Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zeremy Giovanni
Abstrak :
Sebagian studi komunikasi perubahan iklim berfokus kepada pembingkaian isu yang dilakukan oleh media arus utama. Penelitian kali ini mencoba berkontribusi dalam studi sejenis dengan melakukan komparasi pembingkaian antara media arus utama dan media niche dalam konteks negara berkembang. Studi diarahkan kepada perbandingan kedalaman, pembingkaian dan penggunaan sumber informasi, dengan metode analisis isi kuantitatif, antara Kompas.com, sebagai media arus utama, dan Mongabay.co.id, sebagai media niche di Indonesia. Hasil penelitian memperlihatkan kedalaman dan keragaman perspektif peliputan dari media niche. Secara keseluruhan, bingkai dampak dan atribusi pertanggungjawaban, dan sumber informasi yang berasal dari pemerintah Indonesia, cenderung digunakan oleh kedua kanal berita. Perbedaan terlihat dari Mongabay.co.id yang mengikutsertakan suara masyarakat lokal, dan lebih berfokus pada peliputan isu advokasi terkait perubahan iklim. Sedangkan Kompas.com mencoba menyeimbangkan sumber informasi dan cenderung tidak mengambil posisi secara eksplisit. ......Some studies on climate change communication focus on issue framing conducted by mainstream media. This research aims to contribute to a similar study by comparing the framing between mainstream and niche media in the context of developing countries. The study focuses on the depth, framing, and use of information sources, using quantitative content analysis methods, between Kompas.com as mainstream media and Mongabay.co.id as niche media in Indonesia. The results show the depth and diversity of coverage perspectives from niche media. Overall, impact framing, accountability attribution, and information sources from the Indonesian government still tend to be used by both news channels. Differences are observed in Mongabay.co.id, which includes the voices of local communities and focuses more on advocacy  coverage related to climate change. In contrast, Kompas.com attempts to balance information sources and tends not to take explicit positions.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yorri Violeta Widyayanti
Abstrak :
Perubahan iklim saat ini menuntut perilaku konkret yang berdampak positif pada lingkungan, seperti pro-environmental behavior. Kehadiran pro-environmental behavior juga dibutuhkan dalam lingkup organisasi dan pekerja, karena berpengaruh terhadap efektivitas organisasi. Faktor-faktor beragam memengaruhi pro-environmental behavior, termasuk tingkat extraversion seseorang. Kehadiran pro-environmental behavior juga dapat disebabkan oleh eco-anxiety yang dialami seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan eco-anxiety sebagai mediator antara extraversion dengan pro- environmental behavior pada masyarakat Indonesia yang tergolong usia pekerja. Sebanyak 241 warga negara Indonesia yang tergolong usia pekerja, yaitu usia 19–58 tahun, menjadi partisipan dalam penelitian ini. Alat ukur yang digunakan yaitu Ten Item Personality Inventory (TIPI), Hogg Eco-Anxiety Scale (HEAS-13), dan Pro- Environmental Behavior Scale (PEBS-2013). Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan teknik analisis mediasi model 4 dari Hayes, dengan menggunakan PROCESS v4.2. Temuan dari penelitian menunjukkan adanya partial mediation, yaitu tingkat extraversion secara langsung dapat memotivasi seseorang untuk memunculkan perilaku yang berdampak positif bagi lingkungan, sebagai pemenuhan norma sosial. Lebih lanjut, eco-anxiety memainkan peran signifikan sebagai mediator dalam hubungan antara extraversion dan pro-environmental behavior. Namun, kehadiran eco-anxiety pada penelitian ini diprediksi menjadi variabel suppressor. Hal ini memberikan implikasi bagi organisasi bahwa eco-anxiety perlu ditanggapi dan difasilitasi secara positif agar dapat menghasilkan dampak yang positif. Penelitian ini memberikan gambaran tentang keterkaitan antara pro-environmental behavior, extraversion, dan eco-anxiety di masyarakat Indonesia usia pekerja yang masih jarang diteliti. Limitasi pada penelitian ini juga dibahas lebih lanjut. ......The current climate change demands concrete behaviors that positively impact the environment, such as pro-environmental behavior. The presence of pro-environmental behavior is also needed in the context of organizations and workers, as it affects organizational effectiveness. Various factors influence pro-environmental behavior, including an individual's level of extraversion. The presence of pro-environmental behavior can also be triggered by a person's eco-anxiety. This study aims to see the role of eco-anxiety as a mediator between extraversion and pro-environmental behavior among Indonesian working-age individuals. A total of 241 Indonesian citizens within the working-age range, from 19 to 58 years old, participated in this research. The measurement tools used were the Ten Item Personality Inventory (TIPI), Hogg Eco- Anxiety Scale (HEAS-13), and Pro-Environmental Behavior Scale (PEBS-2013). The findings of the study showed partial mediation, which that the level of extraversion can directly motivate someone to exhibit environmentally positive behaviors as a fulfillment of social norms. Furthermore, eco-anxiety plays a significant role as a mediator in the relationship between extraversion and pro-environmental behavior. However, the presence of eco-anxiety in this study was predicted to be a suppressor variable. This has implications for organizations that eco-anxiety needs to be addressed and facilitated in a positive way in order to have a positive impact. This study provides an overview of the relationships between extraversion, pro-environmental behavior, and eco-anxiety in the working-age population in Indonesia, a field that has been relatively underexplored. The limitations of this study are also discussed further.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aliyah
Abstrak :
Mangrove merupakan tanaman yang memiliki banyak fungsi penting, diantaranya fungsi perlindungan dari ancaman perubahan iklim dan penyerap karbon di atmosfer. Mangrove memiliki tingkat adaptasi yang tinggi terhadap faktor abiotic disekitar, namun kemampuan adaptasi setiap mangrove berbeda, sehingga faktor abiotik bisa menjadi ancaman bagi keberadaan mangrove. Kebutuhan lahan yang terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk juga menjadi tantangan dan ancaman kepada keberadaan mangrove di wilayah pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan area mangrove dan faktor fisik yang menjadi ancaman terhadap mangrove. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif keruangan dengan memanfaatkan data penginderaan jauh. Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan area mangrove terjadi di keempat zonasi penelitian dimana terjadi penurunan luasan dari tahun 2017 hingga tahun 2020 sebanyak 1.030,40 Ha dan peningkatan di tahun 2021 sebanyak 199,53 Ha. Penurunan luasan mangrove memiliki temporal yang berbeda di setiap zona. Sedangkan peningkatan luasan terjadi di seluruh zona pada tahun 2021. Faktor yang menjadi ancaman bagi ekosistem mangrove adalah penurunan curah hujan lebih dari 500mm per tahun. ......Mangroves are plants that have many important functions, including the function of protecting from the threat of climate change and absorbing carbon in the atmosphere. Mangroves have a high degree of adaptation to the surrounding abiotic factors, but the adaptability of each mangrove is different, so that abiotic factors can be a threat to the existence of mangroves. The need for land that continues to increase along with population growth is also a challenge and threat to the existence of mangroves in coastal areas. This study aims to determine changes in mangrove areas and physical factors that pose a threat to mangroves. The method used in this research is descriptive spatial analysis by utilizing remote sensing data. The results showed that changes in mangrove areas occurred in the four research zones where there was a decrease in area from 2017 to 2020 by 1.030,40 Ha and an increase in 2021 by 199,53 Ha. The decrease in mangrove area has a different temporal in each zone. Meanwhile, an increase in area will occur in all zones in 2021. Physical environmental factors that pose a threat to the mangrove ecosystem are a decrease in rainfall of more than 500 mm per year.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Edward G Hasiholan
Abstrak :
ABSTRAK
Dampak perubahan iklim mempengaruhi perekonomian dan masyarakat, tetapi saat ini belum tercermin dalam sistem akuntansi yang menjadi dasar pengambilan keputusan pembangunan ekonomi. Sistem akuntansi yang mengintegrasikan data ekonomi, sosial, dan lingkungan akan mendorong pembangunan berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah membangun sistem akuntansi Social Environmental Economic Accounting Matrix SEEAM tahun 2008 yang mengintegrasikan Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE , dengan dampak perubahan iklim yang ditimbulkan oleh emisi GRK dan menganalisis SEEAM untuk mengetahui dampak perubahan iklim pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Hasil penelitian berupa terbangunnya SEEAM perubahan iklim tahun 2008 yang mengambarkan penurunan PDB tahun 2008 sebesar Rp215.336,64 Miliar atau 4,18 PDB akibat dampak perubahan iklim. Lebih lanjut, analisis atas SEEAM menunjukkan bahwa pendapatan institusi, nilai tambah dan konsumsi atas output sektor produksi mengalami penurunan sebagai akibat dari dampak perubahan iklim. Kebaruan penelitian ini adalah pada penyusunan SEEAM yang mengintegrasikan kegiatan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup dengan menggunakan nilai moneter sehingga dapat menjadi alat analisis kebijakan pembangunan yang berkelanjutan.
ABSTRACT
Climate change have impacted to the economy and people but haven rsquo;t been incorporated in the national accounting system for decision making tool in the economic development. The accounting system that has already incorporated economy, social and environment data in it makes the development policy tend to more sustainable. This research want to develop the Social Environmental Economic Accounting Matrix SEEAM year 2008 by integrating Indonesia Social Accounting Matrix SAM 2008 with the impact of climate change to be used for decision making tool and, to know how the climate change will impact the economy and people walfare. The research has developed the Climate Change SEEAM year 2008 and shows that the decreasing of the GDP in 2008 by Rp215.336,64 Billion or 4,18 GDP caused by climate change. Furthermore, the climate change also decreases the income of the household, the value-added and the consumption of the production of the Sector. The novelty of the research is the development of the SEEAM that has already integrated the monetary value of the economy, social and environment activities for the economy development decision making tools.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2018
D2493
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Abstrak :
Persoalan perubahan iklim yang mengedepankan pentingnya konsep pembangunan berkelanjutan merupakan persoalan kemanusiaan yang tidak bisa didekati semata-mata dari satu disiplin ilmu. Dalam persoalan ini terkandung dimensi-dimensi sosial, ekonomi, politik, hukum, dan bahkan budaya. Disamping itu, dikaitkan dengan pembuatan kebijakan (decision making), persoalan perubahan iklim juga melibatkan dimensi yang luas, dari dimensi lokal, nasional sampai internasional
Jakarta: Hartomo Media Pustaka, 2014
577.22 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Khoko Setiawan
Abstrak :
Sungai Konaweha merupakan salah satu sungai besar yang terdapat di Provinsi Sulawesi Tenggara. Sebagai Daerah Aliran Sungai terbesar di Sulawesi Tenggara dengan luas Daerah Aliran Sungai sebesar ± 697.841 ha, DAS Konaweha mempunyai fungsi strategis dan secara administrasi meliputi empat daerah otonom yakni Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kolaka, dan Kota Kendari. Perubahan iklim secara global mengakibatkan perubahan pola dan distribusi hujan di berbagai daerah, termasuk di Provinsi Sulawesi Tenggara, hal ini menyebabkan intensitas debit banjir meningkat setiap tahunnya yang menjadi permasalahan utama di Daerah Aliran Sungai Konaweha, tetapi sebaliknya pada musim kemarau beberapa daerah dilanda kekeringan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terkait penyebab banjir yang terjadi pada Daerah Aliran Sungai Konaweha dan memberikan rekomendasi teknis dan non-teknis berdasarkan hasil Assessment Daerah Aliran Sungai untuk mengurangi dampak genangan di DAS Konaweha. Pada penelitian ini juga dilakukan pengecekan debit banjir menggunakan bantuan aplikasi Arc-GIS sebagai aplikasi analisis spasial dan aplikasi HEC-HMS sebagai aplikasi analisis hidrologi. Dalam skripsi ini juga memberikan rekomendasi teknis dan non-teknis dengan bantuan 8 Tools of Watershed Protection. Kesimpulan dari penelitian ini adalah limpasan permukaan yang ada di DAS Konaweha disebabkan oleh kondisi topografi DAS yang sebagian besar memiliki slope yang curam dengan kisaran 20-45% dan zona trasisi yang pendek, mengakibatkan sedimentasi di hilir Sungai Konaweha serta untuk mengurangi dampak genangan dari air hujan yang terjadi di DAS Konaweha dilakukan dengan cara mengaplikasikan Green Infrastructure cistern, green roof, dan vegetated filter strip di DAS Konaweha. ......Konaweha River is one of the major rivers in Southeast Sulawesi Province. As the largest watershed in Southeast Sulawesi with a watershed area of ​​± 697,841 ha, the Konaweha watershed has a strategic function and administratively covers four autonomous regions, namely Konawe Regency, South Konawe, Kolaka, and Kendari City. Global climate change causes changes in rain patterns and distribution in various regions, including in Southeast Sulawesi Province, this causes the intensity of flood discharge to increase every year which is a major problem in the Konaweha River Basin, but on the contrary in the dry season some areas are hit by drought. This study aims to analyze the causes of flooding that occurred in the Konaweha Watershed and provide technical and non-technical recommendations based on the results of the Watershed Assessment to reduce the impact of inundation in the Konaweha Watershed. In this study, flood discharge was also checked using the Arc-GIS application as a spatial analysis application and the HEC-HMS application as a hydrological analysis application. This research also provides technical and non-technical recommendations with the help of 8 Tools of Watershed Protection. The conclusion of this study is that runoff in the Konaweha watershed is caused by the topography of the watershed which mostly has a steep slope with a range of 20-45% and a short transition zone, resulting in sedimentation downstream. Konaweha river. To reduce the impact of inundation from rainwater that occurs in the Konaweha watershed, it is carried out by implementing the Green Infrastructure cistern, green roof, and vegetated filter strip in the Konaweha watershed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Sari Adji
Abstrak :
Perubahan iklim dunia menuju pemanasan global menjadi isu kritikal saat ini yang sangat mendesak untuk mendapatkan penyelesaian. Pada industri minyak dan gas, unit pemisahan gas asam atau acid gas removal unit (AGRU) masih banyak melepaskan gas CO2 ke atmosfer yang akan merusak lingkungan. Proses teknologi hidrogenasi CO2 menjadi metanol menggunakan katalis tembaga dipandang dapat menjadi salah satu solusi mengolah buangan CO2 unit AGRU. Reaktor sebagai alat proses yang sangat penting tempat reaksi kimia berlangsung harus dapat didesain sebaik mungkin agar hasil produksi dapat mencapai spesifikasi yang diinginkan. Studi ini bertujuan untuk mendesain reaktor proses hidrogenasi CO2 menjadi metanol dengan metode simulasi menggunakan COMSOL multiphysics dan UniSim. Konversi CO2 menjadi metanol relatif kecil dan dibatasi oleh konversi kesetimbangan serta panas reaksi yang harus dikendalikan karena reaksi eksotermis. Oleh karena itu rancangan reaktor diupayakan dapat menaikkan konversi dan mengendalikan panas yang terbentuk dengan cara penerapan reaktor unggun diam bertahap dengan pendinginan dan pemisahan metanol-air antar tahap unggun reaktor. Validasi dengan data literatur berupa hasil eksperimen An Xin et.al. yang menggunakan reaktor unggun diam pada tekanan 50 Bar pada berbagai temperatur operasi yaitu 210 °C, 230 °C, 250 °C dan 270 °C. Hasil eksperimen menunjukan adanya kesesuaian hasil simulasi dengan data eksperimen tersebut untuk konversi CO2 dan yield metanol. Validasi dengan menggunakan data pabrik metanol skala komersial pada literatur juga menunjukkan hasil yang cukup memuaskan dengan deviasi di bawah 9.99%. Konversi tertinggi CO2 untuk produksi metanol hasil simulasi didapat pada temperatur 232 °C. Hasil simulasi menunjukkan bahwa sintesis metanol kurang efisien pada temperatur yang lebih tinggi dari 232°C dikarenakan sifat reaksi yang eksotermis. Dimensi reaktor yang dirancang dalam penelitian ini dengan diameter 1.5 meter, dengan 5 tahap unggun dan tinggi tiap unggun ( bed ) pada rentang 0,5 - 1 meter, dapat menghasilkan metanol sebesar 5698 kg/jam (136.75 ton/hari) dari hasil olahan aliran CO2 gas buangan AGRU sehingga hasil konversi total CO2 menjadi metanol meningkat sebesar 71.5% dibandingkan dengan reaktor satu tahap. 
A world climate change towards global warming has been a critical issues which currently need a sustainable solution. In the oil and gas industry, acid gas removal unit releases a significant amount of   into the atmosphere which critical to the environment. The process technology of CO2 hydrogenation into methanol using copper catalyst has been considered as a potential solution to treat the released CO2. Reactor is the key process equipment where the chemical reaction is performed thus must be designed properly to ensure the product will meet the required specification. This study aims to design a reactor for CO2 hydrogenation into methanol utilizing COMSOL multiphysics and UniSim process simulation. CO2 conversion to methanol has a relatively small value as limited by its equilibrium and was inhibited by the exothermic heat reaction released that shall be well managed. Therefore a novel reactor design is developed to increase the overall conversion of CO2 into methanol as well as to control the released heat with implementation of an adiabatic multistage fixed bed reactor with inter-stage cooling and methanol-water removal. Validation of the model with experiment from AnXin et.al was performed at pressure of 50 Bar and varied temperature of  210 °C, 230 °C, 250 °C and 270 °C to ensure simulation accuracy. The simulation result shows a good agreement with the reference data in term of the CO2 conversion as well as methanol yield for both laboratory scale and industrial benchmark data. The highest conversion was achieved at the temperature of 232 oC at 50 Bar and it was found that that methanol synthesis was not efficient to be conducted at a higher temperature than 232oC due to its exothemic nature of the reaction. A fixed bed reactor with the dimension of 1.5 meter diameter and 5 stages of multibed configuration can process a 5 MMSCFD feed gas from AGRU to produce methanol at rate of 5698 kg/h (136.75 ton/day) which is 5 times higer than can be produced from a single stage fixed bed reactor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
D2720
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1996
363.738 7 POL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library