Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jamiat Deba
Abstrak :
Remote Operations Controller {ROC) merupakan suatu jenis PLC yang diproduksi oleh FISHER. Kini ROC masih banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang kimia atau minyak dan gas bumi. ROC merupakan suatu kontroler yang berfungsi untuk mengendatikan suatu proses sistem. Namun demikian, ROC tidak memiliki tarnpilan gambar sistem kendali dengan baik. Oleh karena itu ROC rnembutuhkan software lain yang memiliki fasilitas tampi!an visual yang baik. ROC yang digunakan pada uji coba ini memiliki 3 Modul Analog Jnput, 2 Modul Diskrit Input, 2 Diskrit Output dan 2 Aux:ilary power (sejenis Dikrit Output) dengan menggunakan kabel serial RS 232 sebagai media transfer data. Sebuah generator pengatur tegangan 0 sampai 6 Vdc diper1ukan sebagai simulasi pengganti sensor suhu, aliran dan level vesel. Wonderware merupakan suatu program a.plikasi desain untuk membuat tampilan gambar sistem kendali secara visual. ROC dapat dihubungkan dengan Wonderware melalui Protokol Modbus, dimana pengiriman data dari ROC disesuaikan type data dan struktur datanya supaya dapat terbubung. Wondenvare sering digunakan Distributed Control System (DCS) agar dapat membentuk tampilan gambar yang menarik, sehingga mudah dimengerti operator. Berdasarkan Protokol Modbus, uji coba komunikasi data dapal menghubungkan ROC dengan Wonderware sehingga membentuk suatu proses sistem kendati pencampur bahan kimia sesuai temperatur yang stabil, Pengontrolan suhu dilakukan dengan kontroler P!D sehigga bahan kimia tersebut tetap terjaga kualitasnya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widian Baron Sudharta
Abstrak :
Kemacetan menjadi masalah umum yang sering terjadi di kota besar di dunia. Apabila ditelaah lebih lanjut kita sering menemukan bahwa titik lokasi kemacetan banyak timbul pada persimpangan akibat tidak optimalnya durasi siklus sinyalnya sehingga membuat lampu lalu lintas tersebut tidak efisien. Sistem Pengendalian Lalu Lintas Otomatis ini dikembangkan dengan memanfaatkan Distance Matrix API dari Google Maps Platform sebagai masukan data untuk perhitungan durasi siklusnya. Distance Matrix API adalah layanan yang dapat digunakan untuk menghitung waktu tempuh antara satu lokasi dengan lokasi yang lainnya berdasarkan data historis maupun real-time. Sistem Pengendalian Lalu Lintas Otomatis dibuat menggunakan bahasa pemrograman Java dan algoritmanya diuji pada simulasi yang dibuat pada aplikasi perangkat lunak ProModel. Berdasarkan hasil pengujian, sistem dapat meningkatkan troughput dari sebuah persimpangan sebesar 4-5 dan dapat mengurangi total waktu tempuh yang dibutuhkan sebesar 1-7 jika dibandingkan dengan sistem lampu lalu lintas fixed timing.
Traffic congestion is a common transportation problem that occurs in big cities around the world. If we look further, we often found congestion is centered in an intersection caused by poor cycle time of traffic signal leading inefficiency of the traffic light. This Adaptive Traffic Control Systems used Distance Matrix API from Google Maps Platform as data input to calculate a more efficient cycle time. Distance Matrix API is a service that provides travel time between points based on historical and real time data. This system is built with the programming language Java and the algorithm is simulated within modelling software ProModel. Based on test result, the proposed system is able to increase the throughput of an intersection by 4 5 and can decrease total travel time by 1 7 compared to fixed timing traffic light system.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filipus Alvin
Abstrak :
In this study, the topic is discussing the PLC implementation to traffic light systems. The traffic light system is using Siemens PLC (Programmable Logic Controller) S7-200 as the main controller that reads data in timer, any other data, and specify while controlling the output duration and turn for each of its lights. The system was purposely aimed to execute several commands automatically in an endless loop and to successfully manage to control the traffic without any accident occurs with adaptive or Intelligent method. In addition, this thesis is providing complete detail about the traffic light system in Siemens PLC S7- 200. The systems will be designed in PLC simulation software called V4.0 STEP7 Micro Win SP3 and using S7-200 Simulation Software that simulates all Siemens S7-200 PLS programmes in ladder diagram. V4.0 STEP7 Micro Win SP3 PLC simulation software is can only be used for system simulation that using Siemens PLC with type S7-200 as its controller device. The systems consist of 2 different structures, T-Junction Structure and Four-way Intersection Structure. The program will contain ladder diagrams, switch, and several timers in it. Ladder diagram program can be run virtually in S7-200 Simulator in PC, without using any real Siemens PLC. In PC-SIMU Simulation software, the system will be simulated using animation simulation that adequately represents a condition in real life and they have a list of options to select a different kind of simulation.
Dalam studi ini, topiknya adalah membahas implementasi PLC untuk sistem lampu lalu lintas. Sistem lampu lalu lintas menggunakan PLC Siemens (Programmable Logic Controller) S7-200 sebagai pengontrol utama yang membaca data dalam penghitung waktu, data lainnya, dan menentukan sembari mengontrol durasi output dan beralih ke setiap lampu. Sistem ini bertujuan untuk mengeksekusi beberapa perintah secara otomatis dalam loop tanpa akhir dan berhasil mengatur lalu lintas tanpa terjadi kecelakaan dengan metode adaptif atau cerdas. Selain itu, studi ini memberikan detail lengkap tentang sistem lampu lalu lintas di Siemens PLC S7-200. Sistem akan dirancang dalam perangkat lunak simulasi PLC yang disebut V4.0 STEP7 Micro Win SP3 dan menggunakan Perangkat Lunak Simulasi S7-200 yang mensimulasikan semua program Siemens S7-200 PLS dalam diagram tangga. Perangkat lunak simulasi V4.0 STEP7 Micro Win SP3 PLC hanya dapat digunakan untuk simulasi sistem yang menggunakan Siemens PLC dengan tipe S7-200 sebagai perangkat pengontrolnya. Sistem terdiri dari 2 struktur yang berbeda, Struktur T-Junction dan Struktur Persimpangan empat arah. Program ini akan berisi diagram tangga, saklar, dan beberapa timer di dalamnya. Program diagram tangga dapat dijalankan secara virtual di S7-200 Simulator di PC, tanpa menggunakan Siemens PLC yang sebenarnya. Dalam perangkat lunak Simulasi PC-SIMU, sistem akan disimulasikan menggunakan simulasi animasi yang cukup mewakili kondisi dalam kehidupan nyata dan mereka memiliki daftar opsi untuk memilih jenis simulasi yang berbeda.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Doni Estu Anggoro
Abstrak :
Pertumbuhan sepeda motor belakangan ini telah membawa fenomena yang menarik terhadap lalulintas di Indonesia. Kondisi sepeda motor yang umumnya memiliki ukuran kecil, memiliki fleksibilitas dalam bermanufer, mampu dan lincah dalam menerobos kemacetan, kemudahan untuk parkir, dan harganya yang terjangkau menjadi faktor pendorong untuk memiliki jenis kendaraan ini.. Pertumbuhan sepeda motor tentu berpegaruh terhadap sistem jaringan jalan. Sistem jaringan jalan terdiri dari 2 (dua) komponen utama yaitu ruas (link) dan persimpangan (node). Salah satu perangkat lunak yang dapat digunakan dalam analisa lalu lintas campuran, ditandai oleh beragam kendaraan, komposisi berubah, kurangnya disiplin jalur, dll. dapat dimodelkan dengan simulasi mikro adalah aplikasi PTV Vissim 11. Model Vissim itu sendiri pada dasarnya merupakan given atau terdapat pengaturan yang telah di atur oleh penciptanya dengan karakteristik negara asalnya, yakni negara Jerman sehingga perlu di kalibrasi karena karakteristik driving behavior Jerman dan Indonesia yang jauh berbeda.  Parameter Car Following Model dengan tipe Wiedemann 74 yaitu average standstill distance, additive part of safety distance dan multiplicative part of safety distance merupakan parameter yang penting dalam Vissim. Selain itu melihat karakteristik perilaku mengemudi di simpang bersinyal dimana kendaraan terutama sepeda motor yang perlahan bergerak di antara kendaraan yang lain untuk dapat lokasi antraian di depan dekat dengan garis berhenti sehingga perlu adanya perubahan parameter kalibrasi pada Lateral Parameter yaitu Nilai: Collision Time = 0.5 seconds, Minimum Longitudinal Speed = 0 m/s untuk sepeda motor. Dengan variasi parameter baru, aktivitas lateral kendaraan pada kecepatan rendah dapat ditingkatkan secara eksplisit.
Motorcycle growth has brought an interesting phenomenon to traffic in Indonesia. The condition of motorbikes that generally have a small size, have flexibility in maneuvering, are capable and agile in breaking through traffic jams, ease of parking, and affordable prices are the driving factors for this type of vehicle.. The growth of motorbikes certainly affects the road network system. The road network system consists of 2 (two) main components, namely links and intersections. One software that can be used in mixed traffic analysis, is characterized by various vehicles, changing compositions, lack of line discipline, etc. can be modeled with micro simulations is the PTV Vissim application 11. The Vissim model itself is basically given or there are arrangements that have been set by the creator with the characteristics of the country of origin German so it needs to be calibrated because of the driving behavior of Germany and Indonesia different. Parameter Car Following Model with type Wiedemann 74 is the average stand distance, additive part of safety distance and multiplicative part of safety distance are important parameters in Vissim. Besides looking at the characteristics of driving behavior in signalized intersections where vehicles, especially motorcycles, slowly move between other vehicles to get the location of the front in front of the stop line so that there needs to be a change in calibration parameters on the Lateral Parameters, namely: Collision Time = 0.5 seconds, Speed = 0 m/s for motorcycle. With variations in new parameters, lateral activity of vehicles at low speeds can be increased explicitly.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53381
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library