Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kadek Agus Wahyu Sanjaya
Abstrak :
Lempung serpih yang biasa dikenal dengan clayshale ketika belum mengalami pelapukan memiliki kemampuan untuk menahan beban yang cukup tinggi. Ketika mengalami pelapukan dengan paparan cuaca yang ekstrim, tanah ini akan menjadi sangat rentan dan rawan apabila dibangun bangunan diatasnya. Propylene Glycol dan Kalium Klorida diduga mampu mengurangi sifat dari lempung serpih dan dapat meningkatkan kestabilannya, namun sebaliknya kedua bahan kimia ini membuat spesimen lempung serpih mengalami penurunan kemampuan untuk menahan beban. Maka dari itu dilakukan studi dengan metode analisis balik untuk melihat berapa besar faktor keamanan dan pergeseran yang terjadi pada lempung serpih pada berbagai variasi perbaikan yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Plaxis 2D dalam menyimulasikan perilaku tanah. ......Lempung Serpih commonly known as clayshale when it is not weathered, the ability to withstand the load becomes quite high, but when it is weathered with extreme weather, the soil will become very vulnerable specially when buildings are built on it. Propylene Glycol and Potassium Chloride are considered capable reducing clay shale and improve their stability, but these two chemicals make clayshale have decreased ability to withstand. Therefore, a back-analysis method was conducted to see how much safety factor and displacement occurred to clayshale in various variations of repairs carried out with Plaxis 2D software in simulating soil behavior.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully Lesmana
Abstrak :
Lempung serpih yang belum mengalami pelapukan memiliki kekuatan yang cukup tinggi. Saat mengalami pelapukan, lempung serpih akan mengalami perubahan fisik serta kehilangan kekuatannya, sehingga sangat rawan apabila dijadikan material timbunan. Propylene glycol dan Kalium Klorida mampu mengurangi sifat lempung serpih yang rentan terhadap air sehingga kestabilannya meningkat. Propylene Glycol yang dicampurkan pada lempung serpih meningkatkan nilai CBR soaked melebihi 100 dan menurunkan nilai pengembangan dari 2,5 menjadi 0,3 dibanding spesimen asli. Kalium klorida juga meningkatkan nilai CBR Soaked sebesar 100 dan menurunkan nilai pengembangan hingga menjadi 0,1. Namun campuran keduanya tidak meningkatkan nilai CBR soaked dan membuat spesimen mengalami penurunan.
Unweathered clayshale has high value of strength. Due to brittleness of weathering, clayshale will deforms and loses its strength. Thus, it would be hazardous if it is used as embankment material. Propylene glycol and Pottasium Chloride are able to increase the stability of clay shale making it more durable when contact with water and atmosphere. Propylene glycol, which is mixed to the clay shale increases the value of soaked CBR exceeds 100 , and decrease the swelling number from 2,5 to 0,3 from the original specimen. Pottasium Chloride also increases the value of soaked CBR exceeds 100 , and decrease the swelling number to 0,1 . Yet the mixture of Propylene Glycol and Pottasium Chloride are not able the Value of soaked CBR and makes a settlement to the specimen.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Riil Akbar Pertantyo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan nilai sifat atau sifat fisik dan parameter kuat geser dari tanah ekspansif dan tanah lempung serpih. Sampel tanah tanah ekspansif dan clay shale diambil langsung dari lokasi pengumpulan dengan metode mesin bor untuk pengujian laboratorium nanti. Hasil yang diperoleh adalah nilai berat jenis 2,707 untuk tanah lempung serpih dan 2.719 - 2.738 untuk lahan ekspansif, dari hasil tersebut diklasifikasikan sebagai tanah lempung non organik. Hasil yang didapat dari pengujian hidrometer dan Analisis saringan untuk tanah clay shale berupa fraksi clay 43% dan lanau 57%, sedangkan untuk tanah ekspansif fraksi lempung berkisar antara 34% - 42% dan lumpur 58% - 66%. Dari hasil pengujian, kedua jenis tanah tersebut diklasifikasikan sebagai jenis tanah lumpur tanah liat. Selain itu, dari hasil pengujian batas atterberg Artinya, tanah ekspansif dan clay shale soil merupakan jenis tanah memiliki plastisitas dan potensi ekspansi yang relatif tinggi. Hasil Ini bersama-sama dengan hasil parameter kekuatan geser kemudian dibandingkan baik tanah maupun dengan penelitian sebelumnya yang akan diperoleh karakteristik tanah lempung serpih dan tanah ekspansif. ......This study aims to obtain the value of physical properties or traits and the parameter of shear strength of expansive soil and shale clay. Soil samples for expansive soil and clay shale were taken directly from the collection site using a drilling machine method for later laboratory testing. The result obtained is a specific gravity value of 2.707 for clay soil shale and 2,719 - 2,738 for expansive land, from these products classified as non organic clay. The results obtained from hydrometer testing and sieve analysis for clay shale soil were clay fraction 43% and silt 57%, while for expansive soil the clay fraction ranged from 34% - 42% and mud 58% - 66%. From the test results, the two types of soil are classified as soil types clay mud. In addition, from the results of atterberg limit testing This means that expansive soil and clay shale soil are types of soil has relatively high plasticity and expansion potential. Result This together with the results of the shear strength parameters are then compared with both the soil and previous studies which will obtain the characteristics of the shale clay and expansive soil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Maxwel Joseph Henri
Abstrak :
Pemanfaatan bioteknologi dalam bidang geoteknik sudah mulai digunakan dalam beberapa tahun terakhir. Dalam penelitian ini digunakan Enzim Urease sebagai bahan stabilisasi pada tanah lempung serpih melalui metode biosementasi. Metode ini dilakukan dengan mencampurkan secara manual Enzim Urease dan juga dengan penambahan laterit sebesar 10 terhadap Tanah Clayshale. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Triaxial CU terhadap sampel yang telah mengalami pemeraman selama 42 hari. Hasil biosementasi menunjukkan terjadinya pengerasan sampel dengan dibuktikan dari hasil uji Triaxial CU yang mana adanya peningkatan kuat geser. Pada uji durabilitas dilakukan dengan cara visual menunjukkan adanya perbedaan setelah ditambahkan enzim urease. Nilai kuat geser yang dihasilkan variasi campuran enzim urease 10 Laterit lebih besar dibandingkan dengan tanpa laterit, namun nilai sudut geser mengalami peningkatan yang tidak signifikan. Oleh karena itu, pemeraman 28 hari dinilai cukup efektif dilakukan daripada tanah asli.
In recent years utilization of biotechnology in the field of geotechnical has started. The research involved the use of Urease Enzym as a stabilization material by biocementation method. This method is done manually by mixing Urease Enzyme and through additional 10 laterite soil to Clayshale. The test uses the Triaxial CU Consolidated Undrained test toward samples that undergone curing for 42 days. The result indicates that the sample is stiffening, proved by Triaxial CU test, with an increase of shear strengh. In the durability test performed by visual means showing the difference after added enzyme urease. Shear strength of mixture urease 10 laterite has a higher value but the shear angle value has an insignificant increase. Hence, it is known that the mixture increases the shear strength of the soil and the curing 28 days affected the results as well.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library