Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asri Aldino
"Krisis ekonomi Eropa mengindikasikan adanya pengaruh terhadap bursa saham Indonesia. Pengamatan terhadap hubungan indeks saham akan memberikan gambaran akan bentuk pengaruh yang terjadi. Pengujian pertama dilakukan melalui pengamatan parameter kovarians, korelasi dan volatilitas antar kawasan. Hasil pengujian wilayah Asia menunjukkan nilai kovarians yang lebih rendah dibandingkan kawasan Eropa dan tingkat volatilitas Eropa juga teramati lebih tinggi dibandingkan kawasan Asia. Pengujian kedua dilakukan dengan menggunakan permodelan contemporaneous dan dynamic volatility spillover terhadap 7 indeks saham negara dan kawasan Eropa untuk melihat efek contagion. Hasil pengujian volatility spillover menunjukkan adanya volatility spillover di hampir seluruh pasangan indeks yang diuji. Hasil pengujian contagion menunjukkan bahwa tidak terjadi contagion dari hampir seluruh pasangan indeks pengujian kecuali untuk indeks DAX.

Eurozone crisis has spread accross regions and indicate an effect to Indonesian Stock Exchange. A study into stock index relationship would give a better understanding on how the crisis might influene the Indonesian Stock Exchange. The study of regional relationship was done through an analysis of variance, covariance and correlation paramaters. In crisis period, Asia showed lower covariance figures against Europe and volatility measures showed lower value in Asia than Europe. Study of contagion effect was done through contemporaneous and dynamic volatility spillover between seven Europen index agains Indonesian composite index. Result of the volatility spillover model showed that spillover happens in almost all pair of the samples. Contagion effect tests showed that there is no contagion between each of pair of sample with an exception on DAX Index.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T32210
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nailul Mona
"ABSTRAK
Mekanisme contagion menyebabkan perilaku menyebar dan ditiru dalam jaringan
sosial. Mekanisme contagion terjadi dalam dua cara, yaitu cohesion dan structural
equivalence. Mekanisme semacam ini juga dapat terjadi pada perilaku bullying
oleh pelajar remaja. Penelitian dilakukan pada jaringan peer group di pondok
pesantren, yang terdiri dari enam angkatan pelajar SMP dan SMA. Dengan
menggunakan pendekatan mixed method dan teknik snowball sampling serta
metode analisis jaringan, penelitian ini bertujuan mengetahui model contagion
yang lebih dominan, focal actor yang berpotensi menyebarkan bullying secara
contagious, serta pesan yang contagious. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
contagion tidak hanya terjadi secara cohesion dan structural equivalence, tapi
juga reversed structural equivalence. Dan contagion secara cohesion lebih
dominan dibanding dengan model contagion lain dalam jaringan bullying ini.

ABSTRACT
Contagion mechanism makes certain behavior spread and imitated on social
network. This mechanism occurs in two ways, by cohesion and structural
equivalence. This mechanism also can occur in the bullying behavior of teenage
student. Study conducted on peer group network in the boarding school, consist of
six generations high school student. Using mixed method approach and snowball
sampling technique with social network analysis method, research?s aims are to
know the most dominant contagion model, focal actor who potentially spread
bullying contagiously, and the contagious message. The results shows that
contagion not only occurs by cohesion and structural equivalence, but also
reversed structural equivalence. And contagion by cohesion are dominant rather
than others in this bullying network."
2016
T46288
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuning Trihadmini
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis komparasi krisis Asia dengan krisis keuangan global dalam aspek pola penularan (contagion, interdependence) dan spillover, baik secara intra dan inter asset price serta analisis respons kebijakan moneter. Pola penularan diestimasi dengan menggunakan model DCC-GARCH dari data harian, sedangkan analisis spillover dan respons kebijakan dimodelkan dengan menggunakan Global VAR (GVAR) dengan data bulanan. Periode analisis dari Januari 1995 sampai dengan Maret 2018. Hasil penelitian menunjukkan terdapat persamaan dan perbedaan pola penularan antara krisis Asia dengan krisis keuangan global.
Beberapa persamaannya adalah; (i) perambatan shock intra asset price lebih besar dibandingkan inter asset price, (ii) terjadi common cycle yaitu penularan krisis cenderung terjadi dalam periode yang pendek dan berulang, (iii) terjadi interdependence pada nilai tukar, serta (iv) dari dua periode krisis, nilai tukar Rupiah mengalami depresiasi paling tajam diantara mata uang negara ASEAN. Adapun perbedaan dari kedua krisis adalah; (i) pada krisis Asia, terjadi interdependence intra asset price pada suku bunga O/N, nilai tukar, serta interdependence terbatas pada indeks saham, kemudian terjadi juga interdependence semua asset price intra ASEAN. Pada nilai tukar, terjadi common trend intra ASEAN yaitu mengalami pergerakan searah dalam jangka panjang, kecuali dengan SGD tidak terjadi. (ii) Pada krisis keuangan global terjadi asimetri interdependence pada nilai tukar, dimana Interdependence negative yang terjadi sebelum GFC (mata uang ASEAN menguat dalam tahun 2005-2007) lebih kecil dibandingkan dengan interdependence positif yang terjadi saat krisis keuangan global, (mata uang ASEAN mengalami depresiasi). (iii) Pada krisis Asia, suku bunga O/N memiliki degree of co-movement paling besar baik intra dan inter asset price, juga intra ASEAN. Sementara pada krisis keuangan global nilai tukar menunjukan co-movement paling besar. Terdapat pertalian yang kuat antara nilai tukar dengan indeks saham, namun shock nilai tukar mempunyai efek yang lebih besar dan bertahan dalam jangka panjang. (iv) Diantara variabel riel, inflasi menerima efek limpahan paling besar pada kedua krisis, namun pada krisis Asia efeknya lebih eksplosif. Penurunan GDP saat krisis Asia lebih banyak disebabkan efek limpahan dari public debt, sementara pada krisis keuangan global oleh nilai tukar. (v) Respons kebijakan moneter Tight Money Policy pada krisis Asia lebih efektif dalam jangka panjang (1-2 tahun), sementara itu respons kebijakan stabilisasi pada krisis keuangan global lebih efektif dalam jangka pendek.

A financial crisis that occurs in one country can easily spread to other countries and become a global financial disaster in a short time. This study aims to conduct a comparative analysis of the Asian crisis with the global financial crisis in terms of contagion, interdependence and spillover effect, both intra and inter asset prices, as well as an analysis of monetary policy responses. The pattern of contagion was estimated using the DCC-GARCH model from daily data, while the spillover analysis and policy response were modeled using Global VAR (GVAR) with monthly data. The analysis period is from January 1995 to March 2018. The results show that there are similarities and differences in transmission patterns between the Asian crisis and the global financial crisis.
Some of the similarities are; (i) intra-asset price shock propagation is greater than inter-asset price, (ii) common cycle occurrence, i.e. crisis transmission tends to occur in short and repeated periods, (iii) exchange rate interdependence, and (iv) from two crisis periods , the Rupiah experienced the sharpest depreciation among ASEAN currencies. The differences between the two crises are; (i) in the Asian crisis, there was interdependence of intra asset prices on O/N interest rates, exchange rates, and limited interdependence on stock indices, then there was also interdependence of all intra ASEAN asset prices. In the exchange rate, there is a common intra-ASEAN trend that is experiencing the same direction of movement in the long term, except that SGD does not occur. (ii) In the global financial crisis, interdependence asymmetry occurred in exchange rates, where the negative interdependence that occurred before the GFC (the ASEAN currency strengthened in 2005-2007) was smaller than the positive interdependence that occurred during the global financial crisis, (the ASEAN currency experienced a depreciation. ii) During the Asian crisis, the O/N interest rate had the highest degree of co-movement, both intra and inter asset prices, as well as intra ASEAN. Meanwhile, during the global financial crisis, the exchange rate showed the largest co-movement. There is a strong relationship between the exchange rate and stock indices, but exchange rate shocks have a larger effect and persist in the long term. (iv) Among real variables, inflation received the largest spillover effect in the two crises, but in the Asian crisis the effect was more explosive. The decline in GDP during the Asian crisis was mostly due to spillover effects from public debt, while in the global financial crisis it was caused by the exchange rate. (v) The monetary policy response of the Tight Money Policy to the Asian crisis was more effective in the long term (1-2 years), while the stabilization policy response to the global financial crisis was more effective in the short term.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minofa Nur Aziza
"Masa kanak-kanak adalah saat di mana kita merasakan kebebasan dan kebahagiaan tanpa batas, penuh dengan petualangan dan tawa. Melalui kenangan ini, kita belajar untuk menghargai hubungan yang mendalam dan menjaga kepercayaan yang telah terbangun sejak dulu. Nostalgia kanak-kanak salah satunya dapat ditinjau dari iklan Youtube Haribo Deutschland. Iklan Haribo Deutschland menggunakan strategi nostalgia yang cerdas untuk menghidupkan kembali kenangan masa kecil yang indah dan membuat hubungan dengan produk permen mereka. Korpus data yang digunakan yaitu dua iklan dengan voice over anak kecil di playlist Haribo TV Spots im Laufe der Zeit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja unsur dalam iklan Haribo Deutschland yang membangun antara nostalgia orang dewasa dan anak-anak dalam isu masyarakat Jerman. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan teori semiotika Roland Barthes menggunakan unsur penanda (signifier) dan pertanda (signified), serta teori mengenai nostalgia. Hasil penelitian menunjukan iklan Haribo memanfaatkan nostalgia masa kanak-kanak untuk membangun koneksi emosional dengan konsumen dewasa. Strategi ini memposisikan Haribo sebagai kebahagiaan masa kecil konsumen dan loyalitas merek. Visual menarik dan suara anak-anak ceria dalam iklan ini mengingatkan konsumen pada kebahagiaan masa lalu, sehingga meningkatkan kepercayaan dan hubungan emosional dengan merek.
Childhood is a time where we experience unlimited freedom and happiness, full of adventure and laughter. Through these memories, we learn to appreciate deep relationships and maintain the trust that has been built long ago. One of the childhood nostalgia can be seen from the Haribo Deutschland YouTube advertisement. Haribo Deutschland's advertising uses a clever nostalgic strategy to bring back fond childhood memories and create a connection with their candy products. The data corpus used is two advertisements with voice overs of young children in the Haribo TV Spots im Laufe der Zeit playlist. This research aims to find out what elements in the Haribo Deutschland advertisements build nostalgia between adults and children regarding issues in German society. The research method used in this research is qualitative, with Roland Barthes' semiotic theory using signifier and signified elements, as well as the theory of nostalgia. The research results show that Haribo advertisements utilize childhood nostalgia to build childhood happiness. This strategy positions Haribo as an emotional connection with adult consumers and brand loyalty. The attractive visuals and cheerful children's voices in this ad remind consumers of past happiness, thereby increasing trust and emotional connection with the brand."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nailul Mona
"Mekanisme penularan membuat penyebaran perilaku tertentu dan ditiru di jaringan sosial. Mekanisme ini terjadi dalam dua cara, dengan kohesi dan kesetaraan struktural. Mekanisme ini juga dapat terjadi dalam perilaku bullying siswa remaja. Studi yang dilakukan pada jaringan peer group di pondok pesantren, terdiri dari enam generasi siswa SMA. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan campuran dan teknik snowball sampling dengan metode analisis jaringan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penularan terjadi tidak hanya oleh kohesi dan kesetaraan struktural tetapi juga oleh kesetaraan struktural terbalik. Dan penularan oleh kohesi yang dominan dalam jaringan intimidasi ini.
Contagion mechanism makes certain behavior spread and imitated on social network. This mechanism occurs in two way, by cohesion and structural equivalence. This mechanism also can occur in the bullying behavior of teenage student. Study conducted on peer group network in the boarding school, consist of six generation high school student. This study using mixed method approach and snowball sampling technique with social network analysis method. The results shows that contagion occurs not only by cohesion and structural equivalence but also by reversed structural equivalence. And contagion by cohesion are dominant in this bullying network."
2016
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Atlanta: National Communicable Disease Center, 1967
574.29 UNI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Isye Nur Isyroh
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui responsiveness dan korelasi dinamis antara stock market dan bond market pada saat periode penerapan Quantitative Easing dan mendeteksi kemungkinan terjadinya contagion atau flight to quality. Penelitian dilakukan pada stock price index dan bond price index dari lima negara yaitu Amerika Serikat, Jepang, Singapura, Malaysia dan Indonesia. VAR digunakan untuk mengetahui besaran variance decomposition dan impulse response. Residual didapat dari pengolahan return pada VAR dan diaplikasikan ke dalam model DCC untuk mendapatkan korelasi residual. Tidak ditemukan contagion dan flight to quality yang signifikan, namun decoupling ditemukan dengan signifikansi kuat dalam penelitian ini.

This study aims to determine the responsiveness and dynamic correlation between stock market and bond market, and to detect the possibility of contagion and flight to quality during the implementation period of Quantitative Easing QE. The study is conducted in five countries, namely United States, Japan, Singapore, Malaysia and Indonesia. VAR employed to obtain variance decomposition and impulse response. Residual values from return originated from VAR estimation applied into the DCC framework to obtain the residual correlation. Result shows no evidence of significant contagion and flight to quality in QE period, but there is a strong significant sign of decoupling.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library