Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Riri Indriani
Abstrak :
Ketidaknyamanan masyarakat dapat dipengaruhi oleh suhu dan kelembapan udara yang tinggi. Ketidaknyamanan beraktivitas di kota dan daerah sekitarnya dapat disebabkan oleh kenaikan suhu, padahal kenyamanan beraktivitas di kota sangat penting karena kota adalah pusat sosial dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan indeks humidex dan indeks ketidaknyamanan untuk melihat ketidaknyamanan akibat suhu udara, selain melihat perbedaan suhu udara di siang dan malam hari yang mempengaruhi sensasi panas yang dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di kota. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan suhu udara siang dan malam hari, adanya perbedaan antara suhu udara di udara dengan suhu udara yang dirasakan oleh masyarakat, dan tidak ada adanya hubungan antara sensasi panas yang dirasakan oleh masyarakat terhadap kenaikan suhu udara. Hasil penelitian ini tidak menunjukkan adanya sensasi panas yang dirasakan oleh masyarakat walaupun hasil perhitungan kedua indeks menunjukkan adanya sensasi panas yang menyengat dan tidak nyaman beraktivitas di kota.
High temperature along with high humidity is one of many factors that causes inconvenient feeling to urban community. The increase of air temperature at daytime and nighttime could result in a education convenience in the activity of urban communities considering urban communities are residing inside a city which center of economic and social activities. This study uses humidex index and discomfort index to analyze and to correlate urban thermal sensation with discomfort sensation. Quantitative research method is used h the primary data from questionnaire and secondary data from BMKG. This study found that there is no correlation between the discomfort sensation from humidex index and discomfort index with urban community thermal sensation.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rera Annisa Putri
Abstrak :
Bila kita memperhatikan lingkungan di sekitar kita, terutama di kota Jakarta, tentunya bukanlah hal yang aneh melihat banyak papan-papan reklame bertebaran di jalan raya, begitu rumitnya sistem rambu lalu lintas di jalan raya, dan begitu banyak media informasi yang bertebaran di mana-mana, saling bertumpuk satu sama lainnya. Keadaan ini muncul karena adanya kebutuhan memperoleh informasi secara efektif dan efisien, karena kita sekarang hidup di jaman modern dimana arus informasi bergerak begitu cepat ditambah lagi dengan kehidupan yang multikultur dimana setiap detik dapat terjadi perbenturan budaya dan bahasa antar individu, sehingga informasi melalui komunikasi tatap muka saja belum tentu cukup. Karena itulah bentuk komunikasi melalui bahasa visual muncul menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah, karena hampir 80% dari penginderaan manusia adalah secara kasat mata (visual). Environmental graphics merupakan salah satu bentuk komunikasi visual yang biasa kita temui dalam berbagai signage, sistem wayfinding, logo, reklame, dan semua elemen grafis yang berada dalam sebuah lingkungan terbangun. Sementara arsitektur menjadi wadah yang menampung seluruh environmental graphics tersebut. Keduanya sama-sama mengandalkan kualitas visual sebagai media penyampai pesan. Skripsi ini mencoba untuk mempelajari elemen-elemen visual apa saja yang dimiliki oleh keduanya dan bagaimana elemen-elemen tersebut dapat saling mempengaruhi keberadaan masing-masing. Dengan memahami bagaimana kualitas visual keduanya dapat saling mempengaruhi, maka diharapkan kita dapat menjadikan sebuah proses perancangan arsitektur terintegrasi dengan lingkungannya secara menyeluruh, sehingga kehadiran environmental graphics dalam sebuah bangunan dapat memperkuat karakter bangunan tersebut begitu pula sebaliknya kehadiran bangunan itu dapat memperkuat konsep environmental graphics yang ada. ......If we look into our daily surroundings, especially in big metropolis city like Jakarta, we must be seeing many billboard signage mounted in the building walls, standing towards the highway, the complicated traffic signs all over the city, and so many information media (mass media). This condition is emerged because the needs of vast and effective information, because nowadays we lived in a modem life where the world became more hectic, information grows so fast and the multicultural lifestyle is totally unavoided anymore. Environmental graphics is a form of visual communication that we can see in many signage, wayfinding, logos, billboards, and every graphical information that stands out in a built environment. While architecture played the important role for being the place where all that graphical information stands. And both of them consider the visual elements as their most important way to delivered the messages. And in the several next chapter, we 'll try to find out, what kind of visual elements that can be emerged and effecting each other especially in a visual ways. By learning how the visual quality of both can be influenced each other, hopefully we can make the design process of architecture integrated with the surroundings completely. So every element of environmental graphics in the building will support the character of the architectural elements and so does the architectural visual concept will be part of the environmental graphics.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Griselda Grananda Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam perancangan yang berdasarkan alam, ada berbagai metode yang digunakan oleh para arsitek dan perancang yang berasal dari isu alam yang berbeda. Dalam skripsi ini, penulis mendeskripsikan beberapa metode pada tahun 1852-2013 yang digunakan arsitek mulai dari isu alam yang mendorong, pandangan akan alam dan arsitektur, metode yang digunakan dan beberapa contoh hasil perancangannya. Arsitek yang metodenya dideskripsikan dalam skripsi ini yaitu Antoni Gaudí, Frank Lloyd Wright, Hassan Fathy, Buckminster Fuller, Victor Olgyay, Ian L. McHarg, Sim Van der Ryn, Christopher Day, Eugene Tsui, Farr Associates dan Ken Yeang. Metode dideskripsikan dan dibandingkan. Terdapat korelasi antara isu, pandangan dan metode. Selain itu, pandangan arsitek mempengaruhi bagaimana arsitek merespon isu dengan metodenya.
ABSTRACT
Within nature based designs, there are several methods which architects and designers use, that come from different nature based issues. In this thesis, the writer describes some of those methods from year 1852 to 2013 used by a number of architects, starting from the issues that trigger them, their view of nature and architecture, the methods that are used and some design examples. The architects and designer whose methods are described in this thesis are Antoni Gaudí, Frank Lloyd Wright, Hassan Fathy, Buckminster Fuller, Victor Olgyay, Ian L. McHarg, Sim Van der Ryn, Christopher Day, Eugene Tsui, Farr Associates dan Ken Yeang. The methods are described and compared. There are correlations between issues, views and methods used. Architects? views also influence how they respond to issues with their methods.
2016
S63485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Feandri
Abstrak :
ABSTRAK
Biophilic-design bertujuan untuk menciptakan habitat yang baik bagi manusia sebagai organisme biologis pada lingkungan terbangun, yang dapat meningkatkan kesehatan, kebugaran dan kesejahteraan umum (well-being) (Kellert, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh apa kehadiran atau suasana alam pada ruang melalui 14 pola biophilic-design (Browning, Clancy & Ryan, 2014) pada jenis hunian yang berbeda, yaitu: hunian tapak sederhana dan real-estate; dan hunian vertikal sederhana (rumah susun sederhana) dan apartemen. Kemudian pada jenis hunian yang kehadiran alamnya paling rendah dilakukan percobaan penambahan nilai indeks biophilic-design untuk mengetahui apa dampak aplikasi pola biophilic design, terhadap kesejahteraan mental (mental well-being) penghuninya.

Instrumen penilaian indeks biophilic-design dikembangkan berdasarkan 14 pola biophilic-design dan digunakan untuk mengidentifikasi secara kuantitatif keberadaan atau suasana alam yang hadir pada ruang. Untuk mengukur kesejahteraan mental (mental well-being) penghuni digunakan The Warwick- Edinburg Mental Well-Being Scale (WEMWBS) yang diukur pada saat dimulainya percobaan penambahan nilai indeks biophilic-design dan dua minggu setelahnya untuk melihat dampaknya pada kesejahteraan mental (mental well-being) penghuni.
ABSTRACT
The objective of biophilic-design is to create a good habitat for people as a biological organism in a built environment, which can improve people’s health and well-being (Kellert, 2015). This research aims to identify how far nature or natural scene can be present in a space through 14 patterns of biohilic-design (Browning, Clancy & Ryan, 2014) on a different residential types: simple landed residential, mid to high class landed residential/real-estate, vertical residential, and mid to high class vertical residential/apartment. Then on the residential type which it’s natural scene is low than the other, experiment is conducted by improve it’s natural scene to find what impact biophilic-design does to people’s mental well-being on residential space.

Biophilic-design index scoring was developed based on 14 patterns of biophilic-design and used as an instrumen to identify and measure the nature and natural scene present in a space quantitatively. The Warwick-Edinburg Mental Well-Being Scale (WEMWBS) is used to measure people’s mental well-being. It is measured at the moment when the experiment is conducted and two weeks after it to find it’s impact.
2016
T45589
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Novendi
Abstrak :
Pembangunan perkotaan tidak saja menuntut peningkatan kebutuhan atas ruang, tetapi juga meningkatkan kompleksitas ruang. Aktivitas ini sexing kali menempatkan pertimbangan atas kota dan entitas alam serta kehidupan liar pada posisi terpisah, bertentangan. 6ahkan akibat ketersediaan ruang-ruang kota yang terbatas dan sering tidak sejalan dengan tingkat kebutuhannya, Bering menimbulkan konflik-konflik peruntukan ruang yang dilematis antara kepentingan pembangunan dan pelestarian alam. Pada akhirnya keberadaan ruang terbuka hijau senantiasa menjadi korban dan sasaran penggusuran dengan berbagai alasan-alasan klasik. Padahal lingkungan hidup dengan seluruh komponennya yang saling bergantung satu sama lain haruslah selalu dalam keadaan seimbang. Ketidakseimbangan antara lingkungan alam dan lingkungan binaan ini tentu mengakibatkan timbuinya masalah lingkungan, ketidaknyamanan termal, karena luas permukaan yang menimbulkan suhu tinggi (struktur dan perkerasan) semakln bertambah sementara luas permukaan yang menimbulkan suhu rendah (tumbuhan dan air) semakin berkurang. Melalui tulisan ini akan dipedihatkan bagalmana keberadaan ruang terbuka hijau dapat berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban, dua faktor penting dalam kenyamanan termal. Sampai sebesar apa pengaruh RTH tersebut clan faktor-faktor apa saja yang menentukan besamya pengaruh RTH. Sehingga bisa ditentukan bentuk RTH yang seperti apa yang paling ideal untuk menciptakan kenyamanan termal. Dengan mengambil studi kasus di kota Depok, sebuah kota yang sedang giat-giatnya membangun. Namun di sisi lain Depok jugs berperan penting sebagai daerah resapan. Yang terjadi adalah pembangunan giia-gilaan, yang menggusur RTH. Kota Depok justru mengarah menjadi kota jasa dan perdagangan. Perm ukiman-permukiman bare menjamur tanpa mengindahkan peruntukan lahan, membuka jalan-jalan bare. Pembangunan ma!-mal dikebut, dengan letak yang saling berdekatan. Lebih banyak lagi perkerasan sementara ruang terbuka hijau semakin sedikit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Jupitabwana
Abstrak :
Keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) selalu menjadi idaman bagi warga kota. Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang kehadirannya adalah syarat mutlak dalam sebuah kota yang layak huni dan beradab dengan memberi jaminan hak hidup dan hak mati kepada setiap warganya, berpotensi untuk dijadikan RTH apabila direncanakan dan ditata dengan tepat. Selain tentunya memiliki nilai ekologis dalam fungsinya sebagai RTH kota, TPU juga merupakan aset, dan investasi kota jangka panjang dalam nilai ekonomi, edukatif, dan estetis. Namun di kota-kota besar di Indonesia, tempat ini sering malah terabaikan dan membuatnya menjadi sesuatu yang merusak pemandangan, terlihat menakutkan, dan tempat terjadinya berbagai tindakan kriminal. Sejauh mana TPU dapat menjalankan perannya sebagai bagian dari RTH kota, akan dibahas di dalam penulisan karya ilmiah ini.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S48531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Deasy Puspitasari
Abstrak :
Ruang pada alam merupakan suatu bentuk arsitektur kompleks yang terbentuk dengan sendirinya. Sejak lama alam semesta dapat menjadi inspirasi yang berperan dalam menentukan perancangan sebuah karya arsitektur. Sementara itu perkembangan jaman menimbulkan banyak perubahan pada berbagai aspek kehidupan manusia. Adanya perubahan yang terjadi dalam dunia arsitektur mengindikasikan ketidakpuasan dan belum tercapainya kondisi yang ideal, dan kehidupan urban yang notabene menjadi pusat kebudayaan dan perekonomian memiliki pengaruh yang tidak sedikit dalam perkembangan ini. Perubahan kebudayaan serta teknologi informasi yang pesat juga mempengaruhi pola pikir kebanyakan masyarakat urban dengan tingkat perekonomian yang makmur. Di sini manusia urban dengan segala intelektualitasnya membutuhkan suatu ruang untuk memenuhi ekspresi dirinya. Terjadi banyak eksperimen dan metode yang tak biasa dalam merancang dan para arsitek dewasa ini menggunakan alam sebagai alat perancangannya, namun disini alam tersebut dibentuk secara sengaja. Alam buatan (artificial nature) dalam ruang perkotaan diharapkan dapat menjadi alternatif bagi penghuni perkotaan dalam mengaktualisasikan dirinya sebagai masyarakat urban. Salah satu arsitek yang menerapkan artificial nature pada karya-karyanya adalah MVRDV, dan dalam tulisan ini saya mencoba menganalisa peranan bangunan tersebut dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Tinjauan dilengkapi dengan contoh serta kajian teori yang diperoleh dari studi literatur, yang dilanjutkan dengan diskusi analisis pada studi kasus karya MVRDV. Dari sini akan diperoleh suatu pemahaman tentang alam buatan dalam arsitektur dan kaitannya dengan kehidupan masyarakat urban.
Space in nature is a complex architecture that is created on its own. For a long time the nature can be an inspiration that can influence an architectural piece. Meanwhile the development of an era has created many changes to many aspect of human life. The changes in the architectural world indicated the unsatisfaction to an ideal condition, and urban life which is the center of culture and economy has a big influence on this development. This changes in culture along with the development of information technology has influenced the mindset of the wealthy urban community. The urban individual with all of its intelectuality needs a space to fill up his/her expression. There has been an uncommon experiment and method in design where the architect uses nature as his/her design tool, but here the nature was formed on purpose. Artificial nature in the city space is hoped to be an alternative to the city inhabitants to actualize themselves as an urban community. One of the architect who implements artificial nature to its project is MVRDV, and in this thesis i will try to analyze the role of the building in the daily life of the community. Analyze is completed with example and theoritical analysis to literature study that is continued with the discussion on the case study of MVRDV. From the overall discussion, we will get the basic understanding about artificial nature in architecture its relation with the life of urban society.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, [2006;2006, 2006]
S48541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Oxford University Press , 1996
304.2 WOR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hough, Michael
London: Routledge, 1995
304.2 Hou c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ellin, Nan
Abstrak :
Integral Urbanism is an ambitious and forward-looking theory of urbanism that offers a new model of urban life. Nan Ellin's model stands as an antidote to the pervasive problems engendered by modern and postmodern urban planning and architecture: sprawl, anomie, a pervasive culture - and architecture - of fear in cities, and a disregard for environmental issues. Instead of the reactive and escapist tendencies characterizing so much contemporary urban development, Ellin champions an 'integral' approach that reverses the fragmentation of our landscapes and lives through proactive des.
New York: Routledge, 2006
711 ELL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>