Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosa Hervita
Abstrak :
Mikroalga dan bakteri dapat melakukan simbiosis dalam kondisi nutrisi yang terbatas. Azospirillum sp. telah dikenal sebagai plant-growth-promoting bacterium (PGPB) yang meningkatkan pertumbuhan dan yield dari berbagai tanaman pertanian dan dapat mempromosikan pertumbuhan beberapa spesies chlorophyte air tawar dari genus Chlorella, yang salah satunya adalah Chlorella vulgaris. Pada penelitian ini dilakukan kultivasi kultur campuran mikroalga Chlorella vulgaris : bakteri Azospirillum irakense dengan perbandingan volume 2:1, 1:1, dan 1:2 dalam fotobioreaktor tertutup berbentuk huruf L. Kultur campuran dikultivasi selama lima hari dalam temperatur ruang, dikocok dengan kecepatan 137 rpm dan disinari dengan intensitas cahaya 240 lux. Sampel dari hasil kultivasi kultur campuran kemudian dianalisis menggunakan perhitungan jumlah sel, pengukuran Optical Density (OD), dan pengujian Acetylene Reduction Assay (ARA). Dari pengujian ARA terbukti bahwa Azospirillum irakense dapat memproduksi enzim nitrogenase yang diperlukan dalam proses fiksasi nitrogen. Dari hasil penelitian diperoleh perbandingan volume kultur campuran yang menghasilkan pertumbuhan mikroalga Chlorella vulgaris yang optimum adalah pada perbandingan 2:1 dengan laju pertumbuhan spesifik sebesar 0,185 per hari.
Microalgae and bacterium can perform symbiosis under nutrient-limiting condition. Azospirillum sp. is a known plant-growth-promoting bacterium (PGPB) that enhances growth and yield of many terrestrial crop plants and can promote growth of several freshwater species of the chlorophyte genus Chlorella, which one of them is Chlorella vulgaris. In this research, cultivation of mix-culture microalgae Chlorella vulgaris : bacterium Azospirillum irakense has been done with volume ratio 2:1, 1:1, dan 1:2 in closed L-tube photobioreactors. Mix-culture cultivated for five days on ambient temperature, shaken at 137 rpm dan illuminated at 240 lux. Sample of mix-culture was analyzed with total cell counting, Optical Density (OD) measurement, and Acetylene Reduction Assay (ARA) measurement. The result of ARA measurement showed that Azospirillum irakense could produce nitrogenase enzyme which needed in nitrogen fixation process. The result of experiment showed that volume ratio of mix-culture to produce optimum growth of microalgae Chlorella vulgaris is 2:1 with specific growth rate 0.185 per day.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35127
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Istiyanie
Abstrak :
Mikroalga jenis Chlorella vulgaris mempunyai kemampuan dalam memanfaatkan emisi CO2 dari PLTU Batubara dan dalam pengolahan limbah cair domestik. Gas CO2 digunakan oleh mikroalga untuk melakukan fotosintesis dengan bantuan sinar matahari. Kolam yang digunakan sebagai media pertumbuhan mikroalga adalah HROP (High Rate Oxidation Pond). Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan mikroalga antara lain: intensitas cahaya matahari, temperatur, pH, zat hara anorganik (N, P, dan C). Model eksperimen dibuat dalam skala pilot berupa bak yang terbuat dari kayu dengan ukuran 1,2x0,6x0,6 m, dilengkapi dengan paddle wheel yang berputar dengan kecepatan 20 cm/detik. Kolam dioperasikan secara kontinu dengan debit 54 ml/menit dan masa pengamatan selama 17 (tujuh belas) hari. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kinerja sistem yang menggunakan kemampuan mikroalga jenis Chlorella vulgaris dalam memanfaatkan emisi CO2 dari PLTU Batubara dan mereduksi cemaran limbah cair domestik. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa intensitas cahaya matahari, temperatur, pH, oksigen terlarut, laju alir emisi CO2, dan konsentrasi NH3 masing-masing memberikan pengaruh sebesar 13,03%; 57,76%; 35,76%; 9,06%; 33,52%; dan 25,50% terhadap pertumbuhan mikroalga. Pertumbuhan mikroalga terbaik dicapai oleh Bak dengan laju alir emisi CO2 sebesar 1 liter/menit dengan kerapatan sel sebesar 1.120.000 sel/ml. Efisiensi penurunan NH3 dan BOD terbaik dicapai oleh Bak dengan laju alir emisi CO2 sebesar 1 liter/menit, yaitu dengan efisiensi sebesar 82,08% dan 47,24%. Kolam di mana tumbuh mikroalga paling tinggi berdampak positif terhadap penurunan NH3 dan penurunan BOD. Penerapan hasil penelitian pada skala lapangan menghasilkan dimensi kolam HROP sebesar 467x6x0,4 m. Produktivitas mikroalga yang dihasilkan selama setahun dari ukuran kolam HROP tersebut adalah sebesar 110,66 ton/Ha/tahun. Gas CO2 yang berasal dari PLTU Batubara dapat memberikan suplai sebesar 136.500 ton/tahun/unit. ......Microalgae Chlorella vulgaris has the ability to utilize CO2 emission from coal POWER PLANT and domestic wastewater treatment. CO2 gas is used by microalgae to perform photosynthesis with the help of sunlight. The pond used is HROP (High Rate Oxidation Pond) as microalgae growth medium. Environmental factors that affect the growth of microalgae are as follows: sunlight intensity, temperature, pH and inorganic nutrients (N, P and C). Experimental model was made on a pilot scale in the form of wooden pond with a size of 1.2x0.6x0.6 m, equipped with a paddle wheel that rotates with a speed of 20 cm/s. The pond is operated continuously with 54 ml/min water discharge and 17 days of observation. The purpose of the research is to observe the performance of the system that uses microalgae Chlorella vulgaris' ability in utilizing CO2 emission from coal Power Plant and reducing wastewater contamination. The results of this research showed that the intensity of sunlight, temperature, pH, dissolved oxygen, flow rate of CO2 emissions, and concentrations of NH3 respectively gives the effect by 13.03%, 57.76%, 35.76%, 9.06%, 33.52% and 25.50% on the growth of microalgae. The best of microalgae growth was achieved in pond with a flow rate of CO2 emissions by 1 liter/minute with the cell density of 1.12 million cells / ml. The best reduction efficiency of NH3 and BOD was achieved in pond with a flow rate of CO2 emissions by 1 liter / minute, with efficiency by 82.08% and 47.24%. The pond with the highest microalgae growth gives the positive impact to the reduction of NH3 and BOD. The implementation of research results on the field scale develops the HROP dimension by 467 x 6 x 0,4 m. Productivity of microalgae produced for a year of HROP dimension is 110.66 tonnes / ha / year. CO2 gas d.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30188
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anondho Wijanarko
Abstrak :
Penelitian yang dikembangkan disini merupakan kelanjutan kegiatan penelitian yang telah dilakukan di Tokyo Institute of Technology (TIT). Penelitian di TIT dititik beratkan pada upaya peningkatan kemampuan fiksasi CO2 oleh mikroba fotosintesa di daerah subtropis, sementara penelitian yang dilakukan ini merupakan upaya peningkatan produksi biomassa daerah tropis yang memiliki nilai ekonomis. Eksplorasi dari beberapa balai penelitian ditanah air menunjukkan bahwa ada beberapa jenis mikroba fotosintesa lokal yang memiliki kandungan zat esensiil kesehatan yang layak untuk dikembangkan yaitu: Spirulina plarensis Jacatra dan Chlarella vulgaris Buitenzorg. Penelitian ekperimental ini bertujuan untuk memaksimalkan kemampuan fiksasi CO2 dan produksi secara hayati spesies mikroba fotosintesa alam tropis asupan pangan Chlorella vulgaris Buitenzorg dalam kolom gelembung tunggal maupun seri dengan kombinasi perlakuan pengaturan pencahayaan. Hasil penelitian dengan menggunakan spesies lokal ini diharapkan menjadi masukan upaya memaksimalkan fiksasi CO2 dalam kolam-kolam terbuka (open pond system) atau sistem tertutup (closed system) maupun produksi asupan pangan dengan aerasi dengan emisi gas buang keluaran "flare sistem" industri tenaga listrik (PLTU, PLTGU) yang terintegasi dengan unit produksi asupan pangan ini.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
D879
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianursanti
Abstrak :
ABSTRAK
Pengembangan sistem produksi C. vulgaris dengan menggunakan teknik filtrasi dilakukan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi biomassanya. Dengan teknik filtrasi ini, pengaruh self shading yang terjadi dalam kultur alga di dalam reaktor dapat diatasi. Pelaksanaan kegiatan penelitian ini diawali dengan studi awal perancangan reaktor dan optimasi kondisi operasinya. Tahap berikutnya adalah pengembangan teknik filtrasi dalam sistem kultivasi C. vulgaris yang meliputi pengaturan densitas sel melalui pengaturan laju hisap filter, optimasi sistem aerasi media kultur menggunakan membran serat berongga, optimasi sistem filtrasi menggunakan mikrofiltrasi dan pembandingan antara sistem filtrasi kontinyu dan semikontinyu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik filtrasi secara kontinyu terbukti berhasil meningkatkan produksi biomassa hingga 1,25 kali dari proses kultivasi biasa. Sementara itu penggunaan membran serat berongga sebagai aerator dan mikrofiltrasi sebagai media filternya dalam sistem pemerangkapan sel kontinyu, mampu meningkatkan produksi biomassa C.vulgaris hingga 2,55 kali dari sistem kultivasi biasa. Demikian pula dengan sistem pemerangkapan sel semi kontinyu telah terbukti mampu meningkatkan produksi biomassanya hingga 2,04 kali dari sistem kultivasi biasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan teknik filtrasi dalam sistem kultivasi C. vulgaris sangat potensial untuk dikembangkan sebagai upaya peningkatan produksi biomassanya.
ABSTRACT
Development of C. vulgaris production system using filtration techniques carried out as part of efforts to increase biomass production. By using filtration techniques, self-shading effect that occurs in algae culture could be overcome. Implementation of this research activity started with a preliminary study design and optimization of reactor operating conditions. The next stage was the development of filtration techniques in the cultivation system of C. vulgaris which includes arrangement of cell density by suction rate adjustment, optimization of culture medium aeration system using hollow fiber membranes, optimization of the process filtration using microfiltration and filtration system comparisons between the continuous and discontinuous. The results showed that continuous filtration technique proved successful in increasing the production of biomass to 1.25 times that of ordinary cultivation process. Meanwhile, the use of hollow fiber membrane as an aerator and a microfiltration as filter media in continuous filtration system could increase biomass production up to 2.55 times. Similarly, the discontinuous filtration system has been shown to increase biomass production up to 2.04 times. Therefore, it can be said that the use of filtration techniques in the C. vulgaris cultivation system, potential to be developed as an effort to increase biomass production.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
D1334
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ihsan Wiratama
Abstrak :
Permasalahan lingkungan seperti pemanasan global dan menipisnya cadangan bahan bakar fosil menjadi sorotan dunia pada masa kini. Penelitian ini meneliti kemampuan fiksasi CO2 oleh mikroalga Chlorella vulgaris dan lipid yang dikandung oleh mikroalga, yang mana dapat digunakan untuk sintesis biodiesel. Penelitian ini dilakukan menggunaka Chlorella vulgaris dalam medium pertumbuhan berbasis pupuk organik cair, yang harganya lebih ekonomis dibandingkan dengan medium pertumbuhan mikroalga, selama 204 jam. Variasi konsentrasi pupuk organik cair yang digunakan adalah 10%, 30% dan 50% dengan medium Walne sebagai kontrol. Hasil yang didapatkan adalah pertumbuhan mikroalga terbaik didapatkan pada konsentrasi pupuk organik cair 50% dengan laju pertumbuhan terbaik pada konsentrasi pupuk organik cair 30% (0,008 ± 0,001) dalam rentang waktu 204 jam. Fiksasi CO2 terbaik didapatkan pada konsentrasi pupuk organik cair 30%, (21,29% ± 28,29) dan yield lipid terbaik didapatkan pada konsentrasi pupuk organik cair 30% (0,17%) Studi ini dapat digunakan sebagai dasar dalam perbesaran skala industri biodiesel berbasis medium pupuk organik cair.
Environmental problems such as global warming and depletion of fossil fuel reserves si in the world spotlight now. This study examines the ability of CO2 fixation by Chlorella vulgaris microalgae and lipids contained by microalgae, which can be used for biodiesel synthesis. The research was conducted using Chlorella vulgaris in growth medium based on liquid organic fertilizer, which the price is more economical compared to microalgae growth medium, for 204 hours. Variations of the concentration of organic liquid fertilizer used was 10%, 30% and 50% with Walne medium as the control medium. The results obtained are the best microalgae growth occurs at 50% liquid organic fertilizer concentration with the best growth rate at 30% liquid organic fertilizer concentration (0.008 ± 0.001) after 204 hours. Best CO2 fixation occurred at 30% liquid organic fertilizer concentration (28.29 ± 21.29%) and the best lipid yield si at 30% liquid organic fertilizer concentration (0.17%) This study can be used as a basis in the upscaling of biodiesel industry based on liquid organic fertilizer medium.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tangguh Wijoseno
Abstrak :
ABSTRAK
Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk indonesia kini telah mencapai 225 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan bayi mencapai 1,39% pertahun atau setara dengan 3,5 juta jiwa. Dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang begitu tinggi ini jelas akan menimbulkan suatu dampak sistemik bagi kehidupan bangsa Indonesia. salah satu Potensi masalah yang ditimbulkan dari bertambahnya jumlah penduduk menurunnya ketahanan pangan masyarakat. Dewasa ini telah dikembangkan berbagai sumber pangan alternatif yang kaya akan kandungan essensial yaitu mikroalaga Chlorella. sp. Mikroalga Chlorella vulgaris dikenal sebagai makhluk hidup yang kaya akan karbohidrat, protein, dan lemak dimana zat ? zat ini begitu penting dalam memperkuat ketahanan pangan. Besarnya kadar kandungan essensil tersebut dapat dipengaruhi oleh jenis medium pertumbuhannya sebagai sumber nutrisi. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan data kadar kandungan essensil pada Mikroalga Chlorella vulgaris dengan variasi nutrisi pada medium yang diberikan sehingga memudahkan para peneliti untuk mengidentifikasi jenis nutrisi terbaik untuk mendapatkan kandungan essensil yang optimal. Pada penelitian sebelumnya, sudah dilakukan perbandingan pengaruh medium EDTA dan Urea untuk menguji kadar kandungan essensil pada mikroalga Chlorella vulgaris. Pada penelitian ini akan digunakan medium Beneck dan BG-11 sebagai sumber nutrisi. Penelitian dilakukan dengan cara mengembangbiakkan satu jenis mikroalga Chlorella vulgaris di dua Fotobioreaktor yang berbeda. Fotobioreaktor pertama diisi dengan medium Beneck sebagai kontrol dan fotobioreaktor kedua diisi dengan medium BG-11 dan reaktor ketiga diisi dengan medium . Setelah sampai pada masa pemanenan, dilakukan pengambilan biomassa dan dilakukan uji kandungan dan kadar kandungan essensil lemak, lipid, beta karoten, dan protein. Berdasarkan penelitian ini di dapatkan berhasil di dapatkan data kepadatan sel di tiap ? tiap medium. Dalam medium control yaitu medium beneck kepadatan sel mencapai 0.8 g/L, medium walne 0.7392 g/L, dan medium BG-11 mencapai 1.1030 g/L. ada pun kandungan lipid Chlorella vulgaris dari medium beneck sebesar 37 %, lipid dalam medium walne sebesar 43% dan lipid dalam medium BG-11 sebesar 39%. Dalam penelitian ini uga didapatkan nilai Carbon Ttransfer Rate (CTR) di tiap medium. Keberhasilan penelitian ini akan memudahkan bagi para peneliti lainnya dalam menentukan medium dan nutrisi terbaik bagi mikroalga Chlorella vulgaris untuk mendapatkan kandungan essensil yang penting dalam menunjang kecukupan nutrisi bagi manusia. .
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S840
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Canggih Resthureditya Reza
Abstrak :
CO2 di atmosfer sejak tahun 2000 meningkat empat kali lebih cepat ketimbang sepuluh tahun sebelumnya, dan pada tahun 2007 tercatat emisi CO2 di dunia mencapai sebesar 10 milyar ton dimana laju pertumbuhan ekonomi, penggunaan sumber-sumber energi yang tidak efisien, dan degradasi hutan-hutan dan lautan untuk sistem penyerapan CO2 terlibat dalam peningkatan CO2 tersebut. Berbagai upaya telah dilakukan sebagai langkah untuk mendukung kebijakan mengurangi gas rumah kaca di antaranya adalah dengan mengembangkan penelitian-penelitian di bidang bioteknologi dimana salah satunya adalah pemanfaatan mikroalga untuk memfiksasi CO2 melalui proses fotosintesis. CO2 dalam hal ini merupakan salah satu komponen utama selain H2O dalam pembentukan karbohidrat sumber energi mikroalga untuk tumbuh dan berkembang biak. Chlorella vulgaris salah satu spesies mikroalga yang dikembangkan untuk biomassa dibiakkan dengan menggunakan media aerasi membran serat berongga yang bertujuan untuk meningkatkan koefisien perpindahan massa CO2 dari gelembung gas yang dialirkan melewati media kultur. Semakin banyak CO2 yang terlarut dalam media kultur akan memberikan kesempatan yang lebih merata bagi mikroalga untuk menyerap CO2 sehingga diharapkan terjadinya peningkatan produksi biomassa yang lebih tinggi dan fiksasi CO2 yang lebih efisien. ......Since the year of 2000, CO2 on the atmosfer had increased four times faster than on the previous decade, and on the year of 2007, CO2 had reached about 10 bilion ton which the economic growth rate, the inefficent use of energy, and the degradation of woods and oceans for CO2 absorbtion system were involved on the increasing CO2. There were so many efforts that have been done as measures to support the policy to lower the green house gases which one of them was to develope some researches on biotechnology field by using microalgae to fixate CO2 through photosynthesis process. CO2 on this case is one of the main components beside H2O to form carbohydrate, the energy source for microalgae to grow and reproduce. Chlorella vulgaris-one of the microalgae species that are developed for biomass is being cultivated using hollow fiber mebrane as the aeration media to increase the mass transfer coefficient of CO2 from gas bubbles that were flown through the culture media. The more CO2 dissolved on culture media, the more chance for the microalgae to absorb the CO2 so it will be expected that there will be a higher increase of biomass production and an efficient fixation of CO2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S920
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Delaamira
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan manusia akan energi fossil semakin lama semakin meningkat. Salah satu cara yang dapat membantu mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan pemanfaatan diesel hijau. Diesel hijau bisa didapatkan dari minyak tumbuhan. Selain itut, bisa didapatkan pula dari mikroalga yaitu Chlorella vulgaris. Mikroalga ini dikenal dengan kandungan lipidnya yang tinggi, dengan mempertimbangkan beberapa parameter pendukungnya diantara lain yaitu intensitas cahaya, medium, pH serta salinitas. Kandungan lipid tersebut akan diekstrak dengan menggunakan metode Bligh-Dryer yang kemudian direaksikan dengan methanol. Masalah berikutnya muncul dari katalis homogen yang biasanya digunakan namun susah untuk diseparasi, sehingga biodiesel harus dicuci kembali untuk mengembalikan pH serta akan mengurangi kualitasnya. Untuk mengatasi masalah tersebut, katalis heterogen berupa zeolite memiliki kemampuan untuk mengkatalisis reaksi tersebut. Kelebihannya yaitu mudah untuk dipisahkan serta tidak mengurangi kualitas biodiesel yang dihasilkan. Katalis heterogen memiliki peranan yang sama dengan katalis homogeny. Untuk mendapatkan katalis yang optimal, maka digunakan beberapa variasi. Diantaranya yaitu variasi pada saat impregnasi, serta variasi saat reaksi transesterifikasi berlangsung. Diharapkan, dari beberapa variasi ini didapatkan karakterisasi katalis heterogen CuO/Zeolit serta kondisi reaksi trasnesterifikasi yang menghasilkan yield tertinggi. Katalis terbaik didapatkan saat konsentrasi Cu(NO3)2 0,002M serta waktu perendaman 6 jam, yaitu dengan terimpregnasinya CuO sebesar 1770 ppm didalam zeolite. Selain itu, variasi reaksi transesterifikasi terbaik didapatkan saat menggunakan katalis 5%, suhu reaksi 60oC serta waktu reaksi 4jam. Masingmasing memberikan yield terhadap berat kering sebanyak 4,92%, 6,41% ,4,55% serta konversi sebesar 26,03%, 36,79% dan 28,66%.
ABSTRACT
Human needs for fossil energy increase every year. Green diesel is the main way to resolve this world problem. Green diesel produces from vegetable oil. But then, the alternative way came from the uses of microalgae in Chlorella vulgaris type causes by its simplicity of growing. In the other hand, this microalgae known for its high lipid content by considering several parameter such as light intensity, medium nutrition, pH and also salinity. Lipid content will be extracted by using Bligh-Dryer method which will be reacted with methanol along transesterification reaction. Beside, there come another matter which is the utilization of homogeny catalyst. The difficulty of separation is the main matter so then biodiesel need to be washed in case normalizing the pH and this process will decrease the quality of biodiesel. To resolve this problem, we?ll be using a heterogen catalyst, zeolite, with ability to catalyst the process. Zeolite is easier to separate from the biodiesel so there will not be needed washing process. Heterogent catalyst work as well as homogeny catalyst. Variation needed to optimize the utilization of heterogen catalyst, which occurred in impregnation and transesterification process. Upon this variation, highest yield of biodiesel with CuO/Zeolit heterogent catalyst is what this research aim for. Best catalyst obtained from Cu(NO3)2 0,002M and 6 hours of impregnation. It result a CuO of 1770ppm inside zeolite. Meanwhile, transesterification variation reach the greatest result at 5% of catalyst, 60oC and 4 hours of reaction. It lead to a yield from dry weight of 4,92%, 6,41% ,4,55% and a conversion of 26,03%, 36,79% and 28,66% in consecutive.
2016
T45604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Ary Al Asy` Ari
Abstrak :
Permasalahan utama yang banyak dihadapi dalam penelitian dengan tujuan mengkaji potensi mikroalga adalah sulitnya mendapatkan densitas mikroalga dalam jumlah yang besar. Salah satu penyebabnya adalah faktor nutrien dalam media. Bakteri pemfiksasi nitrogen A. Brasilense dapat diaplikasikan dalam kultivasi Chlorella vulgaris dalam kultur campuran. Penggunaan bakteri pemfiksasi nitrogen untuk peningkatan pertumbuhan pada tanaman tingkat tinggi merupakan hal yang sering dilakukan. Pada penelitian ini, digunakan media BG-11 dan M-838 untuk C. vulgaris dan A. brasilense yang dikultivasi dalam tabung L berukuran 10 mL selama 5 hari dengan OD awal 0,2. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa dengan perbandingan NC. vulgaris : NA.brasilense 1:1 memberikan hasil yang paling optimal untuk menunjang pertumbuhan C. vulgaris dengan nilai laju petumbuhan spesifik (µ) sebesar 0,088 per hari.
The main problems encountered in many studies with the aim of assessing the potential of microalgae is difficult to get the density of microalgae in large numbers. One reason is the factor of nutrient in media. Nitrogen-fixing bacterium A. brasilense can be applied in the cultivation of Chlorella vulgaris in a mixed culture. The use of nitrogen-fixing bacteria for growth promotion in higher plants is often performed. In this research, use of BG-11 and M-838 media for C. vulgaris and A.brasilense were cultivated in a 10 mL L-tube for 5 days with initial OD 0,2. From this research showed that the ratio of NC. vulgaris : NA.brasilense 1:1 gives the most optimal result to support the growth of C. vulgaris with a spesific value around growth rate (µ)0,088 per day.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Ferliano
Abstrak :
[Untuk mengevaluasi potensi dari mikroalga hijau Chlorella vulgaris sebagai sumber produksi biodiesel, dipelajari efek senyawa nitrogen, besi, dan waktu sonikasi pada laju pertumbuhan C.vulgaris serta total akumulasi lipid yang didapat. Laju pertumbuhan pada media dengan penambahan 0,67 mg/L Fe3+ lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada media dengan pengurangan 75,41% kadar nitrogen. Produktivitas biomassa menurun pada media dengan defisiensi nitrogen dan meningkat pada media dengan penambahan besi (87,79% dan 122,67% berturut-turut), sedangkan produktivitas lipid ditemukan meningkat pada kedua jenis media (246,15% dan 169,23% berturut-turut). Tidak ditemukan efek yang signifikan terhadap total hasil ekstraksi mikroalga C.vulgaris ketika digunakan waktu sonikasi selama 15, 30, dan 45 menit. Sebagai tambahan, kemungkinan kultivasi mikroalga di ruang terbuka turut diteliti. Didapatkan laju pertumbuhan yang lebih rendah pada kultivasi di luar ruangan karena rendahnya faktor pencahayaan. ......To evaluate the potential of green microalgae Chlorella vulgaris as a feedstock for biodiesel production, the effect of nitrogen, iron, and sonication time on growth of C.vulgaris along total lipid collected were studied. The growth rate is higher when 0,67 mg/L Fe3+ was added, while the growth in media with 75,41% nitrogen deficiency is slower. Biomass productivity was lower in N-deficient media and higher in iron suplemented media (87,79% and 122,67% respectively), while lipid productivity was higher in both media (246,15% and 169,23% respectively). There is no significance effect in total lipid collected from microalga C.vulgaris when using 15, 30, and 45 minute sonication time. In addition, the feasibility of cultivating the microalga in outdoor condition was also tested. It was found that the growth of microalga become slower due lack of illumination in outdoor cultivation., To evaluate the potential of green microalgae Chlorella vulgaris as a feedstock for biodiesel production, the effect of nitrogen, iron, and sonication time on growth of C.vulgaris along total lipid collected were studied. The growth rate is higher when 0,67 mg/L Fe3+ was added, while the growth in media with 75,41% nitrogen deficiency is slower. Biomass productivity was lower in N-deficient media and higher in iron suplemented media (87,79% and 122,67% respectively), while lipid productivity was higher in both media (246,15% and 169,23% respectively). There is no significance effect in total lipid collected from microalga C.vulgaris when using 15, 30, and 45 minute sonication time. In addition, the feasibility of cultivating the microalga in outdoor condition was also tested. It was found that the growth of microalga become slower due lack of illumination in outdoor cultivation.]
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>