Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dunggio, Muhammad Yusuf Ramly
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk pengurangan kadar CO dan penjernihan asap kebakaran dengan pemanfaatan karbon aktif dari tempurung kelapa termodifikasi TiO2. Pada hasil uji XRF kandungan TiO2 didalam karbon aktif termodifikasi TiO2 sebesar 20,54 % wt. Pada hasil uji BET, luas permukaan terjadi peningkatan dari 760,30 m2/g menjadi 782,54 m2/g dari karbon aktif dan karbon aktif termodifikasi TiO2. Untuk uji kinerja, karbon aktif termodifikasi TiO2 ukuran 200 mesh dengan massa 3 gram memiliki kapasitas adsorpsi CO paling tinggi (12,59 %) dan nilai t10 untuk penjernihan asap paling baik yaitu dengan waktu 20 menit, 27 menit, 28 menit. ...... This research was conducted for the reduction of CO levels and purification by use of fire smoke from coconut shell activated carbon modified TiO2. In the XRF test results in the TiO2 content of activated carbon modified TiO2 of 20,54 % wt. The test results showed the BET surface area increased from 760,30 m2/g to 782,54 m2/g of activated carbon and activated carbon modified TiO2. To test performance, activated carbon modified TiO2 with a size 200 mesh and 3 gram have the highest CO adsorption capacity (12,59 %) and t10 values for the purification of smoke that is best with a time of 20 minutes, 27 minutes, 28 minutes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43119
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Wadah merupakan salah satu perlengkapan hidup manusia yang penting, karena berfungsi sebagai tempat untuk membawa sesuatu baik benda keras, lunak, cair atau biji-bijian. Wadah sesuai dengan fungsinya menggunakan bahan tertentu seperti dari tanah liat, daun-daunan, dan buah-buahan yang mimiliki biji yang besar dan kuat. Di dalam perahu kuna Punjulharjo, di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, suatu hal yang menarik dengan ditemukannya wadah dari tempurung kelapa. Dalam kehidupan beberapa masyarakat tradisional Nusantara masih dikenal penggunaan alat-alat tersebut, sebagai perlengkapan hidup sehari-hari. Penemuan wadah dari bahan tersebut, sekurangnya memberikan gambaran, bahwa tempurung telah dimanfaatkan dan digunakan untuk peralatan oleh nenek moyang.
930 ARKEO 31:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jelita Helianisa
Abstrak :
Tempurung kelapa merupakan biomassa hasil samping pengolahan buah kelapa yang pemanfaatannya belum optimal karena dianggap sebagai limbah tak bernilai. Dalam proses pengembangannya, limbah tempurung kelapa memiliki peluang yang besar untuk dimanfaatkan sebagai produk dengan nilai ekonomi tinggi seperti BTX (Benzena, Toluena, Xilena) karena memiliki building block berupa senyawa aromatik. Proses pirolisis termal dan perengkahan katalitik biomassa tempurung kelapa telah dilakukan dalam reaktor unggun diam untuk menghasilkan senyawa BTX masing – masing pada suhu 550oC dan 500oC. Katalis CaO/HZSM-5 yang disintesis melalui teknik pencampuran fisik dan impregnasi basah dengan perbandingan 2:1 terhadap umpan bio-oil digunakan pada proses upgrading perengkahan katalitik. Katalis CaO/HZSM-5 dipilih karena penggunaan kedua katalis tersebut secara simultan memberikan efek sinergis dalam menghasilkan senyawa monoaromatik BTX. Penambahan CaO terbukti mampu meningkatkan ukuran pori rata – rata katalis setelah termodifikasi sehingga dapat menurunkan kemungkinan deaktivasi katalis dengan mencegah pembentukan kokas. Karakterisasi BET terhadap katalis menunjukkan bahwa diameter pori katalis CaO/HZSM-5 pencampuran fisik dan impregnasi basah secara berturut – turut sebesar 2,14 nm dan 5,24 nm. Selanjutnya, bio-oil melalui karakterisasi FTIR dimana produk upgrading bio-oil tempurung kelapa didominasi oleh senyawa aromatic, phenol, dan alcohol. Berdasarkan karakterisasi GC-MS, katalis CaO/HZSM-5 hasil pencampuran fisik memberikan kinerja optimal dimana yield BTX tertinggi yang diperoleh sebesar 45,85%. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi alternatif dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil......Coconut shell is a by-product of processing coconuts whose utilization is not optimal because it is considered as worthless waste. In the development process, coconut shell waste has an excellent opportunity for being utilized as a product with high economic value as BTX (Benzene, Toluene, Xylene) due to its high content of lignin which is the building block in the form of aromatic compounds. Thermal pyrolysis and catalytic cracking of coconut shell biomass have been carried out in a fixed bed reactor to produce BTX compounds at 550oC and 500oC, respectively. CaO/HZSM-5 catalyst was synthesized using physical mixing and wet impregnation technique with a ratio of 2:1 to bio-oil feed in the upgrading process of catalytic cracking. CaO/HZSM-5 catalyst was chosen because the use of the two catalysts simultaneously provides a synergistic effect in producing BTX compounds. The addition of CaO has proven to increase the average pore size of the catalyst after modification and reduce the possibility of catalyst deactivation by preventing coke formation. The BET characterization of the catalyst showed that the pore diameters of the CaO/HZSM-5 catalyst of physical mixing and wet impregnation were 2,14 nm and 5,24 nm, respectively. Furthermore, FTIR characterization showed the upgrading product of coconut shell bio-oil dominated by aromatic compounds, phenols, and alcohols. Based on the GC-MS characterization, the CaO/HZSM-5 catalyst of physical mixing gave an optimal performance where the highest BTX yield was obtained at 45.85%. This research was expected to provide alternative solutions to reduce dependency on fossil fuels.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Wasinton
Abstrak :
Pemanfaatan Gas CO2 Hasil Pembakaran Tempurung Kelapa untuk Produksi Natrium Karbonat. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pemanfaatan gas CO2 hasil pembakaran tempurung kelapa menjadi natrium karbonat (Na2CO3) dengan mereaksikan gas CO2 dengan larutan NaOH dengan konsentrasi 6.5, 7.0, 7.5 dan 8.0 M. Tujuan utama penelitian adalah mengkaji potensi metode diusulkan sebagai cara mitigasi gas CO2 yang dihasilkan dari industri arang tempurung kelapa. Padatan natrium karbonat yang dihasilkan selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 110 oC, lalu dikarakterisasi dengan FTIR, XRD, dan SEM/EDS. Analisis termal menggunakan metode DTA/TGA dilakukan untuk mempelajari karakteristik termal pembentukan Na2CO3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH mempengaruhi massa natrium karbonat yang dihasilkan, hasil tertinggi sebesar 190,6 g diperoleh dari penggunaan NaOH dengan konsentrasi 7,0 M. Karakterisasi dengan FTIR menunjukkan dengan jelas pembentukan natrium karbonat, yang ditandai dengan pita serapan gugus fungsi yang berkaitan dengan natrium karbonat, yakni gugus O-H, C-O, C=O, dan CO3-2. Hasil FTIR juga menunjukkan adanya gugus fungsi C-S, yang kemungkinan besar karena adanya sulfur yang terdapat dalam tempurung kelapa secara alami. Pembentukan Na2CO3 juga didukung hasil karakterisasi dengan EDS yang menunjukkan sampel terdiri dari unsur C, Na, dan O, dan deteksi fase termonatrit (Na2CO3.H2O ) dengan XRD. Karakterisasi sampel yang disintering pada suhu 450 oC dengan XRD menunjukkan perubahan termonatrit menjadi Na2CO3 dan Na2O, yang juga didukung oleh hasil karakterisasi dengan DTA/TGA. Berdasarkan hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa metode yang diusulkan pada penelitian ini berpotensi untuk diaplikasikan sebagai metode mitigasi gas CO2 yang dihasilkan oleh industri arang tempurung kelapa.
In this investigation, sodium carbonate (Na2CO3) was produced by reacting the CO2 released from coconut shell combustion with NaOH solution with molar concentrations of 6.5, 7.0, 7.5, and 8.0 M. The main purpose of the study was to assess the potential of the proposed method for mitigation of the CO2 gas released into the atmosphere by the coconut shell industry. The Na2CO3 powder produced was oven-dried at 110 oC and subsequently characterized using FTIR, XRD, and SEM/EDS techniques. Thermal analysis was also carried out using DTA/TGA to investigate the thermal mechanisms of sodium carbonate formation. The experimental results show that the concentration of NaOH influences the mass of sodium carbonate produced, with the highest mass of 190.6 g obtained using 7.0 M NaOH solution. The FTIR analyses show the existence of O-H, C-O, C=O, and CO3-2, confirming the formation of Na2CO3. The C-S functional group was also detected most likely due to the presence of the sulfur that naturally exists in the coconut shell. The formation of Na2CO3 is also supported by the presence of C, Na, and O on the EDS results and the presence of the thermonatrite (Na2CO3.H2O) phase, as seen by the XRD. The XRD analysis of the sintered sample at 450 oC indicates the transformation of thermonatrite into sodium carbonate and sodium oxide, which is in accordance with the results of DTA/TGA analysis. Based on the results obtained, it is concluded that the proposed method can be applied to mitigation of CO2 gas released by the coconut shell industry.
Universitas Lampung. Faculty of Mathematics and Natural Science, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library