Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Rahmawati
Abstrak :
Metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor fluoresensi untuk menganalisis ofloksasin dalam plasma telah dikembangkan. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh kondisi yang optimum untuk analisis ofloksasin dalam plasma in vitro dan melakukan validasi metode analisis tersebut. Kondisi kromatografi menggunakan kolom C18 dengan fase gerak asetonitril-larutan kalium dihidrogen fosfat 0,01 M (140:860; v/v) pH 3, kecepatan alir 1,0 ml/menit dan dideteksi dengan detektor fluoresensi pada panjang gelombang eksitasi 300 dan emisi 500 nm. Siprofloksasin digunakan sebagai baku dalam. Teknik penyiapan sampel dilakukan dengan cara pengendapan protein menggunakan asetonitril, kemudian supernatannya dipisahkan lalu diinjeksikan ke dalam kolom. Metode ini memberikan nilai linearitas pada rentang konsentrasi 1,0 -5,0 g/ml dengan nilai koefisien korelasi (r) 0,9998. Batas deteksi pada metode ini konsentrasi 0,102 g/ml dan batas kuantitasi 0,340 g/ml. Metode ini memberikan hasil uji perolehan kembali pada konsentrasi 1,02 g/ml adalah 90,668 0,2635 %, konsentrasi 3,06 g/ml adalah 92,932 0,6468 % dan konsentrasi 5,1 g/ml adalah 95,594 3.184 %.
A high-performance liquid chromatographic method (HPLC) with fluorescence detector for analyses of ofloxacin in human plasma was developed. The aim of this research is to find out optimum condition of ofloxacin in human plasma with in vitro analysis using High Performance Liquid Chromatography (HPLC) and then validate the method. Condition of chromatography using C18 column with a mixture of acetonitril-0,01 M dihydrogenpotassium phosphate solution (140:860) pH 3 as mobile phase, at flow rate 1,0 ml/menit, with fluorimetric detection was performed at 300 nm for excitation and 500 nm for emission. Ciprofloxacin was used as an internal standard. The sampel preparation technique was protein precipitation with acetonitril, the supernatant was desperated and injected into C18 column. Linearity was established for range of concentration 1.0-5.0 g/ml with coefficient of correlation of 0.9998. The limit of detection (LOD) was identifiable and reproducible at 0.102 g/ml and the limit of quantitaion (LOQ) at 0.340 g/ml. This method has ofloxacin recovery was 90.668 0,2635 % for concentration 1.02 g/ml, 92,932 0,6468 % for concentration 3.06 g/ml, and 95,594 3.184 % for concentration 5.1 g/ml.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2006
S32859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zweig, Gunter
New York : Academic Press, 1971
543.8 ZWE p II
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Berna Elya
Abstrak :
ABSTRAK Tanaman puding (Polyscias guilfoylei) merupakan tanaman perdu yang termasuk suku Araliaceae, yang digolongkan sebagai salah satu suku yang kaya akan saponin. Tanaman ini secara tradisional digunakan untuk mengobati flu dan borok di kepala. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan menentukan struktur senyawa kimia serta uji pendahuluan aktivitas antimikroba dalam fraksi metanol yang berasal dari daun puding. Isolasi senyawa dilakukan dengan menggunakan tehnik kromatografi (kromatografl kolom dan HPLC) dan penentuan struktur molekulnya dilakukan dengan menggunakan data spektroskopi (JR, MS, 1H-NMR, 13C-NMR). Pada uji antimikroba digunakan metode difusi cakram dengan mengamati zona hambatan yang terbentuk. Tiga senyawa kimia yang berhasil diisolasi diduga adalah asam 3-0-[ß-D-glukopi-ranosil(1-->2)ß-D-gtukuronopiranosil] oleanolat (A), asam 3-0-[J3-1)-glukopiranosil (1>2)[ß-D-glukuronopiranosil] 7-okso-oleanolat {B) dan asam 3-0-[ß-D-giukopiranosil(1-->4)ß-D-glukopiranosil(1-->2)ß-D-glukuronopiranosil] oleanolat (C). Hasil uji antirnikroba menunjukkan bahwa ketiga senyawa yang dihasilkan mempunyai daya hambat terhadap jamur Microsparum canis, tetapi tidak terhadap bakteri Stapylacaccus aureus dan Pseudomanas aeruginosa.
ABSTRACT Polyscias guilfoylei is one of shrubs belongs to Araliaceae containing a rich of saponin substances. This plant is traditionally used for cold medicine and head ulcer. This study was intended to isolate and determine the chemical structures and a preliminary investigation of antimicroba activity in methanol fractions from the leaves of Polyscias guilfoylei (called Puling in bahasa Indonesia). Isolation of pure compounds have been carried out, using combine technique of chromatography (column chromatography and IIPLC) and structure of isolated compounds were established by spectroscophic data (IR, MS, 1H-NMR, 13C-NMR). Antimicrobial assay used the diffusion method by observing the inhibitation zone that was created. Three isolated constituents were probably3-0-[ß-D -glucopyranosyl (1-->2)ß-D -glucoronopyranosyl] oleanolic acid (A), 3-0-[ß-D -glucopyranosyl (1>2)[ß-D- glucoronopyranosyl] 7-oxo-oleanolic acid (B) and 3-0-[ß-D-glucopyranosyl (1-->4)ß-D-glucopyranosyl (1-->2)ß-D-glucopyranosyl]oleanolic acid (C). Antimicrobial assay showed that three isolated compounds showed significant activities tocrosporum cams but these compounds were not. active to Stapylococcus aureus and Pseudomonas aeruginosa.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bakhadir Rismetov
Abstrak :
Strip-tes immunokromatografi dikembangkan dengan menggabungkan metode ini dengan teknik elektrokimia untuk menghasilkan metode alternatif uji melamin secara cepat dan sederhana. Pada dasarnya strip tes immunokromatografi adalah aplikasi teknik immunoassay pada suatu kertas kromatografi untuk menghasilkan deteksi yang mudah, cepat dan selektif. Pada penelitian ini, kombinasi dengan metode elektrokimia dikembangkan untuk menghasilkan deteksi secara kuantitatif sesudah proses immunokromatografi. Mula-mula, antibodi poliklonal melamin (anti melamine) disintesis. Untuk menghasilkan antibodi, suatu antigen harus diimmunisasikan ke dalam kelinci, sehingga antibodi dihasilkan dalam darah. Melamin bukan antigen. Karena itu agar dapat bersifat seperti antigen, melamin harus dimodifikasi sebagai hapten yang kemudian dikonjugasikan dengan BSA. Hapten yang disintesis dari melamin dan anhidrida suksinat memiliki persen hasil 81% dengan titik leleh 362-3630C. Karakterisasi dengan spektroskopi UV-vis menghasilkan serapan maksimum pada 229 nm, sedangkan dengan spektroskopi IR menunjukkan pembentukan C=O ulur dari asam karboksilat pada 1708 cm-1 dan C = O ulur dari amida sekunder pada 1683-1666 cm-1 yang menunjukkan sintesis hapten telah berhasil. Hasil spektrometri massa menunjukkan kemunculan puncak pada m/z 227 yang menunjukkan hapten terprotonasi. Kemudian, hapten dikonjugasikan dengan BSA dan diimunisasikan ke kelinci untuk memproduksi antibodi poliklonal melamin. Antibodi yang diperoleh dikonjugasi dengan horseradish peroxidase (HRP) menghasilkan HRP-anti melamin. Konfirmasi anti melamin yang dihasilkan dilakukan dengan uji ELISA. HRP-anti melamin yang dihasilkan digunakan untuk strip-test. Strip-test dibuat dari membran nitroselulosa (NC) dan terdiri dari 4 komponen, yaitu tempat sampel, tempat konjugasi, daerah pengujian, dan lapisan penyerap. Antibodi melamin dibubuhkan pada tempat konjugasi dan daerah pengujian. Ketika sampel diteteskan di tempat sampel, sampel akan bergerak sepanjang membran NC, melalui tempat konjugat, menuju daerah pengujian. Di tempat konjugat, melamin akan bereaksi secera selektif dengan anti melamin, dan di daerah pengujian akan terbentuk kompleks HRP-anti melamin-melamin-anti melamin. Karena itu jika suatu perangkat elektrokimia ditempatkan di bawah daerah pengujian, HRP yang terkonjugasi pada anti melamin dapat diukur. Dengan asumsi jumlah HRP ekivalen dengan anti melamin dan juga melamin, konsentrasi melamin dapat diukur. Perangkat elektrokimia dibuat dari elektroda intan terdoping boron yang dimodifikasi dengan platinum dan polipirol (Pt-BDD) sebagai elektroda kerja, sistem Ag/AgCl sebagai elektroda pembanding, dan kawat platina sebagai elektroda penunjang. Untuk menyiapkan Pt-BDD, elektroda intan terdoping boron (BDD) 1% dengan terminasi O diberi perlakuan voltammetri siklik (CV) sebanyak 80 siklik dalam larutan heksa kloro platinat (IV) (H2PtCl6) dalam larutan HCl. Strip-tes membutuhkan waktu ~7 menit sejak sampel diteteskan hingga daerah pengujian. Pengukuran elektrokimia dengan teknik CV dilakukan setelah melarutkan daerah pengujian dengan 150 L larutan 1 mM H2O2 dalam 50 mM larutan fosfat buffer. Rentang potensial yang digunakan -0,5 V - 1,0 V. Linieritas dalam rentang konsentrasi 5-125 mg/L dapat dicapai dengan limit deteksi 0.694 mg/L melamin, mengindikasikan bahwa metoda ini cukup menjanjikan sebagai pendeteksi melamin.
Immunochromatographic strip-test was developed to combine with an electrochemical technique for an alternative method for a simple and rapid detection of melamine. An immunochromatographic strip-test is basically applies an immunoassay technique using a chromatography paper to provide a simple, fast, and selective detection. In this work, combination with an electrochemical method was developed to provide a quantitatve detection after immonochromatographic assay. Initially, a polyclonal antibody against melamine (anti melamine) was produced. In order to produce the antibody, antigen has to be immunized into a living body, such as rabbit. Therefore, antibody was produced in the rabit's blood. Since melamine is not an antigen, melamine, to act as an antigen, has to be modified as a hapten which conjugated to BSA,. The hapten was synthesized from melamine and succinic anhydride. The product yield was 81 % with melting point of 362 - 363 0C. Characterization using a UV-vis spectroscopy showed a maximum absorbance at 229 nm, while IR spectroscopy showed the formation of C=O stretching from carboxylic acid at 1708 cm-1 and C=O stretching from secondary amide at 1683 - 1666 cm-1, indicating to the successful of the synthesis. The mass spectrometry showed a peak appeared at m/z 227 suggesting the protonated hapten. Then, hapten was conjugated to BSA and immunized to rabbit, to produce a polyclonal antibody against melamine. The obtained antibody was then conjugated to horseradish peroxidase (HRP) to form HRP-anti melamine. Anti-melamine result was confirmed by using ELISA test. The HRP-anti melamine was then used for the developed strip-test. The striptest was fabricated using nitrocellulose (NC) membrane and consisted of 4 components, including a sample pad, a conjugate pad, a test zone, and an absorbent pad. The melamine antibody was placed at the conjugate pad and test zone. When sample was dropped at the sample pad, the sample moves through the NC to the conjugate pad, respectively, towards the test zone. At the conjugate pad melamine sample selectively reacts to HRP-anti melamine, while at the test zone sandwich of HRP-anti melamine-melamine-anti melamine will formed. Therefore, by placing an electrocemical device under the test zone, HRP, which indirectly conjugated at the melamine can be measured. Assummed that the concentration of HRP was equivalent to antibody as well as melamine, melamine concentration can be determined. The electrochemical device was fabricated using an overoxidized polypyrrole (OPPy)-platinum modified at boron-doped diamond electrode (Pt-BDD) as the working electrode, an Ag/AgCl system as the reference electrode, and a platinum wire as the counter electrode. To prepare Pt-BDD, an optimum condition of 1 % boron-doped diamond (BDD) with O termination was used with 80 cycles of cyclic voltammetry (CV) in a solution of platinum acid (H2PtCl6) in HCl. The immunochromatographic strip-test requires ~7 min from sample dropped to achieve the test zone. The electrochemical measurement was then performed using CV technique by dissolving the test zone using 150 μL of 1 mM H2O2 in 50 mM phosphate buffer solution. The potential range of -0.5 V to 1.0 V was applied. Linear concentration range of 5-125 mg/L could be achieved with a limit of detection of 0.694 mg/L melamine, indicating the method was promising for melamine detection.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
D1953
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Azizah
Abstrak :
6-Merkaptopurin merupakan obat antineoplastik golongan antimetabolit yang digunakan dalam terapi pengobatan leukemia limfositik akut. 6-Merkaptopurin memiliki indeks terapi sempit sehingga diperlukan pemantauan terapi obat. Pemantauan terapi obat tersebut memerlukan metode analisis yang sensitif, selektif, dan valid untuk menganisis kadar analit dan metabolit dalam plasma manusia. Penelitian ini dilakukan untuk mengoptimasi kondisi analisis dan melakukan validasi metode analisis 6-merkaptopurin dan 6-metilmerkaptopurin dalam plasma. Kondisi optimum kromatografi adalah menggunakan kolom C18 SunfireTM (5μm, 250 x 4,6 mm); suhu 30°C; fase gerak air-metanol-asetonitril pada kondisi elusi gradien; laju alir 1,00 mL/menit; dan dideteksi dengan detektor photodiode array pada panjang gelombang 303 nm. Sebagai baku dalam digunakan 5-fluorourasil. Ekstraksi plasma dilakukan dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan diklormetan sebagai pengekstrak. Hasil validasi metode analisis yang diperoleh valid dan linear pada rentang konsentrasi merkaptopurin 2,0 - 200,0 ng/mL dengan nilai r > 0,9991 dan rentang konsentrasi 6-metilmerkaptopurin 20 - 2000 ng/mL dengan nilai r > 0,9993. Akurasi dan presisi intra-hari dan antar-hari memenuhi persyaratan yaitu nilai koefisien variasi ≤ 20% (LLOQ) dan ≤ 15% (sampel QC). Pada uji stabilitas, 6-merkaptopurin dan 6-metilmerkaptopurin stabil dalam plasma suhu -20°C selama 21 hari. Metode analisis yang diperoleh memenuhi persyaratan EMEA bioanalytical guideline. ......6-Mercaptopurin is antineoplastics drug that included in antimetabolite group used in acute lymphocytics leukemia medication. 6-Merkaptopurin has narrow therapeutic index, so it requires therapeutic drug monitoring. Therapeutic drug monitoring requires sensitive, selective, and valid method to anlyze the level of anlyte and it's metabolite in human plasma. This study aimed to optimize the analytical conditions and do validation for analysis of 6-mercaptopurine and it's one of metabolites (6-methylmercaptopurine) in plasma. Optimal chromatographic condition for analysis was performed using C18 SunfireTM column (5μm, 250 x 4.6 mm); temperature 30°C; the mobile phase contains water-methanol-acetonitril bellow gradient elusion condition; and detected at PDA wavelength of 303 nm. 5-Fluorouracil was used as internal standard. Plasma extraction was done by liquid-liquid extraction method using dichlormethane. The method was valid and linear at concentration range of 2.0 - 200.0 ng/mL with r > 0.9991 for 6-mercaptopurine and 20 - 2000 ng/mL with r > 0.9993 for 6-methylmercaptopurine. Accuracy and precision within-run and between-run fulfill the acceptance criteria, coefficient of variation ≤ 20% (LLOQ) and ≤ 15% (QC samples). 6-Mercaptopurine and 6-methylmercaptopurine was stable in plasma at least for 21 days when stored at -20ºC. This method fulfill the acceptance criteria based on EMEA bioanalytical guideline.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gritter, Roy J.
Bandung: ITB Press, 1991
543.089 GRI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Marcel Dekker, 1997
R 543.8 CHR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilla Sonia Sahara
Abstrak :

Latar belakang: Pada penelitian sebelumnya telah dibuktikan bahwa sitoglobin (Cygb) dapat mengikat beberapa jenis gas dengan jenis spektrum yang berbeda. Disisi lain juga ditemukan bahwa Cygb teroksidasi dapat direduksi dengan supernatan homogenat sel hati sapi yang dibuktikan dengan peningkatan produksi Cygb-Fe2+ dari Cygb-Fe3+. berdasarkan penemuan ini diduga bahwa di jaringan hati sapi, terdapat suatu protein yang berperan sebagai reduktase yang analog dengan diaphorase pada metHb dan cytochrome b5 reductase 3 (CYB5R3) pada metMb.

Metode: dugaan enzim pada homogenat hati sapi diisolasi menggunakan RIPA lysis buffer dan dipurifikasi oleh kromatografi Cibacron blue dikonfirmasi dengan SDS-PAGE dan Western blot. Aktivitas dari dugaan enzim reduktase ditentukan dengan ratio absorbansi maksimum antara Cygb-Fe3+ (metCygb) dan Cygb-Fe2+ (deoksiCygb).

Hasil: dugaan enzim dari sel lisat dengan RIPA buffer dimurnikan menggunakan kromatografi Cibacron blue ditunjukkan puncak B diduga sebagai CYB5R3. hasil tersebut dikonfirmasi dengan Western blot, yang mampu mereduksi Cygb-Fe3+ menjadi Cygb-Fe2+ dan menunjukkan kesamaan karakteristik dengan lisat hati sapi. lisat hati sapi menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam mereduksi Cygb-Fe3+ menjadi Cygb-Fe2+ dibandingkan puncak A eluat kromatografi Cibacron blue. Analisis berat molekul dengan SDS-PAGE dibuktikan adanya satu pita dengan berat molekul ~50 kDa pada puncak A, ~60 kDa pada puncak B, dan lisat hati sapi, sedangkan CYB5R3 ditampilkan satu pita dengan berat molekul 34 kDa. Cygb-Fe3+ tidak dapat direduksi oleh diaphorase.

Simpulan: Kami menyimpulkan bahwa terdapat enzim reduktase yang dapat mereduksi Cygb-Fe3+ menjadi Cygb-Fe2+ dalam lisat hati sapi dan puncak B dari kromatografi gel Affi blue, tapi enzim reduktase tersebut bukan merupakan diaphorase maupun CYB5R3

Kata kunci: kromatografi, hemoglobin, purifikasi, enzim reduktase


Background: In previous studies it has been proven that cytoglobin (Cygb) is able to bind several types of gases with a typical spectrum pattern. On the other hand it was also found that oxidized Cygb can be reduced by supernatant of bovine liver cell homogenate as proven by increased production of Cygb-Fe2+ from Cygb-Fe3+. Based on these findings we suspected that in bovine liver tissue, there is a protein act as a reductase which  is analogous to diaphorase in metHb and cytochrome b5 reductase 3 (CYB5R3) in metMb.

Method: The putative enzyme in bovine liver homogenate was isolated using RIPA lysis buffer and purified by Cibacron blue chromatography confirmed by SDS-PAGE and Western blot. The activity of suspect reductase enzyme is determined by the ratio of maximum absorbance between Cygb-Fe3+ (metCygb) and Cygb-Fe2+ (deoxyCygb).

Result: The putative enzyme from lysate cell with RIPA buffer was purified using Cibacron blue chromatography showed the peak B is suspected as CYB5R3. It was confirm by Western blot, which was able to reduce Cygb-Fe3+ to Cygb-Fe2+ and showed the same characteristic with the lysate bovine liver. Lysate of bovine liver showed a better capability in reducing Cygb-Fe3+ to Cygb-Fe2+ than peak A of Cibacron blue chromatography eluate. Molecular weight analysis with SDS-PAGE showed a band with ~50 kDa in peak A, ~60 kDa in peak B, and lysate of bovine liver, while CYB5R3 showed a band with 34 kDa. Cygb-Fe3+ cannot be reduce by the diaphorase.

Conclusion: We concluded that there is a reductase enzyme which can reduce Cygb-Fe3+ to Cygb-Fe2+ in the lysate bovine liver and peak B of Affi blue gel chromatography, but it is not a diaphorase nor CYB5R3.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Rahmawati
Abstrak :
Mikroalga merupakan solusi alternatif untuk menyelesaikan masalah kekurangan gizi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein dan asam amino pada mikroalga Scenedesmus sp dan Coelastrum sp. Kadar protein diukur menggunakan metode Biuret dan kurva standar BSA (Bovine Serum Albumin) yang diukur pada panjang gelombang 540 nm. Hasil pengukuran kadar protein dengan metode Biuret didapatkan persentase proteinnya yaitu 4.16 % untuk mikroalga Scenedesmus sp dan 1.64 % untuk mikroalga Coelastrum sp. Penentuan kandungan asam amino dilakukan menggunakan metode KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi). Hasil analisis kandungan asam amino menunjukkan hasil bahwa asam amino esensial leusin merupakan asam amino esensial yang memiliki kandungan terbanyak pada mikroalga Coelastrum sp dan pada mikroalga Scenedesmus sp asam amino esensial lisin merupakan asam amino yang memiliki kandungan terbanyak. Sedangkan untuk kandungan asam amino non esensial diperoleh hasil bahwa asam amino glutamat merupakan asam amino yang memiliki kandungan terbanyak pada mikroalga Scenedesmus sp dan Coelastrum sp. Pada penelitian ini dilakukan juga perhitungan jumlah sel alga dengan metode kapasitansi dimana hasil perhitungan dibandingkan dengan perhitungan jumlah sel menggunakan Counting chamber dan nilai absorbansi dengan spektrofotometer, dan didapatkan perbandingan yang sama dari besar kapasitansi, jumlah sel, dan absorbansi ......Microalgae is an alternative solution to solve the problem of the lack of nutrient in Indonesia. The aims of this research is to determine protein concentration and amino acids in the microalgae Scenedesmus sp. and Coelastrum sp. Measurument of protein concentration using the Biuret method with a standard curve of BSA (Bovine Serum Albumin) is measured at a wavelength of 540 nm. The results of protein obtained with Biuret method is 4.16% to microalgae Scenedesmus sp. and 1.64% for microalgae Coelastrum sp. Determination of the amino acid is done using HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Results of the analysis of amino acid content shows that the highest essential amino acid of microalgae coelastrum sp is leucine, and lysine is the highest essential amino acid of microalgae scenedesmus sp. And glutamic is the highest non-essential amino acid of microalgae Scenedesmus sp. and Coelastrum sp. In this research, we also calculate the number of algal cells with a capacitance method in which the calculation results as compared with the calculation of the number of cells using the Counting chamber and absorbance values with a spectrophotometer, and obtained the same proportion of large capacitance, the number of cells, and absorbance.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>