Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ermanto
Depok: Rajawali Press, 2022
410 ERM l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Nurjanah
"Tesis ini menyelidiki representasi isu perempuan dalam Korpus Nh. Dini (KND) yang terdiri atas enam novel Nh. Dini, yaitu Hati yang Damai (HYD), Pada Sebuah Kapal (PSK), Namaku Hiroko (NH), La Barka (LB), Keberangkatan (KE), dan Jalan Bandungan (JB) dengan menggunakan analisis kata kunci. Fisher-Starcke (2010:) menyatakan bahwa analisis kata kunci merupakan salah satu cara teknik dalam kajian stilistika korpus. Archer (2009) dan Lauder (2009) menyatakan bahwa penyelidikan terhadap kata kunci mampu mengungkap representasi isu dalam sebuah korpus. Adapun temuan yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah (1) terdapat empat isu yang direpresentasikan dalam KND, yaitu isu pernikahan, isu ketimpangan gender, isu subjektivitas, dan isu kekerasan seksual. (2) Enam novel tersebut memiliki intensitas yang berbeda dalam mengeksplorasi keempat isu tersebut.

This thesis investigates women's issue representation in Nh. Dini's Corpus (KND) which comprises six novels; Hati yang Damai (HYD), Pada Sebuah Kapal (PSK), Namaku Hiroko (NH), La Barka (LB), Keberangkatan (KE), dan Jalan Bandungan (JB) by using keyword analysis. Fischer-Starcke (2010) explains that keyword analysis is one technique used in corpus stylistic study. Archer (2009) and Lauder (2009) state that investigation of keyword can reveal issue representation within a corpus. The findings of this study indicate that (1) there are four issues represented in KND, namely marriage, gender inequality, subjectivity, and sexual violence issues; (2) each novel represents the four issues in different intensity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Qonita
"Penelitian ini mengeksplorasi penggunaan ughtea, slang bahasa Arab ukhti, sebagai istilah kekerabatan dan
korelasinya terhadap identitas dalam microblogging pada Twitter Indonesia. Secara semantis, ukhti bermakna
saudara perempuan persona tunggal dalam konteks biologis dan ideologis. Dalam dua tahun terakhir (2018—
2020), terdapat pergeseran semantik istilah ukhti sebagai bentuk sindiran pengguna Twitter Indonesia terhadap
eksklusivitas dan ketidaksesuaian penggunaan istilah ukhti, khusunya di kalangan Muslim konservatif di
Indonesia, dengan memodifikasi kata tersebut menjadi ughtea yang maknanya cenderung degeneratif. Alhasil,
makna istilah ukhti mengalami peyorasi. Berdasarkan klasifikasi Internet People atau Masyarakat Internet oleh
McCulloch, para pengguna ini dikategorikan sebagai Post Internet People atau Masyarakat Post Internet.
Permasalahan penelitian ini berfokus pada pergeseran semantis kata ukhti menjadi ughtea sebagai ekspresi satir
dalam aspek analisis penutur, istilah, dan penggunaan istilah dalam konteks peyorasi. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis penggunaan kedua istilah dengan menggunakan pendekatan linguistik korpus dan model
Appraisal oleh Martin dan White. Sumber data diperoleh dari berbagai mikropos para pengguna Twitter Indonesia dalam periode waktu Oktober 2019.

This research investigates the pragmatic of ughtea, a slang from ukhti, as a term of address slang and identity in
Twitter’s prominent behaviour on virtual sphere: microblogging. Semantically, ukhti refers to “sister” of
possessive pronoun of the first person i.e. the speaker, both in biological and ideological contexts. During these
past two years (2018—2019), the usage of the term ukhti has undergone the extension of its meaning through its
use among Indonesian Twitter users by changing its form into ughtea as a slang with degenerative meaning, in
order to insinuate the exclusivity of the use of the term ukhti among Indonesian conservative Muslims and the
misbehaviour of ukhti. As a result, the meaning of the term ukhti experiences pejoration. These certain Indonesian
Twitter users, according to McCulloch’s classification of Internet People, are classified as Post Internet People.
This research problem focuses on the analysis of the speakers, terms, and how both terms used in the context of
pejoration. This study aims to analyse both terms in terms of shifting meaning in terms of speakers, speech, and
usage by implementing corpus linguistic approach and Martin and White’s appraisal system. Data sources were obtained from Twitter users' tweets during a certain period (October 2019).
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library