Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nila Puspita Sari
Abstrak :
ABSTRAK
Kromium merupakan salah satu di dalam 129 polutan prioritas di dalam catatan The Environmental Protection Agency (EPA). Pada penelitian sebelumnya kromium memiliki risiko (RQ) paling tinggi sebesar 3,371 pada air minum (konsentrasi 0,29 mg/l). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi risiko pajanan kromium dari sumber air minum dan bahan pangan terpilih. Metode Public Health Assessment (PHA) digunakan untuk melihat evaluasi pemajanan dan evaluasi efek kesehatan, serta kepedulian masyarakat. Sampel penelitian ini adalah 60 rumah tangga dengan menguji 12 sampel air, 12 sampel beras, 4 sampel labu siam, dan 4 sampel buah pisang dengan laju konsumsi tertinggi. Data antropometri, pola konsumsi, dan pola aktivitas penduduk dikumpulkan dengan wawancara kuesioner untuk mengetahui intake pajanan kromium penduduk. Proporsi gangguan gastrointestinal dan gangguan kulit dilihat sebagai efek kritis dari pajanan kromium (VI) secara ingesti. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata konsentrasi kromium (VI) pada beras sebesar 0,093 mg/kg, pada labu siam 0,048 mg/kg, dan 0,268 mg/kg pada pisang. Sampel makanan diukur berdasarkan nilai limit batas alat ukur 0,035 mg/kg. Sedangkan untuk air, nilai kandungan kromium (VI) tidak terdeteksi, nilai ini masih di bawah nilai baku mutu Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2001 yaitu 0,05 mg/liter di dalam kromium total. Tingkat risiko pajanan kromium pada air yang dikonsumsi bernilai kecil dari 1 yang berarti tidak berisiko, sedangkan untuk semua bahan makanan pada kelompok usia dewasa nilai risiko nya adalah lebih dari 1. Proporsi kejadian diare adalah sebanyak 13,33% dan 30% mengalami gangguan kulit
ABSTRACT
Chromium is one of 129 pollutants priority in the Environmental Protection Agency listed. Previous studies show that chromium have the highest risk 3,371in drinking water with 0,29 mg/l concentration. This research aims to know the estimated risk exposure of chromium from drinking water and food elected. The methods of Public Health Assessment (PHA)is used to evaluated exposure and health effect, and the community concern. Research sample are 60 households with 12 samples of water, 12 rice, 4 chayote, and 4 bananas (food with the highest consumption). Anthropometry data, consumption and activity patterns of residents gathered with questionnaires to know the exposure intake of chromium in the population. The proportion of gastrointestinal and skin disorders are seen as the critical effects of chromium (VI) exposure. The results showed an average of chromium (VI) in rice 0,093 mg/kg, in chayote 0,048 mg/kg, and 0,268 in bananas. All food samples are measured by limit of detection 0,035 mg/kg. The results for chromium (VI) in the sample of water is not detected and still safe below the Government Regulation No.8/2001(0,05 mg/l in chromium total). The risk exposure of chromium in the water consumed worth less than 1 which means no risk, while for all foods in adult age was greater than 1. The proportion of diarrhea is 13,33% and 30% have skin disorders.
2016
T46403
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rommi Rusfiandhi
Abstrak :
Latar Belakang: Penyemprot cat mobil adalah salah satu pekerjaan yang sering mengakibatkan pajanan logam berat di tempat kerja, salah satunya adalah kromium. Banyak efek kesehatan yang terkait dengan pajanan senyawa Cr VI . Melihat bahaya dan gangguan kesehatan akibat senyawa Cr VI serta pajanan yang ada dengan kebiasaan-kebiasaan para pekerja cat duco yang tidak memakai alat perlindungan diri dan merokok. Peneliti ingin meneliti korelasi lama pajanan dengan Cr VI darah serta faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kadar Cr VI darah.Metode: Desain penelitian menggunakan metode cross-sectional dengan total sampel sebesar 45 orang menggunakan data sekunder dari penelitian Prodia OHI tahun 2017. Usia, masa kerja, kadar Cr VI udara personal, lama pajanan, pajanan total, kebiasaaan merokok, kebiasaan konsumsi makanan laut makanan kaleng, sumber air minum, dan penggunaan APD adalah variabel-variabel yang diteliti.Hasil: Korelasi kadar kromium dalam darah dengan variabel-variabel yang diteliti tidak ada yang bermakna secara statistik. Korelasi kadar kromium dalam derah dengan usia p = 0,221 dan r = -0,186 , masa kerja p = 0,453 dan r = -0,115 , kadar Cr VI udara personal p = 861 dan r = 0,027 , lama pajanan p = 0,975 dan r = 0,005 , dan pajanan total p = 0,151 dan r = 0,218 . Hubungan kadar Cr VI darah dengan pajanan di luar pekerjaan juga tidak ada yang menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik. Hubungan kadar kromium darah dengan kebiasaan merokok p = 0,257 , konsumsi makanan laut p = 0,692 , konsumsi makanan kaleng p = 0,307 , dan sumber air minum p = 0,599 . Semua responden tidak menggunakan APD sehingga tidak dapat dianalisis.Kesimpulan: Tidak ada korelasi antara kadar Cr VI darah dengan lama pajanan. Karakteristik perkerjaan di sektor informal yang tidak menentu jumlahnya, variasinya sangat luas antar tiap responden, dan banyaknya faktor perancu lain yang sulit dikendalikan.
Background Car paint sprayers are one of the jobs that often lead to heavy metal exposure in the workplace, one of which is chromium. Many health effects are associated with exposure to Cr VI compounds. Looking the health hazards of Cr VI compounds and existing exposures with the habits of duco sprayers which smoking and never use any self protection equipment. Researchers wanted to examine the correlation between exposure duration with Cr VI blood levels as well as factors that affecting it.Method The study design used a cross sectional method with a total sample of 45 people using secondary data from Prodia OHI study in 2017. Age, working period, Cr VI personal air levels, exposure duration, total exposure, smoking habits, seafood canned food consumption habits, drinking water sources, and the use of PPE are the variables studied.Result Correlation of chromium blood levels with the studied variables was not significant. The correlation of chromium blood levels with age p 0,221 and r 0,186 , working period p 0,453 and r 0,115 , Cr VI personal air levels p 861 and r 0,027 , exposure duration p 0.975 and r 0.005 , and total exposure p 0.151 and r 0.218 . The association of Cr VI blood levels with non occupational exposure also did not show significant associations. The correlation of chromium blood levels with smoking habit p 0,257 , seafood consumption p 0,692 , consumption of canned food p 0,307 , and drinking water source p 0,599 . All respondents did not use PPE so it can not be analyzed.Conclusion There is no correlation between Cr VI blood levels with the exposure duration. The characteristics of work in the informal sector that are uncertain in number, the variation is very wide among each respondent, and many other confounding factors that are difficult to control.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library