Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endang Sri Pujilestari
Abstrak :
The use of coal as fuel for the electricity industry also continues to increase as it is driven by the National Energy Policy (NEP). Environmental problems from coal combustion are to produce coal ash waste (fly ash, bottom ash) which accumulates on ash disposal. Marine environment is one of the environmental components that receive the impact of coal dust dispersion containing metals. At present environmental management and monitoring often ignores the pathways of metal contaminants. The objectives of this study were (1) to know the total metal, the potential for leaching, and the most dominant toxic metals from the coal combustion process to ash disposal. (2) Modeling metal marine pathways based on the most dominant metals. (3) Assessing potensial application of models to the marine environment. Methods of study used a sample of coal and coal ash of Sumatra type. Then metal determination was then carried out with ICP-MS and CV-AFS. Leaching potential uses TCLP testing and Leaching Ratio (LR) calculations. Data processing used statistical analysis, numerical models of 3D metal transport with simulations for 20 years of operating industry. This study dicovered that the largest total metal occurred after the coal turned into fly ash waste, while the largest Leaching Ratio (LR) occurred when it was still in the form of coal. The order of metals with the largest LR value from coal and coal ash in Sumatra is Sn> Pb> CrVI> Mo> Cu> Zn> li> Co> V> B> Ni> Cd. It is also known that the dominant toxic metal from the Sumatra type is Pb. The pathways model shows the dynamics of metals plunging into the sea, absorbed into floating sediments, and finally decomposes in the sediments. It then re-dissolves (leaching) at sea. The simulation results also show that lead (Pb) contribution from coal and coal ash at Teluk Palabuhanratu as a continuous source, from 2012-2015 was 50.4%. This study concludes that the model of metal pathways can be applied in the marine environment, as it show the inviolable location for the benefit of marine use.
Penggunaan batubara sebagai bahan bakar industri listrik juga terus meningkat karena didorong oleh Kebijakan Energi Nasional (KEN). Permasalahan lingkungan dari pembakaran batubara adalah dihasilkannya limbah abu batubara (fly ash, bottom ash) yang semakin menumpuk di ash disposal. Lingkungan laut merupakan salah satu komponen lingkungan yang menerima dampak dari sebaran abu batubara yang mengandung logam. Saat ini pengelolaan dan pemantauan lingkungan seringkali mengabaikan pathways dari kontaminan logam. Tujuan studi ini adalah (1) menganalisa total logam, potensi leaching, logam toksik yang paling dominan dari proses pembakaran batubara sampai ash disposal. (2) Membangun model pathways logam di laut berdasarkan logam yang paling dominan. (3) Mengkaji potensi penerapan model terhadap lingkungan laut. Metode studi menggunakan sampel batu bara dan abu batubara jenis Sumatera. Kemudian penentuan logam dilakukan dengan ICP-MS dan CV-AFS. Potensi leaching mengunakan uji TCLP dan perhitungan Leaching Ratio (LR). Pengolahan data menggunakan model numerik transpor logam 3D dengan simulasi selama 20 tahun industri beroperasi. Studi ini menemukan total logam terbesar terjadi setelah menjadi limbah fly ash, sedangkan LR terbesar terjadi ketika masih berbentuk batubara. Urutan logam dengan nilai LR terbesar dari batubara dan abu batubara Sumatera adalah Sn > Pb > CrVI > Mo > Cu > Zn > li > Co > V > B > Ni > Cd. Hasil model pathways menunjukkan dinamika logam yang jatuh ke laut, terserap di sedimen melayang, akhirnya terdeposisi di sedimen dasar, kemudian kembali terlarut di laut. Hasil simulasi juga menunjukkan, kontribusi logam dari sumber batubara dan abu batubara yang jatuh ke Teluk Palabuhanratu sebagai sumber kontinyu, dari Tahun 2012-2015 sebesar 50,4%. Studi ini menyimpulkan model pathways logam dapat diterapkan di lingkungan laut, karena dapat menunjukkan lokasi aman dari polutan untuk kepentingan penggunaan wilayah laut.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2552
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Driyanti Rahayu
Abstrak :
Material organik dalam batuan sumber hidrokarbon mengalami transfomrasi membentuk hidrokarbon. Transformasi ini berupa perubahan struktur dan komposisi kimia material organik di bawah pengaruh temperatur dan waktu. Proses pembentukan hidrokarbon tersebut merupakan proses kematangan material organik. Kematangan tennal material organik pada batubara diamati, melalui simulasi dengan metode hydrous pyrolysis pada sampel batubara Fonnasi Brenggang, Gombong, Jawa Tengah. Metode ini digunakan untuk memperoleh pirolisat yang memiliki karakteristik sesuai dengan produk dari proses pembentukan minyak bumi di alam. Simulasi kematangan teraial pada sampel batubara ini dilakukan dengan variasi temperatur 250°C, 300 °C, dan 320 °C. Dua gram sampel batubara dimasuklcan ke dalam stainless steel bomb bersama 10 mL air deionisasi dan dialirkan gas N, inert. Kemudian sampel dipanaskan selama 72 jam untuk setiap temperatur pemanasan. Produk dari setiap sampel dianalisis dengan Icromatografi gas, penentuan karbon organik total, dan pirolisis rock-eval untuk melihat perubahan komposisi material organik yang terjadi akibat proses kematangan termal. Dari simulasi ini dapat dilihat bahwa proses kematangan tennal terjadi dengan penambahan temperatur pemanasan. Hasil simulasi juga menunjukkan bahwa sampel batubara Formasi Brenggang merupakan batuan sumber hidrokarbon yang potensial dengan kandungan material organik kerogen Tipe III yang diperoleh dari kontribusi tumbuhan tingkat tinggi dan alga sebagai produk sekunder
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rifky Fayuzar
Abstrak :

Estimasi sumber daya merupakan salah satu tahap penting dalam kegiatan eksplorasi batu bara karena bertujuan untuk menilai kuantitas dan kualitas batu bara pada suatu daerah. Lokasi daerah penelitian berada di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Lapisan batu bara pada daerah penelitian berasal dari Formasi Muara Enim yang merupakan salah satu formasi pembawa-batu bara di Cekungan Sumatera Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran lapisan batu bara pada daerah penelitian dan melakukan komparasi terhadap hasil estimasi ketebalan lapisan batu bara yang dilakukan dengan metode nearest neighbor, inverse distance weighting, ordinary kriging, dan radial basis function. Setiap metode memiliki pendekatan dan parameter yang berbeda-beda dalam melakukan estimasi ketebalan batu bara. Setelah didapatkan hasil estimasi ketebalan lapisan batu bara pada setiap metode, selanjutnya dilakukan komparasi menggunakan quantile-quantile plot dan swath plot untuk melihat metode yang paling akurat dalam melakukan estimasi ketebalan lapisan batu bara. Dari hasil quantile-quantile plot yang dilakukan, frekuensi hasil estimasi dengan metode inverse distance weighting dan ordinary kriging mendekati frekuensi secara teoritis dan dari hasil Swath Plot menunjukkan bahwa trend nilai rata-rata hasil estimasi ketebalan lapisan batu bara pada metode inverse distance weighting dan ordinary kriging memiliki kemiripan dengan trend nilai rata-rata data bor. Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode inverse distance weighting dan ordinary kriging memiliki tingkat keakuratan yang lebih baik dibandingkan metode nearest neighbor dan radial basis function dalam melakukan estimasi ketebalan batu bara di daerah penelitian.

 


Resource estimation is one of the important stages in coal exploration activities because it aims to assess the quantity and quality of coal in an area. The location of the research area is in Muara Enim Regency, South Sumatera Province. The coal seam of the research area is derived from the Muara Enim formation which is one of the coal-bearing formations in the South Sumatera basin. This research aims to determine the coal seam distribution in the research area and comparing the result of the coal thickness estimate by nearest neighbor, inverse distance weighting, ordinary kriging and radial basis function methods. Each method has different approaches and parameters to estimate the thickness of coal seam. After the result of the estimation of coal seam thickness in each method, the comparison is carried out using quantile-quantile plot and swath plot to see the most accurate method of estimating coal seam thickness. From the results of quantile-quantile plot, the frequency of the estimated results with the inverse distance weighting and ordinary kriging methods is similar to the theoretical frequency and from the results of swath plot, indicates that the average value trend of the estimated results coal thickness with the inverse distance weighting and ordinary kriging methods has similarities to the trend of the average value of drilling data. The results showed that the inverse distance weighting and ordinary kriging methods have a better accuracy than the nearest neighbor and radial basis function methods in performing coal thickness estimation of research area.

 

Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harris Setyo Fernanto
Abstrak :
ABSTRAK
Pembangkit listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batubara merupakan sumber utama produksi abu batubara. Abu batubara yang dikumpulkan di bagian bawah tungku (boiler) disebut coal bottom ash dan abu tebang sisa pembakaran disebut coal fly ash. Di negara Indonesia pemanfaatan bottom ash dan fly ash pada umumnya masih sebatas material penimbun di area landfill dikarenakan terlalu rendahnya nilai dari material tersebut. Tujuan dari riset ini adalah untuk mengungkit nilai dari pemanfaatan material bottom ash dan fly ash sebagai bahan pencampur produk industri konstruksi. Desain eksperimen dilakukan terhadap produk paving block dengan menggunakan berbagai komposisi pencampuran bottom ash dan fly ash dengan mengaplikasikan design eksperimen orthogonal array, untuk kemudian dilakukan uji kelayakan teknis yaitu uji kuat tekan, uji penyerapan air, dan uji abrasi guna memenuhi persyaratan standar SNI (Standar Nasional Indonesia). Pengujian kuat tekan paving block dilakukan pada umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari untuk mendapatkan hasil terbaik
ABSTRACT
The coal-fired thermal power plant is the main source of coal ash production. Coal ash collected at the bottom of the furnace (boiler) is called coal bottom ash and fly ash remaining combustion called coal fly ash. In Indonesia, the utilization of bottom ash and fly ash generally is still limited to landfill material due to the value of the material too low. The objective of this research is to leverage the value of the utilization of bottom ash and fly ash materials as a mixer of construction industry products. Design of experiment (DoE) was conducted on paving block product using various experimental factors such as composition of sand, cement, bottom ash, fly ash, and submersion time of product. This Design of experiment (DoE) applied orthogonal array methods to finding the best mixed compositions that affect the quality of the end result. After it, the proof was performed with a compressive strength test, water absorption test and abrasion test to meet the standard requirements. Testing of compressive strength of paving block was done at 7 days, 14 days and 28 days to get the best result
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Isnandar
Abstrak :
ABSTRAK
Pembangkit listrik termal PLTU berbahan bakar batubara merupakan sumber utama produksi abu batubara. Abu batubara yang dikumpulkan di bagian bawah tungku disebut coal bottom ash. Di negara Indonesia pemanfaatan bottom ash pada umumnya masih sebatas material penimbun di area landfill dikarenakan terlalu rendahnya nilai dari material tersebut. Tujuan dari riset ini adalah untuk mengungkit nilai dari pemanfaatan material bottom ash sebagai bahan pencampur produk industri konstruksi. Uji eksperimental dilakukan terhadap produk paving block dengan menggunakan berbagai komposisi pencampuran bottom ash, untuk kemudian dilakukan uji kelayakan teknis yaitu uji kuat tekan dan uji penyerapan air guna memenuhi persyaratan standar SNI. Hipotesis dengan menggunakan one way ANOVA dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh hasil uji kuat tekan dan penyerapan air terhadap komposisi pencampuran bottom ash. Pengujian kuat tekan dan penyerapan air paving block dengan umur 21 hari mendapatkan hasil terbaik dengan sampel B4 dibandingkan dengan paving block standar B0 yang diproduksi oleh CV.CBI dan masuk kedalam standar SNI mutu B. Hasil riset juga menjelaskan ilustrasi mengenai beberapa manfaat finansial yang dapat diraih, seperti penghematan biaya material produksi paving block dan biaya pemeliharaan landfill. Manfaat lainnya yang dapat diperoleh dengan menggunakan material bottom ash adalah dapat dijadikan sebagai program corporate social responsibility perusahaan pembangkit serta dapat berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan.
ABSTRACT
The coal fired thermal power plants are the main source of production of coal ash. The coal ash collected at the bottom of the furnace is called coal bottom ash. In the country of Indonesia bottom ash utilization in general is still limited to landfill material due to the value of the material too low. The objective of the present research work was to leverage the value of the utilization of bottom ash material as a mixer of construction industry products. Experimental test was conducted on the paving block product using various mixing compositions of bottom ash, to provide technical feasibility of the compressive strength test and water absorption test to meet the SNI standard requirements. Hypothesis by using one way ANOVA was performed to get influence of result of compressive strength test and water absorption with different bottom ash mixing composition. Test of compressive strength and water absorption of paving block with age 21 day get best result with B4 sample compared with standard B0 paving block produced by CV.CBI and had SNI with B grade standar of quality. Research result also explains illustration about some financial benefits that can be achieved, Such as the cost savings of paving block production materials and landfill maintenance costs. Other benefits that can be obtained by using the bottom ash material can be used as corporate social responsibility program of companies and can contribute to environmental conservation.
2017
T48161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library