Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 235 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadillah Kharisma Guzaini
"Interjeksi adalah kata-kata yang menggambarkan ungkapan perasaan dari penuturnya dan juga onomatope atau tiruan dari suara makhluk hidup dan benda-benda. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang membahas tentang penggunaan interjeksi dalam komik Mirakelman en De Goochelaar #1501 Karya Juan Llarch dan Emilio Giralt Fernando. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan jenis-jenis interjeksi apa saja yang ada dalam komik Mirakelman en De Goochelaar #1501 Karya Juan Llarch dan Emilio Giralt Fernando serta mengungkapkan interjeksi apa saja yang dominan digunakan dalam komik Mirakelman en De Goochelaar #1501 Karya Juan Llarch dan Emilio Giralt Fernando. Interjeksi-interjeksi yang ditemukan antara lain adalah interjeksi tidak bermakna dari suara manusia dan suara benda lain, interjeksi bermakna dari jenis interjeksi emosional yang dapat dihindari (fatis, komunikasi, perintah, nasihat, teguran, melontarkan pertanyaan) dan interjeksi emosional yang tidak dapat dihindari (interjeksi spesifik, interjeksi tidak spesifik). interjeksi yang paling banyak ditemukan adalah jenis interjeksi emosional yang tidak dapat dihindari, lebih khususnya lagi interjeksi spesifik yang berjumlah sebanyak 39 interjeksi.

Interjections are words that describe the expression of the speaker's feelings as well as onomatopoeia or imitation of the sounds of living organism and other objects. This research is a descriptive qualitative research that discusses the use of interjection in the comic Mirakelman en De Goochelaar #1501 by Juan Llarch and Emilio Giralt Fernando. This study aims to describe what types of interjections are in the comic Mirakelman en De Goochelaar #1501 by Juan Llarch and Emilio Giralt Fernando and to reveal what interjections are dominantly used in the comic Mirakelman en De Goochelaar #1501 by Juan Llarch and Emilio Giralt Fernando. The results of this study showed that interjections were found, including meaningless interjections of human voices and the sounds of other objects, meaningful interjections of types of emotional interjections that could be avoided (fatis, communication, orders, advice, reprimands, asking questions) and unavoidable emotional interjections (specific interjection, non-specific interjection). The most common type of interjection found was the type of unavoidable emotional
interjection, more specifically specific interjections which amounted to 39 interjections.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sergio Sinay
Yogyakarta: Resist Book, 2004
741.5 SER c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pak, So-Hee
Seoul: Seoul Munhwasa, 2010-2011
KOR 741.5 PAK g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Winarsih
2011
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Janis Ramadhanti Saputri
"Komik adalah media yang dapat dinikmati semua orang segala usia, dan meskipun beberapa komik memiliki batasan usia, Kisah Hidup Paman Gober adalah komik dengan target pembaca tua dan muda. Karena komik tersebut berkisah tentang perjalanan kesuksesan Gober Bebek, komik tersebut menampilkan agresivitas baik secara fisik melalui kekerasan dan ekspresi wajah dan juga secara verbal melalui penggunaan bahasa yang kasar. Tujuan dari studi ini adalah (1) untuk menganalisa prosedur penerjemahan yang digunakan dalam komik Kisah Hidup Paman Gober dan (2) hubungannya dengan aspek visual komik tersebut. Studi ini menggunakan teori prosedur penerjemahan Vinay dan Darbelnet (1958/1998) dengan basis teori yang diajukan Ljung (2011) dan Ford (2016) mengenai penggunaan bahasa kasar. Studi ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dan data bahasa kasar yang digunakan dibatasi berdasarkan ekspresi wajah karakter saat menggunakan bahasa kasar tersebut. Dari studi ini, dapat disimpulkan bahwa penerjemah menggunakan berbagai prosedur penerjemahan untuk menerjemahkan bahasa yang kasar, terutama prosedur penghilangan. Studi ini juga menunjukkan bahwa prosedur penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan bahasa kasar digunakan juga untuk mengurangi elemen agresivitas verbal, akan tetapi prosedur tersebut tidak mengubah niat di balik pengucapan bahasa kasar tersebut karena agresivitas yang sudah ditunjukkan melalui visual komik.

Comics are media that people of all ages can enjoy, and The Life and Times of Scrooge McDuck is a comic that targets both young and old readers. However, it depicts aggressiveness not only physically through violence and facial expression but also verbally through the usage of harsh language. The objective of this research is to analyze (1) the translation procedures that are used in the comic The Life and Times of Scrooge McDuck and (2) their correlation with the visual elements of the comic. This research uses Vinay and Darbelnet (1958/1998) theories on translation procedures by basing the utterance of harsh language on theories proposed by Ljung (2011) and Ford (2016). This research uses the qualitative descriptive method, and the data were taken by setting the limitation on the character’s facial expression at the time of the utterance of harsh language. From this research, it can be concluded that the translator utilizes many translation procedures to translate the harsh language, in particular the reduction procedure. This research also shows that translation procedures are utilized to reduce the element of verbal aggressiveness, yet the procedures that are used do not influence the intention behind the utterance as the aggressiveness is shown by the visuals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufaldi
"Dalam budaya Jepang, kita sering mendengar seputar Shinto. Shinto digunakan untuk merujuk pada berbagai mitos, kepercayaan, dan ritual yang berasal dari Jepang. Seperti legenda para dewa dalam mitos Jepang. Salah satu dewa yang paling populer dalam budaya Shinto adalah Inari Ōkami. Karena budaya Shinto sering muncul pada pop-culture Jepang, seperti dalam manga atau anime, tentu orang-orang dapat melihat sedikit unsur-unsur yang ada pada budaya Shinto seperti berdoa di kuil. Inari juga banyak masuk di dalam pop-culture Jepang, salah satunya pada manga yang berjudul Oinari JK Tamamo-chan. Manga tersebut menceritakan seputar kehidupan Tamamo yang menyamar sebagai murid sekolah karena ingin merasakan suasana kehidupan sekolah. Dalam penelitian ini, Penulis ingin mengetahui penggambaran Shinto dalam manga Oinari JK Tamamo-chan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Analisis dilakukan dengan mencari persamaan dari penggambaran unsur-unsur budaya Shinto dalam manga dengan budaya Shinto yang ada di kehidupan nyata. Penelitian ini juga menggunakan teori Ian Watt mengenai sastra sebagai cerminan kondisi sosial budaya masyarakat dalam mendeskripsikan unsur budaya Shinto yang ada dalam manga Oinari JK Tamamo-chan. Berdasarkan hasil penelitian, budaya Shinto yang digambarkan dalam manga Oinari JK Tamamo-chan meliputi kami, persembahan, kuil, harae, cara berdoa, miko, dan ramalan.

In Japanese culture, we often hear about Shinto. Shinto is used to refer to various myths, beliefs, and rituals that originated in Japan. Like the legend of the gods in Japanese myth. One of the most popular deities in Shinto is Inari Ōkami. Since Shinto culture often appears in Japanese pop-culture, such as in manga or anime, of course one can see a few elements of Shinto culture such as praying in temples. Inari is also widely included in Japanese pop-culture, one of which is in the manga entitled Oinari JK Tamamo-chan. The manga tells about the life of Tamamo who disguises herself as a school student because she wants to experience school life. In this study, the author wants to know the depiction of Shinto in the Oinari JK Tamamo-chan manga. The method used in this research is descriptive analytical method. The analysis is carried out by looking for similarities from the depiction of Shinto cultural elements in manga with Shinto culture in real life. This study also uses Ian Watt's theory of literature as a reflection of the socio-cultural conditions of society in describing elements of Shinto culture in the Oinari JK Tamamo-chan manga. Based on the research results, the Shinto culture depicted in Oinari JK Tamamo-chan manga includes kami, offerings, shrines, harae, way of praying, miko, and divination."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Snider, Grant
"Kumpulan komik panel khas Grant Snider yang memetakan pikiran batin dan pengamatan puitisnya terhadap pengalaman hidup banyak orang. Dengan sentuhan humor berbasis realitas, The Art of Living fokus pada warna-warni kehidupan yang penuh empati, relaksasi, rasa syukur, dan mindfulness. Inilah tema-tema yang Snider eksplorasi untuk kita yang membutuhkan sedikit refleksi, harapan, dan angin segar dalam menjalani hiruk pikuk kehidupan. Singkatnya, komik Snider akan menginspirasi kita untuk menjadi mindful dengan cara yang playful."
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2023
741.5 SNI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Viona Naomi Istiqomah
"Makalah ini memaparkan hasil analisis perbandingan kualitas terjemahan dari webtoon “7 Wonders” Bahasa Indonesia ke dalam bahasa Arab. Webtoon “7 Wonders” diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh penggemar dengan 2 penerjemah yang berbeda. Hal ini menarik untuk diketahui melihat banyaknya penggemar webtoon dan tidak sedikit webtoon yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori kualitas penerjemahan Peter Newmark (1988), translation as a science, translation as a craft, translation as an art, dan traslation as a taste. Berdasarkan hasil analisis, kedua penerjemah cenderung menerjemahkan teks sumber (Tsu) secara harfiah kata per kata sehingga penerjemahannya hanya sampai pada translation as a science dan craft. Ideologi penerjemah pertama lebih berorientasi pada bahasa sasaran (domestikasi) sedangkan penerjemah kedua tetap mempertahankan unsur budaya bahasa sumber (pengasingan). Diharapkan temuan dari penelitan ini mampu membantu meningkatkan kualitas penerjemahan dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya sastra terutama dalam bentuk komik, sehingga nantinya akan ada webtoon resmi berbahasa Arab untuk memberi peluang kepada para komikus Arab dalam berkarya dan memperluas bidang alih bahasa.

This paper presents the results of a comparative analysis of translation quality of two versions arabic translation in the Indonesian webtoon “7 Wonders”. The webtoon “7 Wonders” was translated into Arabic by fans with 2 different translators. It is interesting to know that there are many webtoon fans and not a few webtoons are translated into Arabic. Data analysis used descriptive qualitative method. This study uses Peter Newmark's (1988) translation quality theory, translation as a science, translation as a craft, translation as an art, and translation as a taste. Based on the results of the analysis, the two translators tend to translate the source language word for word so the translation only comes to translation as a science and craft. The ideology of the first translator is more oriented towards the target language (domestication) while the second translator still maintains the cultural elements of the source language (foreignization). Hope this findings of this research can help improve the quality of translation, and increase public appreciation of literary works, especially in the form of comics, so that later will be an official Arabic webtoon to provide opportunities for Arabic comic artists to work and expand the field of translation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Luthfita
"Onomatope adalah kata yang mengimitasi, mereproduksi atau merepresentasikan suara alamiah seperti bunyi hewan atau bunyi tawa manusia. Sementara itu, mimesis adalah kata yang dibuat untuk mengekspresikan gerakan manusia atau kondisi sebuah benda bergerak atau benda mati seperti cara berjalan manusia. Skripsi ini membahas bentuk morfologis dan makna konseptual onomatope dan mimesis yang terdapat dalam komik Mabeob Cheonjamun Volume I.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 51 jenis onomatope yang ditemukan sebanyak 165 kali dan 56 jenis mimesis yang ditemukan sebanyak 93 kali yang terbagi dalam 26 makna konseptual. Selain itu terdapat 50 jenis onomatope dan mimesis berbentuk tunggal, 19 jenis reduplikasi suara sama, 10 jenis reduplikasi bagian dan 35 jenis bentuk modifikasi. Sementara itu, bentuk reduplikasi suara modifikasi tidak dapat ditemukan sama sekali dalam komik ini. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.

Onomatopoeic expression is a word which imitates, reproduces, or represents natural sound such as an anima's cry and human laughter. While, Mimesis is words designed to express mimicry of human actions or the states or conditions of animate and inanimate objects and movements, such as human walk. This thesis explain about morphological form and conceptual meaning of onomatopoeia and mimesis which is found on Mabeob Cheonjamun 1st Volume Comic.
The research shows that there 51 kinds of onomatopoeia which is found 165 times and 56 kinds of mimesis which is found 93 times classified to 26 kinds of conceptual meaning. Beside that, there are 50 kinds of single onomatopoeia and mimesis form, 19 kinds of same voice reduplication form, 10 kinds of part reduplication onomatopoeia and mimesis form and 35 kinds of modification onomatopoeia and mimesis form. Modification voice reduplication can not be found on this comic. This thesis uses qualitative method with descriptive approach.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Anggraeni
"Kemunculan genre shojo mango dipengaruhi oleh latar helakang kemajuan perekenomian Jepang pada periode 1950an, dimana industri mango berkemhang semakin pesat sehingga kompetisi di dalamnya pun menjadi lebih ketat. Setelah genre ini dipopulerkan oleh Tezuka Osamu lewat Ribon no Kishi, mangaka-mangaka perempuan mulai mencoha untul. turut berkecimpung,wdi dalam industri mango. Sayangnya, awal periode shojo mango yang digarap mangaka perempuan lebih banyak menampilkan tokoh utama perempuan sebagai sosok yang pasif. Perubahan baru terjadi setelah kemunculan kelompok Nijuvonen Gum/ yang menampilkan jalan cerita yang lebih herani dan berhasil mengubah stereotip shojo mango periode sebelumnya. Jejak mereka ditiru oleh mangaka-mangaka perempuan lain, salah satunya adalah Ikeda Riyoko yang menampilkan tokoh unik, -yakni memiliki perpaduan sifat maskulin dan feminin sekaligus- lewat tokoh Oscar Francois de Jarjayes dalam Berusaiyu no Baru. Tokoh Oscar dianalisis penokohannya dengan tujuan untuk melihat gambaran atas karakter dirinya, serta peranannya terhadap Berusaiyu no Baru. Analisis penokohan Oscar dilakukan dengan melihat interaksinya dengan tokoh-tokoh lain yang memiliki peranan penting dalam kehidupannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S13721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>