Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kirana Anindita Parama Putri
Abstrak :
Semarang merupakan salah satu kota pesisir di Indonesia yang terancam oleh kenaikan muka air laut. Salah satu akibatnya adalah banjir rob di wilayah pesisir Semarang. Semarang sebagai kota tua memiliki kawasan cagar budaya dengan bangunan-bangunan bersejarah. Bangunan cagar budaya memiliki nilai historis yang harus dilindungi. Bangunan cagar budaya yang terancam banjir rob merupakan masalah dari penelitian yang dilaksanakan. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi Kawasan Cagar Budaya Nasional Kota Lama Semarang dan masalah yang ada di dalamnya, serta memberikan solusi alternatif dalam melindungi bangunan cagar budaya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa situs Oudestad memerlukan tambahan ruang terbuka hijau. Tiga titik peletakan ruang terbuka hijau diusulkan di kolam retensi Tawang, salah satu titik parkir, dan sepanjang jalan Empu Tantular. Kesimpulan dari penelitian ini adalah menambahkan ruang terbuka hijau dirasa perlu untuk melindungi bangunan cagar budaya yang ada di situs Oudestad ......Semarang is one of the coastal cities in Indonesia which is threatened by sea level rise. One of the consequences is tidal flooding in the coastal areas of Semarang. Semarang as an old city has a cultural heritage area with historic buildings. Cultural heritage buildings have historical values ​​that must be protected. Cultural heritage buildings that are threatened by tidal flooding is a problem from the research carried out. Thus, this research was conducted to identify the condition of the Semarang Old City National Cultural Heritage Area and the problems in it, as well as to provide alternative solutions in protecting cultural heritage buildings. The approach used is a qualitative approach with qualitative methods. The results show that the Oudestad site requires additional green open space. Three green open space placement points are proposed in the Tawang retention pond, one parking point, and along Jalan Empu Tantular. The conclusion of this study is that adding green open space is deemed necessary to protect cultural heritage buildings at the Oudestad site.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Al Hafizh
Abstrak :
Jatinegara Mester merupakan salah satu daerah di Jakarta yang pada masa kolonial merupakan sebuah kota metropolitan. Kajian ini membahas tentang persebaran permukiman kolonial di Jatinegara Mester pada abad ke-20 dan faktor-faktor yang membuat kota tersebut berkembang menjadi kota satelit Batavia. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pola pemukiman Belanda pada masa kolonial sekaligus memberikan data untuk penelitian selanjutnya mengenai Jatinegara. Metode yang digunakan dalam artikel ini didasarkan pada metode penelitian Sharer dan Ashmore yang membagi penelitian arkeologi menjadi beberapa tahapan mulai dari perumusan masalah penelitian hingga penarikan kesimpulan. Penelitian ini memiliki sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer didapatkan dari survey bangunan lama di Jatinegara Mester. Sedangkan sumber data sekunder didapatkan dari foto – foto dan peta lama untuk mendapatkan gambaran mengenai Jatinegara Mester pada masa kolonial. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Jatinegara Mester pada masa kolonial membagi wilayahnya menjadi beberapa kawasan seperti kawasan pemukiman, kawasan peribadatan, dan kawasan komersial. Pembagian wilayah ini juga menunjukkan dua karakter yang pemerintah pada masa itu perhatikan dalam mengembangkan kota mereka. Karakter pertama, pengaturan ruang yang menunjukkan adanya perbedaan pada bagian tanah tertentu. Karakteristik kedua, jarak sosial yang diatur antar penduduk. Karakteristik kedua ini memisahkan tempat tinggal penduduk koloni, Tionghoa, dan pribumi. Ditemukan juga beberapa faktor-faktor penyebab perkembangan Jatinegara Mester yang berupa faktor ekonomi, transportasi, politik dan militer, religi, dan geografis. ......Jatinegara Mester is an area in Jakarta which during the colonial period was a metropolitan city. This study discusses the distribution of colonial settlements in Jatinegara Mester in the 20th century and factors that made the town grown to became Batavia’s satellite city at one point. This study aims to reveal the pattern of Dutch settlement during the colonial period while at the same time provides data for future reaserch related to Jatinegara. The method used in this article are based on Sharer and Ashmore’s research method which divides archaeological research into several stages from formulation of research problems to drawing conclusions. This study has primary and secondary data sources. The primary data source was obtained from a survey of old buildings in Jatinegara Mester. While the secondary data sources were obtained from old photographs and maps to get an overview of Jatinegara Mester during the colonial period. The results of this study indicate that Jatinegara Mester during the colonial period divided its territory into several areas such as residential areas, worship areas, and commercial areas. This division of territory also shows two characteristics that the government at that time paid attention to in developing their city. The first character is the spatial arrangement that shows the differences in certain parts of the land. The second characteristic is the regulated social distance between residents. This second characteristic separated the residences of the colonists, the Chinese, and the natives. In addition, several factors that caused its development were found, namely economic, transportation, political and military, religion, and geography
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nico
Abstrak :
Tulisan ini membahas mengenai pengarcaan pada arca dewa-dewi yang terdapat pada kelenteng Toasebio, Jakarta Barat. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengarcaan dan peranan dari tiap-tiap tokoh dewa yang dipuja di Kelenteng Toasebio melalui kajian ikonografi serta mengklasifikasikan setiap tokoh dewa berdasarkan wilayah kekuasannya. Komponen pengarcaan yang diteliti pada penelitian ini adalah pakaian, raut wajah, sikap tangan, sikap duduk, posisi peletakan, serta alat dan atribut yang dibawa oleh setiap arca tokoh. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa terdapat 114 arca pada kelenteng Toasebio yang terbagi menjadi 29 tokoh dewa. Tokoh dewa pada kelenteng Toasebio diklasifikasikan menjadi 3 kelompok yaitu dewata penguasa langit yang terdiri dari 2 tokoh dewa, dewata penguasa bumi yang terdiri dari 7 tokoh dewa, dan dewa penguasa manusia yang terdiri dari 20. ......This paper discusses the manifestations of the statues of the gods found at Toasebio temple, West Jakarta. This study aims to determine the character and role of each god who is worshiped at Toasebio Temple through iconographic studies and to classify each god character based on their area of power. The manifestation components examined in this study are clothes, expressions, hand gestures, sitting attitudes, positions, tools and attributes carried by each character. The results of this study explain that there are 114 statues in Toasebio temple which are divided into 29 divine figures. The god figures in Toasebio temple are classified into 3 groups, namely the gods who rule the universe consisting of 2 god figures, the gods who rule the earth consisting of 7 god figures, and the gods who rule the humans who consist of 20 divine figures.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indoneisa, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover