Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Aries Kurniawan
Abstrak :
ABSTRAK
Risiko menjadi salah satu hal tak terduga yang dapat terjadi dan menyebabkan target proyek tidak tercapai sesuai rencana. Risiko adalah situasi di mana ada ketidakpastian dan tingkat ketidakpastian itu dapat diukur secara kuantitatif dan dapat menyebabkan kerugian. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko dominan (tinggi) dalam proses pengendalian mutu, terutama dalam proyek konstruksi, yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya indikator-indikator output (hasil) dari Proses Manajemen Mutu Proyek sesuai dengan Project Management Body Of Knowledge (PMBOK) edisi ke-6 2017 dan langkah-langkah yang harus diambil untuk meningkatkan Sistem Manajemen Mutu yang ada terhadap risiko dominan (tinggi). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah tinjauan literatur dan analisis arsip, validasi ahli, survei pilot dan kuisioner responden. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada 3 risiko dominan (tinggi) yang mempengaruhi tahap implementasi pengendalian kualitas, yaitu kesalahan review dokumen kontrak, beragam interpretasi isi dokumen kontrak terkait peralatan dan spesifikasi bahan serta isi dokumen kontrak (tambahan). Langkah-langkah yang diambil untuk meningkatkan pengendalian mutu terkait dengan risiko dominan (tinggi) yang ditemukan yaitu dengan mengembangkan prosedur yang terkait dengan kompetensi karyawan khususnya tim proyek dan memperbarui prosedur yang ada terkait dengan Administrasi Kontrak.
ABSTRACT
Risk becomes one of the unexpected things that can happen and causes the project target not to be achieved according to the plan. Risk is a situation where there is uncertainty and the level of uncertainty can be measured quantitatively and can cause loss. This study aims to identify dominant (high) risk in the quality control process, especially in construction projects, which can result in not achieving the output indicators of the Project Quality Management Process according to the Project Management Body of Knowledge (PMBOK) 6th edition 2017 and steps to be taken to improve the existing Quality Management System against dominant (high) risk. The method used in this study are literature review and archive analysis, expert validation, pilot survey and respondent questionnaire. The results of this study found that there were 3 dominant (high) risks that affected the implementation stage of quality control, namely the error of contract document review, multiple interpretations of contractual material (equipment and material specifications) and the contents of contract documents (addendum). Steps taken to improve quality control related to the dominant risks found include developing procedures related to employee competencies in particular the project team and updating existing procedures related to Contract Administration.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katharina Indah Sushmita
Abstrak :
Kegagalan konstruksi masih menjadi isu utama dalam dunia konstruksi terutama di Indonesia. Ini dibuktikan dengan banyaknya kegagalan konstruksi pada proyek skala besar. Padahal pemerintah Indonesia mewajibkan semua kontraktor Kelas Besar untuk memiliki sertifikasi ISO 9001. Hal ini dianggap Indonesia belum melaksanakan dengan baik Implementasi Sistem Manajemen Mutu (QMS) oleh kontraktor Kelas Besar. Studi sebelumnya telah menyatakan bahwa implementasi SMM dalam suatu organisasi harus memperhatikan budaya-budaya yang ada didalam organisasi. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan gambaran pengembangan budaya mutu dalam mejalankan sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001 yang berbasis budaya organisasi dan budaya nasional yang saling mempengaruhi pada perusahaan kontraktor khususnya di Indonesia. Analisis penelitian ini dengan mengolah 151 data responden menggunakan SPSS dan SmartPLS. Dari hasil analisis didapatkan bahwa Budaya Nasional, Sistem Manajemen Mutu dan Budaya Organisasi mempengaruhi pengembangan Budaya Mutu. Adapun indikator signifikan dominan dari variabel Budaya Nasional terhadap pengembangan Budaya Mutu yaitu indivualisme / kolektivisme dan power distance. Sedangkan indikator signifikan dominan dari variabel Sistem Manajemen Mutu terhadap pengembangan Budaya Mutu yaitu konteks organisasi dan operasional. Dan indikator signifikan dominan dari variabel Budaya Organisasi terhadap pengembangan Budaya Mutu yaitu Usaha Pencapaian Kinerja dan Kepemimpinan. Untuk mengembangan Budaya Mutu dipengaruhi oleh Budaya Nasional, Sistem Manajemen Mutu dan Budaya Organisasi. Penelitian ini bisa menjadi bahan ataupun masukan dalam mengembangkan Budaya Mutu untuk mengurangi tingkat kegagalan konstruksi pada perusahaan jasa pelaksana konstruksi BUMN di Indonesia pada masa mendatang. ......Construction failure is still a major issue in the construction world, especially in Indonesia. This is evidenced by the number of construction failures on large-scale projects. In fact, the Indonesian government requires all large-scale contractors to have ISO 9001 certification. Previous studies have stated that the implementation of QMS in an organization must pay attention to the cultures that exist within the organization. The purpose of this study is to provide an overview of the development of a quality culture in implementing a quality management system based on ISO 9001 based on organizational culture and national culture that influence each other in contracting companies, especially in Indonesia. The analysis of this research by processing 151 respondents' data using SPSS and SmartPLS. From the results of the analysis, it was found that the National Culture, Quality Management System and Organizational Culture affect the development of Quality Culture. The dominant significant indicators of the National Culture variable on the development of Quality Culture are individualism/collectivism and power distance. While the dominant significant indicator of the Quality Management System variable on the development of Quality Culture is the organizational and operational context. And the dominant significant indicator of the Organizational Culture variable on the development of Quality Culture is Efforts to Achieve Performance and Leadership. To develop a Quality Culture influenced by the National Culture, Quality Management System and Organizational Culture. This research can be used as material or input in developing a Quality Culture to reduce the rate of construction failure in BUMN construction service companies in Indonesia in the future.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cika Sonia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis dan perancangan kebijakan dan prosedur Sistem Pengendalian Mutu KAP X, suatu KAP kecil yang berbadan perseorangan berdasarkan kriteria International Standard on Quality Control 1 (ISQC1) yang melalui Standar Pengendalian Mutu 1 (SPM 1) telah diadopsi dan diterapkan di Indonesia. Namun, karena KAP X belum memiliki kebijakan dan prosedur yang jelas, penerapan Sistem Pngendalian Mutu. Selain SPM 1, perancangan kebijakan dan prosedur pada penelitian ini juga menggunakan Standar Audit 220 prihal audit atas laporan keuangan. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan metode kualitatif. Data penelitian diperoleh melalui metode wawancara, dokumentasi, dan penelaahan. Dokumentasi perikatan merupakan bukti bukti tertulis yang digunakan oleh KAP X dalam melaksanakan pekerjaan perikatan mulai dari tahap pendahuluan, pelaksanaan, hingga penyelesaian. Selain checklist dokumentasi perikatan, penelitian ini juga menyajikan alur prosedur audit KAP X dan menggunakannya sebagai dasar analisis sistem pengendalian mutu KAP X. Hasil penelitian memberikan penilaian terhadap kesesuaian penerapan sistem pengendalian mutu, pengembangan profesi, serta hasil dari reviu system pengendalian mutu yang belum berjalan sesuai SPM 1. Solusi yang dihasilkan melalui rancangan ini adalah menyediakan informasi kebijakan dan prosedur pengendalian mutu. ......This study discusses the analysis and design of policies and procedures for Quality Control Systems of KAP X, a small Public Accounting Firm which is a sole proprietor, based on the criteria of International Standard on Quality Control 1 (ISQC1) through Standar Pengendalian Mutu 1 (SPM 1) are used and applied in Indonesia . However, KAP X does not have clear policies and procedures to provide reasonable assurance in regards with audit quality. In addition to SPM 1, the design of the research policies and procedures also uses Audit Standards 220 concerning audit of financial statements. This research studies uses qualitative methods. Research data is obtained by direct interview, documentation, and observation. Documentation of the engagement is evidence of approval used by KAP X in the implementation of the engagement work from the introduction, implementation, to completion. In addition to the engagement documentation checklist, this study also presents KAP X audit procedure and also as a basis for the analysis of KAP X quality control systems according to SPM 1. Solutions made through this design provide information and quality control procedures.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Dita Reminda
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis manajemen biaya kualitas di PT T. Akar permasalahan dari penelitian ini adalah terdapat banyak biaya yang harus dikeluarkan dikarenakan kualitas produk yang buruk, sehingga dapat memengaruhi semua aspek di dalam perusahaan. Penelitian ini akan menjelaskan mengenai bagaimana cara mengidentifikasi biaya kualitas yang benar, bagaimana cara menghitung komposisi biaya kualitas, tren profit selama penerapan manajemen biaya kualitas, dan bagaimana cara membuat strategi manajemen biaya kualitas yang tepat untuk beberapa tahun kedepan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan strategi studi kasus. Penelitian ini menggunakan wawancara dan dokumentasi sebagai instrument penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen biaya kualitas PT T tidak sebaik yang diharapkan. Meskipun biaya kualitas PT T mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir, namun biaya penilaian memiliki komposisi yang lebih besar dibandingkan biaya pencegahan. PT juga tidak mengidentifikasikan dan mengelompokkan biaya kualitas dan tren profit selama penerapan manajemen biaya kualitas juga kurang tepat. PT T juga ingin mengurangi biaya kegagalan internal untuk beberapa tahun ke depan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk PT T dalam mengevaluasi manajemen biaya kualitasnya. Kata kunci : biaya kualitas, kualitas, manajemen biaya kualitas, profit, strategi manajemen. ......The purpose for this research is to analyze quality cost management in PT T. Root of problem in this research is there are lots of costs incurred due to poor quality product which will affect on all aspects in organization. This research will explain how to identify the quality costs in the correct way, how to calculate the composition of quality cost, profit trend during implementation of quality cost management, and how to make a good quality cost management strategy for the next few years. This is a qualitative research with case study strategy. This research is using interview and documentation as its research instruments. Result of this research is quality cost management on PT T is not as good as expected. Although the quality costs in PT T has been decreased in the last 5 years, yet the appraisal cost has bigger composition compare to prevention cost. PT T also did not identify and categorize quality costs and the profit trend during quality cost management is not good either. PT T also want to reduce their internal failure cost for next few years. The results of this research are expected to provide benefit for PT T in order to evaluating quality cost management.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febryani Debora Hertiana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perhitungan unit cost dan penentuan tarif pada layanan Klinik X dengan pendekatan traditional costing. Klinik X merupakan salah satu klinik milik perusahaan swasta, PT MPI yang memiliki tren merugi selama lima tahun terakhir. Klinik ini dipilih sebagai sampel karena belum memiliki sistem biaya yang baik. Belum adanya sistem biaya yang baik membuat informasi biaya menjadi tidak akurat dalam perhitungan unit cost sebagai dasar penetapan tarif. Penelitian ini adalah studi kasus di layanan dokter umum dan kebidanan Klinik X. Hasil penelitian menunjukan bahwa unit cost berdasarkan traditional costing pada layanan dokter umum lebih rendah dibandingkan tarif klinik saat ini dan unit cost berdasarkan traditional costing pada layanan kebidanan lebih tinggi dibandingkan tarif klinik saat ini. Dengan penerapan traditional costing, tarif layanan dokter umum dan kebidanan lebih kompetitif dan mencerminkan informasi unit cost yang digunakan dalam penentuan tarif secara lebih akurat dibandingkan dengan kondisi saat ini. ......This study aims to analyze the unit cost calculation and tariff determination at Clinic X based on traditional costing. Clinic X is one of the clinics owned by a private company, PT MPI, which has suffered losses during the last five years. This clinic was chosen as the sample because this clinic does not have costing accounting system. The absence of costing accounting system makes cost information inaccurate in calculating unit costs as the basis for determining tariffs. This research is a case study at Clinic X's general practitioner and midwifery service. The results show that the unit cost based on the traditional costing of general practitioner services is lower than the current clinic tariff and the unit cost based on the traditional costing of midwifery services is higher than the current clinic tariff. With the implementation of traditional costing, general practitioner and midwifery service’s tariff are more competitive and reflect the unit cost information used in tariff determination more accurately than current conditions.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johannes, Rene
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ninuk Sotyawati
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Sidin
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aurelia Eirene Adryana
Abstrak :
Setiap negara memiliki tanggung jawab untuk membangun dan menyediakan layanan lalu lintas udara sebagaimana tertera dalam Pasal 28 Konvensi Chicago. Namun, Annex 11 Konvensi Chicago menyebutkan bahwa negara dapat mendelegasikan tanggung jawab tersebut kepada negara atau lembaga lain tanpa membahayakan kedaulatannya. Pendelegasian tanggung jawab tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang disetujui oleh kedua belah pihak. Tetapi, pendelegasian tanggung jawab seringkali masih menyentuh kedaulatan sebuah negara. Maka dari itu, perlu dibedakan antara urusan operasional dan kedaulatan dalam pendelegasian layanan lalu lintas udara. Penulis menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan menganalisis hukum udara internasional dan perjanjian bilateral mengenai pendelegasian layanan lalu lintas udara. Dalam praktiknya, sifat dari pasal-pasal yang tertera pada perjanjian tersebut menentukan seberapa jauh tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh kedua belah pihak. Berdasarkan kesimpulan di atas, sebaiknya ketentuan dalam perjanjian bilateral mengenai tanggung jawab kedua belah pihak harus dibuat secara lengkap dan jelas untuk menghindari benturan antara urusan operasional dan kedaulatan. ......Each state is responsible for establishing and providing air traffic services as stated in Article 28 of the Chicago Convention. However, Annex 11 to the Chicago Convention stated that states could delegate these responsibilities to other states or institutions without jeopardizing their sovereignty. The delegation of responsibility is carried out based on a mutual agreement agreed by both parties. The delegation of responsibility often still touches the sovereignty of a state. Therefore, it is necessary to distinguish between operational matters and sovereignty in the delegation of air traffic services. The author uses a normative legal research method by analyzing international air law and bilateral agreements regarding the delegation of air traffic services. In practice, the nature of the articles contained in the agreement determines the extent of the responsibilities that both parties must fulfill. Based on the conclusions above, it is better if the provisions in bilateral agreements regarding the responsibilities of both parties must be made completely and clearly to avoid conflicts between operational matters and sovereignty.

 

Keywords: Delegate, responsibilities, operational, sovereignty, bilateral agreement, air traffic services.

Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>