Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azzahra Putri Kinanti
Abstrak :
Kesadaran konsumen terhadap produk kosmetik alami semakin meningkat, kelompokk riset Bioproses telah meneliti penggunaan Tengkawang sebagai salah satu bahan baku kosmetik dengan penambahan ekstrak jahe diketahui dapat menjadi alternatif antibakteri pada sabun padat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan komposisi minyak tengkawang dan bahan aktif herbal yang optimal dan memiliki kesesuaian karakteristik yang sesuai untuk memproduksi formulasi sediaan sabun berbahan baku minyak tengkawang dengan mutu, efek kelembaban, dan sehat untuk kulit dengan hadirnya aktivitas antibakteri yang lebih baik. Karakteristik yang diamati adalah pH, stabilitas busa, kelembaban, kekerasan, dan uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Hasil pengujian transparansi sabun menunjukkan sabun dengan sediaan formulas 2 memiliki kondisi optimal yaitu dengan pH 9,75, stabilitas busa 86%, kekerasan 9,5 mm, kelembaban 76,9 AU, dan daya hambat uji bakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli masing – masing adalah 15 mm dan 12 mm dengan konsentrasi sampel sabun 500 mg/ml. ......Consumer awareness of natural cosmetic products is increasing, the Bioprocess research group has investigated the use of illipe as a cosmetic raw material with the addition of ginger extract known to be an antibacterial alternative to solid soap. This study aims to determine the optimal composition of illipe oil and herbal active ingredients and have the appropriate characteristics to produce soap formulations made from illipe oil with quality, moisture effect, and healthy for the skin with the presence of better antibacterial activity. The observed characteristics were pH, foam stability, moisture, hardness, and antibacterial test against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The results of the soap transparency test showed that the soap with formula 2 had optimal conditions, with amount of pH 9.75, foam 86% stability, 9.5 mm hardness, 76.9 AU humidity, and bacterial test inhibition against Staphylococcus aureus and Escherichia coli are 15 mm and 12 mm with a soap sample concentration of 500 mg/ml.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yurita Amarya S
Abstrak :
Kosmetik yang digumakan harus aman, bermutu dan bermanfaat, untuk itu kosmetik hams dibuat sesuai dengan aspek CPKB (Cara Pembuatan Kosmetik yang Baik). Industri kosmetik banyak terdapat di Jakarta, namun belum semua menerapkan CPKH. Disinilah diharapkan peran Badan POM untuk meningkatkan kcpatuhan industri kosmetik dalam penerapan CPKB. Penelitian ini menggunakan metode kualitatifl Sumber data berasal dari sumber data primer yaitu hasil wawancara mendalam dengan pejabat di Badan POM, Balai Besar POM dan penanggungjawab produksi pada industri kosmetik. Sumber data sekunder yaitu buku literatur, peraturan perundang-1mdangan,_lapomn, dan arsip, intemct. Setelah data dipercleh lalu dilakukan analisis data kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka disimpulkan bahwa pengawasam Badan POM terhadap kepatuhan penerapan CPKB, tidak lepas dengan kebijakan lintas sektor. Sedangkan rendahnya kepatuhan pencrapan CPKB industri kosmetik dapat ditingkatkan dengan pembinaan tidak hanya tentang CPKB tapi perlu juga tcntang bagaimana pengembangan usahanya. ......The use of cosmetic must be safe, qualified and have bene5ts, for that the cosmetics must be manufactured in accordance with the CPKB (Good Manufacturing Procedure of Cosmetic). There are many cosmetics industries in Jakarta, but not all of them apply the CPKB. In this regard interference of The National Agency of Drug and Food Control (NADFC) is expected to increase compliance of cosmetics industrie in applying the CPKB. The research used the qualitative method. 'l'he source of data obtaind from the primer data as the result of performed in interviewing the The National Agency of Drug and Food Control (NADFC) oiiicial, Provincial NADFC and cosmetics production Manager. Source for the secondary data as liturature, regulation of the constitution, report and file, internet. After obtaining data’s followed by performing the qualitative analysis. Based on examination result and the completion of the data’s analys is therefor con eluded that The National Agency of Drug and Food Control (NADFC) supervision regarding the compliance in applying the CPKB is related with the other institution concem. Where as decreasing in compliance to apply CPKB in cosmetics industries can be increased by development not only about the CPKB but also needed how to develop their business.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T34359
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library