Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ataupah, Hendrik, authro
Abstrak :
ABSTRAK
Studi ini bertujuan untuk mengetahui cara-cara peternak mengelola sapi supaya dapat mengatasi masalah-masalah kekurangan makanan ternak, terutama pada musim kemarau. Studi ini juga bertujuan untuk mengetahui keputusan-keputusan apakah yang biasa diambil peternak untuk mengatasi kekurangan makanan ternak, faktor-faktor apa yang mendorong peternak untuk mengambil keputusan, dan apakah akibat dari kegiatan-kegiatan peternak terhadap lingkungan.

Peternak-peternak di lokasi penelitian ini bekerja dari ekosistem sabana Timor yang ditentukan dan dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks diantara : musim hujan yang singkat dengan curah hujan yang tidak menentu, musim kemarau yang panjang, tanah list yang mudah mengalarri erosi, tanah kapur yang poreus dan tanah karang berbatu-batu yang kering dalam musim kemarau, sungai-sungai musim yang tidak tetap debit airnya, pertumbuhan vegetasi yang targantung pada keadaan cuaca, dan pertambahan penduduk yang tidak memperdulikan daya dukung lingkungan dalam mencari nafkah. Pengelolaan ternak yang tidak dikaitkan dengan pengelolaan padang rumput, sedangkan padangrumput sabana diandalkan sebagai sumber makanan ternak, merupakan titik ancang dari proses kerusakan lingkungan yang didalangi peternak.

Padang rumput menjadi arena kegiatan peternakan oleh peladang, tukang-tukang di pe desaan,pedagang,penyiar agama, pegawai negeri, dan sebagainya sehingga daya dukung lingkungan makin menurun. Ketika rumput alam makin habis oleh sapi, tidak segera dilakukan kegiatan penanaman rumput dan pohon-pohon lain untuk diberikan sumber makanan ternak, dan tidak dilakukan pengelolaan padang rumput yang baik, tetapi justru peternak berpaling pada pohon - pohon yang relatif sedikit jumlahnya. Padang rumput, hutan, dan tanah menjadi rusak, dan terjadi suatu rangkaian kerusakan lingkungan, sehingga manusi a dan sapi terpengaruh. Kawanan sapi yang lapar menyerbu ladang, sawah, dan tanaman pekarangan. Petani inempertahankan .pertaniannya dengan pagar yang tinggi dan kokoh dengan menggunakan kayu, pelepah lontar dan gebang, bambu, dan sebagainya sehingga proses perusakan hutan berlangsung.

Peternakan sapi yang dinaksudkan sebagai pengganti perdagangan cendana sebagai tulang punggung perekonomian Timor ternyata merupakan faktor perusak lingkungan meskipun demikian Pemerintah berusaha agar sapi tetap d.ipelihara rakyat, tetapi kebebasan sapi harus dibatasi, diberikan makanan dan minuman yang cukup, serta kualitasnya diper baiki. Pembatasan kebebasan sapi antara lain dilakukan relalui pembuatan pagar desa, tetapi segera timbul parselisihan antara peternak yang masih melepaskan sapi dengan penduduk desa yang membuat pager pencegah sapi. makanan utama sapi yang diikat terdi ri atas lantoro.

Kehadiran lantoro yang pada mulanya ditanam untuk penyuburan tanah dan anti erosi tetapi yang kini menjadi sumber makanan penggemuk sapi merangsang petanimenjadi peternak dan peternak meningkatkan Jumlah sapinya yang mengakibatkan kerusakan lingkungan. Peternak dapat memutuskan untuk melakukan peternakan dengan mengikat sapi dan sekaligus melepaskan sapi lainnya, tetapi keputusan itu menimbulkan masalah tenaga kerja dan masalah lainnya yang tidak dapat dipecahkan peternak sendiri. Bimbingan dan penyuluhan untuk perbaikan kualitas sapi melalui kontes sapi dan inseminasi buatan dilakukan pemerintah dan diikuti peternak, tetapi menimbulkan masalah penyediaan makanan ternak.

Penanggulangan kekurangan air dilakukan melalui penggalian sumur, pembuatan cekdam, dan penggunaan batang pi-sang. Keadaan curah hujan yang tidak teratur, jenis tanah, dan kenampuan teknologi peternak yang terbatas menghambat usaha penanggulangan kekurangan air ini.
1983
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mumtaz Isa Latif
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maitshaa Adella
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi glisin terhadap kualitas spermatozoa sapi sumba ongole Bos indicus SO . Seekor sapi SO dijadikan sebagai donor semen. Semen dikoleksi setiap satu minggu sekali selama enam minggu untuk memenuhi pengulangan yang dibutuhkan. Sampel semen sapi SO dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: Kelompok kontrol KK dimana semen diencerkan dalam tris kuning telur TKT dan kelompok perlakuan dimana semen diencerkan dalam TKT dengan penambahan glisin konsentrasi 5 mM, 15 mM, dan 25 mM KP1, KP2, dan KP3 . Semen yang telah diencerkan diekuilibrasi dan dibekukan dengan nitrogen cair. Parameter kualitas spermatozoa yang dievaluasi meliputi motilitas, viabilitas, membran plasma utuh MPU , dan integritas DNA. Hasil uji analisis variansi ANAVA satu faktor menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase motilitas, viabilitas, dan MPU spermatozoa sapi SO pascakriopreservasi berbeda nyata P
ABSTRACT
The present study was conducted to assess the effect of glycine in various concentration on spermatozoa quality of sumba ongole Bos indicus SO cattle postcryopreservation. One SO cattle was used as semen donor. The semen of SO cattle was collected once a week for six weeks to fulfill the required repetition. The semen sample was divided into four groups, consisting of control group KK which is semen diluted in tris citrate fructose egg yolk TCFY extender and treatment group which is semen diluted in TCFY with glycine additives at concentration 5 mM, 15 mM, and 25 mM KP1, KP2, and KP3 . Diluted semen was equilibrated and freezed in liquid nitrogen. Parameters of spermatozoa quality include percentage of motility, viability, membrane integrity, and DNA integrity were assessed. One factor analysis of variance ANOVA test showed that average value of motility, viability, and membrane integrity of postcryopreservation spermatozoa were significantly differed between glycine additives group as compared to control group P 0,05 . The DNA integrity of postcryopreservation spermatozoa were stable in treatment group.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toelihere, Mozes R.
Jakarta: UI-Press , 1985
636.089 TOE i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soeharsono
Abstrak :
ABSTRACT
Salah satu faktor penunjang keberhasilan pengabdian pada masyarakat adalah latar belakang responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan peternak sapi di Desa Sambilangan Bangkalan Madura dalam menanggapi inseminasi buatan pada sapi. Sumber data berupa data primer basil kuisioner pada seat melakukan pengabdian. Data selanjutnya dianalisis menggunakan CHAID. Hasil analisis menunjukkan dua puluh peternak yang memiliki sapi sendiri atau karena pemberian orangtua. Mereka mengatakan pcngabdian yang dilakukan oleh tim UniveIsitas Airlanga sangat bermanfaat. Penilaian yang sama juga berasal dari peternak yang beternak dengan tujuan bagi hasil dan dilakukan karena kesenangan.
Surabaya: Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Airlangga, 2017
360 JLM 1:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Punnawut Yama
Abstrak :
ABSTRAK The aims of the current study were to characterize the pattern of ovarian follicular wave and to evaluate the relationships among length of interovulatory interval (IOI), number of follicular wave, duration of follicular growth phase, and lifespan of corpus luteum (CL) in White Lamphun cows. The dominate follicle (DF) and CL of ovulated White Lamphun cows (n=16) were scanned with an ultrasound machine and blood samples were collected from first ovulation until second ovulation. Cows with 2 follicular waves (2-wave cows) tended to have a shorter (P=0.063) length of IOI than cows with 3 follicular waves (3-wave cows). Prolonged duration of DF growth phase in first follicular wave (Wave 1) was observed more often in 2- wave cows than in 3-wave cows (P<0.05). At the end of DF growth phase in Wave 1, the concentration of progesterone was greater in 2-wave cows than in 3 wave cows (P<0.05). The 2-wave cows had a shorter length of luteal phase than 3-wave cows (P<0.05). The length of IOI was positively correlated with number of follicular wave (P<0.05) and length of luteal phase (P<0.01) but was negatively related with duration of DF growth phase in Wave 1 (P<0.05). These results demonstrate that short length of IOI in 2-wave cows is due to extended duration of DF growth phase in Wave 1 and short lifespan of CL. These data emphasized that length of IOI increased linearly with high number of follicular wave and extended lifespan of CL but decreased linearly with prolonged duration of DF growth phase in Wave 1.
Pathum Thani: Thammasat University, 2019
670 STA 24:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Derajat prevalensi terhadap infeksi oleh Trypanosoma evansi telah diteliti pada 273 ekor sapi peranakan Ongole yang dipelihara di delapan kelompok penggemukan sapi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Pemeriksaan parasitologik terhadap infeksi T.evansi dalam darah sapi dilakukan dengan cara microhaematocrit centrifugation technique; sedangkan pemeriksaan serologik untuk mendeteksi antibodi terhadap T.evansi dilakukan dengan cara enzyme-linked immunosorbent assay. Hasil pemeriksaan dari kombinasi kedua uji tersebut menunjukkan derajat prevalensi infeksi T.evansi di wilayah Sumber Salak 73% ; Kajar 34% ; Kacangan 20% ; Gunung Raun 15% ; Tetelan Timur 13% ; dan Kalibaru Kidul 11%, sedangkan prevalensi derajat infeksi di wilayah Jatirono Utara dan tetelan barat adalah 0%. Penelitian ini memperkuat bukti bahwa kombinasi kedua uji parasitologik dan serologik yang dipakai dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui tingakat infeksi T.evansi di suatu daerah dan merupakan alat ayng berguna untuk mempelajari epidemiologi penyakit surra.
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Suatu strategi pengendalian nematoda saluran pencernaan (NSP) pada sapi Bali dengan antelmintik telah dilaporkan. Berdasarkan data sampel tinja positif telur cacing NSP yang berhasil diperiksa Bagian Parasitologi BPPH VI Denpasar dan data curah hujan dari Badan Meteorologi dan Geofisika Propinsi Bali selama 5 tahun (1985 – 1989), maka disarankan untuk melakukan pencegahan pada sapi-sapi Bali dengan memberikan 4 kali pengobatan per tahun dengan antelmintik, yaitu 2 kali dalam musim hujan (Desember dan Maret) dan 2 kali pada musim kemarau (Juni dan September).
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian untuk menentukan prevalensi dan tingkat keparahan serangan cacing mata Thalezia sp. dilaksanakan dengan melakukan pemeriksaan terhadap 240 ekor Sapi Bali pada dua daerah, yang satu terletak di dataran tinggi dan yang lain di dataran rendah Kabupaten Badung Bali. Prevalensi serangan cacing mata Thalezia sp. pada sapi Bali di kabupaten Badung adalah 33,7%, dengan tingkat keparahan serangan ringan 73,8% dan 26,1% bersifat sedang. Serangan yang parah sifatnya tidak ditemukan dalam penelitian ini.
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library