Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Femmy Eka Kartika Putri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kreativitas pada siswa SMU Negeri 70 di Jakarta Menurut penulis, penelitian ini perlu dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan kreativitas di sekolah, yang selama ini belum mendapat perhatian yang cukup dari pihak pemerintah dan sekolah. Untuk menjelaskan kreativitas siswa, dalam hal ini yang dimaksud adalah produk kreatif, perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas tersebut, yaitu pribadi kreatif, proses kreatif, dan pendorong kreatif. Yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: apakah variabel-variabel pribadi kreatif, proses kreatif, dan pendorong kreatif, berpengaruh terhadap produk kreatif siswa? Manakah di antara variabel-variabel tersebut yang lebih berpengaruh terhadap produk kreatif? Yang dimaksud dengan variabel pribadi kreatif yaitu sikap kreatif siswa. Yang dimaksud dengan variabel proses kreatif adalah kemampuan berfikir verbal dan kemampuan berfikir figural. Sedangkan yang dimaksud dengan variabel pendorong kreatif adalah kegiatan kreatif siswa di sekolah, sikap siswa terhadap teman sebaya yang kreatif, sikap guru-guru terhadap 4 P pengembangan kreatif, dan kegiatan kreatif guru di sekolah. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang pecan variabel pribadi kreatif, proses kreatif, dan pendorong kreatif terhadap produk kreatif siswa, dilakukan analisis hubungan kausal dengan menggunakan model persamaan struktural, dengan program LISREL (Linear Structural Relations) yang diciptakan oleh Joreskog, dkk. Penelitian dilakukan di SMU Negeri 70, yaitu salah satu SMU Unggulan di Jakarta, yang memiliki fasilitas pendidikan yang cukup memadai, guru-guru yang berpengalaman, dan siswanya pernah menjuarai atau mendapat penghargaan berbagai lomba yang berkaitan dengan kreativitas. Responden seluruhnya 616 orang siswa dan didukung oleh 8 orang guru yang mengajar siswa-siswa tersebut. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan tes kreativitas verbal dan tes kreativitas figural kepada siswa, pemberian kuesioner dan skala sikap kepada siswa, serta memberikan kuesioner dan skala sikap kepada guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model teoritik yang diajukan sesuai (fit) untuk menjelaskan kreativitas siswa. Selain itu, faktor pribadi kreatif, yang tercermin dalam sikap kreatif siswa, merupakan salah satu variabel yang berpengaruh terhadap kreativitas siswa, terutama terhadap banyaknya produk / karya kreatif siswa di sekolah tersebut. Sikap kreatif siswa tersebut ditunjang pleb indikator yang kuat dari kepercayaan pada gagasan sendiri, kebebasan dalarn penilaian, dan keterlibatan dalam tugas. Faktor proses kreatif, yang dilihat melalui kemampuan berfikir verbal dan kemampuan berfikir figural, ternyata tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produk kreatif siswa. Salah satu kemungkinan yang dapat diajukan dari kejadian tersebut adalah hanya sebesar 14,6 % dari seluruh siswa yang memiliki skor dengan kriteria di atas rata-rata dan sebesar 4,7 % siswa memiliki skor dengan kriteria tinggi pada tes yang lama. Pada kemampuan berfikir figural, sebesar 15,7 % siswa memiliki skor dengan kriteria di atas rata-rata dan sebesar 5,2 % siswa memiliki skor dengan kriteria tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor pendorong kreatif, dalam hal ini adalah macam-macam kegiatan kreatif siswa di sekolah ternyata berpengaruh secara signifikan dengan produk kreatif siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah produk kreatif siswa tergantung dari berapa banyak siswa tersebut mengikuti kegiatan di sekolah yang bersifat kreatif. Selanjutnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sikap siswa terhadap teman sebaya yang kreatif tidak berpengaruh terhadap produk kreatif siswa Hal ini dapat dimungkinkan karena sebesar 53,6 % siswa mempunyai sikap yang kurang mendukung terhadap teman sebaya yang kreatif. Dari segi guru dapat diungkapkan bahwa sikap guru terhadap 4 P pengembangan kreativitas tidak berpengaruh secara signifikan dengan produk kreatif siswa. Kenyataan ini menunjukkan bahwa guru sebagai faktor pendorong kreatif, sikapnya belum mendorong kreativitas kreatif siswa. Sikap guru terhadap 4 P pengembangan kreativitas tidak cukup untuk menjelaskan peranannya terhadap produk kreatif siswa. Cara mengajar guru diduga juga berperan terhadap kreativitas siswa, namun cara mengajar guru tidak diteliti. Macam-macam kegiatan kreatif guru di sekolah, juga tidak mempunyai dampak yang positif terhadap produk kreativitas siswa. Kemungkinan yang dapat diajukan adalah kurangnya frekuensi guru dalam mengikuti kegiatan-kegiatan kreatif di sekolah sehingga peran guru sebagai salah satu faktor pendorong kreatif tidak menunjukkan pengaruh jika mereka sendiri jarang mengikuti kegiatan yang bersifat kreatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor pribadi kreatif, yaitu sikap kreatif siswa dan faktor pendorong kreatif, yaitu macam-macam kegiatan kreatif siswa di sekolah, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produk kreatif siswa.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Rudyanto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara berpikir kreatif dalam musik dengan keberhasilan pendidikan musik, inteligensi dan kreativitas pada murid-murid Sekolah Musik Yayasan Musik Indonesia (YMI). Pada pendidikan di Sekolah Musik, hubungan antara kreativitas dan prestasi musik sangat erat. Tinggi/rendahnya kreativitas musik akan mempengaruhi prestasi murid. Kreativitas musik adalah kemampuan berpikir kreatif dalam musik yang tercermin dalam aspek 'musical flexibility', 'musical originality', 'musical syntax' dan 'musicalextensiveness'. Sedangkan prestasi musik adalah nilai yang diperoleh siswa atas dasar penilaian guru terhadap les murid sehari-hari. Penilaian itu mencakup 'hearing', 'sight reading', `improvisasi`, 'aransemen' dan 'performance'. Subyek penelitian adalah murid-murid Sekolah Musik YMI yang telah mengikuti pendidikan musik kira-kira dua tahun dan berusia 10-15 tahun. Alat penelitian yang dipakai adalah alat ukur berpikir kreatif dalam musik ciptaan Webster dari USA. Oleh karena itu alat ini diadaptasi terlebih dahulu untuk penggunaan di Indonesia. Alat tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia lalu di uji coba apakah dimengerti dan sesuai dengan budaya anak-anak Indonesia. Selain itu dicari keterandalan dan kesahihannya. Alat penelitian lain yang dipakai adalah CFIT (Culture Fair Intelligence Test) skala 2 bentuk A, tes kreativitas verbal paralel I dan tes kreativitas figural. Ketiga tes ini dipakai dalam rangka melihat hubungan antara berpikir kreatif dalam musik dengan inteligensi dan kreativitas umum. Hasil penelitian menunjukkan :
  1. Korelasi antara skor berpikir kreatif dalam musik yang tercermin dalam skor 'musical flexibility' (MF), 'musical originality' (MO), 'musical syntax' (MS) dan murid Sekolah Musik YMI tergolong tinggi.(=.63355).
  2. Korelasi MF, MO, MS, ME sebagai satu tes keseluruhan terhadap tes inteligensi (CFIT) dimana efek usia dikontrol adalah kecil (=.21587) dan tidak signifi - kan.
  3. Korelasi MF,MC,MS,ME sebagai satu tes keseluruhan terhadap tes kreativitas verbal (TKV) dimana efek usia dikontrol menjadi kecil (=.05855) dan tidak signifikan.
  4. Korelasi MF, MO, MS, ME sebagai satu tes keseluruhan terhadap tes kreativitas figural (TKF) dimana efek usia dikontrol adalah sangat kecil (=.03251) dan tidak signifikan.
Penulis menyarankan untuk meninjau kembali dan mempersingkat sistem tes berpikir kreatif dalam musik meneliti pengaruh atau mengontrol faktor pribadi, motivasi dan lingkungan. Selain itu mengkaitkan dengan tujuan khusus para musisi seperti 'music composition', musical extensiveness' (ME) dengan prestasi musik 'music performance' dan 'music analysis'. Saran lain menyangkut jumlah subyek penelitian, usia subyek penelitian, variasi jenis pendidikan musik yang ditempuh murid dan lokasi pelaksanaan penelitian.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Endarwidiarti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3269
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fogler, H. Scott
New York: Prentice-Hall, 2008
153.43 FOG s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Starko, Alane Jordan
New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, 2005
370.157 STA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Thatchenkery, Tojo
San Francisco: Berrett-Koehler, 2006
153.3 THA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Diponegoro Zarfiel
Abstrak :
Penelitian ini bertolak dari pertanyaan bagaimana kreativitas anak-anak Indonesia sekarang, dikaitkan dengan jumlah anak dalam keluarga. Jumlah anak yang semakin sedikit di kalangan penduduk Indonesia dewasa ini, disebabkan oleh berbagai perubahan sosial yang terjadi. Pembangunan di sektor kependudukan melalui program Keluarga Berencana Nasional telah menunjukkan hasilnya dengan semakin bertambahnya jumlah keluarga kecil di Indonesia. Perubahan jumlah anak dalam keluarga ini diperkirakan mempengaruhi pola asuh ibu terhadap anaknya. Teori kreativitas mengatakan bahwa jumlah anak dan pola asuh berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara jumlah anak dalam keluarga dan urutan kelahiran dengan cara pengasuhan ibu yang dilihat pada remaja dan hubungan antara jumlah anak dalam keluarga, dan pola asuh ibu dengan tingkat kreativitas anaknya. Teori dan penelitian menemukan baik jumlah anak dalam keluarga, urutan kelahiran anak serta pola asuh ibu berhubungan secara signifikan dengan tingkat kreativitas anak. Perbedaan pada anak laki-laki dan perempuan mungkin terjadi karena pengaruh sosio kultural, juga pola asuh autoritatif dianggap dapat mendorong perkembangan kreativitas anak-anak. Penelitian dilakukan terhadap siswa-siswa kelas 2 SMA 81 Jakarta. Alat untuk mengumpulkan informasi terdiri dari alat Tes Kreativitas Verbal (TKV) yang dirancang oleh Utami Munandar (1977) sesuai dengan anak usia remaja. Dalam penelitian ini digunakan pula Tes Inteligensi Kolektif Indonesia tingkat Sekolah Menengah (TIKI Menengah). TIKI-M khusus dirancang untuk orang Indonesia (Drenth dan rekan, 1976). Sedangkan untuk melihat pola asuh ibu digunakan kuesioner pola asuh yang sudah di uji coba baik kesahihan maupun keterandalannya. Kuesioner diisi sendiri oleh ibu siswa yang diteliti. Data diolah dengan menggunakan bantuan komputer. Untuk membuktikan hipotesis digunakan tehnik-tehnik analisis Korelasi Tunggal dan Parsial, Analisis Varians. Secara menyeluruh dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
  1. Hubungan jumlah anak dalam keluarga dengan pola asuh autoritatif dan dengan tingkat kreativitas dibuktikan negatif dan signifikan. Berarti apabila jumlah anak dalam keluarga sedikit, pola asuh yang dijalankan ibu cenderung autoritatif dan tingkat kreatif anak remajanya cenderung lebih kreatif. Pernyataan ini berlaku untuk keseluruhan sampel dan sampel laki-laki.
  2. Antara urutan kelahiran dengan pola asuh autoritatif dan dengan tingkat kreativitas anak remaja terbukti ada hubungan negatif dan signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa anak yang lahir lebih awal cenderung pola asuh yang dijalankan ibu autoritatif, artinya anak yang lahir lebih awal lebih diberikan kesempatan untuk mandiri daripada yang lahir kemudian. Disamping itu anak yang lahir lebih awal cenderung kurang kreatif daripada yang lahir kemudian. Hasil temuan ini berlaku untuk keseluruhan sampel dan sampel laki-laki.
  3. Ditemukan ada hubungan yang signifikan antara pola asuh autoritatif dan tingkat kreativitas anak. Berarti anak yang diasuh dengan pola asuh autoritatif cenderung lebih kreatif. Pernyataan ini berlaku untuk keseluruhan sampel dan sampel laki-laki.
  4. Pada anak perempuan baik jumlah anak dalam keluarga maupun urutan kelahiran tidak ada hubungan dengan pola asuh autoritatif dan tingkat kreativitas anak remaja. Juga tidak ditemukan hubungan antara pola asuh autoritatif dengan tingkat kreativitas. Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh para ahli, pola asuh yang dijalankan ibu cenderung kurang autoritatif dan nampaknya tidak ada hubungan dengan jumlah anak dalam keluarga dan urutan kelahiran. Demikian pula tingkat kreativitas tidak ada hubungan dengan jumlah anak dalam keluarga, urutan kelahiran dan bagaimana pola asuh yang dijalankan ibu.
  5. Antara anak pertama dan bukan anak pertama tidak ditemukan perbedaan yang signifikan baik pada pola asuh ibu maupun tingkat kreativitas. Pada analisis data, urutan kelahiran dijadikan katagorikal yaitu antara anak pertama dan bukan anak pertama. Dengan demikian tidak diperhitungkan kemungkinan ada perbedaan antara anak kedua, anak ketiga dan seterusnya. Hasil temuan yang diperoleh berbeda dengan hasil temuan ahli-ahli sebelumnya.
  6. Perhitungan korelasi parsial tidak menunjukkan ada hubungan antara jumlah anak dalam keluarga, urutan kelahiran dan pola asuh autoritatif. Secara bersama-sama semuanya berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kreativitas. Akan tetapi dengan nilai korealasi ganda yang belum mencapai 4, berarti ada variable lain yang mungkin berpengaruh pada tingkat kreativitas.
Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh, penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut:
  1. Melakukan penelitian lanjutan dengan memperluas sample dengan anak Indonesia sebagai populasi.
  2. Melakukan penelitian kembali untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pola asuh ibu dan tingkat kreativitas dengan tehnik lain, misalnya perbandingan antara anak di tengah dan anak bungsu pada keluarga kecil dan keluarga besar.
  3. Menerapkan pola asuh autoritatif di sekolah-sekolah guna lebih mengembangkan kreativitas anak didik.
  4. Bagi pelaksana program Keluarga Berencana, melakukan penyuluhan kepada ibu-ibu untuk menerapkan pola asuh autoritatif dan tidak membedakan perlakuan antara anak laki-laki dan anak perempuan.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mulyadi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara kemampuan berpikir kreatif dan gaya pengasuhan orang tua pada siswa kelas 3 dan 4 SD. Pengukuran kemampuan berpikir kreatif menggunakan alat ukur Tes Kreativitas Verbal dan Figural Munandar (1977) yang merupakan adaptasi dari Torrance Test of Creative Thinking dan pengukuran gaya pengasuhan orang tua menggunakan Parenting Authority Questionnaire (Buri, 1991). Partisipan berjumlah 68 siswa kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar. Hasil korelasi menunjukkan (1) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif verbal dengan gaya pengasuhan autoritatif (r = 0.200, p = 0.102). (2) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif verbal dengan gaya pengasuhan autoritarian (r = 0.079, p = 0.520). (3) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif verbal dengan gaya pengasuhan permisif (r = 0.087, p = 0.479). (4) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif figural dengan gaya pengasuhan autoritatif (r = 0.208, p = 0.089). (5) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif figural dengan gaya pengasuhan autoritarian (r = -0.151, p = 0.220). (6) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif figural dengan gaya pengasuhan permisif (r = 0.146, p = 0.235). Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dan gaya pengasuhan orang tua pada siswa kelas 3 dan 4 Sekolah Dasar. ......This research was conducted to find the correlation between creative thinking and parenting style among third and fourth grade elementary school students. Creative thinking was measured using a modification instrument named Torrance Test of Creative Thinking (Munandar, 1977) and parenting style was measured using a modification instrument named Parenting Authority Questionnaire (Buri, 1991). The participants of this research are 68 students from third and fourth grade elementary school. The statistical results show that (1) there is no significant correlation between verbal creativity and authoritative parenting style (r = 0.200, p = 0.102). (2) there is no significant correlation between verbal creativity and authoritarian parenting style (r = 0.079, p = 0.520). (3) there is no significant correlation between verbal creativity and permissive parenting style (r = 0.087, p = 0.479). (4) there is no significant correlation between figural creativity and authoritative parenting style (r = 0.208, p = 0.089). (5) there is no significant correlation between figural creativity and authoritarian parenting style (r = -0.151, p = 0.220). (6) there is no significant correlation between figural creativity and permissive parenting style (r = 0.146, p = 0.235). The result of this research concluded that there is no significant correlation between creative thinking and parenting style among third and fourth grade elementary school students.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sternberg, Robert J.
Washington: American Psychological Association , 1999
370.152 STE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>