Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
Ingleson, John
Depok: Komunitas Bambu, 2013
331 ING p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Bailyn, Bernard
New York: Alfred A. Knopf, 1986
973.2 BAI p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ferling, John
New York: Oxford University Press, 2003
973.3 Fer l
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ruslan
Abstrak :
Pelabuhan Toli Toli merupakan pelabuhan kecil pada masa kolonial Belanda. Walaupun statusnya sebagai pelabuhan kecil, namun peran yang dimainkan Pelabuhan Toli Toli cukup penting pada waktu itu. Hal tersebut didukung dengan hasil produk hutan terutama rotan dan kopra yang kemudian mendorong kemajuan pelabuhan Toli Toli. Peranan pelabuhan Tali Toli banyak ditentukan oleh pendatang yang masuk ke pelabuhan Toli Toli, terutama orang Bugis yang memegang peranan penting untuk mengangkut komoditi yang dihasilkan Toli Toli. Pelabuhan Toli Toli secara administratif berada di bawah wewenang raja yang kemudian mengangkat seorang pejabat berpangkat syahbandar yang bertugas untuk memungut bea dan cukai ekspor impor atas kapal kapal dagang yang singgah untuk membongkar dan memuat barang dan orang dari pelabuhan Toli Toli. Jabatan sahbandar yang tunduk dan bertanggung jawab kepada raja merupakan suatu tanda bahwa posisi pelabuhan dan perkapalan laut cukup penting, khususnya bagi masyarakat setempat.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12387
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dwi Lestari Widayanti
Abstrak :
Sistim ekonomi antara tahun 1870-1900 yang dikenal dengan sistim liberal telah melandasi tata caa kehidupan di Hindia Belanda yang diawali dari perubahan di negeri Belanda sendiri, kemudian merambah ke negeri jajahannya. Lebreralisme adalah suatu aliran yang mengutamakan kemerdekaan individu, sebagai pangkal dan pokok dari kebaikan kehidupan. Perubahan ekonomi yang terjadi di negeri Belanda dan kemudian merambah ke Hindia Belanda, ternyata mengakibatkan semakin mundurnya perekonamian penduduk Jawa. Keadaaan ini membangkitkan semangat baru bagi kaum nasionalis untuk dapat mempertahankan kehidupan. Koperasi yang berarti kerjasama atau saling tolong menolong bukan merupakan kata baru bagi bangsa Indonesia. Namun gotong royong yang mereka lakukan sebelum mengenal koperasi sifatnya statis, sedangkan koperasi ini bersifat dinamis. sengaja diadakan dengan sadar dan nyata untuk memperbaiki nasib orang yang lemah ekonominya dengan jalan bekerja lama. muncul dari Westerrode yaitu orang Belanda yang melihat nasib perekonomian bangsa jajahannya sangat memprihatinkan. Ide ini kemudian didukung bukan hanya dari kalangan mereka tetapi terutama dari kalangan nasionalis. Untuk pertama kalinya seorang tokoh nasionalis mendirikan koperasi bagi golongan bumi putera yang menyebut organisasinya Boedi Oetomo tahun 1908, tujuan organisasi ini untuk mengalang kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa- Madura. Kemudian golongan Islam juga mendirikan satu perkumpulan dagang sekitar tahun 1913. Perkumpulan ini lebih tampak nyata untuk mempersatukan para pedagang-pedagang Islam yang bersama-sama menghadapi persaingan dagang dengan orang_-orang Cina dan Arab. Untuk menghadapi pertumbuhan koperasi pada masa ini pemerintah jajahan mengatasinya dengan melahirkan Undang-undang koperasi tanggal 7 April 1915 yang tercantum dalam Staatblad No. 431, yaitu mengatur perkumpulan koperasi di Hindia Belanda. Kemudian untuk menguatkan undang-undang koperasi ini dibentuklah Cooperasi Commmissie tahun 1920 dan Commissie ini lebih memperinci lagi keberadaan koperasi dengan dibuatnya UU koperasi pada tahun 1927. Aturan koperasi untuk bumi putera ini diberi nama Regeling Inlandsche Cooperatieve Vereenigingen (Peraturan Perkumpulan Koperasi Bumi Putera). Sampai tahun 1929 koperasi telah berjumlah 1540 buah.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S12194
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jason, Pak
Bucheon: Traces, 2011
KOR 951.902 JAS r
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Seoul: Pulbiy, 2010
R KOR 951.9 IYA XI
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Magdalena Baga
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan memperlihatkan kompleksitas representasi
masyarakat Belanda New York yang terlihat dalam AHONY yang merefleksikan
perebutan ruang spasial dan budaya antara Inggris dan Belanda di Amerika
Serikat dari abad ke 17-19. Kompleksitas representasi ini ditunjukkan melalui
lapisan multi dimensi AHONY yang membangun mitos bangsa Amerika sebagai
sebuah bangsa baru melalui penggambaran masyarakat Belanda di New York
abad ke-17. Pada saat yang sama disertasi ini menunjukkan bagaimana AHONY
melontarkan kritik pada kebijakan politik abad ke-19, dan bagaimana parodi
politik ini menunjukkan ambivalensi antara upaya memunculkan kontribusi
masyarakat Belanda di New York dan bias pengarang. Kajian ini menggunakan
representasi dan inventing tradition sebagai konsep untuk menganalisis teks, dan
metode pendekatan New Historicism (Sejarah Baru) untuk meletakkan teks pada
konteks zamannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teks mengungkapkan
gagasan kebangsaan dan masalah kemanusiaan. Gagasan kebangsaan berkaitan
dengan pluralisme berbangsa, sementara itu masalah kemanusiaan yakni kritik
terhadap disingkirkannya sebuah etnis minoritas. Namun demikian, hasil
penelitian juga memperlihatkan bahwa teks A History of New York memberi bias
etnis, ?ras?, dan kelas
ABSTRACT
This study aims to demonstrate the complexity of the representation of the Dutch
New York in AHONY reflecting spatial and cultural struggle between England
and the Netherlands in North America from 17-19 century. The complexity of the
representation is demonstrated through multidimensional layers of AHONY
building the American myth as a new nation through the depiction of the Dutch
New York in the 17th century. At the same time this dissertation shows how
AHONY through parody criticizes on the political policy of the 19th century, and
how this political parody shows the ambivalence between the effort to reveal the
contribution of the Dutch New York and the bias of the author. This study uses
the representation and inventing tradition as concepts for analyzing the text, and
the approach of New Historicism puts the text on the context of its time. The
results indicate that the text expresses the idea of nationality and humanitarian
issues. The idea of nationality related to the pluralism of the nation, while the
humanitarian problem is a critique of marginalization of an ethnic. However, the
result also shows that the text, A History of New York, implies ethnic bias, "race",
and class.
2016
D2231
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Smelser, Marshall
New York: Barnes & Noble, 1873
970 SME a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Lexington: D.C. Heath, 1984
973.2 CON
Buku Teks Universitas Indonesia Library