Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putu Agus Aditya Pramana
Abstrak :
Modul Photovoltaic (PV) pada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sering mengalami gangguan berupa titik panas saat beroperasi di lapangan. Metode deteksi yang digunakan saat ini membutuhkan waktu yang lama dan sulit untuk menemukan koordinat titik panas, terutama di area PLTS yang besar. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan meluas, seperti memicu kebakaran pada PLTS dan menyebabkan degradasi pada modul. Penelitian ini menjelaskan mengenai pemodelan matematis metode pemantauan dan deteksi titik panas pada PLTS dengan menggunakan perangkat katadioptrik (CD) yang berpotensi melakukan deteksi cepat dan berkelanjutan. Model matematis yang dibuat memanfaatkan dua citra objek dari posisi CD yang berbeda untuk memperkirakan koordinat titik panas. Kemudian, eksperimen dilakukan untuk validasi akurasi model dan melihat pengaruh variasi parameter. Selain itu, simulasi studi kasus pada pemantauan sistem PLTS dengan area luas juga dilakukan untuk menggambarkan pemantauan titik panas pada PLTS dengan tata letak menyerupai kondisi riil. Simulasi projeksi menunjukkan bahwa model matematis yang dibangun dapat digunakan untuk menentukan koordinat titik panas dengan kesalahan pengukuran yang kecil. Dari hasil studi kasus, ditemukan sembilan kombinasi parameter yang menghasilkan citra PLTS yang simetris dan tidak tumpang tindih dimana rasio citra lebih dipengaruhi oleh posisi kamera daripada panjang fokus. Selain itu, persyaratan minimum sensor ditentukan oleh panjang pusat citra PLTS terjauh untuk memantau semua baris PLTS. Simulasi penentuan koordinat titik panas menemukan bahwa parameter xk berpengaruh pada kesalahan pengukuran rata-rata prediksi koordinat dan gradien kesalahan setiap pasangan sumbu. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa posisi titik panas dapat diperkirakan dengan persentase kesalahan terburuk (PE) kurang dari 10%, dengan kesalahan persentase absolut rata-rata (MAPE), kesalahan absolut rata-rata (MAE), dan root mean square error (RMSE) dalam nilai yang dapat diterima. Selain itu, pola sensitivitas dapat digunakan untuk memantau kondisi CD. ......
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Lesmono
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang kemampuan mesin CNC Milling dalam menentukan titik sistem koordinat kerja Work Coordinate System melalui teknologi computer vision menggunakan OpenCV 2.4.13. Sistem bekerja dengan memberikan informasi posisi sudut benda kerja. Posisi didapat dari hasil seleksi images ROI region of interest. Hasil dari deteksi WCS yang disimpan dalam bentuk perintah gcode kemudian dijadikan insialisasi posisi pada mesin CNC Milling. Penelitian dilakukan melalui pemrograman C dengan algoritma 'Good Feature to Track' Shi-Tomasi dengan menggunakan kamera yang terpasang tegak lurus. Images yang berupa posisi koordinat benda kerja dapat digunakan untuk menentukan offset end-tool terhadap area kerja. Berdasarkan pengujian posisi WCS pada pergerakan sumbu x dan y posisi didapat rentang pergeseran adalah 0.3mm sampai 1.4mm dari posisi referensi WCS yang didapat dari kamera. ...... This thesis discusses the CNC Milling machine 39 s ability to determine the point of the work coordinate system Work Coordinate System by using the OpenCV 2.4.13 computer vision technology. The system works by providing information angular position of the workpiece. The position of the selection results obtained images ROI region of interest . Results of detection of WCS are stored in the form of orders Gcode then used initialize meachine position in CNC Milling. The study was conducted through the C programming algorithm Good Feature to Track Shi Tomasi using a camera mounted perpendicular. Images in the form of position coordinates of the workpiece can be used to determine the offset end tool against the work area. Based on testing WCS position on the movement of the x and y positions obtained shift range is 0.3mm to 1.4mm from the reference position WCS obtained from the camera.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T47344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azam Milah Muhamad
Abstrak :
Fused deposition modeling (FDM) adalah salah satu metode populer untuk memproduksi mateiral-produk dengan geometri yang sangat kompleks. Seproduk besar metode deposisi ini menggunakan bahan polimer yang memiliki kekuatan yang baik untuk penggunaan akhir. Namun, karena sifat lapisan demi lapisan dari proses pengendapannya, kekasaran permukaan produk yang dihasilkan akan memiliki kekasaran yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan produk lain yang diproduksi dengan metode konvensional, misalnya, pencetakan injeksi. Mesin pengukuran koordinat (CMM) adalah instrumen yang paling umum untuk pengukuran geometris untuk mateiral-produk pada ukuran sub-mm hingga ratusan mm atau bahkan meter. Kekasaran permukaan yang tinggi ini menyebabkan masalah untuk pengukuran geometris produk hasil FDM menggunakan CMM taktil. Karena diameter terbatas ujung CMM taktil, data permukaan yang diperiksa oleh CMM taktil akan disaring secara mekanis. Data yang disaring secara mekanis ini menyebabkan hasil pengukuran geometri CMM taktil produk FDM akan memiliki bias besar, yaitu hasilnya secara signifikan lebih kecil dari nilai sebenarnya yang diharapkan. Artikel ini memiliki dua tujuan. Pertama, masalah pengukuran geometris. Kelurusan/straightness dan kerataan/flatness, produk FDM dengan CMM taktil, disajikan secara kualitatif dan kuantitas. Kedua, model semianalitis diusulkan untuk mengurangi bias pengukuran dengan CMM taktil. Akhirnya, prosedur praktis untuk pengukuran geometris produk FDM diusulkan. Penelitian ini menggunakan printer 3d metode FDM dengan bahan polyatic acid untuk menghasilkan produk dengan tingkat kekasaran yang berbeda berdasarkan orientasi cetak dan parameter mesin. Produk-produk ini kemudian diukur dengan instrumen stylus kekasaran. Data permukaan yang diperoleh oleh instrumen ini digunakan sebagai data referensi untuk pengukuran kelurusan dan kerataan. Ujung stylus CMM yang digunakan untuk mengukur produk FDM adalah 1 mm, 2 mm, dan 3 mm untuk mempelajari efek diameter ujung terhadap bias pengukuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bias pengukuran untuk pengukuran kelurusan dan kerataan dengan CMM taktil adalah 75,3 μm dan 4124,7 μm, masing-masing. Dengan model semi-analitis yang diusulkan, bias ini dapat dikurangi menjadi 0,3 μm dan 35,5 μm, masing-masing. Prosedur praktis yang diusulkan untuk pengukuran kelurusan dan kerataan hanya membutuhkan menit tambahan untuk mengukur kekasaran dengan instrument stylus untuk memperbaiki bias dari pengukuran CMM taktil. ......Fused deposition modeling (FDM) is one of popular methods to additively manufacture parts with very complex geometries. Although most of this deposition method uses polymer produk, parts produced by this method, with certain polymers, have good strength for final use. However, due to the layer-by-layer nature of the deposition process, the surface roughness of produced parts will have significantly higher roughness compared to other parts produced by conventional methods, for example, injection moulding. Coordinate measurement machine (CMM) is the most common instrument for geometric measurement for parts at sub-mm to hundreds of mm or even meters sizes). This high surface roughness causes problems for the geometric measurements of FDM parts using tactile CMM. Because, due to the finite diameter of the tip of a tactile CMM, surface data probed by the tactile CMM will be mechanically filtered. These mechanically filtered data cause the results of tactile CMM geometry measurement of FDM parts will have a large bias, that is the results are significantly smaller than expected true values. This article's goals are two folds. Firstly, the problem of geometric measurement. Straightness and flatness, of FDM parts with a tactile CMM, are qualitatively and quantitively presented. Secondly, empirical, and semianalytical models are proposed to reduce the bias of the measurements with the tactile CMM. Finally, a practical procedure for the geometric measurement of FDM parts is proposed. This study uses a fused deposition modeling 3d printer with polylactic acid produk to produce parts with different roughness levels based on build orientation and machine parameters. These parts are then measured with a roughness stylus instrument. Surface data obtained by this instrument are used as reference data for the straightness and flatness measurements. The CMM stylus tips used to measure the FDM parts are 1 mm, 2 mm, and 3 mm to study the effect of the tip diameter to the measurement bias. Results show that the measurement bias for straightness and flatness measurement with tactile CMM is 75.3 µm and 4124.7 µm, respectively. With the proposed semi-analytical model, this bias can be reduced to 0.3 µm and 35.5 µm, respectively. The proposed practical procedures for straightness and flatness measurement require only additional minutes to measure the roughness with a stylus instrument to correct the bias from the tactile CMM measurements
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lang, Ewald
Amsterdam : John Benjamins B.V., 1984
415 LAN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library