Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jeroen Martijn Ten Voorde
Abstrak :
ABSTRAK
The Dutch Penal Code entered into force on September 1, 1886. Since then many parts of the Dutch Penal Code have been discussed. This article does not intend to provide an integral systematic overview of the Dutch Penal Code and the many changes it has been subjected to, but examines (in the first part of this article) it generally, with the aim of showing various arguments for a more thorough review of the Dutch Penal Code. Recognizing the need for revision of the Penal Code, the question arises as to what is meant by a revision. More clarity on what is meant by revising a Penal Code is necessary to prevent failure therein as a result of terminological ambiguity or carelessness. In the second part of this article three manners in which a Penal Code may be revised are described. They are: modification, integral revision, and re-codification.
Depok: University of Indonesia, Faculty of Law, 2017
340 UI-ILR 7:3 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fahrurozi
Abstrak :
Teori coding merupakan ilmu yang mempelajari metode pengkodean informasi yang mampu mengontrol kesalahan yang terjadi selama pengiriman informasi tersebut. Tahapan pengiriman informasi dimulai dari proses encoding source, yaitu proses merubah informasi menjadi barisan simbol, yang disebut pesan dan berbentuk ^-tuple. Simbol yang digunakan adalah elemen-elemen dari suatu field hingga GF(q),q = 2 ,me.N. Selanjutnya, pesan diubah menjadi codeword yang berbentuk -tuple, n>k, melalui proses encoding. Himpunan semua codeword disebut code. Codeword tersebut dikirimkan melalui suatu channel dan diterima sebagai receivedword. Proses decoding memeriksa error yang mungkin terjadi selama proses pengiriman dan merubah kembali receivedword menjadi pesan awal. Pesan basil proses decoding diubah kembali menjadi informasi melalui proses decoding source. Kemampuan kontrol error dari metode pengkodean yang digunakan ditentukan oleh jarak minimum dari setiap pasang codeword di dalam code. Dalam perkembangannya, terdapat berbagai jenis code yang memiliki proses konstruksi dan sifat tertentu. BCH code dan Reed-Solomon code adalah jenis code yang tennasuk ke dalam cyclic code, dan banyak digunakan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Pada penelitian ini, dilakukan analisis terhadap konstruksi BCH code dan Reed-Solomon code serta sifat-sifat yang dimiliki oleh kedua jenis code tersebut dan perbandingan antar keduanya. Untuk mendukung pembahasan di dalam penelitian ini, dilakukan simulasi dengan menggunakan software MATLAB. ......Coding theory is the study of information coding method to control errors that occur during the information transmission. The stages of information transmission start with source encoding process, which converts information into a row of symbols, called the message with A:-tuples form. Symbols used are the elements of a finite field GF{q),q = 2"', me. N. Furthermore, the message is converted into codeword with n-tuple, n>k, form through the encoding process. The set of all codewords is called code. Codeword is delivered across a channel and received as the receivedword. Decoding process checks the errors that might occur during the transmission process and changes the receivedword back into the original message. The output message resulted in decoding process is converted back into the original information through the decoding source process. Error control capability of a coding method used is determined by the minimum distance of each pair of codewords in the code. During its development, there are different types of code which have particular construction process and properties. BCH codes and Reed-Solomon code are types of the cyclic code, and widely used in the information technology and communications field. This study analyzed the construction and the properties of BCH codes and Reed-Solomon code including the comparison between them. To support the discussion, this study carried out simulations using MATLAB software.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T48967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neubauer, Andre
Chichester: John Wiley, 2007
003.54 NEU c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cicih Opitasari
Abstrak :
ABSTRAK
Ketidaktepatan koding dan kelengkapan resume masih menjadi penyebab terbesar pengembalian berkas klaim dari BPJS. Hal tersebut berpotensi untuk menimbulkan kerugian bagi rumah sakit akibat pembayaran klaim yang tertunda atau tidak sesuai. Pencatatan yang baik dalam rekam medis sangat penting untuk meningkatkan ketepatan pengkodean. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kelengkapan dan ketepatan koding diagnosis dan prosedur terhadap besaran klaim di RSUP Fatmawati. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan dengan observasi rekam medis dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan pada 105 sampel rekam medis masih didapatkan ketidaklengkapan pengisian resume pada variabel pemeriksaan penunjang, ketidaksesuaian pengisian antara rekam medis dan resume medis dan ketidaktepatan koding diagnosis dan prosedur yang menyebabkan rumah sakit mendapatkan klaim lebih rendah dari yang seharusnya diterima dengan selisih klaim sebesar 4 . Pada faktor input masih banyak perilaku dokter yang tidak patuh dan tidak semua dokter mendapatkan pelatihan pengkodean. Pada faktor proses pencatatan rekam medis masih banyak didelegasikan kepada residen yang sering berganti-ganti. Pemeriksaan resume oleh verifikator dan pengkodean oleh koder masih kurang pemahaman tentang diagnosis dalam konsep INA-CBG. Upaya manajemen untuk mengurangi kerugian perlu melakukan pelatihan berkelanjutan, mengaktifkan kembali case manager, pengembangan rekam medis elektronik dengan alert system dan melibatkan peran komite medis untuk audit medis dan melaksanaan report klaim secara rutin.
ABSTRACT
Coding inaccuracy and inadequate physician documentation is still the major problem of BPJS claims. The hospital would suffer financially due to pending or inappropriate claim reimbursement. Complete medical records documentation are essential to improve coding accuracy. This study aims to analyze the completeness and accuracy of diagnosis and medical procedure codes on the number of claims at Fatmawati Hospital. This qualitative study was conducted through medical record review and in depth interview. The review of 105 medical record found incomplete documentation for supporting medical examination variable, inconsistency documentation of medical record and discharge summary, coding inaccuracy of diagnosis and procedures which caused lowering hospital revenue by an average 4 . The in depth interview revealed low physicians compliance on the documentation standard procedure and lack of coding training for physician as the input factors. The process of the documentation practice was still delegated to the resident physicians. The discharge summary review by verifier and coding by the coder was still lack of understanding of the diagnosis in the INA CBG rsquo s concept. Management needs to perform continuous training, reactivating the case manager, developing electronic medical records with alert systems, conducting clinical audit and reporting the claims at regular intervals.
2018
T49593
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent Wijaya
Abstrak :
Teknologi kompresi video dalam video digital bukanlah sesuatu yang baru. Sangatlah tidak efisien untuk menyimpan sebuah video digital dalam bentuk uncompressed RGB. Di sini akan dilakukan percobaan pada dua buah teknologi kompresi yang populer saat ini, yaitu sistem kompresi DivX dan sisiem kompresi MPEG-l. Percobaan dilakukan dengan mengambil video menggunakan sebuah handycam analog, kemudian di ubah menggunakan sebuah TV Tuner menjadi bentuk digital dalam format AVl uncompressed RGB. Inilah file yang akan dilakukan kompresi menggunakan kedua sistem ini. Pada MPEG-I dilakukan kompresi dengan metoda variable bit rate. dan constant bit rate. Pada DivX dilakukan kompresi dengan metoda 1-pass dan 2-pass, masing-masing dalam bit rate yang berbeda yaitu 100 kbps, 500 kbps dan 1000 kbps. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa pada sistem kompresi DivX 2-pass selain memberikan hasil kompresi yang baik juga memiliki keunggulan yaitu mempunyai hasil berupa file yang ukurannnya dapat dihitung. Perhitungan ukuran file adalah besarnya bit rate dan kompresi yang dikalikan dengan waktu. Selain itu diperoieh beberapa sifat lain dari system kompresi DivX 2-pass yaitu pada video yang tingkat homogeniias yang tinggi penambahan bit rate tidak selalu akan menghasilkan penamhahan ukuran file dan sifat lainnya adalah pada tingkat bit rate yang sangat rendah maka video yang dihasilkan akan mengalami pengurangan kualitas visualnya berupa munculnyu efek checkerboard yaitu munculnya pola kotak-kotak dalam video.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dodi Permana
Abstrak :
Jaringan komunikasi dan informasi yang berkembang sekarang ini banyak menawarkan beragam jasa komunikasi seperti suara, data dan gambar. Komunikasi gambar, baik gambar diam maupun gambar bergerak harus diolah sehingga kapasitas memori dan lebar pita frekuensi (bandwidth) yang dibutuhkan dalam proses selanjutnya menjadi seminimal mungkin dengan mempertimbangkan kualitas dari gambar. Oleh sebab itulah dibutuhkan suatu teknik pemampatan sinyal gambar bergerak untuk mengatasi persoalan kapasitas memori dan bandwidth tersebut. Dalam sinyal gambar bergerak terdapat redundansi spasial dan redundansi temporal yang harus dikurangi oleh teknik pemampatan sinyal gambar bergerak. Dengan mengurangi redundansi ini diperoleh rasio pemampatan yang tinggi dengan kualitas gambar rekonstruksi yang baik. Dalam pemampatan sinyal gambar bergerak digunakan metode Predicted mumi dengan Motion Compensation dan metode MPEG1 dengan metode Predicted dan Interpolated untuk mengurangi redundansi spasial dan temporal tersebut.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiryandaru Restiawan
Abstrak :
Pada tugas skripsi akan dibahas mengenai teknik pengkompresian dengan suatu standar yang telah dispesifikasikan oleh JPEG. Dari beberapa mode operasi yang dipakai oleh JPEG. Mode operasi Sequential Encoding seringkali menjadi standar tersendiri, dimana setiap komponen image akan dikodekan secara urut dari kiri ke kanan, dan dari atas kebawah. Mode operasi Sequential Encoding menjadi syarat minimum penerapan spesifikasi JPEG yang harus didukung oleh perangkat lunak penulisan atau pembacaan image JPEG. Dari mode operasi Sequential Encoding terdapat beberapa kelas skening yang dipakai untuk mengkodekan suatu data. Dari beberapa macam ini terdapat kelas skening yang paling efisien untuk diterapkan pads standar JPEG dengan kompensasi pada faktor lainnya. Dari hasil simulasi untuk beberapa kelas skening diperoleh bahwa kelas skening zigzag menunjukan hasil yang paling baik dengan melihat jumlah koefisien data yang perlu disken dan rasio kompresinya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S38929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlita Eka Asih
Abstrak :
Dalam perkembangan teknologi komunikasi yang semakin cepat, pengiriman pesan dapat dilakukan melalui media apapun. Namun, pesan yang dikirimkan tidak selalu terjamin keamanannya. Di dalam proses pengiriman pesan, dapat terjadi pencurian dan penyalahgunaan pesan. Untuk itu diperlukan teknik pengamanan, salah satunya adalah teknik steganografi. Pada skripsi ini dilakukan implementasi steganografi data citra digital dengan menggunakan Least Significant Bit (LSB) dan Huffman coding. Huffman coding digunakan untuk mengkompresi pesan rahasia. Metode LSB dilakukan untuk menyisipkan pesan rahasia dengan mensubstitusi satu bit terakhir masing-masing pixel pada cover image. Hasil uji coba dari implementasinya dianalisis berdasarkan rata-rata waktu proses embedding dan extracting. Nilai PSNR yang diperoleh relatif tinggi untuk semua data uji, yaitu dari 52,48 dB sampai 67,73 dB, hal tersebut menunjukkkan bahwa pesan rahasia yang disembunyikan sulit untuk dideteksi dan diketahui oleh pihak ketiga.
In rapidly communication technology development, sending message can be done through any media. But, the security of the message is not always guaranteed. In the message sending process, may occur theft and abusing message. Hence, it is necessary for security techniques, that is steganography. In this undergraduate thesis, digital image steganography will be implemented using Least Significant Bit (LSB) and Huffman coding. Huffman coding is used to compress secret message. LSB method is used to embed secret message by substituting one last bit of each pixel of cover image. The result of implementation is analyzed based on average time of embedding and extracting process for each of experiment data. PSNR value obtained are relatively high, that is from 52,48 dB to 67,73 dB, indicating that secret message hidden in the cover image is difficult to detected and known by third parties.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S58804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Petzold, Charles
Washington: Microsoft, 1999
005.72 PET c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Burr, Alister
London: Prentice-Hall, 2001
621.381 BUR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>