Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hartati Poerwanto
Abstrak :
Pemasangan mahkota logam pada gigi sulung dikawatirkan karena kebersihan mulut anak umumnya buruk dan sering dijumpai gingivitis. Untuk itu perlu diteliti bagaimana pengaruh pemasangan mahkota logam pada gigi sulung terhadap kesehatan gingiva, serta untuk mengetahui bagian permukaan gigi yang banyak terakumulasi plak dan bagian gingiva yang mengalami gingivitis. Sebagai subyek adalah murid SD di Kelurahan Grogol Selatan. Pada awal penelitian seluruh murid kelas I & II diberi pendidikan cara melakukan kebersihan mulut. Pada subyek dilakukan oral profilaksis kemudian dipasang mahkota logam pada 30 gigi molar satu bawah sulung dengan karies dentin. Jenis gigi yang sama pada sisi yang berlawanan digunakan sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna antara gigi dengan mahkota logam dan gigi kontrol terhadap akumulasi plak serta terjadinya gingivitis. Gingivitis lebih banyak dijumpai pada permukaan lingual dan akumulasi plak lebih banyak pada permukaan distofasial dan lingual dibanding dengan permukaan mesiofasial dan fasial. Oleh karena itu pads anak dengan mahkota logam supaya lebih meningkatkan kebersihan mulut pada seluruh permukaan giginya terutama daerah yang sukar dibersihkan.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sofyan Hidayat
Abstrak :
Terlepasnya mahkota tiruan saat mengunyah merupakan masalah yang sering dijumpai pada pemakai mahkota tiruan atau gigi tiruan jembatan. Terutama pada mahkota gigi yang kecil, pendek dan konus. Penyebab utamanya adalah faktor retensi dan resistensi yang kurang pada gigi penyangga. Salah satu metode untuk meningkatkan retensi dan resistensi pada praparasi mahkota adalah pembuatan groove. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan resistensi mahkota tiruan penuh logam dengan berbagai bentuk preparasi groove. Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratoris menggunakan 24 spesimen, yang terdiri dari 6 spesimen preparasi mahkota tanpa groove, 6 spesimen dengan groove bentuk box, 6 spesimen dengan groove bentuk V dan 6 spesimen dengan groove bentuk half round pada masing-masing spesimen tesebut dilakukan uji kompresi. Nilai rerata gaya melepaskan mahkota tiruan logam pada groove berbentuk box (27,97 kgF+SD 1,08), bentuk V (6,15 kgF+SD 0,22), half round (1,77 kgF+SD 0,22) dan tanpa groove (0,95 kgF+SD 0,13). Preparasi groove bentuk box adalah terbaik resistensinya, diikuti bentuk V, half round dan tanpa groove. Penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi untuk pemilihan bentuk groove bila para klinisi menjumpai kondisi gigi molar yang pendek dan konus. ...... Dental crown or bridges can occasionally come loose or come off from the tooth while chewing. Especially on small, short and conus teeth.The main cause is lack of retention and resistance to the teeth. There are several methods to increase retention and resistance on crown, inlay and onlay preparation, which is parallelism, groove preparation, crown buildup and surface roughness. The aim of this study wasto know the resistance differences of a full metal crown with various forms of groove preparation. This was experimentall laboratories, study using compressive strength test in 24 specimens in which 6 specimens without grooves preparation, 6 specimens with box-shaped groove, 6 specimens with V-shaped groove and 6 specimens with half round grooves. The mean value of metal crown that come off during test on box-shaped Groove (27,97 kgF+SD1,08), V-shaped (6,15 kgF+SD 0,22), half round (1,77 kgF+SD 0,12) and without groove (0,95 kgF+SD 0,13). It is concluded that resistance is best in box-shaped, followed by V-shaped, half round and without groove. When clinicians find short and conus molar teeth, it is recommended the use of groove to increase the resistance of the crown.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T39302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bartlett, David
Abstrak :
This easy-to-digest book offers expert guidance in each of the procedures involved in preparing for and placing indirect restorations. Written for students and novices, it walks readers through the steps of tooth preparation, shade taking, fabrication of the provisional restoration, impression taking, assessment of the occlusion (with and without an articulator), and crown placement. Clinical advice and expert tips for managing each phase make this book a valuable adjunct to the training one receives in dental school.
London: Quintessence publishing, 2007
617.692 2 BAR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Raphaeli, Steffi
Abstrak :
Latar Belakang: Mahkota tiruan penuh metal porselen masih sering digunakan karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan mahkota tiruan penuh all-porcelain yaitu mempunyai sifat mekanis metal dan sifat estetis porselen. Jenis base metal alloy yang sering digunakan adalah Nickel-Chromium dan Cobalt-chromium. Cobalt-chromium lebih disarankan digunakan sebagai coping mahkota tiruan penuh metal porselen karena mempunyai sifat biokompatibilitas yang baik pada pasien dengan alergi Nikel. Ketepatan tepi servikal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu mahkota tiruan penuh metal porselen dari faktor biologis. Tujuan: Untuk mengukur besarnya celah antara tepi servikal gigi subyek yang telah dipreparasi dengan tepi servikal mahkota tiruan penuh metal porselen dengan coping Co-Cr sebelum dan sesudah proses pembakaran porselen. Metode: Subjek adalah 16 pasien yang memerlukan perawatan dengan mahkota tiruan penuh metal porselen di RSKGM FKG Universitas Indonesia yang diambil secara consecutive sampling. Pengukuran celah tepi servikal marginal gap pada tiap mahkota tiruan penuh metal porselen dengan coping Co-Cr sebelum dan sesudah proses pembakaran porselen dilakukan pada empat titik, yaitu bukal, distal, mesial, palatal dengan mikroskop optik Olympus BX41 dengan perbesaran 50x. Hasil: Uji statistik diperoleh nilai p ...... Background: Metal porcelain crown is still commonly used because of the strength properties of the metal and the esthetic of the porcelain. Base metal alloys that used as copings of metal porcelain crowns are nickel chromium and cobalt chromium. Cobalt chromium is preferable because it has better biocompatibility for patients that have allergy to nickel. Marginal gap is one of the important factor that determine the success of a metal porcelain crowns. Objective: To measure the marginal gap between the cervical margin of the prepared tooth and the cervical margin of metal porcelain crown with Co Cr coping before and after porcelain firing. Method: The subjects are sixteen teeth that need to be treated with metal porcelain crowns at RSKGM Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia by using consecutive sampling method. Marginal gap of metal porcelain crowns with Co Cr coping, before and after porcelain firing are measured with the impression replica technique at four surfaces, buccal, mesial, distal palatal using optic microscope Olympus BX41 with a magnification of 50x. Result: Statistical analyses reveals that there is significant difference p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Cecilia Morinta
Abstrak :
ABSTRACT
Latar Belakang: Ukuran mahkota gigi sulung penting dalam keberhasilan perawatan restorasi dengan mahkota logam dan keberhasilan perawatan ortodonsi preventif. Perbedaan ukuran mahkota gigi sulung anak laki-laki dan perempuan ditunjukkan dalam diferensiasi seksual pada ukuran mahkota gigi dan bentuk gigi. Terdapat keterbatasan data mengenai ukuran mahkota gigi sulung anterior pada anak laki-laki dan anak perempuan dalam populasi Indonesia. Tujuan Penelitian: Mengetahui ukuran mahkota gigi sulung anterior pada kelompok anak laki- laki dan kelompok anak perempuan, dan mengetahui perbedaan diameter mesiodistal, labiopalatal/ labiolingual antara kelompok anak laki-laki dan kelompok anak perempuan di Klinik Gigi Anak RSKGM FKG UI. Metode: Penelitian studi deskriptif-analitik menggunakan model studi pasien anak pada periode gigi sulung. 34 pasang model gigi dengan rincian 17 pasang model gigi laki-laki dan 17 pasang model gigi perempuan untuk menguji perbedaan ukuran mahkota gigi sulung antara sisi kanan dan kiri pada kelompok anak laki-laki dan kelompok anak perempuan. 99 pasang model gigi dengan rincian 35 pasang model gigi laki-laki dan 64 pasang model gigi perempuan untuk menguji perbedaan ukuran mahkota gigi sulung antara laki-laki dan perempuan. Terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara pengukuran mahkota gigi sulung dengan jangka sorong dan software ImageJ (p≥0.05). Terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada ukuran mahkota gigi sulung antara sisi kanan dan kiri pada kelompok anak laki-laki (p≥>0.05). Terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada ukuran mahkota gigi sulung antara sisi kanan dan kiri pada kelompok anak perempuan (p≥0.05). Terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada diameter mesiodistal antara laki-laki dan perempuan (p≥0.05), kecuali pada gigi dc RB (p0.05). Terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada diameter labiopalatal/ labiolingual antara laki-laki dan perempuan (p≥0.05). Data nilai persentil dari diameter mesiodistal dan diameter labiopalatal/ labiolingual gigi anak laki-laki dan perempuan di Klinik Gigi Anak RSKGM FKG UI. Tidak terdapat perbedaan antara sisi kanan dan kiri gigi sulung. Tidak terdapat perbedaan ukuran mahkota gigi sulung antara laki-laki dan perempuan, kecuali pada diameter mesiodistal gigi kaninus bawah. Data persentil 50 ukuran mahkota gigi sulung anak pada penelitian ini dapat menjadi data referensi dalam pembuatan mahkota logam bagi anak dengan kerusakan mahkota parah di Indonesia.
ABSTRACT
Background: Primary crown size are important to achieve successful stainless steel crown restoration and orthodontic preventive. Teeth are part of the human body that showing the marks of sexual dimorphism. The size of primary teeth in the recent Indonesian population has not been studied: The aim of this study to measure primary anterior crown size of male and female patients and to differ mesiodistal, labiopalatal/ labiolingual diameter between male and female from Paediatric Health Care, RSKGM FKG UI. Method: Thirty four pairs model study (17 males, 17 females) used to test different size between right and left side on sexes group. Ninety nine pairs model study (35 males, 64 females) used to test different size between male and female. Result: Theres no significant difference of measurement between digital caliper and software ImageJ (p≥0.05)
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninda Putri Wahyuni
Abstrak :
Ukuran gigi merupakan informasi penting dalam bidang antropologi ragawi, forensik kedokteran gigi serta kedokteran gigi klinis. Ukuran mahkota gigi dapat diukur secara mesiodistal dan bukolingual. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi dan perbedaan ukuran mesiodistal dan bukolingual mahkota gigi molar satu sulung (dm1) dan molar dua sulung (dm2) rahang atas dan rahang bawah pada model studi anak laki-laki dan perempuan. Metode: Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik pada 60 anak laki-laki dan 70 anak perempuan dengan teknik sampling menggunakan rumus analitik numerik tidak berpasangan, dengan uji t tidak berpasangan. Hasil: Terdapat perbedaan yang bermakna pada ukuran mesiodistal gigi dm1 rahang atas dan pada ukuran bukolingual gigi dm2 rahang atas (p<0,05). Didapatkan variasi ukuran mahkota dm1 dan dm2 laki-laki dan perempuan dalam bentuk tabel presentil. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara ukuran mesiodistal dan bukolingual gigi anak laki-laki dan perempuan kecuali pada mesiodistal gigi dm1 rahang atas dan bukolingual gigi dm2 rahang atas. Variasi ukuran mesiodistal dan bukolingual gigi dm1 dan dm2 anak laki-laki lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan yang ditampilkan dalam bentuk tabel persentil yang dapat menjadi referensi ukuran mahkota. ......Dental size is important for physical anthropology, forensic dentistry and clinical dentistry. The size of the crown tooth can be measured in the dimension of mesiodistal and bucolingual. Aim: This study aims to determine the variation and difference of mesiodistal and bucolingual size of maxillary and mandibullary primary first molar and primary second molar of boys and girls’s study model. Method: The method of this study is descriptive analytic in 60 boys and 70 girls and above chosen with unpaired numerical analytic formula and analyzed using unpaired t-test. Results: The mesiodistal size of maxillary primary first molar and the buccolingual size of maxillary primary second molar was significantly different (p< 0.05). The variations of mesiodistal and buccolingual crown size of boys and girls organized by percentile table. Conclusions: There was no significant differences of mesiodistal and buccolingual crown size between boys and girls except the mesiodistal size of maxillary primary first molar and the buccolingual size of maxillary primary second molar. The mesiodistal and buccolingual variations of boys are greater than girls and organized by percentile table which can be use as a reference for dental crown size.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghassani Shyfa Febrianti
Abstrak :
Latar Belakang: Kejadian stunting di Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). Menurut beberapa penelitian terdahulu, stunting dapat menyebabkan kelainan email dan keterlambatan erupsi gigi permanen. Telah dilaporkan adanya hubungan antara status gizi stunting dengan penurunan kadar IGF-1, serta hubungan antara kadar IGF-1 dengan pertumbuhan gigi terkait dengan perkembangan email dan erupsi gigi. Pengukuran kadar IGF-1 biasanya dilakukan dengan menggunakan IGF-1 darah. Diketahui bahwa saliva mengandung biomarker yang terkandung di dalam darah, termasuk IGF-1, dalam kuantitas yang lebih rendah. Tujuan: Menganalisis hubungan antara kadar IGF-1 saliva dengan kelainan email dan waktu erupsi gigi pada anak stunting usia 6-8 tahun. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasi laboratorium dengan menggunakan 40 sampel saliva yang diambil dari sediaan biologis tersimpan dari penelitian tahun 2019 pada populasi siswa/i sekolah dasar (SD) kelas 1-2 Kecamatan Nangapanda, Ende, Nusa Tenggara Timur yang telah dikelompokkan berdasarkan status gizi stunting dan normal. Sampel saliva diuji menggunakan ELISA kit human IGF-1 untuk melihat kadar IGF-1. Kelainan email dinilai dengan cara menghitung jumlah gigi yang mengalami kelainan pada mahkota serta waktu erupsi gigi dinilai dengan menghitung jumlah gigi permanen yang telah erupsi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan program SPSS. Hasil: Kadar IGF-1 saliva pada anak status gizi normal 7,50 ng/ml dan pada anak stunting 5,64 ng/ml. Proporsi IGF-1 terhadap total protein pada anak status gizi normal 1,04×10-2 dan pada anak stunting 8,96×10-3. Rata-rata jumlah gigi yang mengalami kelainan mahkota pada anak berstatus gizi normal 2,94 gigi dan pada anak dengan status gizi stunting 1,17 gigi. Terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah gigi dengan kelainan mahkota antara anak bestatus gizi normal dan stunting (p < 0,05). Rata-rata jumlah erupsi gigi permanen pada anak berstatus gizi normal 8,29 gigi dan pada anak stunting adalah 8,04 gigi. Tidak terdapat perbedaan signifikan jumlah erupsi gigi permanen antara anak berstatus gizi normal dan berstatus stunting (p > 0,05). Terdapat korelasi positif lemah yang tidak signifikan antara kadar IGF-1 dengan status gizi anak usia 6-8 tahun (r = 0,147), korelasi positif lemah yang tidak signifikan antara kadar IGF-1 dengan jumlah kelainan mahkota gigi anak usia 6-8 tahun (r = 0,219), terdapat korelasi positif lemah yang tidak signifikan antar kadar IGF-1 dengan jumlah erupsi gigi permanen anak usia 6-8 tahun (r = 0,074). Kesimpulan: Pada anak stunting usia 6-8 tahun yang secara tidak signifikan memiliki kadar IGF-1 saliva lebih rendah dan waktu erupsi lebih lambat dibandingkan anak normal tetapi erlihat frekuensi kelainan email yang lebih tinggi. Pada kelompok sampel demikian, tidak terlihat hubungan antara kadar IGF-1 saliva dengan kelainan email dan keterlambatan waktu erupsi gigi permanen. ......Background: The incidence of stunting in Indonesia is still relatively high when compared to the standards set by the World Health Organization (WHO). According to several previous studies, stunting can cause enamel defects and delayed tooth eruption. It has been reported that there is a relationship between stunting nutritional status and decreased IGF-1 levels, as well as a relationship between IGF-1 levels to enamel development and tooth eruption. Measurement of IGF-1 levels is usually done using serum IGF-1. Saliva contains biomarkers that is circulating in the blood, including IGF-1, but in much lower quantities. Objective: Analyzing the relationship between IGF-1 levels in saliva with enamel defects and the time of tooth eruption in stunted children aged 6-8 years. Method: This research was a laboratory observation study using 40 saliva samples taken from stored biological samples from a 2019 study on a population of elementary school students class 1-2 Nangapanda District, Ende, East Nusa Tenggara which has been grouped based on stunting and normal nutritional status. Saliva samples were tested using the human IGF-1 ELISA kit to see the levels of IGF-1. Enamel defects were assessed by counting the number of teeth with crown defects and the time of tooth eruption was assessed by counting the number of erupted permanent teeth. The data were then analyzed using the SPSS software. Result: Salivary IGF-1 levels in children with normal nutritional status were 7.50 ng/ml and 5.64 ng/ml in stunted children. The proportion of IGF-1 to total protein in children with normal nutritional status was 1.04×10-2 and in stunted children was 8.96×10-3. The average number of teeth with crown defects in children with normal nutritional status was 2.94 teeth and in stuntedchildren was 1.17 teeth. There was a significant difference in the number of teeth with crown defects between normal and stunted children (p < 0.05). The average number of permanent tooth eruptions in children with normal nutritional status was 8.29 teeth and in stunted children was 8.04 teeth. There was no significant difference in the number of permanent tooth eruptions in children with normal nutritional status and stunting (p > 0.05). There was a weak positive correlation that was not significant between IGF-1 levels and the nutritional status of children aged 6-8 years (r = 0.147), a weak positive correlation that was not significant between IGF-1 levels and the number of dental crown defects (r = 0.219), and a correlation between IGF-1 levels and the number of permanent teeth eruption (r = 0.074). Conclusion: Stunted children aged 6-8 years old tend to show not significant lower IGF-1 level and delayed tooth eruption compared to normal children but had significant lower frequency of enamel defect. In such samples no significant relationship between salivary IGF-1 level and tooth eruption time could be seen.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New Delhi: The Health Sciences Publisher, 2015
618.92 COM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New Delhi: The Health Sciences , 2015
618.92 CRO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wiskott, H.W. Anselm
Abstrak :
Written with the dental student in mind, this textbook presents a methodical and scientifically based approach to restorative dentistry using fixed prosthodontics. In addition to a comprehensive overview of the clinical concepts of fixed prosthodontics, the author supplies the interdisciplinary context for related basic sciences as well as the clinical fields of periodontics, orthodontics, operative dentistry, and implant dentistry.
London: Quintessence , 2011
617.692 WIS f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>