Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yudha Pratesa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kandidat biomaterial yang mampu luruh berbasis Fe-Mn-C menggunakan proses metalurgi serbuk. Karbon ditambahkan dalam paduan dengan tujuan untuk meningkatkan sifat mekanik dan korosi sebagai biomaterial yang mampu luruh. Hasil pencampuran serbuk disinter dalam tungku kedap udara. Hasil sinter dilakukan karakterisasi sifat mekanik, fisik, kimia,biokompatibilitas dan perilaku korosi dalam lingkungan albumin dan tanpa albumin dalam larutan ringer. Pengujian biokompatibilitas invitro dilakukan dengan metode Methylthiazol Tetrazolium Assay (MTT) untuk mengetahui toksisitas paduan. Hasil penelitian menunjukkan fasa Austenite terbentuk hingga 99% pada paduan Fe- 25%Mn-1%C dan Fe-35%Mn-1%C. Karakteristik laju korosi meningkat dari 1.01mm/year menjadi 1.53 mm/year seiring dengan peningkatan kadar mangan dalam paduan dan menurun dalam kondisi mengandung Albumin. Nilai viabilitas sel pada persentase 50% hingga 72 jam pengamatan menujukan paduan ini potensial untuk dikembangkan sebagai kandidat biomaterial mampu luruh ......This study aims to find the candidate of degradable biomaterial using Fe-Mn-C alloy formed by powder metallurgy. Carbon added in the alloy to improve the mechanical properties and corrosion rate of material as a degradable biomaterial. The result from powder mixing process sintered in a vacuum furnace. Sintering product was characterized to gain the mechanical, physical, chemical properties, biocompatibilities and corrosion behavior in the presence of albumin and without albumin in ringer solution. Biocompatibility In Vitro testing was performed by Methylthiazol Tetrazolium Assay (MTT) method to determine the toxicity of alloys. This research shows 99% of austenite phase formed at Fe-25%Mn-1%C and Fe- 35%Mn-1%C alloy. The corrosion rate increase proportionally with Manganese content in the alloy from 1.01mm/year to 1.53 mm/year and decline in albumin environment. The decline of percentages viabilities into 50% after 72 hours shows potential of this alloy to be developed as degradable biomaterial candidate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristian
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Sapto Nugroho
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Rita Adriana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S41093
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Cahyadi
Abstrak :
Terak akhir timah merupakan produk samping hasil peleburan terak-1 yang mengandung jenis oksida serupa dengan semen Portland OPC , yaitu SiO2, CaO, Al2O3, dan Fe2O3 sehingga terdapat potensi untuk diutilisiasi sebagai beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik OPC dan semen campuran terak-2 terhadap korosivitas material semen dan baja berdasarkan metode Electrochemical Impedance Spectroscopy EIS dan Cyclic Polarization. Penelitian ini menggunakan terak akhir timah Bangka yang dicampurkan dengan OPC masing-masing sebanyak 10 , 20 , dan 30 . Beton yang dicetak memiliki rasio 0.5 w/c dengan proses curing selama 28 hari lalu direndam di dalam larutan NaCl 3.5 selama 6 hari. Hasil analisa menunjukkan baja di dalam campuran 20 terak memiliki ketahanan korosi yang paling kompetitif dan stabil terhadap beton OPC murni, diikuti campuran 10 , dan 30 terak secara berturut-turut. ......Final tin slag is a byproduct of slag 1 smelting process that contains similar oxides compared to Portland cement OPC , which is SiO2, CaO, Al2O3, and Fe2O3 so that there is potential to be initiated as a concrete. The aim of this research is to know the characteristics of OPC and cement of slag 2 mixture against corrosivity of cement and steel material based on Electrochemical Impedance Spectroscopy EIS and Cyclic Polarization methods. This study uses final tin slag from Bangka mixed with OPC each of 10 , 20 , and 30 . The molded concrete has a ratio of 0.5 w c with 28 days curing process then immersed in a 3.5 NaCl solution for 6 days. The analysis shows that the steel in 20 slag 2 concrete mixture has the most competitive and stable corrosion resistance compared to original OPC concrete, followed by 10 , and 30 slag mixture respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Abdillah Mas`Ud
Abstrak :

Kegagalan sistem perpipaan pada industri minyak bumi dan gas merupakan kondisi yang sangat dihindari dan diantisipasi karena kerugian yang dihasilkan dapat mencapai sangat tinggi. Salah satu penyebab yang mengakibatkan kegagalan sistem perpipaan adalah korosi internal. Korosi internal ini disebabkan oleh kandungan karbon dioksida dan zat-zat yang korosif di dalam minyak bumi dan gas. Untuk mengantisipasi kegagalan yang dapat terjadi, dibutuhkan sistem inspeksi yang optimal sehingga tidak hanya dapat mencegah terjadinya korosi yang mengakibatkan kegagalan sistem perpipaan namun juga overbudgetting akibat inspeksi yang terlalu sering. Risk Based Inspection (RBI) merupakan salah satu metode untuk menentukan sistem inspeksi secara optimal dengan menggunakan pendekatan risiko. Dalam pendekatan penghitungan risiko, simulasi monte carlo dapat digunakan untuk mendekati nilai risiko aktual pada kondisi lapangan dengan jumlah sampel yang sedikit. Dalam simulasi monte carlo ini digunakan dua jenis fungsi laju korosi yang sesuai dengan ASTM G-16 95. Dengan membandingkan jenis fungsi laju korosi linier yang umumnya digunakan dalam penghitungan laju korosi di lapangan dengan fungsi laju korosi non-linier akan menghasilkan pendekatan nilai risiko yang lebih akurat. Dengan pendekatan nilai risiko yang lebih akurat, sistem inspeksi yang dihasilkan dalam akan lebih optimal.

 


Failures in oil and gas piping system are a condition which may occur and resulting in high amount of loses. One of the main causes on pipeline system failure is Internal corrosion. This internal corrosion is occurred due to high content of carbon dioxide gasses and other corrosive substances inside crude oil and natural gasses. Therefore, an optimum inspection scheduling system will be needed not only to intercept the probability of pipeline failures caused by corrosion but also to prevent overbudgeting on excessive inspection scheduling. For this purpose, Risk-Based Inspection (RBI) is used based on API RP 581 document as a standard procedure of analysis. Also, in this paper Monte Carlo simulation will be applied using stochastic iteration to approximate the actual risk value of the pipeline system with limited amount of sample on site. In addition, the non-linear corrosion rate function is used as a comparison to the commonly used linear corrosion rate function based on the ASTM G-16 95 document. The results show non-linear corrosion rate function will generate more accurate approach on approximating the actual risk value and eventually resulting in more efficient inspection scheduling system during the lifetime of the pipe system.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover