Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lisdarwati
Abstrak :
Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1992 tentang perrkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera, oleh karena itu pemakaian alat/cara kontrasepsi menjadi bagian penting untuk mencapai tujuan sesuai Undang-Undang tersebut. Dari hasil SDKI 1997 terlihat bahwa 57% wanita kawin di Indonesia saat ini memakai alat/cara kontrasepsi, dan sebagian besar memakai alat/cara kontrasepsi modern. Hasil SDKI 1997 selanjutnya menyebutkan bahwa di Propinsi Sumatera Selatan dari 51% wanita kawin yang menggunakan alat/cara kontrasepsi, 3% diantaranya menggunakan alat/cara kontrasepsi tradisional, disamping itu terjadi penurunan pemakaian IUD dibandingkan pada tahun 1994. Dari data diatas terlihat bahwa pemakaian alat/cara kontrasepsi di Propinsi Sumatera Selatan lebih rendah dibandingkan angka nasional. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pemakaian alat/cara kontrasepsi dan faktor-faktor yang berhubungan di Propinsi Sumatera Selatan tahun 1997. Rancangan penelitian adalah crossextional dengan memanfaatkan data sekunder SDKI 1997 untuk Propinsi Sumatera Selatan. Sampel berjumlah 801 responden yang diambil sesuai metode dalam SDKI yang multistage random sampling. Pengolahan dan analisis data (univariat, bivariat dan multivariat) dengan bantuan program komputer. Hasil penelitian menunjukkan 63,2% responden saat dilakukan survey sudah menggunakan alat/cara kontrasepsi, dengan pemakaian terbanyak adalah Suntikan (31,2%), Pil KB (29,1%), Inplant/Susuk KB (17,8%), dan IUD/Spiral (12,3%), sebagian besar responden (25,4%) yang tidak menggunakan alat/cara kontrasepsi mempunyai alasan karena ingin punya anak lagi. Hasil penelitian juga menunjukkan ternyata tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat ekonomi dengan pemakaian alat/cara kontrasepsi. faktor-faktor lain yang berhubungan dengan pemakaian alat/cara kontrasepsi yaitu : umur responden, tingkat pendidikan, jumlah anak yang dimiliki, jumlah perkawinan, kontak media, dan tingkat pengetahuan. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang mempunyai hubungan paling erat dengan pemakaian alat/cara kontrasepsi di Propinsi sumatera Selatan tahun 1997 adalah jumlah perkawinan. Oleh karena itu penulis menyarankan untuk penanggung jawab program KB di Propinsi Sumatera Selatan untuk mengadakan pelatihan PL KB atau PPL KB agar mereka juga mampu tidak hanya sebagai penyuluh program KB, tetapi juga dapat berperan sebagai penasehat masalah-masalah yang dihadapi dalam keluarga. Sehingga kasus-kasus perceraian akibat ketidakcocokan dalam keluarga dapat dicegah. Disamping itu meningkatkan promosi KB tentang manfaat alat/cara kontrasepsi, kaitan jumlah anak dengan kesehatan dan perkembangan mental anak, perceraian ditinjau dari sudut agama dan usia yang baik untuk menikah melalui media elektronik (radio dan TV). Daftar Pustaka: 29 (1957-2000)
Correlation within Some Factors and Contraceptive Method Used in South Sumatera Province year 1997 (Analysis Data of SDKI 1997)Base on Population Regulation no.10 year 1992, the Family Planing program is one efforts to increase awareness and community action trough increase age of the first marriage, setting the fertility, and increase the social welfare of the family, so the contraceptive method used is the important one. SDKI study on 1997 shown that 57% women marriage used one of the method of the contraceptive, in South Sumatera Province are 51% and 3% of them used traditional contraceptive. Information above shown that the number of the current user in South Sumatera less than national, base on this situation I interested to do this study. The aims of this study are to know overview of the contraceptive method used in South Sumatera and correlation within sorne factors and contraceptive method used. Design of this study is crossectional using the secondary data of the SDKI study in South Sumatera Province year 1997. Number of samples are 801 household and taken by multistage sampling method, and analysis of the data done by computer. The result of the study shown that 63,2% respondents were used one of the contraceptive method, most of them (31,2%) use injection method, oral method/Pill (29,1%), Implant (17,8%), and IUD (12,3%). Respondents whom didn't use the contraceptive method have the reason that they still want a child (25,4%). The study also shown that no correlation within the economic level and contraceptive method used. The factors had correlation within contraceptive used were respondent's age, educational level, number of child they have, number of marriage, media contact, and the knowledge level of the contraceptive method. The conclusion of this study shown that the strong correlation within the contraceptive method is the number of marriage. Base on this result I suggested to the Family Planing Board of South Sumatera to plan the training for the operational provider of the Family Planing (PL-KB), so they can also as the family problem adviser beside as a Family Planing educator. The others one is to increase the Family Planing campaign in Radio and Television. References: 29 (1957-2000).
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T 4026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryati
Abstrak :
Data mengenai pelayanan kontrasepsi, khususnya tentang pelaksanaan konseling kontrasepsi oleh PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa) di Kota Padang masih belum mencerminkan informasi yang lengkap dan berkualitas, walaupun data rutin dari laporan-laporan atau studi-studi tentang pelaksanaan konseling kontrasepsi sudah cukup banyak. Oleh sebab itu dirasa penting untuk mengadakan penelitian tentang pelaksanaan konseling kontrasepsi oleh PPKBD di Kota Padang. Penelitian telah selesai dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2002 di Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sumatera Barat. Adapun jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode observasi, wawancara mendalam, kuasioner, dan dokumentasi. Sebagai informan dalam penelitian ini adalah 6 PPKBD, 1 PPLKB dan 36 Ibu PUS yang berada di Kecamatan Nanggalo, Kota Padang, Sumatera Barat. Untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan konseling kontrasepsi oleh PPKBD digunakan metode observasi langsung oleh penulis terhadap PPKBD. Sementara itu dilakukan juga wawancara mendalam dengan ke 6 PPKBD dan l PPLKB guna mengetahui tentang karakteristik masing-masing PPKBD. Pengisian kuesioner juga dilakukan oleh 6 PPKBD dan 36 Ibu PUS. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada 5 dari 6 PPKBD yang telah mengikuti pelatihan khusus tentang KK pada tahun 1999 yang dilaksanakan oleh BKKBN Tk.II Padang. Mereka ini juga mengikuti pelatihan pada waktu Rakor Kecamatan selama 1 hari (3-4 jam) setiap 3 bulan. Selama diadakan Rakor, PPLKB juga melakukan kembali pelatihan KK guna mengingatkan kembali kepada PPKBD tentang tekhnik KK SATU TUJU tetapi di dalam kenyataannya di lapangan, pelaksanaan KK itu masih kurang memuaskan. Selama pelaksanaan KK SATU TUJU di Posyandu, peneliti menemukan hanya 2 dari 6 PPKBD yang hampir betul melakukan semua langkah-langkah KK SATU TUJU dengan benar, sesuai dengan langkah-langkah KK SATU TUJU yang sudah ditetapkan oleh BKKBN. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, disarankan kepada BKKBN Tk.II Padang untuk 1. melakukan supervisi, evaluasi, koreksi, dan mengingatkan kembali PPKBD, tentang prosedur pelaksanaan KK SATU TUJU 2. melakukan evaluasi terhadap kurikulum pelatihan (baik terhadap materi pelajaran maupun terhadap pelatihnya), dan diharapkan dapat ditambah dengan beberapa teori komunikasi dan psikologi wanita dewasa, khususnya psikologi ibu hamil, dan psikologi ibu nifas. 3. melatih PPKBD agar bisa aktif dan kreatif dalam melaksanakan konseling kontrasepsi SATU TUJU dimana saja, tetapi harus selalu di dalam situasi baik, dan mengikuti prosedur yang benar.
Implementing Contraceptive Counseling by Village Family Planning Assistant (PPKBD) At Nanggalo Sub-district, in the City of Padang, West Sumatera, 2002Data collected to add the existing information on the quality of contraceptive services, especially on the implementation of contraceptive counseling by (PPKBD) Village Family Planning Assistant in the City of Padang. Despite the fact that there have been a lot of data generated from routine reports or studies on the implementation of contraceptive counseling there is no good data. Therefore, it is important to conduct a research on the implementation of contraceptive counseling by PPKBD in the City of Padang. This evaluation research was completed in July, 2002 at Nanggalo Sub-district. in the City of Padang, West Sumatera. The design of the study was qualitative study using observation, in-depth interview, short questionnaire, and documentation. The sources of information for this research were 6 PPKBD, l PPLKB (Family Planning Field Supervisor) and 36 WUS Women of Reproductive Age (WRA) at Nanggalo Sub-district, the City of Padang, West Sumatera. The method of direct observation was used to collect information on the implementation of contraceptive counseling by PPKBD. Meanwhile, in-depth interviews with 6 PPKBD and 1 PPLKB were used to collect information on the characteristics of the informant. The questionnaires were filled in by 6 PPKBD and 36 WRA. From this research, it can be concluded that 5 from 6 PPKBD have participated in the contraceptive counseling training held by the City of Padang's BKKBN in 1999. They also attended a one day (3-4 hours) Sub-district Coordinating Meeting (Rakor) held every 3 months. During the Rakor, the PPLKB also provided training to PPKBD to remind of the counseling contraceptive techniques, but the implementation of contraceptive counseling in the fields was still unsatisfactory. During the contraceptive counseling at Posyandu, the researcher was found the almost correct implemented the "GATHER" procedure for counseling SATU TUJU only 2 from 6 PPKBDs. Based on the above results the following recommendations were made to the City of Padang's BKKBN to perform the following: 1. To evaluate and correct the implementation of the existing the "GATHER" procedure. 2. To evaluate the training curriculum (e.g. subject and trainer qualification) and its supervision mechanism, add communication theories and adult woman psychology, in the Antenatal and Postnatal Psychology courses. 3. To provide training to the PPKBD to be more active and creative in implementing the "GATHER" approach regardless of the physical environment complying with the correct "GATHER" procedure.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 10783
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwika Aldila
Abstrak :
ABSTRAK
Rendahnya penggunaan MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) menjadi permasalahan pada program Keluarga Berencana (KB). MKJP memiliki tingkat efektivitas lebih tinggi, namun setiap tahun jumlah akseptor non MKJP (Suntik dan Pil) di Indonesia selalu mengalami peningkatan dibandingkan dengan MKJP (IUD dan Impant) yang cenderung menurun. Persepsi akseptor terhadap alat kontrasepsi menyebabkan ketidaksesuain akseptor memilih alat kontrasepsi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang menganalisis data sekunder ICMM 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi ragam alat kontrasepsi terhadap keputusan penggunaan MKJP dan Non MKJP. Sampel dalam penelitian ini adalah wanita usia subur (WUS) usia 15 sampai 49 tahun yang menggunakan alat kontrasepsi dengan jumlah responden 9100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi preferensi MKJP dan Non MKJP, efektivitas, pengetahuan dan durasi pernikahan terhadap keputusan penggunaan MKJP. Dalam upaya peningkatan cakupan penggunaan MKJP diperlukan strategi komunikasi yang tepat dalam pembuatan program keluarga berencana dengan memperhatikan preferensi akseptor terhadap alat kontrasepsi dan efektivitas alat KB kepada akseptor.
ABSTRACT
The low usage of Long Term Montraceptive Method (LTCM) has become a problem for the Family Planning (KB) program. LTCM has a higher effective rate than its counterpart the non LTCM. But every year the acceptor for the non LTCM contraceptive method (shots and pills) are increasing and the LTCM contraceptive method has been steadily declining. The acceptor perception on the contraceptive method have caused a fault on their contraceptive method choice. This research uses a cross sectional method design analysing a secondary data from the 2016 ICMM data. The purpose of this research is to know the perception of fertile female to the various contraceptive methods (LTCM and Non LTCM). The samples in this research are 9100 fertile women ranging from 15 to 49 years old whos been using contraceptive methods. The results show that there is a significant correlation between perception preference for the LTCM and Non LTCM. For an increase of the LTCM use coverage, it needs an effective communication strategy on the family planning program that pays attention to the acceptor's contraceptive method preference and the effectiveness of the contraceptive method for the acceptor
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Rima Rahmawati
Abstrak :
Salah satu program strategis pemerintah untuk menekan angka fertilitas adalah dengan peningkatan prevalensi penggunaan kontrasepsi modern, khususnya metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Akan tetapi, berdasarkan laporan SDKI2017, prevalensi pemakaian MKJP terus mengalami penurunan sedangkan penggunaan KB non MKJP terus mengalami peningkatan yang signifikan. Tingginya prevalensi pemakaian alat kontrasepsi jangka pendek meningkatkan dinamika pemakaian kontrasepsi, diantaranya penggantian metode kontrasepsi. Penggantian metode kontrasepsi akan mampu mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan apabila penggantian metode dari yang kurang efektif ke metode yang lebih efektif. Studi ini bertujuan mengidentifikasi penggantian metode kontrasepsi dari non MKJP ke MKJP serta mempelajari hubungan informed choice dan pengambil keputusan pemakaian kontrasepsi dengan penggantian metode kontrasepsi. Studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Unit analisis adalah episode penggunaan kontrasepsi jangka pendek dan tradisional selama 3-62 bulan sebelum survei pada dengan kelompok umur 15-49 tahun. Variabel dependennya adalah lamanya periode risiko sampai dengan terjadinya penggantian kontrasepsi ke MKJP. Variabel kontrol dalam penelitian ini meliputi metode yang digunakan sebelum berganti metode, tujuan memakai kontrasepsi, umur saat berganti metode, tingkat pendidikan, wilayah tempat tinggal, status pekerjaan, jumlah anak yang masih hidup, dan indeks kekayaan. Penelitian menggunakan data kalender SDKI 2017. Analisis menggunakan analisis survival dengan model Gompertz Proportional Hazard. Dari total 11.030 segmen penggunaan kontrasepsi non MKJP, sebanyak 601 segmen beralih menggunakan MKJP. Berdasarkan hasil analisis inferensial diperoleh bahwa informed choice dan pengambil keputusan pemakaian kontrasepsi berhubungan signifikan dengan penggantian kontrasepsi dari non MKJP ke MKJP ......One of the government's strategic programs to reduce fertility rates is to increase the use of modern contraceptives, especially long-acting and permanent methods (LAPM). However, based on the Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) report, the use of LAPM has decreased, while the use of non-LAPM has increased significantly. The high prevalence of short-term contraceptive use increases the dynamics of contraceptive use, including contraceptive switching behavior. Switching contraceptive method will reduce unwanted pregnancies if it is switched from a less effective method to a more effective method.This study aims to identify the switching contraceptive methods from non-LAPM to LAPM and to study the relationship between informed choice and decision makers for contraceptive use with switching contraception. This study used a quantitative approach with a cross sectional design. The unit of analysis is episodes of short-term and traditional contraceptive use during the 3-62 months before the survey among women in union age 15-49. The dependent variable is the duration of the risk period up to the occurrence of the contraceptive switch to LAPM. The control variables in this study include the method used before changing the method, contraceptive intention, age, level of education, place of ​​residence, working status, the number of children who are still alive, and the wealth index. The study used calendar data for the 2017 IDHS. The analysis used survival analysis with the Gompertz proportional hazards model. Out of 11,030 episodes of non-LAPM contraceptive use, 601 episodes are switching their contraception method from non LAPM to LAPM. Based on the results of inferential analysis, it was found that informed choice and decision makers for contraceptive use had a significant relationship with contraceptive switching from non-LAPM to LAPM.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robbiatul Afda`tiyah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada akseptor KB di Provinsi Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian tersebut. Penelitian ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil menunjukkan bahwa penggunaan MKJP di Provinsi Jawa Tengah sebesar 22,1%, sedangkan di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 8,9%. Faktor yang berhubungan dengan penggunaan MKJP di Provinsi Jawa Tengah adalah status pekerjaan, jumlah anak hidup, keterpaparan informasi dan pengambilan keputusan ber-KB. Faktor yang mempengaruhi penggunaan MKJP di Provinsi Sulawesi Selatan adalah umur, pengambilan keputusan ber-KB dan pengetahuan terhadap kontrasepsi. Faktor yang paling berhubungan terhadap penggunaan MKJP untuk di Provinsi Jawa Tengah adalah pengambilan keputusan ber-KB, sedangkan untuk di Provinsi Sulawesi Selatan adalah umur responden. ...... This study aims to determine the utilization of long acting and permanent contraceptive methods (LAMPs) and its associated factors among current use in Central Java and South Sulawesi Province. This study uses data Indonesia Demographic Health Survey (IDHS) 2012 with univariat, bivariat and multivariat analyzes. The results showed that utilization of LAMPs in Central Java Province was 22,1%, whereas was 8,9% in South Sulawesi Province. The use of LAMPs in Central Java Province was significantly associated with occupational status, number of children alive, exposure to family planning information and main decider to use contraception. While in South Sulawesi, the use of LAMPs was significantly associated with age, main decider to use contraception and knowledge of contraception. The dominant factors uses of LAMPs in Centra Java Province was main decider to use contraception, whereas age in South Sulawesi Province.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Maratus Sholihah A
Abstrak :
[ABSTRAK Keberdayaan perempuan merupakan sesuatu yang penting untuk akses terhadap layanan kesehatan reproduksi, termasuk keluarga berencana. Keikutsertaan perempuan dalam pengambilan keputusan dalam ekonomi, rumah tangga dan mobilitas fisik dapat menggambarkan keberdayaan perempuan. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Provinsi Nusa Tenggara Barat yakni 57,90 persen, lebih rendah dibandingkan pencapaian nasional 70,07 persen, dan diketahui kesertaan KB di Nusa Tenggara Barat sebesar 56 persen belum mencapai target MDG's. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keberdayaan perempuan dengan penggunaan kontrasepsi pada wanita usia subur di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data Pemantauan dan Evaluasi Penggunaan Kontrasepsi di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2013 dengan desain cross sectional. Sampelnya adalah wanita usia subur yang berusia 15-49 tahun yang telah menikah di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang diwawancarai Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia sebanyak 6613 responden. Analisis menggunakan metode chi-square. Hasilnya diperoleh keberdayaan perempuan dalam pengambilan keputusan rumah tangga berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi di tiga kabupaten yakni Lombok Barat, Lombok Timur, dan Sumbawa, sedangkan pengambilan keputusan untuk mobilitas fisik terdapat hubungan bermakna secara statistik dengan penggunaan kontrasepsi hanya di Kabupaten Lombok Timur.
ABSTRACT , Women’s empowerment recognized as important to their acces to reproductive health services, including family planning. Women’s joint decision making in economic, household and physical mobility represent women empowerment. Index development Gender (IDG) of Nusa Tenggara Barat is 57,90 percent, it’s lower than national accomplishment that’s 70,07 percent, and contraceptive prevalence rate of Nusa Tenggara Barat about 56 percent, it’s not reach MDG’s target. This paper aims to analyzed the relationship betwen women’s empowerment and the use of contraception in women of reproductive age in Nusa Tenggara Barat (Lombok Barat, Lombok Timur, Sumbawa) 2013. Data come from Observasional and Evaluation of contraception use in Nusa Tenggara Barat 2013 by cross sectional design. The sample are 6613 respondent who merried women of reproductive age (5-49 years) in Nusa Tenggara Barat and interviewed by The Center of Health Research University of Indonesia. Data analyzed by chi-square methode. The result found there is association betwen women empowerment in economic household making and contraceptive use in all regencies, and physical mobilitydecision making had association betwen contraceptive use in Lombok Timur.]
2015
S59405
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayasha Naila Ismunandar
Abstrak :
Latar Belakang: Pertumbuhan penduduk tinggi dapat menghambat kesejahteraan masyarakat apabila tidak dikendalikan. Melihat laju pertumbuhan penduduk Indonesia terdapat kecenderungan untuk mengalami kenaikan. Namun, penggunaan KB MKJP sebagai salah satu upaya pengendalian pertumbuhan penduduk secara luas masih rendah. Kelompok wanita yang tidak menggunakan KB MKJP pun pada akhirnya menjadi multiparitas. Metode: Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder SDKI 2017 dataset WUS dengan desain studi cross sectional. Dilakukan uji chi-square dan regresi logistik dengan interval kepercayaan 95% untuk menggambarkan kekuatan hubungan antar variabel. Hasil: Ditemukan cakupan penggunaan MKJP pada wanita multipara yang tidak ingin memiliki anak lagi di Indonesia baru mencapai 28,9% dengan hasil analisis multivariabel menemukan variabel yang berkorelasi secara statistik adalah: (a) umur 36-49 tahun [aOR: 1,36; CI: 1,20-1,55], (b) pendidikan tinggi [aOR: 2,99; CI: 1,76-5,06], (c) jumlah anak hidup >2 orang [aOR: 1,67; CI: 1,49-1,88], (d) pengambilan keputusan ber-KB bersumber dari suami/pasangan [aOR: 1,95; CI: 1,59-2,39], (e) memiliki jaminan kesehatan [aOR: 1,39; CI: 1,23-1,56], (f) pengetahuan tinggi [aOR: 1,39; CI: 1,23-1,56]. Kesimpulan: Pendidikan tinggi menjadi faktor dominan penggunaan MKJP pada wanita multipara yang tidak ingin memiliki anak lagi di Indonesia dikarenakan mereka cenderung memiliki akses yang lebih baik terhadap informasi KB MKJP. Dengan demikian, diharapkan peningkatan pendidikan dapat dilakukan melalui edukasi menyeluruh oleh petugas KB. ......Backgrounds: In the absence of regulation, rapid population expansion can negatively impact community welfare. Indonesia's population is likely to continue growing at its current rate. In despite this, LTCM is still not widely used to slow down population increase. Eventually, the women in the group who did not use LTCM became multiparous. Method: This research uses secondary data sources from the 2017 IDHS IR dataset with a cross sectional study design. To describe the strength of the association between the variables, 95% confidence intervals were used for both logistic regression and chi-square tests. Results: It was found that the coverage of LTCM use among multiparous women who didn’t want more child in Indonesia had only reached 28.9%, with the results of multivariable analysis finding variables that were statistically correlated were: (a) age 36-49 years [aOR: 1.36; CI: 1.20-1.55], (b) higher education [aOR: 2.99; CI: 1.76-5.06], (c) number of living children >2 [aOR: 1.67; CI: 1.49-1.88], (d) family planning decision making comes from husband/partner [aOR: 1.95; CI: 1.59-2.39], (e) have health insurance [aOR: 1.39; CI: 1.23-1.56], (f) high knowledge [aOR: 1.39; CI: 1.23-1.56]. Conclusion: Higher education is the dominant factor in using LTCM among multiparous women who don’t want more child in Indonesia because they tend to have better access to LTCM family planning information. Thus, it is hoped that educational improvements can be carried out through comprehensive education assisted by family planning officers.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rany Kamilla Yulianti
Abstrak :
Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu langkah untuk menurunkan angka fertilitas total. Namun, pada penggunaannya terdapat dinamika seperti putus pakai, penggantian atau peralihan metode, dan kegagalan kontrasepsi. Kejadian putus pakai kontrasepsi dapat berdampak pada peningkatkan risiko kematian ibu. Provinsi Banten dan Jambi merupakan dua provinsi dengan proporsi putus pakai kontrasepsi yang cukup berbeda. Sebagian besar putus pakai kontrasepsi terjadi pada kontrasepsi modern, seperti suntik dan pil. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui putus pakai suatu jenis alat/cara KB dan putus pakai kontrasepsi modern di Banten dan Jambi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi potong lintang serta menggunakan data sekunder Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah wanita usia subur yang telah menikah dan tinggal di provinsi Banten dan Jambi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebesar 1013 responden untuk suatu jenis alat/cara KB dan 939 untuk kontrasepsi modern di Banten dan 630 responden untuk suatu jenis alat/cara KB dan 579 untuk kontrasepsi modern di Jambi. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa putus pakai suatu jenis/alat KB memiliki proporsi sebanyak 34,3% di provinsi Banten dan 61% di provinsi Jambi. Selain itu, putus pakai kontrasepsi modern memiliki proporsi sebanyak 35% di provinsi Banten dan 63,9% di provinsi Jambi. Faktor yang berhubungan dengan putus pakai suatu jenis alat/cara kontrasepsi di provinsi Banten adalah efek samping penggunaan kontrasepsi (RO= 0,850; 95% SK: 1,029-3,331) sedangkan di provinsi Jambi adalah status ekonomi (RO= 0,289; 95% SK: 0,086-0,973), status pekerjaan (RO= 2,164; 95% SK: 1,312-3,569), tempat tinggal (RO= 3,088; 95% SK: 1,691-5,641), Jenis metode KB (RO= 0,253; 95% SK: 0,111-0,574), konseling oleh tenaga kesehatan (RO= 1,942; 95% SK: 1,132-3,331), dan jumlah anak hidup (0,753 (95% SK: 0,569-0,997)). Faktor yang berhubungan dengan kejadian putus pakai kontrasepsi modern di Banten adalah pendidikan (RO= 3,219; 95% SK: 1,044-9,929) sedangkan di provinsi Banten adalah jenis metode KB (RO= 0,179; 95% SK: 0,084-0,381) dan konseling oleh tenaga kesehatan (RO= 1,996; 95% SK: 1,101-3,620). ......The use of contraception is a crucial measure in reducing the total fertility rate. However, its usage exhibits dynamics such as discontinuation, method switching or switching, and contraceptive failure. Discontinuation of contraception can lead to an increased risk of maternal mortality. According to the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) results, there is a significant disparity in contraceptive discontinuation rates between Banten and Jambi provinces, where Banten has a low percentage (39.3%) and Jambi has a considerably higher percentage (63%). Most discontinuations occur with modern contraceptives such as injections and pills. Hence, this research aims to understand the discontinuation rates of specific contraceptive methods and modern contraceptives in Banten and Jambi. This study employs a quantitative method with a cross-sectional study design utilizing secondary data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey. The population comprises married women of reproductive age residing in Banten and Jambi provinces. The sample size consists of 1,013 respondents for a specific contraceptive method and 939 for modern contraceptives in Banten, and 630 respondents for a specific contraceptive method and 579 for modern contraceptives in Jambi. The research findings indicate that discontinuation of a specific contraceptive method stands at 34.3% in Banten and 61% in Jambi. Furthermore, discontinuation of modern contraceptives is observed at 35% in Banten and 63.9% in Jambi. Factors associated with discontinuation of a specific contraceptive method in Banten are contraceptive side effects (OR = 0.850; 95% CI: 1.029-3.331), while in Jambi, they are economic status (OR = 0.289; 95% CI: 0.086-0.973), employment status (OR = 2.164; 95% CI: 1.312-3.569), place of residence (OR = 3.088; 95% CI: 1.691-5.641), type of contraceptive method (OR = 0.253; 95% CI: 0.111-0.574), counseling by health worker (OR = 1.942; 95% CI: 1.132-3.331), and number of living children (0.753 (95% CI: 0.569-0.997)). Factors associated with discontinuation of modern contraceptives in Banten are education (OR = 3.219; 95% CI: 1.044-9.929), while in Jambi, are the type of contraceptive method (OR = 0.179; 95% CI: 0.084-0.381) and counseling by health worker (OR = 1.996; 95% CI: 1.101-3.620).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Yulia Eka Putri
Abstrak :
Salah satu cara untuk menekan angka kelahiran adalah dengan menggunakan kontrasepsi. Metode Kontrasepsi Jangka Panjang merupakan salah satu kontrasepsi yang lebih cost-efektif dan memiliki efek samping yang sedikit untuk menurunkan tingkat kelahiran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) pada wanita usia subur di Indonesia tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Sumber data penelitian berasal dari Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan MKJP adalah Pendidikan, umur, jumlah anak hidup, pengabilan keputusan ber-Kb, pengeahuan terhadap kontrasepsi, dan jumlah anak ideal. Faktor yang paling dominan dalam penggunaan MKJP adalah pendidikan tinggi (OR = 2,7; 95%CI=1,7-4,4) dan umur 35-49 tahun (OR=2,3;95%CI=1,9-2,8). ......One way to suppress the birth rate is to use contraception. The Long Term Contraceptive Method (LTCM) is one of the more cost-effective contraceptives and has few side effects to lower the birth rate. This study aims to find out the factors related to the use of long-term contraceptive methods (LTCM) in women of childbearing age in Indonesia in 2017. The research design used is cross sectional. The research data source comes from the Indonesian Health Demographics Survey in 2017. The results showed that factors related to LTCM are education, age, number of children living, decision making in family planning, knowledge of contraception, and the ideal number of children. The most dominant factors in the use of LTCM are higher education (OR = 2.7; 95%CI=1.7-4.4) and age 35-49 years (OR=2,3;95%CI=1.9-2.8).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nukman Helwi Moeloek
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>