Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Allow, Livie Moudy
"Demokrasi di Indonesia memasuki babak baru dengan adanya pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung yang kemudian diikuti dengan pemilihan kepala daerah secara Iangsung pula. Salah satu pendorong praktek demokrasi di Indonesia adalah media komunikasi massa.
Potensi dan kemampuan televisi sebagai media komunikasi politik perlu dikritisi keberpihakan maupun dukungannya. Televisi sebagai media komunikasi massa selayaknya membela kepentingan masyarakat luas, dimana televisi perlu menegakkan diri untuk beifungsi sebagai pengawas atau pilar ke-empat dalam kehidupan bernegara.
Pacific TV sebagai televisi lokal daerah Sulawesi Utara memiliki posisi penting sebagai media informasi maupun sebagai media komunikasi politik, sehingga menarik untuk diamati Iebih dekat dan diteliti bagaimana proses interaksi di dalam mang berita dalam memproduksi berita, terutama berita-berita kampanye pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Propinsi Sulawesi Utara tahun 2005. Tentu saja Pacific TV sebagai televisi lokal Iebih memiliki kedekatan dengan khalayak Sulawesi Utara dan juga dengan para kandidat Gubernur tersebut.
Media dalam memandang suatu reaiitas politik tentu memasukkan unsur subyektifitasnya dalam melakukan haming dan gatekeeping terhadap peristiwa politik, dengan menonjolkan hal-hal yang dianggap penting dan mengaburkan yang tidak. Operasional media membuka kemungkinan terhadap unsur obyektivitas reporter dan dalam tingkat instilusi dipengaruhi oleh faktor ideologi dan arah politik pemilik media.
Kerangka pemikiran yang dipergunakan adalah bahwa interaksi dalam ruang berita merupakan proses gatekeeping. Dimana proses interaksi tersebut diyakini mengeluarkan berita-berita yang kemudian menjadi realitas media yang mempengaruhi komunikasi politik para kandidat Pilkada
Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif dengan melakukan analisis berita-berita Pilkada. Dimana metode yang digunakan untuk menganalisis berita-berita tersebut adaiah metode Analisis Framing. Data diperoleh melalui wawancara dan studi dokumen.
Melalui penelitian ini memperlihatkan bahwa interaksi yang terjadi dalam ruang berita Pacific TV sepenuhnya mengikuti kebijakan editorial Pacific TV yang barpedoman pada pemberitaan yang netral, setimbang dan bebas nilai. Meskipun demikian pernilihan kata-kata pada teks berita yang dirancang oleh ruang berita Pacific TV berpotensi menimbulkan kebingungan karena menampilkan kalimat-kalimat yang memiliki makna ganda jika ditafsirkan. Selain itu berita yang ditayangkan kurang menghadirkan fakta-fakta dan kedua pihak secara setimbang dari segi kuantitas.
Rekomendasi praktis dari penelitian ini adalah bahwa berita-berita Pacific TV dapat melahirkan pemberitaan yang lebih lugas dan inspiratif dengan menggunakan pilihan kata-kata maupun kalimat yang tepat.
Hal tersebut perlu diteliti pada teievisi-televisi Iokal di daerah lain yang dapat memainkan peran untuk membantu mengumpulkan informasi tentang kandidat dan programnya kepada calon pemilih."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh DPD PK Sejahtera Jakarta Timur yang berhasil memperoleh suara terbanyak di daerah Jakarta Timur. Penelitian ini menarik diteliti sebab partai ini memiliki perbedaan dengan partai lain. Bila sebagian besar partai-partai lain menjual tokoh terkenal tingkat nasional untuk menarik dukungan masyarakat, maka PK Sejahtera lebih menjual program-program partai dan isu-isu populis. DPD PK Sejahtera Jakarta Timur menggunakan komunikasi politik untuk memperkenalkan PK Sejahtera kemasyarakat luas. Sehingga masyarakat mau memilih PK Sejahtera.
Dari latar belakang tersebut di atas, pertanyaan penelitian yang diajukan adalah,pertama, bagaimana proses komunikasi politik yang digunakan oleh PK Sejahtera. Kedua,bagaimana pesan-pesan yang disampaikan dalam kampanye. Ketiga, bagaimana saluran dan media komunikasi yang digunakan dalam kampanye. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti menggunakan beberapa konsep dan teori, seperti konsep partai politik, teori komunikasi dari berbagai ilmuan, konsep teknik keberhasilan kampanye, dan sosialisasi politik. Penulis berusaha melihat implikasi teori tersebut pada komunikasi politik.
Untuk menjawab pertanyaan penelitian, penulis mengunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data primer menggunakan wawancara mendalam terhadap informan-informan kunci sebanyak 10 orang dan data-data sekunder.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi yang digunakan oleh DPD PK Sejahtera Jakarta Timur pada kampanye Pemilu 2004 adalah komunikasi massa, komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi. Proses komunikasi dilakukan oleh komunikator politik terdiri dari, caleg, elit., aktivis partai, dan tokoh masyarakat. Pesan yang disampaikan pada kampanye Pemilu 2004 oleh DPD PK Sejahtera Jakarta Timur adalah bersih dan lebih peduli. Saluran komunikasi menggtmakan saluran vertikal kebawah, vertikal keatas, horisontal, dan informal. Komunikasi interpersonal dan pawai dijalanan menjadi cara yang efektif untuk mempengaruhi calon pemilih.
lmplikasi teoritik dari penelitian ini bahwa teori Komunikasi yang dikemukan oleh Dan Nimmo tentang komunikator berlaku dalam penelitian, dimana komunikator PK Sejahtera efektif dalam kampanye karena memiliki status, kredibilitas, daya tarik yang baik. Sedangkan teori yang dikemukakan Wilburm Scram mengenai Pesan berlaku juga dalam penelitian ini, bahwa pesan yang baik adalah pesan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

The background of this research is the success of DPD of Prosperous Justice Party (PKS) in East Jakarta in gaining first position in the district. It is interesting because the party has significant differences with other parties. If the other parties sell out their national charismatic leader to attract voters, PKS tends to vend programmes and populist issues. DPD of PKS East Jakarta uses political communication to introduce the party to the public so that people want to vote the party.
From that background, the research questions proposed here are first, how is the process of political communication of the party; second, how do the message communicate in the campaign; and third, what are the media used to communicate in the campaign. To answer those questions, researcher uses several concepts and theories such as political party, theory of communication, concept of successful campaign technique, and political socialization. Researcher tries to examine theoretical implication on political communication.
To answer those questions, qualitative method is applied and in-depth interview is used to get primary data. Interview was done with 10 key informants and supported by secondary data.
The result of the research shows that communication used by the party is mass communication, inter-personal communication, and communication of Organization. Communication process id held by political communicator such as legislative member candidates, elites ofthe party, activists of the party, and public figure. Message given in the campaign is that the party is clean and responsive. Channel of communication is vertical, up and down, horizontal and informal. Interpersonal communication and carnival on street are effective campaign to influence potential voters.
Theoretical implication of the research is that theory of communication initiated by Dan Nimmo on communicator is relevant. The party is communicators are very effective because they have status, credibility, and attractive. Meanwhile, theory on message initiated by Wilbum Scram is also relevant in the research that good message is a message which is suitable with the need of the people.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21459
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library