Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
Jedy Green Forest
"Tender merupakan proses penawaran yang bertujuan untuk menyeleksi, mendapatkan, menetapkan, serta menunjuk perusahaan yang layak untuk mengemban suatu proyek atau penyedia barang/jasa. Bagi perusahaan penyedia jasa khususnya di bidang konstruksi tentunya merupakan hal yang biasa untuk mengikuti proses tender sebagai upaya perusahaan untuk mendapatkan sebuah proyek. Salah satu hal yang tidak kalah penting bagi calon penyedia jasa konstruksi dalam mengikuti proses tender yaitu dalam menyediakan Rencana Keselamatan Konstruksi. Sebuah isian dokumen yang merupakan komitmen perusahaan calon penyedia jasa yang mencakup namun tidak terbatas pada aspek perencanaan, dukungan, operasional, serta evaluasi keselamatan konstruksi yang akan diterapkan apabila perusahaan calon penyedia jasa tersebut terpilih sebagai pemenang tender.
Tender is a bidding process that aims to select, obtain, determine, and appoint companies that are appropriate to carry out a project or provider/services. For service providers, especially in the construction sector, it is certainly a common thing to participate in the tender process as a company effort to obtain a project. One thing that is no less important for prospective construction service providers in participating in the tender process is providing a Construction Safety Plan. A document entry which is the commitment of the prospective service provider company which includes but is not limited to the aspects of planning, support, operation, and evaluation of construction safety which will be applied if the prospective service provider company is selected as the winner of the tender. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Amirah Syifa
"Indonesia menempati peringkat keempat dengan populasi terbanyak di dunia menurut laporan worldometers pada Desember 2020. Seiring meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia, maka kebutuhan pokok manusia berupa rumah atau tempat tinggal juga meningkat. Dikutip dari Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) tahun 2021, backlog perumahan mencapai 8,2 juta dengan kenaikan backlog sekitar 500 ribu/tahun. Selain itu, menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada akhir tahun 2020, dikatakan bahwa Backlog perumahan mencapai 7,64 juta unit per awal 2020. Oleh karena itu, pemerintah bekerja sama dengan Kementerian PUPR melaksanakan program yaitu “Proyek 1000 Menara” dengan membangun hunian vertikal berupa rumah susun jenis rusunawa atau rusunami. Dalam pelaksanaan pembangunannya, ditemukan beberapa kecelakaan konstruksi salah satunya pada proyek Rumah Susun Pasar Rumput. Salah satu pekerjaan yang memiliki aktivitas pekerjaan yang cukup banyak yaitu pekerjaan arsitektur sehingga diperlukan analisis lebih lanjut guna memitigasi kecelakaan konstruksi. Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data, didapatkan bahwa terdapat 258 uraian aktivitas pekerjaan arsitektur proyek Rusunawa/Rusunami, serta 17 potensi bahaya faktor risiko sehingga dapat tersusun 70 sasaran dan program. Mengacu pada faktor risiko, terdapat 30 sub komponen sumber daya K2 yang secara umum digunakan untuk memitigasi kecelakaan konstruksi, khususnya pada pekerjaan arsitektur. Oleh karena itu, dapat juga tersusun perhitungan estimasi biaya K2 berdasarkan kuantitas/jumlah kebutuhan masing-masing sub komponen sumber daya K2.
Indonesia is ranked fourth with the largest population in the world according to the worldometers report in December 2020. As the population in Indonesia increases, the basic human needs in the form of housing also increase. Quoted from the Association of Indonesian Housing and Settlement Developers (Apersi) in 2021, the housing backlog reaches 8.2 million with an increase in the backlog of around 500 thousand / year. In addition, according to the Ministry of Public Works and Public Housing at the end of 2020, it is said that the housing backlog reached 7.64 million units as of early 2020. Therefore, the government is working with the Ministry of PUPR to implement the program, namely the "1000 Tower Project" by building vertical housing in the form of rental apartment of the type of Rusunawa or Rusunami. In the implementation of its construction, several construction accidents were found, one of which was in the Proyek Rumah Susun Pasar Rumput. One of the jobs that has quite a lot of work activities is architectural work so that further analysis is needed to mitigate construction accidents. Based on the results of data collection and analysis, it was found that there are 258 descriptions of architectural work activities for the Rusunawa/Rusunami project, as well as 17 potential hazard risk factors so that 70 targets and programs can be arranged. Referring to the risk factors, there are 30 sub-components of construction safety resources that are generally used to mitigate construction accidents, especially in architectural work. Therefore, it can also be arranged to calculate the estimated safety cost based on the quantity/number of needs of each sub-component of construction safety resources."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Alysa Zahrani
"Masifnya pembangunan infrastruktur di Indonesia selain berdampak pada keuntungan yang didapat atas terwujudnya sarana infrastrukur dengan segala macam kepentingannya, juga turut menghadirkan tantangan berupa potensi tingginya kecelakaan kerja. Konstruksi jembatan di Indonesia menghadapi risiko serius yang berdampak negatif pada keselamatan dan kecelakaan kerja. Data BPJS Ketenagakerjaan menunjukan jumlah kecelakaan kerja di Indonesia pada tahun 2022 mengalami kenaikan 13,26% dari tahun sebelumnya. Berdasarkan hasil penelitian Ferdinand Fassa (2021) disebutkan terdapat 11 faktor penyebab terjadinya kecelakaan konstruksi salah satunya merupakan minim supervisi dan inspeksi. Pelaksanaan audit yang efisien dan efektif penting dalam meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi pengembangan knowledge base kriteria audit keselamatan konstruksi pada gedung bertingkat tinggi dengan kontrak rancang bangun untuk meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi. Sistem informasi pengembangan Knowledge base ini akan menjadi panduan untuk auditor mendapatkan informasi serta melakukan pengecekan pada proses kriteria audit.
The massive development of infrastructure in Indonesia not only has an impact on the benefits gained from the realization of infrastructure facilities with all kinds of interests, but also presents challenges in the form of the potential for high work accidents. Bridge construction in Indonesia faces serious risks that have a negative impact on safety and work accidents. BPJS Employment data shows the number of work accidents in Indonesia in 2022 has increased 13.26% from the previous year. Based on the results of Ferdinand Fassa's research (2021), it is stated that there are 11 factors that cause construction accidents, one of which is the lack of supervision and inspection. Efficient and effective audit implementation is important in improving construction safety performance.This research aims to develop an information system for developing a knowledge base for construction safety audit criteria in high-rise buildings with design-build contracts to improve construction safety performance. This knowledge base development information system will be a guide for auditors to obtain information and check the audit criteria process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Marina Kartikawati
"
ABSTRAKNama : Marina KartikawatiProgram Studi : Magister Keselamatan dan Kesehatan KerjaJudul : Analisis Tingkat Kematangan Budaya Keselamatan SektorKonstruksi di PT. MK Proyek Renovasi Stadion Utama Gelora BungKarnoLatar Belakang : Budaya keselamatan tidak hanya berpengaruh kepadaproduktivitas namun juga persaingan antar usaha yang sejenis. Konsep budayakeselamatan merupakan sebuah konsep baru di sektor konstruksi yang memilikikarakteristik tenggang waktu penyelesaian yang sempit serta tingginya angkapergantian pekerja. PT. MK. Departemen Gedung memenangkan tender atasProyek Renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan jangka waktu proyekselama 14 bulan Choudhry et al. 2007 Cooper 2002 .Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kematangan budaya diPT. MK pada proyek Renovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno SU-GBK .Metode : Metode pengambilan data secara kualitatif FGD, observasi danwawancara mendalam dan diolah dengan metode kuantitatif untuk kemudiandilakukan analisis secara mendalam indepth analysis pada bulan Mei-Juli 2017.Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan stratified random sampling yangditentukan berdasarkan representasi di dalam populasi.Hasil : PT. MK Proyek Renovasi SU-GBK menitik beratkan perhatian kepadaperencanaan sistem, namun persepsi dalam implementasi dan evaluasi sistemmanajemen keselamatan masih memiliki nilai yang rendah. Manajemen dalamproyek telah menyadari pentingnya manusia dalam sebuah pekerjaan. Manusia /pekerja adalah aset penting bagi perusahaan. Namun hal ini belum dirasakan olehsebagian besar pekerja karena nilai yang tinggi terdapat pada level manajemen danpengawas. Kesadaran akan keselamatan yang dibangun oleh para pemimpin proyek manajemen dan pengawas masih dalam tahapan awal namun keselamatan kerjabelum tercermin dalam keseharian / daily activities di proyek ini karena masihdalam tahapan menata organisasi.Kesimpulan : Tingkat kematangan budaya keselamatan di PT. MK ProyekRenovasi Stadion Utama Gelora Bung Karno SU-GBK dapat dikategorikan kedalam tingkat kalkulatif dengan rata-rata nilai adalah 3,19. Sistem manajemenkeselamatan berjalan didasarkan data yang ada dengan kendali penuh padamanajemen tanpa partisipasi aktif dari pekerja. Organisasi dengan level kalkulatifmerupakan organisasi yang belum siap dalam menjalankan budaya keselamatan.Kata Kunci : Budaya Keselamatan, Konstruksi, Keselamatan Kerja
ABSTRACTName Marina KartikawatiMajor Occupational Health and SafetyTitle Analysis of Safety Culture Maturity Level in Construction at PT. MKGelora Bung Karno Main Stadium Renovation ProjectBackground Safety culture not only affects to productivity but also to competitionbetween similar core businesses. The concept of safety culture is a new concept inthe construction sector. Construction sector has a narrow building period and highemployee turnover. PT. MK Building Departement won the tender for theRenovation of Gelora Bung Karno Main Stadium with 14 months term. Choudhryet al. 2007 Cooper 2002 Aim This study aims to determine the level of cultural maturity in PT. MK on theRenovation Project of Gelora Bung Karno Main Stadium SU GBK .Method Data collected qualitatively FGD, observation and in depth interview and processed by quantitative method for indepth analysis in May July 2017. Thesample in this study was chosen by stratified random sampling and determined byrepresentation in population.Result PT. MK SU GBK Renovation Project focuses on system planning, butimplementation and evaluation of the safety management system still has low value.Project rsquo s managements have realized the importance of humans in a system.Workers are important asset for the company. The awareness of the safety built byproject leaders management and supervisors is still in the early stages and has notbeen felt by most workers. Safety is not reflected in daily activities. This projectstill is organizing the organization.Conclusion The safety culture maturity level in PT. MK SU GBK project can becategorized into calculative level with average value is 3.19. The safetymanagement system runs based on existing data. It fully controled by managementwithout the active participation of workers. Calculative level organization is anorganization that is not ready for the safety culture.Keywords Safety Culture, Construction, Safety"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Geubrina Rizki Kinsarani Ganto
"Kecelakaan yang terjadi dalam industri konstruksi di Indonesia masih sangat tinggi. Menurut Direktorat Jenderal Pengembangan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sektor konstruksi adalah sektor yang memiliki insiden kecelakaan tertinggi di Indonesia dengan persentase 32%. Oleh karena itu, diperlukan pedoman teknis keselamatan konstruksi yang dapat membantu meminimalkan jumlah kecelakaan dan meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi. Terdapat empat tujuan dalam penelitian ini, yaitu: (1) Mengidentifikasi aktivitas yang terkait dengan pekerjaan box culvert; (2) Mengidentifikasi bahaya dan risiko dari pekerjaan box culvert berdasarkan pengumpulan data dari IBPRP proyek Jalan Tol Ibu Kota Negara (IKN) Segmen KKT Kariangau - SP. Tempadung; (3) Menganalisis target dan program keselamatan konstruksi pada setiap aktivitas pekerjaan box culvert di proyek Jalan Tol Ibu Kota Negara (IKN) Segmen KKT Kariangau - SP. Tempadung, dan (4) Mengembangkan pedoman teknis keselamatan konstruksi dalam pekerjaan box culvert di proyek Jalan Tol Ibu Kota Negara (IKN) Segmen KKT Kariangau - SP. Tempadung untuk meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi pakar untuk menjawab indikator dalam pedoman teknis yang memengaruhi kinerja keselamatan konstruksi. Pakar harus memiliki pengalaman kerja, pendidikan, dan pengetahuan yang spesifik dalam pedoman teknis keselamatan konstruksi dan/atau kinerja keselamatan konstruksi.
Accidents that occur in Indonesian construction are still very high. According to the Directorate General of Construction Development of the Ministry of Public Works and Public Housing, the construction industry is the sector that has the highest accident incidence in Indonesia at 32%. It is necessary to provide a safety technical guideline that can assure to minimize the accident rate number and improving the construction safety performance. There are four objectives in this research, which are: (1) To identify the activities that are included in the box culvert work; (2) To identify the hazard and risk of box culvert work based on the data collection from the IBPRP of Jalan Tol Ibu Kota Negara (IKN) Segmen KKT Kariangau – SP. Tempadung project; (3) To analyze the construction safety targets and programs on each activity of box culvert work in Jalan Tol Ibu Kota Negara (IKN) Segmen KKT Kariangau – SP. Tempadung project, and (4) To develop a construction safety technical guideline in box culvert work in a Jalan Tol Ibu Kota Negara (IKN) Segmen KKT Kariangau – SP. Tempadung project to improve the construction safety performance. The methods that are used in this research are experts’ validation to answer the indicators in technical guideline that affect the construction safety performance. The experts must have a specified work experience, minimum education, and knowledge in construction safety technical guideline and/or construction safety performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kevin Liong
"Industri konstruksi dikenal memiliki risiko tingkat perubahan dan ketidakpastian yang tinggi. Kompleksitas proyek ini menimbulkan tantangan bagi pendekatan manajemen keselamatan tradisional. Sebagai alternatif, digunakan pendekatan ketahanan terhadap manajemen keselamatan tradisional, yang dirancang untuk menghadapi ketidakpastian dalam lingkungan kerja berisiko tinggi dalam bentuk resilience safety culture. Penelitian ini akan melihat hubungan antara variabel resilience safety culture dan kinerja keselamatan pada perusahaan konstruksi di Indonesia dengan menggunakan pendekatan partial least squares structural equation modeling. Hasil pengujian PLS-SEM menunjukkan bahwa dari 12 variabel resilience safety culture, satu-satunya yang memiliki implikasi langsung terhadap kinerja keselamatan adalah variabel safety awareness. Oleh karena itu, variabel penentu utama dalam meningkatkan kinerja keselamatan perusahaan ini adalah variabel safety awareness. Disarankan bagi perusahaan untuk dapat meningkatkan safety awareness salah satunya melalui safety awareness workshop setiap tiga bulan dengan menyediakan informasi yang komprehensif terkait item dan risiko pekerjaannya serta peralatan yang akan digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan safety performance yang dianjurkan untuk diikuti oleh para pekerja. Hal ini akan berkontribusi pada kedalaman dan keluasan pemahaman pekerja tentang keselamatan. Selain itu perusahaan juga disarankan menerapkan rekomendasi lain yang diberikan dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pedoman bagi perusahaan dalam meningkatkan kinerja keselamatannya.
The construction industry is known to have a high level of risk of change and uncertainty. The complexity of this project poses a challenge to traditional safety management approaches. As an alternative, a resilience approach to traditional safety management is used, which is designed to deal with uncertainty in a high-risk work environment in the form of a resilience safety culture. This research will look at the relationship between resilience safety culture and safety performance in construction companies in Indonesia using the partial least squares structural equation modeling approach. The results of the PLS-SEM test show that of the 12 variables of resilience safety culture, the only one that has direct implications for safety performance is safety awareness. Therefore, the main determining variable in improving the company's safety performance is the variable safety awareness. It is recommended for companies to be able to increase safety awareness, one of which is through safety awareness workshops every three months by providing comprehensive information regarding items and work risks and equipment to be used as a way to improve safety performance which is recommended for workers to follow. This will contribute to the depth and breadth of workers' understanding of safety. In addition, companies are also advised to implement other recommendations given in this study. The results of this study are expected to be used as a guideline for companies in improving their safety performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Daffa Rafi Usamah
"Sektor konstruksi menempati urutan tertinggi untuk kecelakaan kerja sebesar 30%, dianggap sebagai penyumbang kecelakaan kerja tertinggi di Indonesia. Penyebab kecelakaan kerja di industri konstruksi berasal dari 67,69% kontraktor yang tidak menaati peraturan. Pada tahun 2019, pemerintah memutuskan untuk memindahkan ibu kota Indonesia ke Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Karena pemindahan ibu kota Indonesia akan menghasilkan banyak proyek konstruksi, maka penting untuk merencanakan dokumen yang mencegah risiko dan memastikan bahwa kontraktor mematuhi peraturan. Penelitian ini memiliki 3 tujuan, yaitu: (1) menganalisis sub variabel dan indikator yang dapat mempengaruhi pembuatan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK); (2) mengidentifikasi hambatan dan strategi yang digunakan untuk meningkatkan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) berdasarkan ketidaksesuaian Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) dengan Peraturan Menteri PUPR No.10 Tahun 2021 dan Surat Edaran Menteri No. 10 Tahun 2022; (3) mengidentifikasi indikator-indikator yang berpengaruh besar terhadap kinerja keselamatan konstruksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah validasi dari 3 orang pakar dan survei terhadap 50 responden dengan menggunakan metode Relative Importance Index. Hasil dari penelitian ini diperoleh 8 sub-variabel dengan 24 indikator yang dapat mempengaruhi pembuatan Dokumen RMPK yaitu: (1) informasi proyek; (2) struktur organisasi; (3) jadwal kerja; (4) gambar dan spesifikasi; (5) tahapan kerja; (6) work method statement; (7) inspeksi dan pengujian; (8) pengendalian sub-kontraktor/vendor. Strategi tersebut didasarkan pada ketidakpatuhan dalam rangka meningkatkan kualitas Dokumen RMPK. Indikator terpenting yang berpengaruh besar terhadap kinerja keselamatan konstruksi terdiri dari: (1) gambar; (2) spesifikasi; (3) aspek keselamatan konstruksi; (4) jadwal pelaksanaan; (5) pengguna jasa dan tahapan pekerjaan.
The construction sector ranks the highest for work accidents at 30%, considered to be the highest contribution of work accidents in Indonesia. The cause of work accidents in construction industry comes from 67.69% of contractor that are not following the regulations. In 2019, the government decides to relocate Indonesia’s capital city to Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, East Kalimantan. Since the relocation of Indonesia’s capital city will produce a lot of construction project, then it is important to plan documents that prevent risks and making sure that contractors follow the regulations. There are 3 objectives of this research, which are: (1) to analyse the sub-variables and indicators that could influence the creation of Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK); (2) to identify barriers and strategies used to improve Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) based on the non-compliance of the Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) with the Permen PUPR No.10 of 2021 and Surat Edaran Menteri No.10 of 2022; (3) to identify the indicators from that have Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK) a major influence on the construction safety performance. The method used for this research is validation from 3 experts and a survey towards 50 respondents using Relative Importance Index method. The results of this research are obtaining 8 sub-variables with 24 indicators that can influence the creation of RMPK Documents which are: (1) project information; (2) organizational structure; (3) work schedule; (4) drawings and specification; (5) work stages; (6) work method statement; (7) inspection and tests; (8) control of sub-contractor/vendor. The strategies based on the non-compliance in order to increase the quality of RMPK Document. The most important indicators that have major influence towards the performance of construction safety consisting of: (1) gambar; (2) spesifikasi; (3) aspek keselamatan konstruksi; (4) jadwal pelaksanaan; (5) pengguna jasa and tahapan pekerjaan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adam Putrayani
"Industri konstruksi merupakan kontributor utama kecelakaan kerja di Indonesia, terhitung sekitar 32% dari seluruh insiden. Dan, karena pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk membangun ibu kota baru untuk meminimalkan beban terhadap Jakarta sekaligus mendorong pemerataan perkembangan, proyek besar ini akan mencakup sejumlah besar kegiatan konstruksi. Akibatnya, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) sangat penting dalam membangun tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Tiga tujuan utama dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi sub variabel dan indikator yang dapat mempengaruhi pembuatan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK); (2) Mengidentifikasi kendala dan strategi yang digunakan untuk menyempurnakan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) berdasarkan ketidaksesuaian Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) dengan Permen PUPR No.10 Tahun 2021 dan Surat Edaran Menteri PUPR No.10 Tahun 2022 ; dan (3) Menentukan indikator-indikator yang berpengaruh besar terhadap kinerja keselamatan konstruksi. Penelitian ini menghasilkan lima subvariabel, yaitu sebagai berikut: (1) Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi; (2) Perencanaan Keselamatan Konstruksi; (3) Dukungan Keselamatan Konstruksi; (4) Operasi Keselamatan Konstruksi; dan (5) Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi. Dalam studi ini, juga dikembangkan strategi berdasarkan hambatan yang disebabkan oleh ketidaksesuaian dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK). Indikator yang dominan dalam penyusunan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) untuk meningkatkan performa keselamatan konstruksi dengan menggunakan metode Relative Importance Index (RII) adalah sesuai urutan sebagai berikut: (1) Komitmen Keselamatan Konstruksi; (2) IBPRP; (3) Rencana Aksi; (4) Kesiapsiagaan dan Tanggap Kondisi Darurat; (5) Kompetensi Tenaga Kerja; dan (6) Evaluasi.
The construction industry was the leading contributor to occupational accidents in Indonesia, accounting for around 32% of all incidents. And, because the Indonesian government has decided to build a new capital city in order to minimize the pressure on Jakarta while also promoting equitable growth, this major project will include a huge number of construction activities. As a result, the occupational health and safety management system (OHSMS) is critical in establishing a safe, efficient, and productive workplace. The three main objectives of this study are as follows: (1) To identify the subvariables and indicators that could influence the creation of Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK); (2) To identify the barriers and strategies used to improve Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) based on the non-compliance of the Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) with Permen PUPR No.10 of 2021 and Surat Edaran Menteri PUPR No.10 of 2022; and (3) To identify the indicators that could have a major influence on the construction safety performance. This study produced five sub-variables, which are as follows: (1) Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi; (2) Perencanaan Keselamatan Konstruksi; (3) Dukungan Keselamatan Konstruksi; (4) Operasi Keselamatan Konstruksi; and (5) Evaluasi Kinerja Keselamaan Konstruksi. In this study, strategies are also developed based on the barriers caused by the non-compliance in order to improve the Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) document. The dominant indicators in creating the RKK document to improve the construction safety performance using the Relative Importance Index (RII) method are according to the following order: (1) Komitmen Keselamatan Konstruksi; (2) IBPRP; (3) Rencana Tindakan; (4) Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat; (5) Kompetensi Tenaga Kerja; and (6) Evaluasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Nouval Akram
"Indikator kinerja keselamatan konstruksi merupakan pengukuran pencapaian terhadap penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) yang menjadi output dari proses audit SMKK pekerjaan konstruksi terinterasi rancang dan bangun. Pelaksanaan audit keselamatan konstruksi menjadi sangat penting dengan melihat semakin meningkatnya angka kecelakaan konstruksi khususnya di Indonesia. Pelaksanaan audit keselamatan di Indonesia juga masih bersifat reaktif, yaitu audit dilakukan setelah terjadinya kecelakaan konstruksi. Oleh karena itu perlu dikembangkannya sebuah standar rencana keselamatan dan proses audit SMKK pada tahap perancangan dan pembangunan yang terintegrasi. Rencana keselamatan konstruksi merangkum sasaran dan program keselamatan setiap aktivitas pekerjaan yang termasuk dalam elemen proses audit SMKK. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan tambahan data sekunder dari kajian literatur terkait. Proses pengumpulan data menggunakan media kuesioner dan wawancara kepada para pakar/ahli dan dianalisa dengan metode
delhpi analysis, setidaknya dengan iterasi
delphi round sebanyak 2 ronde validasi untuk setiap tahapan validasi dan analisia data. Penelitian ini menghasilkanbRKK pekerjaan konstruksi terintegrasi dengan metode rancang bangun dengan 341 pengendalian risiko beserta sasaran dan program keselataman yang mengendalikan 106 potensi bahaya dan risiko di semua tahapan pekerjaan yaitu tahap perancangan, tahap implementasi SMKK dan tahap pelaksanaan konstruksi. Penilitian ini juga menghasilkan strategi pengembangan standar proses audit keselamatan konstruksi yang berbasis risiko. Pengembangan proses audit pada tahapan pekerjaan perancangan dan pelaksanaan konstruksi ini dihasilkan dari integrasi ISO 19011:2018 dan Permen PUPR No. 10 Tahun 2021 sebagai kriteria audit SMKK, sehingga dihasilkan pengembangan standar proses audit keselamatan yang berbeda dari proses audit SMKK yang sudah ada. Pengembangan standar proses audit SMKK ini berbasis 21 penyebab risiko yang menghasilkan 37 respon risiko. Hasil rerspon risiko akan menjadi tambahan aktivitas dan kriteria audit baru sebagai strategi pengembangan standar proses audit SMKK. Pengembangan sasaran dan program keselamatan dan proses audit SMKK ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja keselamatan konstruksi pada pekerjaan konstruksi gedung bertingkat tinggi dengan metode rancang dan bangun. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi pedoman penyusunan sasaran dan program keselamatan serta penerapan SMKK pekerjaan konstruksi dengan metode rancang bangun di Indonesia.
Indicators of construction safety performance are a measurement of achievements in the implementation of the Construction Safety Management System (SMKK) which is the output of the SMKK audit process on integrated design-build method of construction work. The implementation of construction safety audits has become very important considering the increasing number of construction accidents, especially in Indonesia. The implementation of safety audits in Indonesia is still reactive. Therefore, it is necessary to develop a standard safety plan and SMKK audit process on integrated design-build method of construction work. The safety goals and programs for each work activity are included in the SMKK audit process elements. A qualitative method was used and additional secondary data were obtained from relevant literature reviews. Questionnaires and interviews were used to collect data with experts and is analyzed using the delphi analysis method, at least 2 rounds of delphi round iterations to validate and analysis the data. The results shown an integrated RKK for integrated design-build method of construction work with 341 risk controls along with safety goals and programs that control 106 potential hazards and risks on design phase, SMKK implementation phase and construction phase. This study also shown a strategy for developing standard risk-based construction safety audit processes. The development of the audit process at the design and construction phase resulted from the integration of ISO 19011:2018 and PUPR Regulation No. 10 of 2021 as SMKK audit criteria, resulting in the development of safety audit process standards that are different from the existing SMKK audit process. The development of the SMKK audit process standard is based on 21 causes of risk which produce 37 risk responses. The risk response will become additional activities and new audit criteria as a strategy for developing the standards SMKK audit process. The development of safety targets and programs and the SMKK audit process is expected to be able to improve construction safety performance in high-rise building construction work using the design and build method. It is hoped that this research will be able to serve as a guideline for preparing safety targets and programs as well as implementing SMKK for construction work using the design-build method in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Teddi Yudiana
"Pembangunan gedung di Indonesia semakin banyak dilakukan baik gedung bertingkat rendah maupun gedung bertingkat tinggi. Pembangunan gedung yang beragam dan kompleks harus mengutamakan pada aspek keselamatan dan rasa aman terhadap bangunan gedung dan lingkungannya. Salah satu hal yang penting dan harus diperhatikan dalam aspek keselamatan dari sebuah bangunan gedung merupakan keselamatan dari bahaya kebakaran. Bencana kebakaran tidak dapat diprediksi dan diduga sebelumnya serta dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Dalam meminimalisir bahaya kebakaran perlu adanya sistem proteksi kebakaran yang efektif pada bangunan gedung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem proteksi kebakaran aktif, sistem proteksi kebakaran pasif, serta sarana penyelamatan jiwa yang sesuai dengan berdasarkan Permen PU No. 26 Tahun 2008 tentang bangunan gedung dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Objek praktek keinsinyuran yang dipilih adalah proyek pembangunan restoran urban forest fase II. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dan observasi kemudian dibandingkan dengan peraturan yang berlaku di Indonesia, yaitu Permen PU No. 26 Tahun 2008 tentang bangunan gedung dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Penerapan sistem proteksi kebakaran proyek urban forest fase II adalah cukup (C) dan kesesuai dengan peraturan yang berlaku, yaitu terpasang tetapi ada sebagian kecil sistem proteksi kebakaran yang tidak sesuai dengan persyaratan atau aturan yang berlaku. Penerapan sistem proteksi kebakaran pada proyek urban forest fase II telah memenuhi aspek profesionalisme, K3LL, dan kode etik keinsinyuran.
Building construction in Indonesia is increasingly being carried out both low-rise buildings and high-rise buildings. The construction of various and complex buildings must prioritize the safety and security aspects of the building and its environment. One of the important things that must be considered in the safety aspect of a building is safety from fire hazards. Fire disasters cannot be predicted and predicted in advance and can occur anytime and anywhere. In minimizing the danger of fire, it is necessary to have an effective fire protection system in the building. This study aims to determine the application of active fire protection systems, passive fire protection systems, and life-saving facilities that are in accordance with Permen PU No. 26 of 2008 concerning building buildings and Indonesian National Standards (SNI). The research object chosen was the urban forest restaurant construction project phase II. This research was conducted by means of interviews and observations and then compared with applicable regulations in Indonesia, namely Permen PU No. 26 of 2008 concerning building buildings and Indonesian National Standards (SNI). The implementation of the fire protection system of the urban forest project phase II is sufficient (C) and in accordance with applicable regulations, which is installed but there is a small part of the fire protection system that does not comply with applicable requirements or rules. The implementation of the fire protection system in the urban forest phase II project has fulfilled the aspects of professionalism, HSE, and the engineering code of ethics."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library