Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Boko Susilo
Abstrak :
Sejak diperkenalkannya Human-Computer Interaction (HCI) pada tahun 80-an, maka aspek-aspek pemakai (kenyamanan, keamanan), functionalittiy dan usability sistem sangat diperhatikan dan diutamakan dalam suatu rancangan. Dengan keunggulan-keunggulan HCI sebagai disiplin ilmu (merupakan bidang ilmu interdisipliner) yang membahas hubungan timbal-balik antara manusia-komputer beserta efek-efek yang terjadi diantaranya, maka berkembanglah penggunaan teknologi komputer ke berbagai kehidupan, misalnya perdagangan, pertahanan, pendidikan dan sebagainya. Tugas akhir ini bertujuan untuk mencari, merancang dan menguji kesesuaian bentuk-bentuk gambar ikon strategi belajar siswa sekolah menengah. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMU di Jakarta yang telah mengenal dan atau menggunakan komputer berbasis windows. Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahap. Pertama adalah Tahap Pencarian Data Awal dengan jumlah sampel 12 siswa(responden), kedua adalah Tahap Penyeleksian Data dengan jumlah sampel 30 responden dan ketiga adalah Tahap Ujicoba dengan sampel 30 responden. Seluruh sampel didapat dengan teknik purposive sampling. Sampel yang ditarik dari setiap tahap adalah berbeda-beda. Obyek yang dijadikan sasaran dalam perancangan ikon ini adalah 16 jenis strategi belajar siswa basil peneltian TIM URGE-ICAI Universitas Indonesia. Tahap Pencarian Data Awal adalah mencarilmenemukan bentuk-bentuk gambar ikon strategi belajar dari responden. Pada tahap ini diperoleh coretan gambar bakal ikon strategi belajar sebanyak 64 buah dengan perincian 48 buah gambar/coretan gambar berasal dari responden dan 16 buah gambarlcoretan gambar bcrasal dari perancang. Selanjutnya. ke-48 gambar/coretan gambar bakal ikon yang berasal dari responden diserahkan kepada seorang ahli gambar untuk digambar ulang agar diperoleh bentuk gambar yang lebih baik, sesusai dengan yang dimaksudkan oleh para responden. Tahap Penyeleksian Data adalah kegiatan memilih atau inenycleksi gambar-gambar (bakal) ikon strategi belajar hasil dari tahap pencarian data awal. Penyeleksian gambar dilakukan oleh 30 responden (sampel atau responden ini bcrbeda dengan responden pada tahap pencarian data awal). Dari kegiatan ini berhasil dikumpulkan 16 gambar talon ikon, masing-masing mewakili gambar dari responden 14 buah dan mewakili perancang 2 buah. Langkah selanjutnya adalah menggambar 16 gambar talon ikon tersebut dengan perangkat lunak yang dipilih. agar bisa diakses ke komputer melalui instrumen ujicoba yang dirancang. Perangkat lunak yang digunakan dalam kegiatan ini adalah imagedil dan paintbrush yang masing-masing diakses dad MS Foxpro 3.0 dan MS Window 3.11. Tahap Ujicoba adalah kegiatan mengujicobakan ke-16 gambar ikon strategi belajar dengan media komputer kepada 30 responden (sampel atau responder ini berbeda dengan responden yang diambil baik pada tahap pencarian data awal ataupun pada tahap penyeleksian data). Instrumen ujicoba adalah program yang dibuat dengan bahasa pemrogranlan Visual Basic. Instrumen pengujian ini dinamakan Sistem Konstrajar. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa diskriptif. Kriteria yang digunakan pada Tahap Penyeleksian Data adalah bahwa gambar ikon dianggap mewakili strategi belajar yang bersangkutan bila ia mendapatkan frekuensi pilihan terbanyak dari responden. Sedangkan kriteria pada Tahap Ujicoba adalah bahwa ikon tersebut akan mewakili strategi belajar yang bersangkutan bila persentase kecocokan pilihan responden pada ikon terhadap banyaknya kemunculan think aloud (yang mewakili strategi belajar siswa) adalah sama dengan atau lebih besar 60 %. Kriteria 60% berdasarkan penilaian acuan patokan (criterion-referenced evaluation). Hasil ujicoba menunjukkan bahwa ada 11 buah ikon atau 68,75 % yang memenuhi kriteria, sedangkan yang tidak memenuhi kriteria sebanyak 5 buah ikon atau 31.25%. Ikon-ikon yang tidak memenuhi krteria adalah ikon strategi belajar tanya informasi, ikon strategi belajar elaborasi, ikon strategi belajar penyimpulan, ikon strategi belajar verifikasi dan ikon strategi belajar antisipasi. Ikon-ikon yang tidak memenuhi kriteria tersebut kemudian diujicoba ulang lagi ke lapangan setelah dilakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan respon atau masukan dari responden. Setelah dilakukan ujicoba ulang dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada ke-5 ikon tadi, ternyata ikon-ikon tersebut memenuhi kriteria, dengan rata-rata 80 %. Dengan meliliat persentase kecocokan tersebut bisa dikatakan bahwa ikon-ikon tersebut signifikan terhadap model mental siswa SMU.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naniek Poerwito Setijadi
Abstrak :
Goffman (1967) mendefinisikan face (muka) sebagai sebuah nilai sosial positif yang secara efektif diklaim oleh seseorang untuk dirinya sendiri sejalan dengan anggapan orang lain mengenai dirinya pada saat kontak tertentu. Muka seseorang adalah indikator langsung harga dirinya selama interaksi dan oleh karena itu merupakan bagian penting dari proses komunikasi. Facework (Ting-Toomey, 1988) adalah strategi komunikasi yang digunakan individu untuk mengemukakan muka dirinya (self-face) untuk mendukung atau menentang muka diri orang lain (other-face). Individu dari latar belakang dan budaya yang berbeda menegosiasikan strategi muka berbeda ketika konflik dan ketidakpastian terjadi. Menggunakan pendekatan interpretif kualitatif etnometodologi, penelitian ini mengkaji strategi muka individu dalam dinamika komunikasi virtual kelompok antar budaya. Subyek yang diamati dalam penelitian ini adalah sebuah kelompok virtual, kolaborasi dari tiga universitas (satu dari Indonesia dan dua dari Amerika Serikat) yang secara teratur menggunakan Skype video conferencing untuk bertemu. Interaksi yang terjadi dalam kolaborasi pengambilan keputusan menjadi fokus untuk menganalisis muka. Analisis Percakapan dipakai untuk menganalisa bagaimana peserta mengkonstruksikan percakapan mereka, dan perspektif sosial budaya pada muka diperhitungkan dalam menganalisa data. Sebagai kerangka teori, Teori Face-Negotiation dari Ting-Toomey (1988; 2005) digunakan untuk menjelaskan konsekuensi dari proses komunikasi kelompok virtual, khususnya bagaimana strategi muka individu dilakonkan dalam proses kolaboratif. Hasil penelitian ini adalah pemetaan strategi facework individu dari budaya-budaya individualistik (Amerika Serikat) dan kolektivistik (Indonesia). Studi ini menunjukkan hasil, yang bertentangan dengan asumsi umum, bahwa perbedaan dalam strategi facework individu dari budaya individualistik dan kolektivistik tidaklah sekontras seperti hitam dan putih. Ada wilayah 'abu-abu' di mana individu-individu dari kedua budaya melindungi atau mempertahankan muka dirinya (self-face defensive) sendiri namun pada saat yang sama juga saling menghormati muka satu sama lain (mutual-face) demi solidaritas kelompok. Sikap mindfulness individu mempengaruhi strategi facework yang dilakukan dalam proses kolaborasi. Pemetaan strategi negosiasi muka berbasis budaya yang dihasilkan dari penelitian ini dapat membantu ilmuwan memahami bagaimana individu menegosiasikan muka mereka dalam kolaborasi virtual antarbudaya. Karenanya, hasil dari penelitian ini merupakan kontribusi yang signifikan bagi pengembangan Teori Negosiasi Muka. ......Goffman (1967) defined face as 'the positive social value a person effectively claims for himself by the line others assume he has taken during a particular contact'. An individual's face is a direct indicator of hir/her self-esteem during interactions and it is therefore an important part of communication processes. Facework (Ting-Toomey, 1988) is a communication strategy used by a person to express his/her self-face to support or oppose other person's face. Individuals from different backgrounds and cultures negotiate face strategies differently when conflict and uncertainty occur. Using the qualitative interpretive approach of ethnomethodology, this study examines face negotiation strategies in the dynamics of intercultural virtual group communication. The subjects observed in this study is a virtual group, a collaboration of three universities (one from Indonesia and two from the USA) that regularly use Skype video-conferencing for meetings. Interaction that occurs during decision making is the focus for analyzing face. Conversation Analysis is used to analyze how participants construct their conversation, and the sociocultural perspective of the face is considered in analyzing the data. As a theoretical framework, Ting-Toomey's Face Negotiation Theory (1988; 2005) is used to explain the consequences of the virtual group communication process, particularly the face strategy of individuals in collaborative processes. The result of this study is a mapping of facework strategies from cultures identified as either 'individualistic' (such as the USA) or 'collectivistic' (such as Indonesia). This study shows how, contrary to common assumption, the differences in the facework strategy of individuals from individualistic and collectivistic cultures are not so 'black and white'. There are many 'gray areas' where individuals from both cultures protect or defend his/her own face (self-face defensive) while at the same time also still honoring each other's face (mutualface) for the sake of group solidarity. This means that an individual's mindfulness affects facework strategies undertaken in the process of collaboration. The mapping of culture-based face negotiation strategies produced from this study can help scholars understand how individuals negotiate their face in intercultural virtual collaboration. Results from this study is therefore a significant contribution to the expansion of Face Negotiation Theory.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
D2281
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky PTP
Abstrak :
Proses pengembangan suatu sistem software yang besar hampir selalu dilakukan oleh tim. Di jaman modern ini, anggota-anggota tim sangat mungkin tersebar di berbagai lokasi yang berjauhan sehingga sulit untuk saling mendiskusikan disain perancangan software yang akan dibuat. Untuk mengatasi kesulitan ini, salah satu solusinya menggunakan teknologi yang memiliki mekanisme CSCW (Computer Supported Collaborative Work), yaitu teknologi yang memanfaatkan infrastruktur jaringan agar para anggota tim yang saling berjauhan tetap dapat saling berkomunikasi. Disain software seeing dilakukan dengan bantuan CASE tool. Saat ini, disain sistem semakin didominasi oleh disain berorientasi objek. Standarisasi notasi disain berorientasi objek mengarah pada UML (Unified Modelling Language). Skripsi ini akan memperbaharui aplikasi Passenger agar memiliki notasi UML yang user friendly, khususnya untuk Use Case Diagram dan Object Diagram. Passenger merupakan aplikasi CASE yang memiliki mekanisme CSCW (Computer Supported Collaborative Work). Passenger yang asli masih menggunakan notasi-notasi berbasis disain terstruktur dan belum mendukung disain berorientasi objek.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S40037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Setiadi
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1996
S26972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Hardianto
Abstrak :
Tulisan ini membahas pengembangan perangkat lunak penapakan citra cephalometri berbantuan komputer untuk diagnosa dan perawatan dalam aplikasi orthodonti. Sebuah metoda dikembangkan untuk meningkatkan mutu baik profil jaringan lunak maupun profil skeletal citra cephalometri, sehingga memudahkan para orthodontist dalam melakukan penapakan dan pengukuran pada layar peraga. Penyembunyian latar belakang dengan teknik nilai ambang sederhana maupun adaptif, dan operator Laplace dikembangkan untuk meningkatkan mutu profil jaringan lunak; deteksi sisi dengan operator Robert, Robert-Jain, Laplace-Jain, dan Sobel dikembangkan untuk meningkatkan mutu profil skeletal. Untuk mempertahankan informasi asli pada data citra sinar-x cephalometri, dibentuk sebuah citra gabungan antara hasil peningkatan mutu profil jaringan lunak, skeletal, dan citra asli. Citra hasil gabungan inilah yang diusulkan untuk digunakan dalam penapakan oleh orthodontist. Perangkat lunak yang dikembangkan yang disebut SOIKUI (Sistem Orthodonti Ilmu Komputer Universitas Indonesia) diuji oleh orthodontist dengan membandingkan hasil pengukuran perangkat lunak ini dengan hasil perangkat lunak JOE/RMO, serta hasil penapakan manual dan perhitungan tiga orang orthodontist. Analisa stastistik Anova menunjukkan hasil baik.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1993
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Adlina Suryabrata
Abstrak :
Letter-Naming Knowledge merupakan kemampuan dasar yang perlu dikuasai oleh anak usia prasekolah yang dikembangkan dengan pengalaman literasi formal di rumah. Penyediaan pengalaman literasi formal dapat dilakukan oleh orangtua sebagai pemberi instruksi dengan metode direct instruction (DI) maupun oleh media elektronik dengan metode computer-assisted instruction (CAI). DI dan CAI memiliki persamaan berupa perspektif yang mendasari, namun juga perbedaan berupa kualitas pemberian instruksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh metode DI, CAI, dan kombinasi keduanya untuk meningkatkan letter-naming knowledge. Untuk mengetahui perbedaan pengauh ketiga metode tersebut, dilakukan penelitian kuasi-eksperimental pada anak usia prasekolah beserta ibu sebagai pemberi intruksi (N=24). Hasil perbandingan Kruskal-wallis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan peningkatan yang signifikan antara ketiga metode instruksi (chi-square 2.583, sig=0.275) Akan tetapi, hasil analisis tambahan terhadap skor pre-test dan post-test pada masing-masing kelompok menunjukkan bahwa kelompok anak yang diberikan metode DI dan kombinasi DI-CAI mengalami peningkatan skor letter-naming knowledge yang signifikan. Hasil perbandingan antar ketiga metode yang tidak signifikan diduga disebabkan oleh tidak adanya perbedaan dalam kualitas pemberian instruksi baik dalam metode DI maupun CAI. ...... Letter-naming knowledge is a basic skill that needed to be developed in preschool through formal literacy experience at home with parents as provider or instructor. As the advancement of technlogy, not only human, computer is also able to be instructor to develop letter-naming knowledge. these two type of instructors refer to different instructional method, direct instruction (DI) and Computer-Assisted Instruction (CAI). Both of the instructional method have behavioral and cognitivismn perspective. This reaserch aims to investigate the difference of effect of instructional method (direct instruction only, computer-assisted instruction only, and combination of both) toward development of letter-naming knowledge in preschool, by conducting a quasi-experimental research with preschool children and mothers as participants (N=24). The data would be analyzed using Kruskal-Wallis. Result shows that there are no difference of effect of instructional method toward development of letter-naming knowledge (chi-square=2.583, sig=0.275). However, additional analysis of development in each group shows that among the children in three groups differing in instructional methods, only children instructed with computer-assisted instruction method only does not experience inprovement in letter-naming knowledge score significantly. The result was presumably caused by the minimum difference of quality of instructions given in DI and CAI.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Toronto: Academic Press, 1983
370.285 CLA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soeparmo
Jakarta: Rosda Jayaputra, 1987
004.6 SOE b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Dinia Rahayu
Abstrak :
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat serta potensi pemanfaatannya secara luas, membuka peluang bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan akurat. Pada sektor pertanian, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan ketahanan pangan. TIK sebagai alat bantu dapat meningkatkan efisensi, produktivitas, dan keberlanjutan pertanian melalui penyediaan informasi secara cepat dan dan akurat. Besarnya manfaat yang dapat diambil melalui TIK tersebut di atas hanya dapat dicapai apabila TIK digunakan secara tepat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan kondisi pemanfaatan TIK di kalangan petani yang meliputi jenis perangkat TIK yang dimiliki petani, informasi yang dibutuhkan petani, dan faktor-faktor yang memengaruhi petani dalam menggunakan perangkat TIK. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan menggunakan teknik thematic analysis untuk pengolahan datanya. Hasil dari penelitian ini adalah kondisi pemanfaatan TIK di kalangan petani, dimana perangkat TIK yang paling banyak dimiliki adalah HP dan TV. Informasi yang paling dibutuhkan oleh petani adalah harga komoditas pertanian dan faktor yang paling memengaruhi pemanfaatan TIK di kalangan petani adalah kemampuan SDM petani yang rendah. ......The advance rapid of information and communication technology also its potential of widespread utilization, open opportunities in accessing, managing, and exploiting the information in larga scale volume quickly and accurately. Towards agricultural sector, the utilization in information and communication technology (ICT) can help reduce poverty and increase food security. ICT as a toll can improve the efficiency, productivity, and sustainability of agriculture through the provision and information quickly and accurately. The amount of benefits that can be taken through ICT mentioned above can only be achieved if ICT is used appropriately. This study aims to describe the condition of the use of ICT among farmers that include the type of ICT devices owned by farmers, the information needed by farmers, and the factors that affect farmers in the use of ICT tools. This is a qualitative research and use thematic analysis technique for processing the data. The result of this research showed that the utilization of ICT among farmers, where the most common ICT devices owned by farmers are mobile phone and television. The most needed information among farmers is the price rate of agricultural commodities, and factors that most influence the use of ICT among farmers is lack of human resource capability in using ICT.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>