifikasi perkembangan literatur yang memuat relasi antara musik dan Ilmu Hubungan Internasional. Tulisan ini merupakan tinjauan pustaka yang dianalisis melalui metode taksonomi dengan 37 literatur yang tergabung dalam empat tema utama, yaitu (1) Musik dan Negara; (2) Musik dan Ideologi; (3) Musik dan Masyarakat Transnasional; dan (4) Musik dan Ekonomi Politik Global. Penulis kemudian menemukan bahwa musik sejatinya memang dapat menjadi bagian dari Ilmu Hubungan Internasional dan para akademisi telah menyadari hal tersebut. Namun, keragaman latar belakang para akademisi membuat literatur musik dalam HI belum saling terintegrasi. Oleh karena itu, adanya kajian lanjut terhadap musik di bawah Ilmu Hubungan Internasional diharapkan dapat mengintegrasikan seluruh temuan yang ada. ......Music is one of a lot of things that are already a part of human history. Music is attached to several international phenomena. By looking at the condition, the position of music in international relations began to gain a place. In this paper, the author is to identify the development of literature that contains the relationship between music and international relations. This paper is a literature review through a taxonomic method with 37 literatures which are incorporated into four main themes, (1) Music and State; (2) Music and Ideology; (3) Music and Transnational Society; and (4) Music and Global Political Economy. The author then found that music can indeed be part of the science of international relations and the scholars have been aware of the condition. However, the background of scholars in making music literature in IR has not been integrated with each other. Therefore, the study of music under the science of international relations is expected to integrate all existing findings.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Allisa Meinada
Abstrak :
Keberadaan penyanyi rap Jerman berlatar belakang imigran turut menyukseskan popularitas budaya Hiphop Jerman, khususnya industri musik rap di Jerman. Latar belakang budaya para penyanyi rap Jerman dengan latar belakang imigran yang beragam menciptakan ciri khas tersendiri dalam kancah musik rap di Jerman. Musik rap tidak hanya menjadi medium untuk ekspresi diri tetapi juga untuk menyampaikan pesan-pesan terkait kondisi sosial yang ada. Keberhasilan multikulturalisme di Jerman yang masih menjadi wacana hingga saat ini turut menjadi permasalahan sosial yang kerap kali diangkat sebagai tema musik rap Jerman. Diskriminasi terhadap imigran di Jerman atas perbedaan etnis dan ras sebagai penentu identitas merupakan salah satu permasalahan yang terjadi pada seorang penyanyi rap Jerman-Turki, Eko Fresh. Usahanya dalam mengklarifikasi identitas dirinya sebagai seorang Jerman menimbulkan permasalahan, bahwa ia dihadapkan dengan lingkungan yang tidak memandang dirinya sebagai seorang Jerman. Persoalan identitas yang dialami Eko Fresh sesuai dengan pernyataan Stuart Hall 1996, bahwa identitas seseorang tidak selalu ditentukan oleh hal-hal yang bersifat tetap seperti etnis ras seseorang, melainkan dapat dikonstruksi. Di sisi lain, Eko Fresh menunjukkan atribut-atribut Turki dan Timur Tengah dalam video klip musiknya. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana Eko Fresh membentuk identitasnya dengan menganalisis atribut Turki dan Timur Tengah dalam video klip. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis tekstual dengan pendekatan semiotika. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa latar belakang budaya merupakan sesuatu yang tidak dapat hilang begitu saja dan dapat mempengaruhi identitas yang seseorang miliki. Seseorang dapat memiliki lebih dari satu identitas secara bersamaan. Dengan demikian, identitas Eko Fresh dalam video klip menunjukkan bahwa identitas seseorang tidak bersifat tunggal dan mutlak. ......The existence of German rappers with immigrant background has succeed the popularity of German Hip hop culture mdash especially rap music industry mdash in Germany. The cultural background of German rappers with immigrant backgrounds create its own characteristic in the German rap scene. Rap is not only a medium of a self expression but also a medium to convey messages related to the social conditions that happen in a country. The success of multiculturalism in Germany which still remains a discourse until today has also become a social problem that is often used as a theme of German rsquo s rap music. The discrimination towards immigrants based on various ethnic and racial groups in Germany as identity determination is one of the problems that happened to a German rapper with Turkish descent named Eko Fresh. His effort to clarify his identity as a German shows that he is facing the surroundings who don rsquo t see him as a German. The issue of identity that he has experienced is in accordance with Stuart Hall rsquo s 1996 statement that identity is not always defined by something fixed like ethnicity and race, however it is something that can be constructed. On the other hand, Eko Fresh shows Turkish and Middle Easterns attributes in his music video. This thesis is aimed to show how Eko Fresh forms his identity by analyzing the Turkish and Middle Easterns attributes in the music video. The research method that used in this thesis is textual analysis with semiotic approach. Based on this research, it can be concluded that cultural background is not something that can easily disappear and it can influence someones identity. Anyone can have more than one identity at a time. Hence, Eko Freshs identity in the music video shows that identity is not singular and absolute.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library