Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Ratih Tresna Aryanti
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu ciri dari anak dengan Autisme adalah memiliki hambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi. Kata-kata yang dikeluarkan oleh anak dengan Autisme seringkali tidak ditujukan untuk berkomunikasi dan mereka juga jarang menggunakan bahasa tubuh untuk berkomunikasi sehingga apa yang diinginkan oleh anak dengan Autisme terkadang tidak dapat dipahami oleh orang disekitar. Picture Exchange Communication System (PECS) merupakan sistem bergambar bagi anak yang mengalami keterbatasan sosial dan komunikasi, biasanya digunakan oleh Autisme. Dengan sistem ini, anak diajarkan untuk menyampaikan permintaan apa yang diinginkannya kepada orang lain dengan cara menukarkan kartu. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan meningkatkan keterampilan komunikasi dalam menyampaikan permintaan pada anak dengan Autisme menggunakan prinsip-prinsip PECS yang ditandai dengan penguasaan tugas-tugas pada fase 3B. Dalam penelitian ini, juga dilibatkan ibu sebagai orang yan paling dekat dengan anak. Berdasarkan hasil penelitian, anak mampu menguasai fase 3B dan terdapat peningkatan keterampilan berkomunikasi dalam menyampaikan permintaan pada anak dengan Autisme.
ABSTRACT
One of the difficulties that children with Autism have is in language development and communication. The words spoken by children with autism, often not intended to communicate and they rarely used body language to communicate, so people around them sometimes don’t understand their wants and needs. Picture Exchange Communication System (PECS) is a pictorial system was developed for children who have social and communication problems. This system is usually applied for children with autism. With this system, children with autism are taught to ask for what they want to other people by exchanging cards. The purpose of this research is to improve communication skill in requesting something to other people in children with autism using PECS which are marked by mastery of tasks in phase 3B. Child’s mother is also participated in the research, as she is the closest person to the child. The result of this research is the child mastered phase 3B and there is improvement in communication skill, especially in asking for request.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andria Saptyasari
Abstrak :
ABSTRAK
Jumlah anak autis di Indonesia terus meningkat tahun 2010 1: 300 dan tahun 2015 di setiap 250 kelahiran ada 1 anak yang lahir autis. Anak autis masih dianggap sebagai pihak ketiga (third party) sekaligus stressor bagi keluarga. Kestabilan kondisi keluarga seperti ini sulit untuk dicapai sebab ada sebuah uncertainty (ketidakpastian) kapan kondisi ini akan berakhir dan memang tidak ada jaminan kapan anak autis akan menjadi mandiri. Inilah yang memicu ketegangan hubungan spouse maupun parenting dalam hubungan segitiga (triangle relationship). Sehingga penelitian ini ingin memaparkan pola dialektika hubungan interpersonal dalam keluarga dengan anak autis dan melihat bagaimana mereka menegosiasikan kontradiksi tersebut dalam mencapai suasana yang kondusif (harmonis) di sistem keluarganya. Relational dialectics theory digunakan untuk menjelaskan kontradiksi dan dialektika hubungan interpersonal ini. Metode Interpretative Phenomenologycal Analysis digunakan untuk melihat pola dialektika keluarga autis dari penuturan pengalaman masing-masing anggota keluarga non autis. Hasil penelitian menunjukkan terjadi ketidakseimbangan dalam pola hubungan interpersonal keluarga dengan anak autis yang memiliki sistem tertutup tetapi bukan berarti mengarah ke centrifugal karena tergantung pada autistic child background, personal background, family background dan beliefs background seperti respon cepat ?bangkit? (resilience) dari kesedihan, menerima dengan ikhlas, bersyukur, pasrah ketika usaha sudah maksimal, tidak menyalahkan diri sendiri ataupun pasangan, semua respon tersebut lebih mengarahkan ke keharmonisan (centripetal) antar individu dalam keluarga dengan anak autis. Budaya patriarki masih terlihat di mana bapak berkorban finansial sedangkan ibu berkorban tenaga. Menariknya, walaupun ibu mengeluarkan tenaga yang besar untuk anak autisnya tetapi ketika bapak hanya memberikan sedikit perhatian terhadap ibu dengan mengajak jalan/makan, menonton bioskop berdua ataupun mengucapkan ?tidak usah bangun terlalu pagi untuk memasak? karena bapak tahu lelahnya ibu, hal itu mampu ?meluruhkan? beban berat dan ?menentramkan? perasaan ibu yang seharian mengurus anak autisnya
ABSTRACT
Number of children with autism in Indonesia continues to increase with the trend in 2010. 1:300 and 2015 in every 250 births there was one autistic child born. Children with autism are still regarded as a third party once the stressor for families. The stability of autistic family are difficult to be achieved because there is an uncertainty such as when these conditions will end and there is no guarantee when the autistic child will become independent. These conditions cause tension in spouse or parenting relationships or in the triangular relationship. Thus, this study aims to expose the pattern of interpersonal relationships dialectic in families with an autistic child and see how they negotiate the contradiction in achieving a conducive atmosphere (harmony) in the family system. Relational Dialectics Theory is used to explain the contradictions and their dialectics. Interpretative Phenomenologycal Analysis is used to see a pattern of relational dialectic in autism families from the non-autistic family members? narrative about their experience. The results showed there was imbalance relationships pattern in closed family system with autistic child but it did not mean that it was centrifugal because it depends on autistic child background, personal background, family background and beliefs background such as rapid response to resilience, accept willingly, be grateful, be resigned when efforts have the maximum, do not blame yourself or your partner, all the responses are more directed to harmony (centripetal) among individuals in families with an autistic child. Patriarchal culture is still visible where the father is more sacrifice financially while the mother sacrifices physically. Interestingly, although mothers expend so much time and energy to her autistic child, but when the father paid little attention to the mother by taking the road/dining together, watch the movie or just saying the words "do not have to get up too early to cook" because father knows how exhausted mother is, it has been able to "shed" a heavy burden and to "pacify" the mother feeling taking care of children with autism all day.
2016
D2192
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library