Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Abstrak :
Elemen peltier yang mempunyai kemampuan menghasilkan panas dan dingin pada sisi yang berbeda membuat alat ini banyak digunakan untuk pendinginan maupun pemanasan suatu sistem. Prinsip kerja
dari peltier ini adalah kebalikan dari efek Seebeck. Efek peltier terjadi bila ada dua material yang berbeda dialiri tegangan dan pada bagian ujungnya disambungkan satu sama lainnya maka akan menghasilkan perbedaan temperatur.Perbedaan temperatur ini sebanding dengan arus searah yang dialirkan dan di setiap sambungan akan terjadi pelepasan kalor dan penyerapan kalor. Pada penelitian ini, dengan daya 12 Watt elemen peltier pada sisi dingin digunakan untuk menyerap kalor atau heat source dari power IC mini compo. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pendinginan dengan menggunakan elemen peltier dan heatsink fan lebih efektif dibandingkan dengan heatsink konvensional. Dan perbedaan temperatur yang dicapai rata-rata 30oC.
Abstract
The capability of element Peltier which can produce hot and cold temperature on different surface makes this stuff reliable to use as a cooler and heater in a system. The principle work of Peltier is reversing from the Seebeck effect principle. It is two kind of different materials which given different voltage and make it connection in each edge that will produce different temperature. Thus temperature
different is in line with electric current which are distributed in each connection will effect to released and accepted warmth. In this research, this Peltier element one side of the cold temperature will use for cooling system of heat source IC power on mini compo. The result shows that the peltier element more efficient than heatsink.It has the temperature difference 30oC in average.
[Fakultas Teknik UI, Fakultas Teknik Universitas Indonesia], 2007
pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Aryadi Putra
Abstrak :
Judul dari tugas akhir ini adalah "Engine Cooling System for FSAE Car 2005" sebagai bagian dari keikut sertaan QUT Motorsport di Formula SAE Australasia 2005. Tugas akhir ini dikeijakan dengan pokok masalah yaitu merancang bangun sistem pendingin. Ada dua hal yang tercakup dalam tugas akhir ini yaitu merancang radiator dan memilih komponen-komponen sistem pendingin lainnya.
Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat sistem pendingin yang mampu bekerja dengan baik sesuai fungsinya. Dalam pengerjaan tugas akhir ini, subyek heat transfer dan temlodinamika menjadi bagian penting dan utama. Tugas akhir ini dikeijakan dengan bimbingan Assoc-Lecturer DR Wim Dekkers dan Senior Lecturer DR Vladis Kosse. Dikarenakan merupakan bagian dari proyek sebuah tim, hal ini juga tidak lepas dari hasil diskusi dengan ketua tim dan anggota tim lainnya.
......This project is an “Engine Cooling System Design for FSAE Car 2005” as QUT Motorsport participation in Formula SAE Australasia competition in 2005. The project was done with several main issues in addressing and designing a cooling system and a compact heat exchanger named radiator. To accomplish the design, proper selection of other cooling system components was done.
The aim of this project was to build and design a functionally successful engine cooling system to control engine temperature. Heat transfer and thermodynamics topics play an important role in this project as heat transfer study is the main subject. The work of thies project was undertaken by writer under supervision Assoc. Lecturer DR Wim Dekke it was also done in compromising with team leader and other team members.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38082
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Heru
Abstrak :
Indonesia merupakan salah satu negara dengan potensi kelautan terbesar didunia. Hal ini karena luas lautan Indonesia mencapai 75 % dari luas keseluruhan wilayah Indonesia. Walaupun memiliki potensi yang besar, tetapi pemanfaatan terhadap sumber kelautan ini belum optimal. Salah satu kendalanya adalah kurangnya armada kapal untuk menangkap ikan. Armada kapal yang digunakan oleh sebagian besar nelayan saat ini merupakan kapal yang memiliki keterbatasan dalam hal jarak tempuh, kapasitas muat ikan dan peralatan untuk menangkap ikan. Kondisi ini diperparah dengan cepatnya umur pemakaian mesin pada kapal nelayan tersebut. Sebagian besar mesin yang digunakan pada kapal nelayan ini, merupakan mesin yang bukan diperuntukan digunakan dilaut (marine use). Penggunaan mesin ini (nonmarine use) dilakukan para nelayan karena harganya yang lebih murah jika dibandingkan dengan harga mesin untuk digunakan dilaut (marine use). Meskipun demikian, mesin jenis ini (non-marine use) belum tentu sesuai jika diaplikasikan pada kapal nelayan. Hal ini dapat dilihat dari cepatnya umur pemakaian mesin ini. Salah satu penyebabnya adalah kurang cocoknya cooling system pada mesin tersebut. Kendala ini dapat diatasi dengan merancang cooling system yang lebih sesuai. Aspek desain yang digunakan untuk merancang cooling system ini adalah terpenuhinya kebutuhan heat transfer requirement dan dimensi cooling system yang compact. Desain cooling system yang dihasilkan, diharapkan sesuai untuk digunakan pada non-marine use engine sehingga dapat menambah umur pemakaian mesin itu sendiri.
Indonesia is one of the countries with the highest sea potential in the world. This is due to the sea area that covers Indonesian territory up to 75%. Even though with this large potential on the sea, but the use of this resource has not yet come to optimal stage. One of the main obstacles is the lack of the ship armada to catch fish. The ships armadas that have been used by most fishermen today are ships that have limitation on sailing distance, load capacity and equipment to catch fishes. This condition becomes more severe with the sort period of the engine usage. Most of the engine that is use on the fishermen ship is not meant to operate on the sea (marine use). The used of this engine by the fishermen due to the lower price compared with the price of marine-use engine, even though this non-marine use engine can not be 100% compatible to apply on the fishermen ship. This condition can be identified by the short period of the engine usage. One of the causes the engine to break down is because the cooling system can not work properly. This problem could be overcome by designing cooling system that more suitable to applied on the non-marine use engine. The design aspects that will be used to design this cooling system are the heat transfer requirements are achieve and the compactness of the cooling system dimension. The cooling system design that will be produce hopefully will suitable to work on the nonmarine use engine and finally it can make the engine usage period longer.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S38074
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library