Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adlien Fadlia
"Penelitian ini menelusuri jejak perkembangan batik Rifa’iyah di Desa Kalipucang Wetan Batang, Jawa Tengah pada kurun 1859-2019. Pembatik Rifa’iyah merupakan komunitas di Desa Kalipucang Wetan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Indonesia memiliki masyarakat yang terdiri dari beraneka ragam etnis, agama, dan budaya yang berbeda, yang hidup dalam lingkup toleran dan dituntut saling menghargai terhadap perbedaan yang ada. Tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat. Kegiatan membatik sebagai tradisi yang dilestarikan oleh komunitas pembatik Rifa’iyah mampu menghadirkan batik dengan ciri khas tersendiri. Identitas seringkali muncul ke permukaan sejarah Indonesia modern yang harus dihadapi dan dibentuk sebagai bagian dari penalaran sejarah.Dalam upaya menelusuri sejarah motif batik klasik Rifai’yah dipergunakan metode sejarah yaitu heuristik, kritik sumber, analitik, dan historiografi. Teori Cultural Identity dari Stuart Hall dan Dominance and the Arts of Hidden Resistance: Hidden Transript, James Scott dipakai untuk menelaah sejumlah aspek di balik komunitas pembatik Rifa’iyah. Pada batik Rifa’iyah terdapat pengaruh kuat ajaran Islam yang diajarkan oleh guru besar umat Rifa’iyah, yaitu Kiai Haji Ahmad Rifa’i. Penamaan Rifa’iyah berasal dari nama Kiai Haji Ahmad Rifai (1786-1870) pendiri pesantren Rifa’iyah di Desa Kalisalak, Batang Jawa Tengah pada tahun 1838. Peran besar pengaruh Islam dalam kegiatan membatik pada komunitas Rifa’iyah dianggap sebagai bentuk identitas terhadap berbagai hegemoni di luar dirinya. Perkembangan batik komunitas Rifa’iyah hadir sebagai bentuk dinamika terhadap berbagai dominasi dan perubahan. Perjalanan panjang batik Rifa’iyah terus hidup dan membentuk postur diri sejak masa kolonial Belanda, pendudukan Jepang, Kemerdekaan Indonesia, Orde Baru, hingga Orde Reformasi.

This research traces the Rifa'iyah batik in Desa Kalipucang Wetan, Batang, Central Java on the period of 1859-2019. The Rifa'iyah people are a community in Desa Kalipucang Wetan, Batang, Central Java. Indonesia has a society consisting of various ethnicities, religions and different cultures, which live in a tolerant environment and are required to respect each other for existing differences. Tradition is a habit that is carried out from generation to generation and becomes part of the life of a community group. Batik activity as a tradition that is preserved by the Rifa'iyah batik community is able to present batik with its own characteristics.Identity has often come to the surface of modern Indonesian history which must be dealt with and formed as part of historical reasoning. In an effort to trace the history of the classical Rifai'yah batik motifs, historical methods are used, namely heuristics, criticism, analytics, and historiography. The Cultural Identity by Stuart Hall and theory of Dominance and the Arts of Hidden Resistance: Hidden Transript, by James Scott is used to examine a number of aspects behind the Rifa'iyah movement. In Rifa'iyah batik there is a strong influence on Islamic teachings taught by the great Rifa'iyah community teacher, namely Kiai Haji Ahmad Rifa'i. The name Rifa'iyah comes from the name of Kiai Haji Ahmad Rifai (1786-1870), the founder of the Rifa'iyah Islamic boarding school in Kalisalak Village, Batang, Central Java in 1838. The major role of Islamic influence in batik activities in the Rifa'iyah community is considered a form of identity against various hegemons outside of itself. The Rifa'iyah community batik trade is present as a form of the people's economy, as well as resistance to various dominations and changes. The long journey of Rifa'iyah batik has continues to live and form its own posture since the Dutch colonial period, the Japanese"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Misan
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelakasanaan program pemberdayaan melalui pendampingan yang dilakukan Kalyanamitra pada suatu Komunitas di Prumpung.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yakni metode yang bertujuan untuk menggali secara mendalam mengenai suatu peristiwa atau kejadian tertentu secara deskriptif.
Hasil dari penelitian ini adalah pada proses pemberdayaan melalui pendampingan harus dipersiapkan sedini mungkin, seperti persiapan tenaga pendamping dan metode yang tepat untuk melakukan intervensi komunitas. Selain itu, juga perlu memperhatikan potensi dan tantangan yang ada pada suatu wilayah tertentu agar selama program tersebut berjalan potensi tersebut bisa dimanfaatkan dan tantangannya bisa diminimalisir.

This study aims to describe exercising their empowerment through mentoring programs conducted Kalyanamitra on a Community in Prumpung. Method used in this study is the qualitative method that aims to explore indepth about a particular event or events descriptively.
The results of this study is in the process of empowerment through mentoring should be prepared as early as possible, such as the preparation of mentors and the appropriate method to perform community intervention. In addition, also need to consider the potential and challenges that exist in a particular region so long as the program runs this potential can be harnessed and the challenge can be minimized.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T28665
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Jamalulail
"Tesis ini dilatarbelakangi adanya upaya pengembangan potensi dan kapabilitas santri dan masyarakat secara kolaborasi oleh Pesantren Al Baghdadi, sejak awal berdiri tahun 2012 hingga saat ini Pesantren Al Baghdadi tetap konsisten dalam hal pengembangan potensi dan kapabilitas. Adanya pengembangan potensi dan kapabilitas secara kolaborasi tersebut membuktikan bahwa Pesantren yang termasuk ke dalam Faith Based Organization tidak hanya piawai dalam hal urusan ajar-mengajar Agama akan tetapi juga mampu menciptakan sumberdaya manusia yang unggul dalam memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengembangan potensi dan kapabilitas santri yang berkolaborasi dengan komunitas lokal, tahap pemberdayaan oleh pesantren al baghdadi dalam meningkatkan potensi dan kapabilitas komunitas lokal, serta kemanfaatan dari kolaborasi pengembangan potensi dan kapabilitas santri dan komunitas lokal. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif dan waktu penelitian selama empat bulan terhitung sejak bulan Januari hingga April. Wawancara dilakukan kepada lima belas orang informan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi berupa foto saat di lokasi penelitian. Pemilihan informan dilakukan berdasarkan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pesantren Al Baghdadi dalam mengembangkan potensi dan kapabilitas santri dan komunitas lokal dengan mendayagunakan berbagai elemen dan potensi di pesantren dan lingkungannya, yaitu Pertama, secara internal, Pesantren Al Baghdadi melakukan pengembangan sumber daya santri baik dari segi keterampilan (kewirausahaan dan finansial) dan  keilmuan (Spiritual).  Kedua, Pesantren Al Baghdadi  melakukan  tahap-tahap yang bersifat konstruktif dan persuasif dalam setiap tahap pengembangan masyarakat. Di mana setiap tahapan yang dilakukan Pesantren Al Baghdadi bersifat kontinuitas. Ketiga,  berupaya untuk menekankan kemanfaatan kegiatan pesantren yang dapat meningkatkan keterampilan dan keilmuan sehingga masyarakat dapat berwirausaha dan terampil secara finansial, serta  mumpuni secara  spiritual. Adapun rekomendasi mengait penelitian ini yaitu Penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan potensi dan kapabilitas santri yang berkolaborasi dengan komunitas lokal berbasis Pesantren sebagai Faith Based Organization (FBO) dapat lebih menghadirkan kebaruan-kebaruan dalam penelitiannya, agar ilmu kesejahteraan sosial mengenai pemberdayaan masyarakat berbasis Pesantren dapat terus berkembang.

The thesis discussed santri and society’s potential development and capability based on collaboration in Al-Baghdadi Islamic boarding school, from 2012 until now. Al Baghdadi Islamic boarding school as Faith-Based Organization (FBO) is still consistent in developing the potency and capability of the santri. The materials in Al Baghdadi Islamic boarding school are not only about religion but also creating human resources who are excellent and creative in utilizing their potency. This research describes santri’s potential and capability in collaborating with local community. The approach of the research was the qualitative approach. The type of the research was the descriptive one. The data collection was undertaken in four months: i.e from January to April 2022. There were 15 informants has been interviewed. Informants has been selected purposively The result shows that Al Baghdadi Islamic boarding school develops and the community potency and capability. Firstly, Al-Baghdadi Islamic boarding school has been upgrading santri as human resources not only spiritual aspect, but also creative aspects (entrepreneur and financial). Secondly, Al Baghdadi Islamic boarding school undertook persuasive and constructive approaches in every human development. The society has been developed not only in entrepreneurship and financial skills, but also their spiritual aspect. Recommendations about this research is can present more novelties in their research, so that social welfare science regarding Islamic boarding school-based community empowerment can continue to develop."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronggur Hizkia Adibima
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari Cultural Landscape Masyarakat belanda Depok di kawasan Depok lama, dan pengaruh dari Cultural Landscape tersebut terhadap penghidupan masyarakat Belanda Depok. Metode yang digunakan adalah menganalisis temuan secara kualitatif dengan melakukan wawancara dengan macam tokoh masyarakat dan pejabat publik di kawasan Depok Lama. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ruang pergerakan dari masyarakat belanda depok dipengaruhi oleh Cultural Landscape dan nilai sejarah dari Masyarakat Belanda Depok. Pembangunan di kawasan Depok Lama juga terpusat pada daerah sekitaran Jalan Pemuda dan Jalan Siliwangi, yang merupakan pusat pergerakkan masyarakat Belanda Depok. Meski demikian, Cultural Landscape di kawasan Depok Lama mengalami banyak perubahan dalam aspek - aspek seperti mata pencaharian, kesenian, bahasa, religi dan adat.

The purpose of this study was to determine the characteristics of the Cultural Landscape of the Dutch Depok Community in the Depok Lama area, and the influence of this Cultural Landscape on the livelihoods of the Dutch Depok community. The method used is to analyse the findings qualitatively by conducting interviews with various community leaders and public officials in the Depok Lama area. The results of this study indicate that the movement space of the Dutch Depok community is influenced by the cultural landscape and historical values of the Dutch Depok community. Development in the Depok Lama area was also centered on the area around Pemuda and Siliwangi street, which were the centers of the Dutch Depok community movement. However, the Cultural Landscape in the Old Depok area has experienced many changes in aspects such as livelihoods, art, language, religion, and customs.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfonsus Andinatal Tandang
"Pancasila merupakan jiwa bangsa dan falsafah hidup bernegara, yang telah menjadi acuan berbangsa dan bernegara Indonesia. Namun, Pancasila tentu tidak sekedar menjadi ideology yang berkutat dalam tataran konseptual semata, tanpa ada perjuangan untuk mengimplemntasikannya dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Dalam konteks sila ke-lima Keadilan Sosial bagi Seluru Rakyat Indonesia, keberadaan Pancasila teraktualisasi dengan hadirnya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Koperasi. Dalam konteks kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Timur, keberadaan BUMD dan Koperasi sebagai manifestasi sila ke-lima tersebut sejatinya menjadi landasan sekaligus sarana untuk meningkatkan keadilan sosial. Namun, implementasi sila Keadilan Sosial tersebut dalam kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Timur belum optimal dilaksanakan, mengingat sampai saat ini kondisi belum terwujud optimal. Di sisi lain, persoalan tingkat kesejahteraan masyarakat Nusa Tenggara Timur dengan perubahan indeks pembangunan masyarakat NTT dan predikat provinsi termiskin ke tiga di Indonesia, hendak menunjukkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, khususnya keadilan sosial belum secara menyeluruh diwujudkan. Persoalan inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan kajian terkait implementasi sila ke-lima Pancasila dalam kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Timur

Pancasila is the soul of the nation and the philosophy of life of the country, which has become the reference of the nation and the state of Indonesia. However, Pancasila certainly does not merely become an ideology dwelling in a mere conceptual level, without any struggle to implement it in the daily life of Indonesian society. In the context of the fifth principle of Social Justice for All Indonesian People, the existence of Pancasila is actualized by the presence of Regional Owned Enterprises (BUMD) and Cooperatives. In the context of the life of the people of East Nusa Tenggara, the existence of BUMD and Cooperative as the manifestation of the five principles actually becomes the foundation and means to improve social justice. However, the implementation of the principle of Social Justice in the life of the people of East Nusa Tenggara has not been optimally implemented, since until now the fact of poverty is still widening. On the other hand, the issue of the welfare of the people of Nusa Tenggara Timur with the change of NTT community development index and the third poorest province predicate in Indonesia, would like to show that the values contained in Pancasila, especially social justice have not been thoroughly realized. This issue encourages researchers to conduct studies related to the implementation of the five principles of Pancasila in the life of the people of East Nusa Tenggara."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library